Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PENGAMANAN KEBAKARAN

RUMAH SAKIT VITA INSANI

RUMAH SAKIT VITA INSANI


JL. MERDEKA NO. 329
PEMATANGSIANTAR
I. PENDAHULUAN
Salah satu hal yang paling serius dihadapi oleh RS Vita Insani adalah ancaman kebakaran.
Hal ini terjadi karena pasien-pasien yang dirawat di RS Vita Insani berada dalam kondisi
yang tidak dapat menyiapkan diri mereka sendiri ketika terjadi kebakaran. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu perencanaan manajemen keselamatan kebakaran.

II. CAKUPAN
Perencanaan manajemen keselamatan kebakaran menjelaskan proses-proses dimana RS Vita
Insani menyediakan lingkungan yang aman terhadap kebakaran bagi pasien, pengunjung,
staf, dan melindungi sarana dan prasarana rumah sakit dari kerusakan akibat api dan asap.
Perencanaan ini mencakup seluruh fasilitas dan area RS Vita Insani.

III. TANGGUNG JAWAB


Direktur Rumah Sakit Vita Insani
Direktur bertanggungjawab melakukan koordinasi atas seluruh aktifitas kedaruratan
selama kebakaran terjadi.
Kabid Umum dan Operasional Rumah Sakit Vita Insani
Kabid Umum dan Operasinal mempunyai kewenangan untuk menerapkan perencanaan
keselamatan kebakaran, menyiapkan bantuan teknis bagi staf, pimpinan, dan staf medis.
Kabid Umum dan Operasional berkordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana untuk perencanaan ini.
Wakil Direktur Pelayananan Medik
Wakil Direktur Pelayanan Medik bertanggung jawab untuk koordinasi perawatan medis
saat terjadinya kebakaran.

IV. PENURUNAN RISIKO KEBAKARAN


Upaya penurunan resiko kebakaran di RS Vita Insani antara lain dilakukan dengan cara
penyimpanan dan penanganan yang aman dari bahan-bahan berbahaya yang berpotensi
terbakar, termasuk bahan bakar dan gas yang mudah terbakar, misalnya solar dan gas
oksigen. Seluruh bahan berbahaya yang mudah terbakar dikelola dengan cara :
 Membatasi jumlah bahan-bahan mudah terbakar
 Hanya menyimpan bahan mudah terbakar sesuai kebutuhan.
 Menyimpan bahan mudah terbakar, termasuk limbahnya, dalam gudang dan kontainer
yang sesuai

1
 Tidak membiarkan penumpukan sampah yang mudah terbakar di lokasi kerja.
 Menyediakan ventilasi yang mencukupi sehingga uap dari bahan mudah terbakar
tidak terakumulasi.
 Memasang ventilasi dengan design yang sesuai di area penyimpanan
 Pemeliharaan sistem ventilasi secara teratur
 Mengendalikan sumber penyalaan
 Memastikan bahwa tidak ada yang merokok di area-area dimana bahan-bahan mudah
terbakar disimpan dan digunakan
 Tidak menyimpan bahan-bahan mudah terbakar dekat peralatan yang panas dan api
terbuka.
 Pemakaian peralatan yang aman dan tidak memicu api.

V. SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Sistem Perlindungan Aktif

Sistem perlindungan kebakaran aktif, sistem mekanikal atau elektrikal yang memerlukan
intervensi manual atau secara otomatik untuk mendeteksi dan memadamkan atau
mengendalikan kebakaran atau asap. Sistem proteksi aktif meliputi:

Sistim Deteksi & Alarm

Sistem deteksi alarm Sistim Pemadam Api


 Water Base
Sprinkler dengan derajat panas 68º C, total terpasang 218 titik.
Chemical Base
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)/ Fire Extinguisher diletakkan di setiap selasar
dan public area dan area-area beresiko tinggi,
Tersedia 2 jenis bahan yaitu powder dan CO2 dan total tersedia siap pakai 55
tabung APAR.

VI. JALAN KELUAR YANG AMAN DARI FASILITAS

RS Vita Insani telah merencanakan jalan keluar yang aman dari fasilitas. Setiap area di RS
Vita Insani dilengkapi dengan rambu-rambu jalur evakuasi menuju pintu darurat yang dapat
menyala dalam kegelapan. Koridor Tangga darurat dilengkapi jalur evakuasi menuju area

2
berkumpul dan lampu darurat dengan tenaga baterai, sehingga dapat tetap menyala dalam
kondisi arus listrik terputus dengan durasi waktu 1 s/d 2 jam nyala. Hal ini sesuai dengan
KEPMENNEG Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 Tentang: Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
Terdapat 1 tempat titik kumpul evakuasi yang tersedia saat dilakukan evakuasi seluruh
gedung yaitu di lapangan parkir.

VII. INSPEKSI, PENGUJIAN, DAN PEMELIHARAAN SISTIM DETEKSI DAN


PENGURANGAN KEBAKARAN

Program inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistim deteksi dan pengurangan kebakaran
dilakukan secara teratur. Seluruh kegiatan dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan dan
hasilnya dicatat dan disimpan untuk evaluasi dan peningkatan. Perizinan sarana dan
prasarana kebakaran ditinjau instansi Pemerintah Depnakertrans 1 tahun sekali untuk
ketentuan kelayakan.

VIII. KEBIJAKAN / PROSEDUR DILARANG MEROKOK

Kebijakan Kawasan Dilarang Merokok No :09705 RS Vita Insani adalah area / lingkungan
bebas tembakau / rokok baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Merokok dilarang di
mana saja di area RS Vita Insani, termasuk di depan dan di trotoar sekeliling bangunan
rumah sakit. Merokok juga dilarang di bangunan yang disewakan. Sebagai pengawas dan
pelaksana kebijakan ini dilakukan oleh Satgas yang berasal dari keamanan gedung untuk
melakukan patroli .

IX. EDUKASI DAN PELATIHAN

1. Pelatihan staf dan tenaga outsource yang berhubungan dengan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dilakukan pada saat orientasi karyawan baru dan secara
periodik setiap tahun untuk staf dan tenaga outsource lama. Materi yang diberikan
meliputi:
 Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran (R = Rescue, A = Alarm, C =
Confine by closing door, E = Extinguish or evacuate)
 Upaya-upaya pencegahan kebakaran, termasuk larangan merokok dan
penanganan bahan mudah terbakar/ mudah meledak.
 Deteksi dini dan penanggulangan dini kebakaran, termasuk cara penggunaan

3
APAR (P = Pull the pin, A = Aim the nozzle, S = Squeze the handle, S =
Sweep from side to side).

X. PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN

Kinerja departemen dan karyawan dipantau pada saat ronde lingkungan dan audit. Pada saat
ronde lingkungan, dilakukan juga pengujian secara acak kepada staf dan outsource perihal
apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran (R.A.C.E. dan P.A.S.S.). Kepatuhan dengan
kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan kepada Komite K3RS.

XI. REFERENSI
University of Kentucky Hospital Fire Safety Management Plan 2004
Elmhurst Memorial Healthcare Construction Risk Assessment
Permen 04-1980, Tentang Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
Kepmenpu No. 10/KPPTS/2000, Tentang :Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai