Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PELATIHAN

CODE RED DAN CODE BLACK


RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH
JUMAT, 20 SEPTEMBER 2019

RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH


JLN. DENPASAR-SINGARAJA, DS. LUWUS, KEC. BATURITI, KAB. TABANAN
TAHUN 2019
PELATIHAN
CODE RED DAN CODE BLACK
RUMAH SAKIT UMUM SEMARA RATIH

A. Latar Belakang

Code red adalah sistem pengaktifan petugas dalam menghadapi atau


melakukan evakuasi pada saat terjadi bencana internal di dalam rumah sakit. Tujuan
pengaktifan sistem code red yaitu agar manusia dan asset yang berharga di dalam
rumah sakit dapat diamankan serta terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan pada
saat terjadi bencana. Selain code red, terdapat arti dari warna-warna code lainnya
antara lain code blue untuk kegawatan resusitasi, code yellow untuk kedaruratan
massal, code black untuk ancaman pembunuhan, code purple untuk evakuasi, code
grey untuk kehilangan, code pink untuk penculikan bayi dan code orange untuk
ancaman bom.
Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan bahaya
kebakaran adalah karena adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat,
kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu
membawa kerugian. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh
setiap indivisu dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran
dan jumlah kecelakaann dapat dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan
yang baik.
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta mampu mengidentifikasi potensi
penyebab kebakaran di lingkungan tempat kerjanya dan melakukan upaya
pemadaman kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3 unsur bahan
(yang dapat ter)bakar; suhu penyalaan/titik nyala dan zat pembakar (O2 atau udara).
Untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan mencegah bertemunyan salah
satu dari dua unsur lainnya. Untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar
tidak bertemu dengan dua unsur yang lain dilakukan melalui identifikasi bahan
bakar tersebut.
Bahan bakar dapat dibedakan dari jenis, titik nyala dan potensi menyala
sendiri. Bahan bakar yang memiliki titik nyala rendah dan rendah sekali harus
diwaspadai karena berpotensi besar penyebab kebakaran. Bahan seperti ini
memerlukan pengelolaan yang memadai penyimpanan dalam tabung tertutup,
terpisah dari bahan lain, diberi sekat dari bahan tahan api, ruang penyimpanan
terbuka atau dengan ventilasi yang cukup serta dipasang detector kebocoran. Selain
itu kewaspadaan diperlukan bagi bahan -bahan yang berada pada suhu tinggi, bahan
yang bersifat mengoksidasi, bahan yang jika bertemu dengan air menghasilkan gas
yang mudah terbakar (karbit), bahan yang relatif mudah terbakar seperti batu bara,
kayu kering, kertas, plastik,cat, kapuk, kain, karet, jerami, sampah kering, serta
bahan-bahan yang mudah meledak pada bentuk serbuk atau debu.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penting dilaksanakan pelatihan Core Red di
Rumah Sakit Umum Semara Ratih agar dapat menambah pemahamanan karyawan
tentang identifikasi hingga proses dilapangan ketika terjadi Code Red.

B. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menanggulangi bila terjadi
kebakaran secara terpadu, serta memberikan gambaran tentang peran semua unit
pada saat terjadinya kebakaran, sehingga semua karyawan dapat mempelajari,
memahami dan melaksanakan tugas sesuai dengan perannya masing-masing.

C. Proses Pelatihan
Proses pelatihan dimulai dengan pelaksanaan pretest yang diikuti oleh seluruh
peserta pelatiahan, pemberian materi oleh narasumber, simulasi evakuasi pasien
dan penggunaan APAR, dan ditutup dengan pengisian soal posttest

D. Peserta Pelatihan
Peserta Pelatihan berjumlah 90 orang petugas Rumah Sakit Umum Semara Ratih
dari seluruh unit kerja

E. Waktu Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan pada Jumat 20 September 2019 di Ruang Pertemuan Rumah
Sakit Umum Semara Ratih

F. Lampiran Materi
Terlampir.
G. Nilai Pretest-Post test
Terlampir
H. Daftar Hadir Peserta
Terlampir
I. Dokumentasi Kegiatan
Terlampir
J. Curiculum Vitae Narasumber
Terlampir

Anda mungkin juga menyukai