Anda di halaman 1dari 27

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN

SIMPANG EMPAT
Jl. Bhakti KEPUTUSAN DIREKTUR
DepanSPBU Pertamina Simpang Empat, Kab.Pasaman Barat
Handphone : 0812-6670-8304

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT


NOMOR :
TENTANG
MANAJEMEN DISASTER RUMAH SAKIT RSIA AL IHSAN SIMPANG EMPAT
Menimbang : Bahwa dalam rangka upaya kegiatan pelaksanaan Kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Al-ihsan simpang empat,
perlu segera menetapkan Panduan Penanggulangan Bencana.
Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
(KLB).
2. PP Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
3. Buku Saku Tanggap, Tangkas, Tangguh menghadapi bencana yang
diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Edisi 2017.
4. Surat keputusan Rumah Sakit ibu dan anak simpang empat SK/ 003 / V /2019
tentang Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit ibu
dan anak al-ihsan

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL-IHSAN


SIMPANG EMPAT TENTANG PANDUAN MANAJEMEN DISASTER
RUMAH SAKIT RSIA AL IHSAN SIMPAT EMPAT
KESATU : Panduan manajemen disaster rumah sakit RSIA Al-Ihsan Simpang Empat.

KEDUA : Mengakat dan menetapkan penanggung jawab (terlampir) sebagai manajemen


disaster di Rumah Sakit AL-IHSAN dengan tugas dan tanggung jawab sebagai
terlampir dalam keputusan ini.
KETIGA : Penanggung jawab manajemen disaster Rumah Sakit Ibu Dan Anak AL-
IHSAN bertanggung jawab kepada direktur Rumah Sakit AL-IHSAN
Simpang Empat Pasaman Barat.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pasaman barat

Pada tanggal :

RSIA AL IHSAN SIMPANG EMPAT

Direktur;

dr. Irsadul faruqi


TENTANG MANAJEMEN DISASTER RUMAH SAKIT
RSIA AL-IHSAN
SIMPANG EMPAT NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
/SPO-RSIA- A 00 1/2
/MFK/

Tanggal terbit Direktur RSIA Al –IHSAN Simpang Empat


STANDAR PRO
SEDUR OPERA
SIONAL(SPO)
dr.Irsadul faruqi

PENGERTIAN a. Internal
Bencana yang berasala dari internal rumah sakit dan menimpa
rumah sakit dengan sengaja objek vitalnya yaitu pasien pegawai
material dan dokumen.potensi jenis bencana yang mungkin terjadi
di rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Kebakaran
Sumber kebakaran biasa berasal dari dalam gedung biasa juga
terjadi luar gedung
2. Gedung /bangunan runtuh
Dampak terjadinya gempa ini dapat merupakan bencana external
namun bila dampak gempa pada area bangunan di rumah sakit
maka hal ini merupakan situasi bencana yang terjadi di rumah
sakit yang dapat menimbulkan keeutuhan pada gedung
3. Ledakan tabung gas
Ledakan dapat hasil dari kebocoran gas maupun karena ledakan
bahan berbahaya yang ada di rumah sakit
b. Ekternal
1. Gempa bumi
Lokasi kepulauan di indonesia berada pada area lempengan bumi
dibawah laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan
menghasilkan gempa dan kepulauan di indonesia memiliki
banyak gunung yang sangat memungkinkan terjadinya gempa
bumi
2. Kecelakaan missal
Bencana bersumber berasal dari luar rumah sakit yang dalam
waktu singkat mendatangkan korban bencana dalam jumlah
melebihi rata-rata keadaan bisa sehingga memerlukan penanganan
khusus dan mobilisai tenaga pendukung lainya.

TUJUAN a. Korban bencana dapat ditangani dengan sebaik baiknya secara


cepat dan tepat sesuai kondisi
b. Tercapainya kinerja efektif, efisien dabn cepat dalam
penanggulangan bencana masal
KEBIJAKAN Kebijakan direktur RSIA AL-IHSAN Simpang Empat Pasaman Barat
tentang Manajemen disaster RSIA AL-IHSAN Simpang Empat
Pasaman Barat

PROSEDUR a. Lakukan prosedur ketentuan tingkat bencana sebagai berikut:


