SIMPANG EMPAT
Jl. Bhakti DepanSPBU Pertamina Simpang Empat, Kab.Pasaman
Barat Handphone : 0812-6670-8304
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
NOMOR: /SK-RSIA-A/V1/2019
TENTANG
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Bila terjadi kebakaran karyawan dan tamu menyelamatkan diri ditempat
aman dan jangan panik
2. Penanggungjawab ruangan memberi informasi sumber kebakaran kepada
petugas / yang diberitanggung jawab
3. Bila sumber kebakaran dan penyebab kebakaran diketahui maka petugas
mematikan sakelar pemutus arus listrik atau putuskan arus listrik melalui
panel MCB/ Sekering.
4. Bila memungkinkan pada mkan kebakaran tersebut dengan alat pemadam api
dengan bahan pemadam yang sesuai (Tabung Pemadam, fireblanket, Karung
Goni dsb
a. Namun bila ternyata kebakaran cukup besar segera hubungi dinas
pemadam kebakaran dan PLN
b. Lingkungan sekitar perlu dirapihkan/sterilkan sehingga mudah dicapai
oleh pemadam kebakaran
c. Sambil menunggu petugas pemadam kebakaran. Satgas Kebakaran
Balai Besar Pulp dan Kertas mempersiapkan peralatan
pemadam/hydrant/Genset
d. Satgas/ petugas yang ditunjuk mengambil posisi yang telah ditentukan
5. Melakukan pemadaman sumber kebakaran/api
6. Lakukan penyelamatan dokumen-dokumen serta peralatan kantor
Kebakaran meruapakan kejadian yang tidak bisa kita perkirakan terjadinya, dapa
tterjadi kapan saja dan dimana saja,tidak ada tempat yang dijamin bebas dari resiko
kebakaran. Kebakaran ditempa tkerja dapat membawa konsekuensi yang berdampak
merugikan banyak pihak, baik dari pihak rumah sakit, pegawai maupun bagi
masyarakat banyak. Akibat yang ditimbulkan dari kebakaran yang terjadi di tempat
kerja dapat berupa korban terbakar maupun korban jiwa, kerugian material, hilangnya
tempat kerja dan kerugian lain yang tidak langsung, apalagi jika terjadi kebakaran di
objek vital maka dapat berdampak lebih luas. Berdasarkan data khusus kebakaran
yang ada dari Pusat Laboraturium Fisika Forensik Mabes Polri kebakaran yang
banyak terjadi yaitu di tempat kerja lebih kurang70 sampai80 persen. Dari penyebab
kebakaran yang ada, ada dua faktor penyebab yaitu api terbuka dan listrik. Untuk
dapat menanggulangi kebakaran ditempat kerja diperlukan adanya peralatan proteksi
kebakaran yang memadai, petugas penanggulangan kebakaran dan prosedur
penanganan keadaan darurat.
B. DASAR HUKUM
D. HYDRAN
Adalah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang permanen berupa jaringan
perpipaan berisiair bertekanan terus menerus yang siap untuk memadamkan
kebakaran.
Komponen utama sistem hydran adalah:
1. Penyediaan air yang cukup.
2. Sistem pompa yang handal (pompa utama dan cadangan)
3. Sambungan untuk mensuplai air dari mobil kebakaran.
4. Jaringan pipa yang cukup.
5. Selang dan nozle yang cukup melindungi seluruh bangunan.
E. SPRINGKLER
Springkler adalah instalasi pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen untuk
melindungi bangunan dari bahaya kebakaran yang akan bekerja seeara otomatis
memancarkan air apabila noizel/pemaneari kepala sringkler terkena panas pada
temperatur tertentu.
F. SARANA EVAKUASI
1. Evakuasi adalah usaha untuk menyelamatkan diri sendiri dari tempat bahaya
menuju tempat yang aman.
2. Sarana evakuasi adalah sarana dalam bentuk konstruksi dari bagian bangunan
yang dirancang aman sementara (minimal1 jam),untuk jalan menyelamatkan diri
bila terjadi kebakaran bagi seluruh penghuni didalamnya tanpa dibantu oranglain.
3. Ketentuan hukum (peraturankhususEE) Setiap tempat kerja harus tersedia jalan
selain pintu kelua rmasuk utama untuk menyelamatkan diri jika terjadi
kebakaran. Pintu tersebut harus membuka keluar dan tidak boleh dikunci,
petunjuk arah evakuasi harus terlihat jelas pada waktu keadaan gelap.
4. Perhitungan teknis
− Percobaan rate of flow 40 orang per menit.
− Standar waktu evakuasi 2,5 menit sesuai klasifikasi bahaya ringan, sedang dan
berat.
− Lebar unit exit 21 inchi
Contoh:
Berapa unit exit yang dibutuhkan untuk mengevakuasi orang sebanyak
337 dalamwaktu2,5 menit.
337/40/2,5= 3,37 atau 4 unit exit.
− Konstruksinya harus dirancang tahan api dan dilengkapi sarana pengendalian
asap dengan tekanan udara positif. Halini untuk menjamin keamanan minimal 1
jam.
G. KOMPARTEMENTASI
Metode pengaturan tata ruang untuk menghambat penjalaran kebakaran kebagian lain.
Metode dengan menerapkan jarak tertentu atau dengan dinding pembatas dan
mengatur posis ibuka anti dak saling berhadapan.
INVESTIGASI ANALISIS
REHABILITASI REKOMENDASI
B. RUJUKAN
− UU No. 1tahun1970 tentang kesehatan kerja.
− Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/MEN/1987 tentang P2K3.
− Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per OSIMEN/1996 tentang SMK3.
− Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep186/MEN/1999 tentang unit
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
C. MASALAH K3
Untuk menangani masalah K3 penanggulangan kebakaran diperlukan adanya petuga s
atau unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap usaha pencegahan kebakaran,
pemeliharaan sistem proteksi kebakaran dan melakukan usaha pemadaman
pertolongan dan penyelamatan benda apabila terjadi kebakaran.