Anda di halaman 1dari 7

Lampiran

Keputusan Direktur RS Syafira Pekanbaru


Nomor : 151/SK/DIR/IV/2015
Tanggal : 15 April 2015

KEBIJAKAN DISASTER RS SYAFIRA PEKANBARU

Kebijakan Umum
a. Menjelaskan informasi mengenai tanggap darurat, penanggulangan, pengamanan
disaster di RS Syafira
b. Meningkatkan kewaspadaan, kemampuan dalam menanggulangi bencana yang
menimpa RS Syafira
c. Meningkatkan pengetahuan tentang alur evakuasi
d. Meningkatkan kesiapan Rumah Sakit Syafira dalam menangani bencana baik bencana
internal maupun eksternal.
e. Menjadi pedoman bagi Rumah Sakit Syafira dalam membuat perencanaan dan
penanganan bencana.

Kebijakan Khusus
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (PERKA BNPB Nomor 4 Tahun 2008).
2. Bencana Internal
Situasi krisis internal (emergensi internal) rumah sakit yang meliputi: kebocoran atau
dugaan kebocoran gas termasuk gas elpiji, kebocoran dan tumpahan bahan kimia dan
atau bahan berbahaya, kegagalan sistem utiliti seperti kegagalan back-up daya listrik,
boks pembagi daya listrik, seseorang terjebak/terjerat, banjir, insiden radiasi, dan lain-
lain.
3. Bencana Eksternal
Insiden yang terjadi di luar rumah sakit (emergensi eksternal) misalnya kecelakaan
massal lalu lintas darat, laut, dan udara, ledakan, banjir, kebakaran, gempa bumi,
tsunami, huru-hara, dan lain-lain.
4. Keadaan Darurat ialah keadaan sulit yang tidak diduga (terduga) yang memerlukan
penanganan segera agar tidak terjadi kecelakaan (fatal). Suatu kondisi yang tidak
diinginkan dimana terjadi kebakaran, ledakan, pencemaran, gempa bumi, longsor, huru
hara, henti jantung, nafas, penculikan bayi/anak, evakuasi segera, ancaman personal,
atau kondisi lain yang menimbulkan kerusakan terhadap property atau menimbulkan
cedera terhadap manusia atau pencemaran lingkungan dan terganggunya jalannya
proses pelayanan di rumah sakit.
5. Tim Keadaan Darurat ialah tim kerja yang dibentuk untuk menanggulangi keadaan
darurat dalam lingkungan rumah sakit. Tujuan pembentukan ialah menghimpun seluruh
karyawan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya bencana dilingkungan rumah sakit
yang dapat membahayakan jiwa maupun asset rumah sakit secara terkoordinir, sehingga
kerugian-kerugian yang mungkin timbul dapat dikurangi/dicegah. Untuk menghindari
timbulnya kepanikan dan mencegah tindakan-tindakan yang salah yang dapat
menimbulkan kerugian yang lebih besar. Memberikan petunjuk kepada para petugas,
agar operasi penanggulangan bencana dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.
6. Pada saat terjadi bencana semua karyawan di RS Syafira memiliki tugas masing-
masing,yaitu :
Kelompok Pemadam : Security, Tim DAMKAR, CS
Kelompok Evakuasi Pasien : Perawat, petugas security, dr.jaga IGD, dr.jaga unit khusus
Kelompok Evakuasi Dokumen dan barang : Staff personalia, keuangan, rekam
medis,farmasi, laboratorium, front office, paramedis
Kelompok Pengatur lalu lintas dan pengamanan : Security
7. Standar fasilitas kesiapan dan penanggulangan bencana di RS Syafira adalah APAR,
Smoke Detector, Bed brangkar, Hydrant
8. Peran Rumah Sakit pada saat terjadi bencana ditentukan berdasarkan jenis bencana yang
terjadi, apakah bencana eksternal atau internal.

Bencana Eksternal
Pada kejadian eksternal, maka Rumah Sakit Syafira memberikan dukungan eksternal
dan internal.
a. Menyiapkan daerah triase, label dan rambu rambu.
b. Menyiapkan peralatan pertolongan dari peralatan life saving sampai peralatan terapi
definitif.
c. Menyiapkan fasilitas logistik seperti makanan dan minuman, obat obatan, pakaian
dan transportasi.
d. Menyiapkan SDM sesuai dengan standar pelayanan dan kompetensi.
e. Menyiapkan prosedur prosedur khusus dalam pelayanan medis.
Bencana Internal
Pada kejadian internal, maka Rumah Sakit Syafira memberikan dukungan pelayanan
medis(medical support) dan manajerial (managerial support) Mencakup :
a. medical support :
Menyiapkan daerah triase, label dan rambu rambu.
Menyiapkan peralatan pertolongan dari, peralatan life saving sampai peralatan terapi
definitif.
Menyiapkan fasilitas logistik seperti makanan dan minuman, obat obatan, pakaian
dan transportasi
Menyiapkan SDM sesuai dengan standar pelayanan dan kompetensi
Menyiapkan prosedur prosedur khusus dalam pelayana medis
b. managerial support
Menyiapkan pos komando
Menyiapkan SDM
Menyiapkan logistik
Menyiapkan alur evakuasi, titik kumpul penampungan korban yang aman.
Jika diperlukan menyiapkan okasi dekontaminasi
Melakukan pendataan pasien dan pengiriman pasien ( rujukan )
Menetapkan masa pengakhiran penanganan bencana.
Menyiapkan fasilitas komunikasi didalam dan di luar Rumah Sakit.
Menangani masalah pemberitaan media dan informasi bagi korban.
Menyediakan fasilitas transportasi untuk petugas dan korban.
9. Pada situasi bencana aspek koordinasi kolaborasi untuk mengatur proses pelayanan
terhadap korban dan mengatur unsur penunjang yang mendukung proses pelayanan
sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pengelolaan bencana di Rumah Sakit
pada sistem penanganan bencana adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan sumber daya
b. Pengelolaan Makanan Korban Dan Petugas
c. Pengelolaan Obat Dan Bahan/ Alat Habis Pakai
d. Pengelolaan sumber daya alternative
e. Pengelolaan Medis
Proses penanganan yang di berikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk
mencegah resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian, proses
evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau area berkumpul. Kegiatan di mulai sejak
korban tiba di Instalasi Gawat Darurat.
f. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan.
Kesehatan Lingkungan tetap di jaga pada situasi apapun termasuk situasi bencana
untuk mecegah terjadinya pencemaran maupun dampak dari bencana.
g. Pengelolaan listrik, Telepon, Dan Air
Meningkatnya kebutuhan power listrik, instalasi air dan tambahan sambungan telepon
saat disaster membutuhkan kesiapsiagaan dari tenaga yang melaksanakannya.
Persiapan pengadaan maupun sambungannya mulai dilaksanakan saat aktifasi situasi
bencana di Rumah Sakit.
h. Pengelolaan Informasi
Informasi, baik berupa data maupun laporan di buat sesuai dengan logbook yang
ditentukan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik
korban hidup, korban meninggal, asal negara, tempat perawatan korban, SDM dan
fasillitas yang diperlukan untuk penanganan korban.
i. Pengelolaan Barang Milik Korban.
Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan dokumen, dll ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar, Sedangkan
barang milik korban meninggal, setelah di dokumentasi oleh koordinator tim forensik,
selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian yang bertugas diforensik.
j. Pengelolaan Donasi
Pada keadaan bencana Rumah Sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa
obat,bahan/ alat habis pakai ,makanan, alat medis/non medis,makanan, maupun
financial
k. Pengendalian korban bencana, pasien, dan pengunjung
Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berada di RS di tertibkan
dan diarahkan pada tempat berkumpul yang di tentukan yaitu 1di bagian depan dan 1
di bagian belakang. Demikian pula korban diarahkan untuk di kumpulkan pada
ruangan / area tempat berkumpul yang di tentukan.
l. Koordinasi dengan instalasi lain.
Diperlukannya dari instatasi lain untuk menanggulangi bencana maupun efek dari
bencana yang ada. Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Instalasi terkait yang di maksud adalah satkorla, Dinas kesehatan profinsi, kepolisian,
Dinas pemadam kebakaran, SAR, PDAM, PLN, Telkom, PMI, dan RS jejaring
institusi pendidikan kesehatan
m. Penanganan keamanan
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area area transportasi korban dari
lokasi ke IGD , penanganan sekitar triage. Dan IGD pada umumnya serta pengaman
pada unit perawatan dan pos pos yang didirikan .
n. Pengelolaan media cetak dan elektronik
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hampir 24 jam di sekitar
Rumah Sakit untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unit pelayanan,
bukan hanya berasal dari media regional, nasional tetapi juga internasional sehingga
perlu di kelola dengan baik.
o. Pengelolaan Rekam Medis
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan di buatkan rekam medis sesuai
dengan prosedur yang berlaku di RS. Pada Rekam Medis di berikan tanda khusus
untuk mengidentifikasi data korban dengan segera.