1. Siaga 1 : jumlah korban 15-25
keadaan dimana kerban dengan jumlah melebihi kemampuan
pelayanan IGD Rumah Sakit ibu dan anak simpang empat
sehingga harus dibantu dengan mobilisasi petugas dari unit
kerja lain
2. Siaga II : jumlah korban > 25 orang
Keadaan dimana korban dalam jumlahmelebihi kemampuan
pelayanan IGD ,sehingga harus memobilisasi sebagian besar
petugas Rumah sakit ibu dan anak ,termasuk karyawan yang
tidak sedang bertugas
b. Tentukan adanya keadaan siaga oleh :
1. Dokter jaga IGD ,kemudian laporkan kepada direktur rumah
sakit
2. Pimpin triage dokter jaga IGD bersama dengan perawat IGD
3. Lakukan penanggulangan penderita oleh dokter tenaga dari
unit /pelayanan lain yang terkait dengan kasus
c. Klasifikasi penderita dalam 4 golongan yaitu :
1. Label hijau : korban tidak memerlukan pengobatan atau
pemberi pengobatan dapat ditunda,seperti korban dengan
faktur minor, luka bakar minor
2. Lebel kuning : korban dengan cedera sedang, memerlukan
perawatan khusus dan kemaudain dipulangkan atau dirawat
dirumah sakit lain, seperti ,korban dengan resiko syok ,fraktur
femur ,luka bakar luas, gangguan kesadaran /trauma kepala
3. Label merah : korban dengan cedera berat yang memerlukan
observasi ketat atau tindakan operasi ,dengan kemungkinan
harapan hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan atau
dirujuk ke rumah sakit lain ,seperti korban dengan syok ,trauma
kepala dengan pupil anisokor
4. Label hitam : korban yang sudah meninggal dunia
UNIT TERKAIT Seluruh unit di rumah sakit rsia al-ihsan yang terkait
PANDUAN

TENTANG MANAJEMEN DISASTER RUMAH SAKIT IBU DAN


ANAK AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2020
BAB I

DEFENISI

Disaster adalah bencana atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan tata
kehidupan dan penghidupan, yang memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus.
Korban massal adalah banyaknya korban dengan penyebab kejadian yang sama, sehingga
membutuhkan pertolongan medik yang lebih memadai dalam hal, fasilitas maupun tenaga
sehingga dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

Disaster rumah sakit adalah bencana atau rangkaian peristiwa yang terjadi dirumah sakit yang
mengakibatkan korban dan penderita pasien dirumah sakit.

BAB II

RUANG LINGKUP

I. Kedudukan Rumah Sakit terhadap Supra Struktural

1. Pada saat terjadi bencana ekstern rumah sakit, maka Rumah Sakit bersikap, siap
siaga / stand by, sebagai berikut : Supra Struktural adalah Dinas kesehtan terkait,
hubungan terjalin melalui garis koordinasi dengan direktur Rumah Sakit. Direktur
memberikan instruksi kepada Tim Disaster Rumah Sakit untuk langkah langkah
lebih lanjut, sesuai hasil koordinasi dengan pihak supra struktural. Tim disaster
memberikan laporan dan rekomendasi atas pelaksanaan instruksi direktur dan
kondisi / situasi dilapangan. Tim disaster juga dapat berkoordinasi dengan pihak lain
yang terkait seperti, ambulance 118, RS lain, PMI, Puskesmas guna memperlancar
pelaksanaan penanganan bencana.
 Ambulan 118
 Rumah Sakit Lain
 PMI
 Puskesmas
 Tim Pedukung Disaster
2. Rumah Sakit memberikan pelayanan bilamana korban telah tiba di rumah sakit,
yaitu :

TRIASE

Melakukan seleksi pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratan untuk memberikan prioritas

penanganan. Penderita dikelompokkan dalam 5 golongan, dibedakan dengan menggunakan

labelpita berwarna merah, biru, kuning, hijau atau hitam. Pada label ditulis ; nama pasien,
umur, jenis kelamin, alamat pasien. Bila pasien tidak dikenal maka ditulis “tidak dikenal”

TINDAKAN PENDAHULUAN
Dilakukan tindakan analisa situasi, yaitu :

Mengumpulkan informasi tentang bencana dari berbagai sumber (media eletronik seperti
Radio, TV, dll). Penyebaran analisa kepada unit-unit terkait, tentang terjadinya becana serta
kondisi siaga (Siaga I, Siaga II, dst) melalui pagging. Pengaktifan koordinasi / pengendalian
operasi pertolongan.
RENCANA OPERASI PERTOLONGAN
Berdasarkan informasi yang didapatkan dilakukan operasi pertolongan dengan mengirimkan
unit ambulan dengan dilengkapi dokter jaga, perawat, dan peralatan medis emergensi.
II. Kedudukan Tim Disaster dalam organisasi Rumah Sakit Tim Disaster Rumah Sakit
terdiri dari Pimpinan disaster dan tim pendukung. Pimpinan disaster

Rumah Sakit berada langsung dibawah garis komando Direktur rumah sakit,dan
bertanggungjawab atas pelaksanaan penanggulangan disaster kepada direktur rumah sakit.
Dalam melaksanakan penanggulangan disaster Tim Disaster dibantu oleh tim Pendukung.
BAB III

TATA LAKSANA

1. KATOGORI BENCANA (DISASTER)


Kategori bencana internal dan ekternal disaster rumah sakit ibu dan anak
a. Internal
Bencana yang berasala dari internal rumah sakit dan menimpa rumah sakit dengan
sengaja objek vitalnya yaitu pasien pegawai material dan dokumen.potensi jenis
bencana yang mungkin terjadi di rumah sakit adalah sebagai berikut:
4. Kebakaran
Sumber kebakaran biasa berasal dari dalam gedung biasa juga terjadi luar
gedung
5. Gedung /bangunan runtuh
Dampak terjadinya gempa ini dapat merupakan bencana external namun bila
dampak gempa pada area bangunan di rumah sakit maka hal ini merupakan
situasi bencana yang terjadi di rumah sakit yang dapat menimbulkan
keeutuhan pada gedung
6. Ledakan tabung gas
Ledakan dapat hasil dari kebocoran gas maupun karena ledakan bahan
berbahaya yang ada di rumah sakit
b. Ekternal
3. Gempa bumi
Lokasi kepulauan di indonesia berada pada area lempengan bumi dibawah
laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan menghasilkan gempa dan
kepulauan di indonesia memiliki banyak gunung yang sangat memungkinkan
terjadinya gempa bumi
4. Kecelakaan missal
Bencana bersumber berasal dari luar rumah sakit yang dalam waktu singkat
mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebihi rata-rata keadaan bisa
sehingga memerlukan penanganan khusus dan mobilisai tenaga pendukung
lainya.

2. STRUKTUR KOMANDO DAN URAIAN TUGAS


a. Kedudukan Tim Penanggulangan Bencana
1) Tim penanggulangan bencana adalah wadah non struktur dibawah kepala rumah sakit
2) Tim penanggulangan bencana dipimpin oleh kepala rumah sakit sebagai pemegang
komando(incident commander)
3) Keanggotaan tim penanggulangan bencana terdiri dari 5 koordinator yaitu :
a) koordinator humas
b) koordinator petugas lapangan
c) koordinator logistik
d) koordinator transportasi dan akomodasi
e) koordinator dana

Komando tim
b.Struktur Komando penanggulangan
bencana

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Koordinasi


humas petugas transportasi dana
lapangan lagistik dan
akomodinasi

c. Uraian tugas dan jabatan struktur komando sewaktu terjadi bencana

N Nama Jabatan Tugas dan tanggung jawab


o
Komando tim 1. Menentukan kebijakan penggulangan
1 penanggulangan bencana keadaan darurat bencana
2. Pemimpin tertinggi dalam
penanggulangan bencana
3. Mengkoordinasi para koordinator
dibawahnya
4. Melakukan koordinasi dengan pihak
internal maupun ekternal bila diperlukan
5. Bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan poersonil penanggulangan
insiden, masyarakat dan penyelesaian
tugas-tugas operasi penanggulangan
insiden
2 Koordinator humas 1. meliputi secara kronologis
kejadian dan usaha
penanggulangan keadaan darurat
2. Membuat dokumentasi
3. Member informasi kepada instansi
berwenang mengenai kejadian
serta mengatur atau melayani
pejabat,pers,massa media yang
datang untuk meminta informasi
yang dibutuhkan yang berkaitan
dengan kejadian bila diperlukan
3 Koordinator perencanaan dan 1. Membuat perencanaan kegiatan
operasional 2. Bertanggung jawab untuk
menerima dan melaksanakan
incident action plan
3. Untuk insiden yang skalanya
kecil,IAP dapat dibuat tanpa harus
tertulis
4. Untuk insiden yang lebih besar
skalanya atau lebih komplek, AIP
dibuat dalam bentuk dokumen
tertulis dan dibawah arahan dari
incident cmmander
5. Mengumpulkan
,mengevaluasi,menyebarkan,dan
menggunakan informasi tentang
perkembangan insiden dan status
dari sumbernya
6. Melaporkan kepada incident
commander
7. Menentukan jumlah sumber daya
dan organisasi yang diperlukan

4 Koordinator logistik 1. Meenyediakan fasilitas pelayanan


(alat komunikasi,alat,medis,food
supply), material dan personil
untuk mengoperasi peralatan
medis
2. Memegang peranan penting dalam
mendukung operasi untuk jangka
panjang
5 Koordinator transportasi dan 1. Melaksanakan koordinasi
akomodasi kelancaran tranportasi di
lingkungan terjadinya bencana
guna menunjang kelancaran
penanggulangan keadaan darurat
2. Mengatur persiapan transportasi
3. Mempersiapakan akomodasi
semua anggota tim
6 Koordinator dana 1. Mempersiapkan kebutuhan dana
untuk keperluan semua
operasional semua anggota tim
2. Menelusuri biaya penaggulangan
insiden dan penggantian biaya
3. Membukakan semua biaya untuk
operasi penanggulangan bencana

3.PENANGANAN UMUM

Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaboran diperlukan untuk mengatur
unsure penunjang yang mendukung proses pelayanan sehingga dapat berjalan
sebagimana mestinya.

a. Penanganan korban
Proses penanganan yang diberikan kedapa korban dikaukan secepatnya
untuk mencegah resiko kecacatan dan atau kematian,dimulai sejak lokasi
kejadian, proses evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau area
berkumpul.kegiatan mulai sejak karban tiba di IGD
Penanggung Jawab: Ketua timmedical support IGD
Tempat : Triage IGD/area berkumpil
Prosesdur :
1) Di lapangan
a) Lakukan triage sesuai engan berat ringannya
kasus(Hijau,Kuning,Merah,Hitam)
b) Menentukan prioritas penanganan
c) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman
d) Lakukan stabilitas sesuai kasus yang dialami
e) Transportasi korban ke IGD
2) Di Rumah Sakit
a) Lakukan triage oleh tim medic
b) Penempatan korban sesuai hasil triage
c) Lakukan stabilitas korban
d) Berikan tindakan definitive sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada
(Merah,Kuning,Hijay,Hitam)
e) Perawatan lanjut sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan ok)
f) Lakukan rujukan bila diperlukan baik kerena pertimbangan medis maupun
tempat perawatan
b. Pengelolaan barang milik korban
Barang milik korban hidup baik berupa pakai,perhiasan,dokumen,ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar.
Sedangkan barang milik korban meninggal, setelah di dokumentasi oleh
koordinator tim ferensic,selanjutnya diserahkanke pihak kepolisian yang
bertugas di forensic
Tempat : Ruang triage-IGD
Penanggung jawab : Kepala Ruangan Triage IGD
Prosedur :
1) Catat barang yang dilepaska dari korban atau dibawa oleh korban
2) Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga korban
dengan menandatangani from catatan
3) Tempat barang milik korban pada kantong plastik dan disimpan di lemari/locker
terkunci
4) Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baik oleh pasien sendiri
maupun keluarganya, maka barang-barang tersebut diserahkan kepada sub bagian
humas dengan menandatangani dokumen serah terima,selanjutnya kepada sub
bagian humas menghubungi pasien maupun keluarganya. Apabila dalam waktu 1
bulan barang belum diambil,maka barang tersebut diserahkan oleh kepala bagian
hukum dan humas ke polsek setempat
c. Pengosongan Ruangan dan Pemindahan Pasien
Pada situasibencana maka ruangan perawat tertentu harus dikosongkan untuk
menampung sejumlah korban dan pasien-pasien diruangan tersebut harus
dipindahkan keruangan yang sudah ditentukan.
Penanggung jawab : Kepala Komite Keperawatan
Prosedur :
1) Kepala komite keperawatan menginstrusikan kepala ruangan yang dimaksud
mengosongkan ruangan
2) Kepala ruangan berkoordinasi ke kepala ruangan lain untuk memindahkan
pasiennya
3) Kepak ruangan dan awakil serta perawat primer menjelaskan pada pasien dan
keluarganya atas pengosongan ruangan
4) Kepala ruangan mencatat rauangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah dan
mengistruksikan petugas biling untuk melakukan mutasi pada sistem billing
5) Kepala ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada kepala komite
keperawatan
d. Pengelolaan makanan korban dan petugas
Makanan untuk pesien dan petugas, persiapan dan distribusinya dikoordinir
oleh istalasi gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh
kepala ruangan maupu penanggung jawab pos.makanan yang dipersiapkan
dengan memperhitungkan sejumlah makanan petugas baru.
Tempat : Intalasi gizi dan posko donasi makanan
Penanggung jawab : Kepala instalasi Gizi
Prosedur :
1) Instalasi gizi mengkoordinasi jumlah korban dan petugas yang ada keruangan/
posko sebelum mempersiapkan nakanan pada setiap waktu makan
2) Instalasi gizi mengumpulkan semua permintaan makan dari ruangan/posko
3) Istalasi mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi degan posko donasi
makan untuk menegetahui jumalh donasi makanan yang akan di distrubusikan
e. Pengelolaan Tenaga Rumah Sakit
Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan saat penagganan
bencana. Tenaga yang dimaksud adalah SDM rumah sakit yang harus
disiagakan setra pengelolaannya saat situasi bencana
Tempat : Bagian SDM
Penanggung jawab : Kepala Rumah Sakit
Proses :
1) Kepala rumah sakit menginstruksikan kepala ruangan/kepala instalasi yang terkait
kesiapan tenaga
2) Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan/volunteer diluar
rumah sakit
3) Dokumentasikan staf yang bertugas untuk setiap shif
f. Pengendalian Korban Bencana Dan Pengunjung
Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berada di rumah
sakit diterbitkan dan diarahkan pada tempat berkumpul yang ditentukan.
Demikian pula korban diarahkan untuk dikumpulkan pada ruangan /area
tempat berkumpul yang ditentukan
Tempat : Lapangan apel Rumah Sakit rsia al-ihsan
Penanggung jawab : ketua K3RS
Proses :
1) Umumkan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan informasi agar korban
dipindahkan dan diarahkan ke area yang ditentukan
2) Perintahkan kepala ruangan terkait untuk memindahkan korban
3) Koordinir proses pemindahan dan alur pengunjung ke area dimaksud
g. Koordinasi Dengan Istalasi Lain
Diperlukannya bantuan dari istalasi lain untuk menanggulangi bencana
maupun efek bencana yang ada. Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis
bencana yang terjadi. Intalasi terkait yang dimaksud adalah dinas kesehatan
provinsi ,kepolisian,dinas pemadam kebakaran,PLN,PMI,dan Rumah Sakit,
Instalasi Pendidikan Kesehatan
Tempat : Pos komando
Penaggung jawab : Komando Rumah Sakit
Proses :
1) Koordinir persiapan rapat koordinasi dan berkomunikasikan kejadian yang sedang
dialami serta bantuan yang diprlukan
2) Hubungi instalasi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan
3) Bantuan istalasi terkait dapat diminta kepada pemerintah provinsi,kabupaten kota
dan pusat,termasuk lembaga/istansi/militer/polisi dan atau organisasi profesi
h. Pengelolaan Obat dan Bahan/Alat Habis Pakai
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dalam situasi bencana merupakan salah
satu unsure penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh
karena itu diperlukan adanya persendian obat dan bahan /alat habis pakai
sebagai penunjang pelayanan korban.
Tempat : Instalasi Farmasi
Penanggung jawab : kepala Instalasi Farmasi
Proses :
1) Menyiapakan persendian otot dan bahan/alat habis pakai untuk keperluan
penanganan korban bencana
2) Distribusi jumlah dan jenis obat dan bahan/alat habis pakai untuk keperluan
penanganan korban bencana
3) Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat dan
bahan /alat habis pakai tidak mencukupi kepada Dinas Kesehatan Privinsi dan
atau Departemen Kesehatan RI
4) Bantuan obat dan bahan /alat abis pakai kepada LSM/lembaga donor adalah
pilihan terakhir, namun apabila ada yang berminat tanpa da permintaan, buatkan
criteria dan persyaratan
5) Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhi persyaratan
penyimpanan obat dan bahan /alat habis pakai
6) Buatkan pencatatan dan pelaoran harian
7) Lakukan permusuhan/koordinasikan ke pihak terkait apabila telah kadarluasa dan
atau tidak diperlukan sesuai dengan persyaratan
i. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi apapun termasuk situasi
bencana untuk mencegah terjadinya pencemaran maupun dampak dari bencana
mencegah terjadinya pencemaran maupun dampak dan bencana
Tempat : Lingkungan Rumah Sakir
Penaggung jawab : Kepala Sanitasi
Proses :
1) Pastikan sistem pembuangan dan pemusnahan sampah dan limbah medis dan non
medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2) Catat dan laporkan pemakaian bahan dan jumlah sampah medis yang dibakar serta
kualitas hasinya
3) Control seluruh pipa dan alat yang dipakai untuk pengolahan sampah dan limbah
agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
4) Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan sampah
umum dengan petugas ruangan
j. Pengelolaan donasi
Pada keadaan bencana ruamah sakit membutuhkan bantuan tamabahan baik
berupa obat,bahan/alat habis pakai, makanan,alat medis/non medis maupun
financial
Tempat :Pos Donasi
Penanggung jawab :Paur Tuud
Proses :
1) Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa
obat,makanan,barang,dan uang maupun jasa
2) Catat tanggal kadarluasa
3) Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab:
a) Obat dan bahan/alat habis pakai ke kepala instalasi farmasi
b) Makan/minuman ke kepala instalasi Gizi
c) Barang medis /non medis ke kepala IPSRS
d) Uang ke kepala bagian mobilisasi dana
4) Laporan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi ( yang termasuk, yang distribusikan
dan sisanya) kepada pos kamando
5) Sumbangan yang ditujukan langsung kedapa korban akan difasilitasi oleh kepala
ruangan atas sepengetahuan ketua manajemen support
k. Pengelolaan listrik,Telpon dan Air
Meningakatnya kebutuhan power listrik, instalasi air dan tambahan sambungan
telepon saat disaster membutuhkan kesiapan siaga dari tenaga yang
melaksanakannya. Persiapakan pengadaan maupun sambunganya mulai
dilaksanakan saat aktifasi situasi bencana di rumah sakit
Penanggung jawab : kepala K3RS