p. Identifikasi korban
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label ID yang dipasangkan pada
pasien berisi identitas dan hasil triage.setelah melakukan tindakan lifesaving, label ID
akan dilepaskan dan disimpan pada rekam medic yang bersangkutan.
q. Pengelolaan Tamu / Kunjungan
Tamu dan kunjungan Rumah Sakit untuk meninjau pelaksanaan pelayanan terhadap
korban di lakukan berupa kunjungan formal / non formal ke negaraan atau pun oleh
institusi, LSM, Partai politik maupun perseorangan. Pengelolaannya iatur untuk
mencegah terganggunya proses pelayanan dan pengupayaan prifasi korban.tamu
kenegaraan dari nengara lain maupun tamu ke negaraan RI dan tamu gubernur akan di
damping oleh direktur utama dan para direktur. Tamu dari organisasi partai politik ,
LSM,Institusi, LSM dll diterima dan di dampingi oleh direktur RS.
r. Pengelolaan jenazah
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung di kirim ke ruang jenazah.
Pengelolaan jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian dan menentukan
jenis musibah yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di kamar
jenazah.
s. Rujukan Korban ke luar Rumah Sakit
Atas indikasi medis atau atas permintaan keluarga seringkali pasien / korban pindah
ataupun keluar dari Rumah Sakit Syafira untuk dilakukan perawatan Rumah Sakit
tertentu di luar RS Syafira. Perpindahan / evakuasi korban ini dilakukan atas
persetujuan tim medis dengan keluarga. Kelengkapan dokumen medic sera persetujuan
keluarga korban diperlukan untuk pelaksanaan proses rujukan.
10. Pengelolaan Makanan Korban Dan Petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan di distribusinya dikoordinir oleh
instalasi Gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh kepala ruangan
maupun penanggung jawab pos. Makanan yang dipersiapkan dengan
memperhitungkan sejumlah makanan cadangan untuk antisipasi kedatangan korban
baru maupun petugas baru / relawan.

Pengelolaan Obat Dan Bahan/ Alat Habis Pakai


Penyediaan obat dan bahan / alat habis pakai dalam situasi bencana merupakan salah
satu unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu
diperlukan adanya persediaan obat dan bahan / alat habis pakai sebagai penunjang
pelayanan korban.
Pada keadaan bencana, Rumah Sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa
obat,bahan/alat habis pakai ,makanan, alat medis/non medis,makanan, maupun
financial
11. Pengendalian Mutu
A. Pencatatan
a. Inventarisasi korban
1. Jumlah Pasien
2. Jumlah Korban dan keadaan korban dari yang luka,
meninggal dan hilang
3. Jumlah petugas
b. Inventaris Material
1. Dokumen
2. Uang
3. Bangunan
4. Alat kesehatan dan material lain
c. Inventaris Fungsi
1. Fungsi Listrik, AC, Gas untuk keperluan pasien
2. Fungsi peralatan dan Umum
3. Fungsi Komunikasi, Logistik pendukung paisen
4. Fungsi perawatan dan pelayanan jasa kesehatan untuk pasien
B. Pelaporan
Tim penanggulangan bencana membuat laporan rinci dan lengkap dari
penanggulangan bencana serta akibat yang di timbulkan menyangkut kerugian jiwa,
harta dan prasarana yang lain berkaitan langsung dengan operasionalisasai Rumah
Sakit. Laporan diserahkan ke Direktur maksimal 1 X 24 jam setelah kejadian.

Anda mungkin juga menyukai