Prosedur :
1) Pastikan sistem berfungsi dengan baik dan aman
2) Siapkan penambahan dan jaga stabilitas listrik agar layak pakai dan aman
3) Siapkan penambahan line telpone maupun sambungan keluar lainnya\
4) Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas maupun kualitas air bersih dan
hindari kontaminasi sehingga tetap aman untuk digunakan
5) Lakukan koordinasi dengan instalasi terkait untuk menambah daya, menambah
line, dan tetap menjaga ketersediaan listrik dan telpon
6) Distribusikan kebutuhan listrik,telpon dan air ke area yang membutuhkan
7) Berkoordinasi dengan pengguna/ ruangan dan penanggung jawab area
8) Lakukan monitoring secara rutin
l. Penanganan keamanan
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi
korban dari lokasi ke IGD, pengamanan sekitar Triage dan IGD pada
umumnya serta pengamanan pada unit perawatan dan pos-pos yang didirikan.
Tempat : Alur masuk ambulance ke IGD, seluruh unit pelayanan
Penanggung jawab : Kepala K3RS
Proses :
1) Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan
2) Lakukan koordinasi dengan petugas keamanan
3) Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana internal
4) Lakukan control rutin dan teratur
5) Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk
m. Pengelolaan informasi
Informasi baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form yang
ditentukan sehingga tidak terjadi kesimpang siuran mengenai jumlah korban
baik korban hidup,korban meninggal, asal, tempat perawatan korban dan status
evakuasi ke luar rumah sakit . informasi ini meliputi identitas korban, SDM
dan fasilitas yang diperlukan untuk penanganan korban
Tempat : Pos informasi
Penanggung jawab : IT
Prosedur :
1) Lengkapi semua data korban yang mencangkup nama pasien, umur, dan
alamat/asal negara, adari korban rawat jalan,rawat ianp dan meninggal serta
evakuasi dan lengkapi dengan data tindakan yang telah dilakukan
2) Informasi di update setiap 12 jam untuk 2hari pertama ( jam 08.00 dan jam 20.00)
dan 24 jam untuk hari-hari berikutnya (jam 08.00)
3) Informasi ditulis pada papan informasi yang dipasangkan di pos informasi
4) Setiap lembar informasi yang keluar ditanda tanagani oleh komandan bencana dan
diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab pos
informasi
n. Pengelolaan Media
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hamper 24 jam
disekitar rumah sakit untuk meliputi prose pelayanan dan kunjungan tamu ke
unit pelayanan perlu dikelola dengan baik.
Tempat : Ruangan IT
Penaggung jawab : Kepala IT
Proses :
1) Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang datang
2) Sampaikan bahan semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi
3) Koordinasi dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk pengaturan
4) Peliputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas
5) Peliputan langsung oada korban bencana atas seijin yang bersangkutan
o. Pengelolaan Rekam Medis
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan dibuat rekam medis
sesuai dengan prosedur yang berlaku di rumah sakit. Pada rekam medis
diberikan tanda khusus untuk mengidentifikasi data korban dengan segera.
Tempat : Ruang Teiage IGD
Penanggung jawab : Ketua Rekam Medik
Prosedur :
1) Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk persiapan kedatangan
korban
2) Control dan pastikan semua korban sudah dibuatkan sekan medic
3) Registarasi semua korban pada system billing setelah dilakukan penanganan
emergency
p. Identifikasi korban
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label. Label yang
dipasangkan pada pasien berisi identitas dan hasil triage. Setelah dilakukan
tindakan lifesaving, label akan dilepas dan disimpan pada rekam medic yang
bersangkutan.
Tempat : Ruang Teiage IGD, kamar ijazah
Penanggung jawab : Ketua Rekam Medik
Prosedur :
1) Pasangkan label pada semua lengan atas kanan korban hidup saat masuk,
ruangan triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah, serta
dibuatkan rekam mediknya.
2) Control semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan label.
q. Pengolahan jenazah
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim keruang jenazah,
pengelolaan jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian dan
menentukan jenis musibah yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazah
dilakukan dikamar jenazah.
Tempat : kamar ijazah
Penanggung jawab : Ketua Unit Jenazah
Prosedur :
1) Registrasi semua jenazah korban bencana yang masuk ke Rumah Sakit
melalui kamar jenazah.
2) Bila diperlukan dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab
kematian.
3) Siap-siapkan susrat-surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan
kekeluarga, pengeluaran jenazah dan evakuasi dari rumah sakit serta sertifikat
kematian.
4) Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support dan pos
pengolahan data.
r. Evakuasi Korban Ke Luar Rumah Sakit
Atas indikasi medis, social, politik dan hukum, maupun permintaan yang
bersangkutan atau atas permintaan keluarga sering kali pasien/korban pindah
atau keluar dari Rumah Sakit untuk dilakukan perawatan di rumah sakit
tertentu. Perpindahan atau evakuasi korban ini dilakukan atas persetujuan tim
medis dan keluarga maupun negara yang bersangkutan bila korban adalah
warga negara asing. Kelengkapan dokumen medik serta persetujuan keluarga/
negara yang bersangkutan diperlukan untuk pelaksanaan proses evakuasi.
Tempat : IGD,komite Keperawatan
Penanggung jawab : Ketua Komite Keperawatan
Prosedur :
1) Pastikan adanya persetujuan medis,pursetujuan keluarga/negara yang
bersangkutan sebelum proses evakuasi dilakukan
2) Koordinasikan rencana evakuasi koerban kepala pihak/rumah sakit penerima
3) Pastikan pasien dalam keadaan stabil dan siap untuk dievakuasi
4) Siapakan ambulance sesuai standar untuk evakuasi pasien
5) Bila diperlukan hubungi pihak penerbangan untuk kesiapan transportasi pasien
6) Pastikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses evakuasi
1. PENANGANAN BENCANA DARI LUAR RUMAH SAKIT
a. Metodologi
Bencana dari luar rumah sakit akan menedatangkan korban yang bersifat
missal karenanya berdasarkan jumlah korban yang datang bencana dengan
korban missal dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :
Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3-4 orang
Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5-10 orang
Siaga 1: jumlah korban yang datang lebih dari 10 orang
Keadaan siaga ini dilakukan oleh:
1. Dokter IGD yang berdinas pada saat itu yang selanjutnya dilaporkan kepada
pimpinan disaster
2. Triage dipimpin oleh dokter IGD berasama perawat IGD
3. Penanggulangan awal penderita dilakukan oleh dokter IGD dan perawat IGD
serta tenaga perawat dari ruangan lain yang di mobilisasikan korban
dikelompokan dalam kelompok korban dan diberi label sebagai berikut :
a. Label merah : penderita yang memerlikan tindakan cepat lifesaving
sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian.
b. Label biru : penderita yang trauma kepala berat di pendarahan dalam
rongga perut
c. Label kuning : penderita dengan trauma ringan atau hanya memerlukan
tindakan bedah minor yang selanjutnya korban diperbolehkan pulang
d. Label hitam : penderita yang sudah meninggal dunia
b. Organisasi
Dalam keadaan bencana (disaster plant) seperti ini maka secara
otomatis pengorganisasian penanggulangan bencan yang telah ditetapkan
menajadi aktif.
c. Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia untuk menghadapi penanggulangan
bencana ditentukan berdasarkan jumlah korban yang ada pada saat itu dan
jumlah tenaga.ketentuan perencanaan SDM adalah sebagai berikut:
1) Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3-4 orang
Dokter IGD dan perawat IGD yang berdinas agar dapat memenuhi
kebutuhan tenaga
Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5-10 orang
Siaga 1 : jumlah korban lebih dari 10 orang
Diperlukan tambahan tenaga dari unit pelayanan keperawatan yang
sedang tidak berdinas
d. Perencaan komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan
hal yang sangat penting. Untuk itu ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam
berkomunikasi yaitu :
1) Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar
a) Telepon
b) Faximilie
c) Pesawat HT
d) Handphone
2) Perencanaan logistik
Perbekalan logistik umum dan obat-obat serta alat umum alat medis
sangat diperlukan saat penanggulangan bencana.Hal yang menjadi
peranan penting bagi tim medis pendukung logistik untuk
merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi pada saat itu
3) Perencanaan tranportasi
Perencanaan transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk
pengangkutan korban, oleh karena itu pimpinan diasaster dapat
menggunakan alat tranportasi ambulance untuk merujuk korban
kerumah sakit dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi pada saat itu
4) Pelaporan
a) Informasi cepat tentang jumlah beratnya korban. Korban harus segera di
laporkan dalam 2 sampai 4 jam
b) Dilakukan evakuasi secara cepat dan tepat oleh pimpinan diasaster dam tim
disaster
c) dibuatkan laporan untuk disampaiakan kepada direktur rumah sakit.
5. PENANGANAN BENCANA DARI DALAM RUMAH SAKIT

a. Kebakaran

1) Metodelogi

Bencana dari dalam rumah sakit yang banyak menyebabkan


kerugian dan korban adalah bencana kebakaran. Oleh karenanya metodelogi ini
titik beratnya pada penanggulangan kebakaran selannjutnya bencana lain
tinggal mengikutinya.

Kebakaran di rumah sakit dapat digolongkan menjadi yaitu :

a) Kebakaran ringan : kebakaran yang melibatkan area yang sempit dengan api yang
kecil
b) Kebekaran sedang : kebakaran yang melibatkan area lebih luas bersifat local
dengan besarnya api sedang
c) Kebakaran berat : kebakaran yang melibatkan area yang luas dengan api yang
besar

2) 0rganisasi

Secara otomatis organisasi penanggulangan bencana menjadi aktif


sesuai ketentuan yang berlaku

3)Perencanaan SDM

Perencanan sumber daya manusia untuk menghadapi penanggulangan bencana


ditentukan berdasarkan golongan kebakaran dan jumlah korban yang ada pada saat
itu. Dengan demikian dapat dibuatkan perencanaan sumber daya manusia sebagai
berikut :

a) Kebakaran ringan : untuk memadamkan api diperlukan 1-2 orang dari pegawai
yang dinas atau yang berada disekitar kejadian saja dengan menggunakan APAR
b) Kebakaran sedang : untuk memadamkan api diperlukan 3-5 orang di pegawai
yang dinas dengan APAR yang jumlahnya lebih banyak 2-3 orang untuk evakuasi
pasien, dokumentasi ataupun barang berharga lainnya yang ada diruangan/lokasi
kejadian
c) Kebakaran berat : untuk memadamkan api diperlukan bantuan dari dinas
kebakaran, dengan mengerahkan seluruh pegawai yang berdinas saat itu
melakukan evakuasi
d) Jumlah korban yang ada

Berdasarkan jumlah korban pada saat itu maka untuk mobilisasi perencanaan
sumber daya manusia dapat digunakan ketentuan pada penanggulangan bencana
missal.

4)Perencanaan Komunikasi

Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan hal yang


sangat penting .untuk itu ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi
yaitu :

a) Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar


b) Bagi pengirim berita sebutkan identitas ,nama instansi dan alamat serta isi berita
yang menyebutkan jenis kejadian,lokasi kejadian, dan jumlah korban dan tindakan
yang dilakukan
c) Penerima harus mencatat identitas pelapor,jam menerima berita,isi berita dan
mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan

5)Perencanaan Logistik

Perencanaan logistik umum dan obat-obatan dan alat umum maupun alat medis
sangat diperlukan saat penanggulangan bencana menjadi peranan penting bagi tim
pendukung logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi saat itu.

6)Perencanaan Transportasi

Peranan transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk pengangkutan korban, oleh
karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat transportasi ambulance untuk
merujuk korban kerumah sakit rujukan bilamana perlu dapat koordinasi dengan
ambulance.

7)Pelaporan

a) Informasi tentang jumlah beratnya korban harus segera di dapat dalam waktu 2
sampai dengan 4 jam
b) Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh pimpinan disaster dan tim disaster

c) Dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada kepala rumah sakit

b. Gempa bumi

Dampak terjadinya gempa ini dapat merupakan bencana ekternal namun


bila dampak gempa pada area rumah sakit maka hal ini merupakan situasi bencana.

1. Metodelogi
a) Siapapun dan dimanapun lokasi, tetap tenang,jangan panik, jangan
berlari,ikiti petunjuk arah jalur evakuasi
b) Segera berlindung dibawah meja/tempat tidur dan hindari bahan yang
mudah jatuh
c) Tunggu perintah evakuasi dari tim penyelamat, jangan segera keluar dari
ruangan gempa saat terjadi
d) Padamkan aliran listrik serta jauhi jaringan listrik
e) Setelah kejadian gempa selesai ,seluruh personil harus segera berkumpul
ditempat terbuka yang telah ditentukan untuk mendapatkan instruksi lebih
lanjut
2. Organisasi
Secara otomatis organisasi penanggulangan bencana menjadi aktif sesuai
ketentuan yang berlaku
3. Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia untuk menghadapi penanggulangan bencana
akibat gempa bumi ditentukan berdasrkan jumlah korban yang ada pada saat itu
4. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan hal yang
sangat penting . untuk itu ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi
yaitu:
a) Komunikasi dilakukan secara singkat dan jelas
b) Bagi pengirim berita sebutkan identitas ,nama instansi dan alamat serta isi
berita yang menyebutkan jenis kejadian,lokasi kejadian, dan jumlah korban
dan tindakan yang dilakukan
c) Penerima harus mencatat identitas pelapor,jam menerima berita,isi berita
dan mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan
5. Perencanaan logistik

Perencanaan logistik umum dan obat-obatan dan alat umum maupun alat
medis sangat diperlukan saat penanggulangan bencana menjadi peranan penting
bagi tim pendukung logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan
kondisi saat itu.

6. Perencanaan Transportasi
Peranan transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk pengangkutan korban,
oleh karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat transportasi
ambulance untuk merujuk korban kerumah sakit rujukan bilamana perlu dapat
koordinasi dengan ambulance.
7. Pelaporan
a) Informasi cepat tentang jumlah beratnya korban. Korban harus segera di
laporkan dalam 2 sampai 4 jam
b) Dilakukan evakuasi secara cepat dan tepat oleh pimpinan diasaster dam tim
disaster
c) dibuatkan laporan untuk disampaiakan kepada direktur rumah sakit.
BAB IV
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai