Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA

(Hospital Disaster Plan)


RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA
TAHUN 2018

RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA


KOMITE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RUMAH SAKIT
Jl. RE Martadinata No. 108 Ancaran – Kuningan – Jawa Barat
Telp.: (0232) 876240 Fax.: 876240
PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA RUMAH SAKIT
(Hospital Disaster Plan)
Rumah Sakit Umum El-Syifa

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan (dalam keadaan emergency)
sehari-hari adalah hak asasi/hak setiap orang. Maraknya bencana yang terjadi di
berbagai daerah di Indonesia, baik berupa bencana alam maupun bencana karena
ulah manusia memerlukan kesiagaan pada setiap rumah sakit agar mampu
menanggulanginya dengan baik.
Pada penanganan bencana, ditingkat nasional telah dibentuk BADAN
KOORDINASI NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA DAN
PENGUNGSI (BAKORNAS PBP), yang diketuai oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia. Di tingkat Propinsi dibentuk SATUAN KOORDINASI PELAKSANA
PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGUNGSI (SATKORLAK PBP)
yang diketuai oleh Gubernur. Ditingkat Kabupaten/Kota dibentuk SATUAN
PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGUNGSI
(SATKORLAK PBP) yang diketuai oleh Bupati/Walikota.

I.2 Tujuan
a. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi, baik
dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang mengenai pegawai,
pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
b. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit
kerja pada saat terjadinya bencana.
c. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam
penanggulangan kegawatdaruratan.
d. Memberikan pertolongan medik yang optimal dengan waktu yang
sesingkat mungkin di rumah sakit.
e. Menyelamatkan jiwa dan mencegah cacat.
f. Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana.
g. Mencegah penyakit yang mungkin timbul serta mencegah penyebab
pasca bencana.
h. Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan lintas
program dengan mengikut sertakan peran masyarakat dalam
penanggulangan bencana/musibah masal kegawat daruratan sehari-
hari.

I.3 Definisi Istilah dan Pencatatan


I.3.1 Bencana
Bencana disebut juga musibah masal adalah suatu keadaan dimana
terjadi kecelakaan atau bencana alam dan atau bencana yang di
buat oleh manusia yang dalam waktu relative singkat terdapat
korban dalam jumlah banyak, yang tidak dapat ditanggulangi oleh
hanya satu unit kerja/bagian tertentu, sehingga harus mendapat
pertolongan segera. Bencana yang dimaksud diatas bisa berasal
dari dalam/luar bangunan Rumah Sakit Umum El-Syifa.
I.3.2 Berbagai Bencana
Berbagai bencana yang menimbulkan ancaman bagi rumah sakit :
1. Bencana Internal : Kebakaran, ledakan
2. Bencana external minor : bencana yang melibatkan korban
dalam jumlah kecil.
3. Bencana external mayor : bencana yang melibatkan korban
dalam jumlah besar.
4. Bencana yang mengancam baik rumah sakit ataupun
lingkungannya : kebakaran yang besar atau dekat, banjir,
ancaman bom dll.
5. Bencana di lingkungan lain.
I.3.2 Triase
Triase adalah tindakan pemilihan korban sesuai kondisi
kesehatannya untuk mendapat lebel tertentu dan kemudian
dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan / penanganan
sesuai dengan kebutuhan.
Korban akan terbagi dalam 5 (lima) kondisi kesehatan, yaitu
sebagai berikut:
1. Label Hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat ditunda, mencakup korban dengan :
- Fraktur minor
- Luka minor, luka bakar
2. Label Kuning
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan
perawatan khusus dan kemudian dapat dipulangkan, atau
dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain
termasuk dalam kategori ini:
- Korban dengan risiko Syok (korban dengan gangguan
jantung, trauma abdomen berat)
- Fraktur Dissable
- Fraktur femur / pelvis
- Luka bakar luas
- Gangguan kesadaran / trauma kepala.
3. Label Merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat,
kalau perlu tindakan operasi. Dengan kemungkinan harapan
hidup yang masih besar dan memerlukan perawatan rumah
sakit atau rujuk ke rumah sakit lain termasuk dalam kategori ini
:
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernafasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan external
4. Label Hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Ditempatkan di ruang
absensi karyawan (dapat menampung 10 jenazah).
I.3.2 Siaga
Adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban
di Rumah Sakit Siti Khodijah dalam jumlah yang besar sehingga
memerlukan penanggulangan khusus, dan dapat terjadi di dalam
maupun di luar jam kerja.
Pesan siaga dari Pusat Komunikasi (dibagian Umum) harus
disampaikan langsung kepada IGD (melalui telpon) Informasi ini
harus diterima langsung oleh perawat atau dokter jaga, kemudian
berkoordinasi dengan Direktur, Direktur Pelayanan dan Manager
keperawatan keputusan mengaktifkan renacana masal laksana
korban bencana masal di rumah sakit akan dibuat. Setelah itu
operator akan memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang
tercantum dalam daftar.
Sesuai kondisi dan kemampuan Rumah Sakit Umum El-Syifa,
maka kondisi SIAGA dibagi menjadi 2 (dua) tingkat sebagai
berikut :
1. Siaga I ( satu ) : Jumlah korban 15 orang sampai 25
orang.
Keadaan dimana korban dengan jumlah melebihi
kemampuan pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Umum El-Syifa sehingga harus dibantu dengan
memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih
terbatas di dalam lingkungan Rumah Sakit Siti Khodijah.
Adapun pekerjaan rutin sebagian terpaksa ditunda, tetapi
sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.
2. Siaga II ( Dua ) : Jumlah korban lebih dari 25 orang.
Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi
kemampuan pelayanan Instalasi Gawat Darurat, sehingga
harus memobilisasi sebagian besar petugas Rumah Sakit
Umum El-Syifa termasuk karyawan yang sedang tidak
bertugas. Adapun seluruh kegiatan rutin dihentikan, kecuali
pelayanan terhadap pasien rawat inap.
BAB II
BENCANA DILUAR RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA

II.1 Definisi
Adalah bencana yang terjadi diluar rumah sakit, lingkungan disekitar
rumah sakit, dimana terjadi kekurangan petugas rumah sakit dalam mengatasi
korban bencana yang dibawa ke rumah sakit.

II.2 Metodologi
Tindakan yang akan dilakukan oleh Rumah Sakit Umum El-Syifa bila
terjadi bencana di luar Rumah Sakit Siti Khodijah adalah bersikap aktif dan
bersikap pasif, yaitu:
1. Aktif
Yang dimaksud bersikap aktif adalah apabila para korban bencana
dibawa ke Rumah Sakit Umum El-Syifa untuk mendapatkan
pertolongan medis. Dalam hal ini Rumah Sakit Umum El-Syifa akan
mengaktifkan system siaga sesuai dengan jumlah korban yang datang.
Dan semua korban ditangani melalui proses triase dalam keadaan
bencana. Keadaan ini akan di lakukan oleh Tim Penanggulangan
Bencana Rumah Sakit Umum El-Syifa.
2. Pasif
Rumah Sakit Umum El-Syifa bersikap pasif atau menunggu informasi
dan instruksi dari instalasi terkait seperti Dinkes atau Kanwil Depkes
dalam menghadapi bencana yang terjadi di luar Rumah Sakit dimana
para korban tidak dibawa ke Rumah Sakit Umum El-Syifa melainkan
rumah sakit yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang
tersebut.

II.3 Organisasi Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Umum El-


Syifa
Tim Penanggulangan bencana berlaku sebagai organisasi keadaan “Siaga”
apabila setelah Rumah Sakit Umum El-Syifa dinyatakan dalam keadaan “SIAGA“
dengan demikian, selanjutnya seluruh petugas yang telah ditentukan langsung dan
segera bertugas dilokasi tugasnya masing-masing.
Susunan Keanggotaan Tim Penggulangan Bencana Rumah Sakit Umum
El-Syifa sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.
Dalam mengantisipasi terjadinya bencana diluar jam kerja, maka Tim
Penganggulangan Bencana Rumah Sakit Umum El-Syifa di luar jam kerja, hanya
bersifat sementara akan bertugas sesuai fungsinya, sampai pejabat penanggung
jawab yang sebenarnya hadir / mengambil alih.

II.4 Pengarahan Petugas


Semua petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kegiatan bencana
di luar jam kerja adalah penanggung jawab sementara, sampai penanggung jawab
sesungguhnya atau staf yang ditunjuk tiba dilokasi.
Mobilisasi Internal Petugas Rumah Sakit
Petugas Unit Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi kecelakaan
harus segera digantikan dengan petugas dari keperawatan lain. Petugas dari bagian
lain juga harus membantu mempersiapkan ruangan yang akan dipergunakan untuk
menampung korban kecelakaan massal tersebut.
Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit
Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penaggulangan
kecelakaan massal di Rumah Sakit, yaitu Unit Gawat Darurat, Kamar Operasi,
Laboratorium, Radiologi dan Unit Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain
seperti Kepala Urusan, petugas Gizi, ruang Laundry, petugas cleaning service,
petugas keamanan dan operator telpon harus pula dimobilisasi. Untuk
meningkatkan efisiensi, pemberian bantuan ini harus direncanakan secara seksama
dan dengan penekanan untuk melakukan pergantian yang cepat petugas yang
betugas di lokasi yang paling terekspos/ paling sibuk (Unit Gawat Darurat, Kamar
Operasi). Hal ini akan mencegah tidak tergantikannya petugas pada unit-unit
tersebut selama penanganan kecelakaan massal dan memperlancar pengembalian
petugas ke pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan kecelakaan missal.
II.4.1 Pos Komando di Rumah Sakit
Rumah Sakit harus menyediakan satu ruangan yang akan
difungsikan sebagai Pos Komando selama bencana massal terjadi
yaitu diruang marketing. Sebaiknya ruangan ini sudah dilengkapi
dengan radio dan telpon, atau telah dipersiapkan untuk
pemasangan alat komunikasi tersebut. Ruangan ini harus mudah
ditemukan / dicapai, dan cukup untuk menampung hingga 10 orang
petugas.
Tim inti dari Pos Komando di Rumah Sakit ini beranggotakan :
- Direktur Rumah Sakit
- Kabag Umum
- Kabid Pelayanan medis
- Kasubbag Umum
- Kasubid Keperawatan
- Kepala Seksie Rumah Tangga
- Humas (yang akan berhubungan dengan keluarga korban dan
media massa)
II.4.2 Pimpinan Siaga
Didalam jam kerja : Ka Instalasi IGD
Diluar jam kerja : Dokter jaga IGD Rumah Sakit Umum El-
Syifa
Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan
oleh Ketua Pelaksana Tim Penanggulangan Bencana Rumah Sakit
Umum El-Syifa di Bantu oleh staf yang ditunjuk diluar jam kerja
pimpinan sementara dikendalikan oleh Dokter jaga IGD Sampai
Ketua Pelaksana atau staf yang ditunjuk tiba di Rumah Sakit
Umum El-Syifa.
Tugas :
1. Menentukan tingkat bencana.
2. Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
3. Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang.

Penyampaian informasi resmi yang berkaitan dengan hospital


disaster plan diberikan oleh Direktur/Kabag Umum/Kabid
Pelayanan adalah di lobby/ pendaftaran.
II.4.3 Pimpinan Unsur Pelayanan Medik
Didalam jam kerja : Kabid Pelayanan
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
Memimpin segala unsur medis dalam penaggulangan korban, yang
terdiri dari para dokter dan semua petugas penunjang medik.
1. Penanggungjawab Mobilisasi Tenaga Medis:
Didalam jam kerja : Kabid Pelayanan Medis
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
a. Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan
kasus, agar tercukupi dalam jumlah setiap jenis
spesialisasinya.
b. Mengatur penambahan / penarikan atau penempatan tenaga
medis agar dengan jumlah tenaga yang ada korban tetap
dapat tertangani.
c. Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai data
yang ditangani di Rumah Sakit Umum El-Syifa.
d. Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga
untuk memberikan ketenangan.
e. Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkan Direktur
Rumah Sakit Umum El-Syifa untuk disampaikan kepada
pihak yang bewenang.
2. Penanggungjawab Triase:
Didalam jam kerja : Ka Unit IGD
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD

Lokasi : Ruang Triase IGD

Tugas :
a. Melaksanakan Triase Korban.
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan
siaga.
3. Penanggungjawab Ruang Label Hijau:
Didalam jam kerja : Dokter yang biasa bertugas di rawat
jalan umum
Diluar jam kerja : PJ Shift Perawat IGD

Lokasi: Ruang depan rawat jalan umum.


Tugas:
a. Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan.
c. Mencatat identitas korban
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan
siaga
4. Penanggungjawab Ruang Label Kuning:
Didalam jam kerja : Dokter yang biasa bertugas di rawat
jalan umum
Diluar jam kerja : Perawat Jaga IGD

Lokasi : Ruang depan Geriatri

Tugas :
a. Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan
(perawatan luka, penjahitan luka dan lain – lain sesuai
kebutuhan).
c. Mencatat identitas korban.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan
siaga.
5. Penanggungjawab Ruang Label Merah:
Didalam jam kerja : Dokter Penanggung jawabHCU
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat HCU

Lokasi : Ruang IGD

Tugas :
a. Seleksi ruang triase.
b. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.
c. Menentukan korban yang memerlukan perawatan di Rumah
Sakit Umum El-Syifa atau transfer ke rumah sakit lain,
setelah kondisi pasien relative stabil.
d. Menentukan korban yang memerlukan tingkat operasi
e. Mencatat semua identitas korban
f. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan

6. Penanggungjawab Kamar Operasi:


Didalam jam kerja : Dokter Kepala Unit Kamar Operasi
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat HCU
Tugas :
a. Mempersiapkan kamar operasi jika diperlukan dengan
mengatur jadwal operasi.
b. Mempersiapkan tenaga perawat kamar operasi
c. Mempersiapkan alat kesehatan kamar operasi untuk siap
digunakan.
d. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan
siaga
e. Mencatat Identitas
7. Penanggungjawab Farmasi
Didalam jam kerja : Ka Instalasi Farmasi
Diluar jam kerja : PJ Shift Asisten Apoteker Jaga.
Tugas :
a. Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua
unit kerja.
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan
siaga.
c. Mencatat identitas korban
8. Penanggungjawab Radiologi
Didalam jam kerja : Ka. Penunjang Medis
Diluar jam kerja : PJ Shift Radiografer Jaga.
Tugas :
a. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang terkait
dengan pemeriksaan radiologi
b. Mencatat semua identitas korban
c. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan
9. Penanggungjawab Laboratorium
Didalam jam kerja : Dokter penanggung jawab
Laboratorium
Diluar jam kerja : PJ Shift Laboratorium.
Tugas :
a. Mempersiapkan unit Laboratorium untuk pelayanan korban
dengan mengatur jadwal kegiatan yang sudah ada
b. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai kegiatan
siaga.
c. Mencatat semua identitas.

II.4.4 Pimpinan Unsur Pelayanan Keperawatan


Didalam jam kerja : Kasubbid Keperawatan
Diluar jam kerja : Perawat Piket (penyelia)
Tugas :
Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan
bencana.
1. Penanggung jawab Mobilisasi Tenaga Keperawatan.
Didalam jam kerja : Kasie Rawat Jalan
Diluar jam kerja : Perawat Piket (penyelia)
Tugas :
Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat keterampilan untuk ditempatkan sesuai
dengan ruang label
2. Penanggung jawab Ruang Perawatan.
Didalam jam kerja : Kasie Rawat Inap
Diluar jam kerja : MOD
Tugas :
a. Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus
dirawat di Rumah Sakit U
b. Berkoordinasi dengan unit kerja Rumah Tangga untuk
mempersiapkan dan mendistribusikan seluruh linen dan gizi
(makanan), sesuai dengan kebutuhan tiap ruangan.

II.4.5 Penanganan Unsur Pelayanan Administrasi


Didalam jam kerja : Kasubag Umum
Diluar jam kerja : MOD
Tugas :
Koordinasi semua unsur pelayanan administrasi.
1. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Cadangan Non
Medis :
Didalam jam kerja : Kasie Rumah Tangga
Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :
Mobilisasi tenaga non medis yang berada di lingkungan
Rumah Sakit Umum El-Syifa untuk siap dan kemudian
ditempatkan sesuai dengan kebutuhan.
2. Penanggung Jawab Keamanan :
Didalam jam kerja : Kasie Rumah Tangga
Diluar jam kerja : Security/ Keamanan Rumah Sakit
Tugas :
a. Mengatur kelancaran kendaraan keluar masuk
membawa korban.
b. Mengatur area parker sehingga tidak mengganggu arus
kendaraan yang membawa korban dan atau saat
evakuasi.
c. Menjaga keamanan dan ketertiban seluruh area korban.
3. Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana :
Didalam jam kerja : Kasie Rumah Tangga
Diluar jam kerja : Kepala IPSRS
Tugas :
a. Menjamin aliran listrik tetap tesedia selama kondisi
siaga.
b. Menjaga aliran gas medik tetap tersedia dan lancar.
4. Penanggung Jawab Transportasi :
Didalam jam kerja : Kasie Rumah Tangga
Diluar jam kerja : PJ Supir
Tugas :
Mempersiapkan semua ambulan dan kendaraan angkutan
lainnya agar dapat dipergunakan setiap waktu untuk antar
jemput korban dan tenaga medis / perawat dan lain – lain.
5. Penanggung Jawab Konsumsi :
Didalam jam kerja : Kasie Unit Gizi
Diluar jam kerja : Komandan Regu
Tugas :
a. Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk
menyiapkan dapur dalam penyediaan makanan bagi
korban di ruang perawatan, sesuai kondisi korban.
b. Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab panitia
bencana untuk menyiapkan makanan bagi tenaga rumah
sakit yang bertugas selama siaga.
6. Penanggung Jawab Keuangan :
Didalam jam kerja : Kasubbag Keuangan
Diluar jam kerja : Petugas Kasir

Didalam penanggulangan bencana dibutuhkan dana, besar


kecilnya dana yang harus dikeluarkan tergantung dari besar
kecilnya bencana dan besar kecilnya korban yang timbul
dalam bencana tersebut.
Tugas :
Pendataan lengkap semua biaya yang dikeluarkan untuk
penanggulangan bencana.

II.5 Perencanan Logistik


Kebutuhan obat, alat – alat kesehatan, makanan dan lain – lain harus
disiagakan di bawah koordinasi dan pimpinan dari Ketua Tim Penanggulangan
bencana yang dalam hal ini dipimpin oleh Ka Unit IGD.
Perencanaan meliputi :
1. Siap untuk mensuplai kebutuhan tiap bagian.
2. Memiliki List terbaru dari supplier yang dapat mengirim dengan cepat
kebutuhan obat dan barang-barang kebutuhan.
3. Penyiapan persiapan persediaan obat-obatan gawat darurat.
4. Tersedianya petugas untuk mengatur obat setiap waktu obat
dibutuhkan.
5. Penyimpan makanan pada saat bencana dan mempertahankan
persediaan makanan untuk pasien dan petugas.
Semua dana yang dikeluarkan dalam kegiatan ini harus dibuatkan laporan
pertanggungjawaban.
II.6 Perencanan Transportasi
Transportasi diperlukan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan pengadaan obat dan alkes, penjemputan para pejabat atau panitia
penanggulangan bencana, evakuasi pasien, merujuk pasien dan lain-lain yang
berhubungan dengan kegiatan penanggulangan bencana.
Seluruh unit mobil ambulan dan sepeda motor yang dimiliki Rumah Sakit
Umum El-Syifa harus disiagakan termasuk dibawah komando Kabag Umum /
Komandan Regu.

II.7 Pelaporan
Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab harus
melaporkan kegiatan yang telah dilakukan kepada Ketua Tim Penanggulangan
bencana adanya kejadian atau masalah yang baru dalam bencana juga harus segera
dilaporkan hal ini sangat berguna untuk keperluan informasi baik ke dalam
maupun ke luar rumah sakit dan juga sangat berguna untuk menentukan tingkat
siaga selanjutnya.
BAB III
BENCANA DIDALAM RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA

III.1 Upaya Preventif


Agar terhindar dari bencana yang idak diinginkan, maka beberapa hal yang
harus dilakukan adalah sebagai berikut:
III.1.1 Bekerja Sesuai Prosedur
Setiap petugas yang bekerja harus memperhatikan rambu-rambu
tanda bahaya yang ada perlakukan barang yang menjadi objek
kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada agar tidak terjadi hal-
hal yang membahayakan dirinya atau orang lain seperti terjadinya
kebakaran yang berasal dari gas, bahan-bahan kimia atau bahan
yang mudah meledak atau terbakar begitu pula penanganan
makanan harus dilakukan sesuai prosedur untuk mencegah
terjadinya keracunan makanan yang berasal dari dapur Rumah
Sakit Umum El-Syifa.
III.1.2 Pelatihan
Pelatihan merupakan sarana yang sangat baik dalam upaya
penanggulangan bencana kegiatan pelatihan harus selalu diadakan
setahun sekali dan meliputi seluruh karyawan yang bekerja di
Rumah Sakit Umum El-Syifa.
Pelatihan yang harus diadakan adalah :
a. Pelatihan Kebakaran
Seluruh karyawan Rumah Sakit Umum El-Syifa harus bersedia
dan aktif mengikuti pelatihan kebakaran yang bekerja sama
dengan Dinas Kebakaran dengan adanya pelatihan ini
diharapkan siap mengantisipasi dan mencegah terjadinya
kebakaran yang besar agar tidak timbul kerugian atau korban
yang lebih besar.
b. Pelatihan Evakuasi
Pelatihan evakuasi juga harus dilakukan setahun sekali seperti
pelatihan kebakaran, dalam pelatihan ini para karyawan baik
medis maupun non medis akan diberikan pengetahuan dan
praktek mengenai tehnik-tehnik evaluasi dan prosedur evakuasi
yang harus dilakukan.
III.2 Upaya Penanggulangan Bencana yang Sudah Terjadi
Bencana yang terjadi didalam Rumah Sakit Umum El-Syifa dapat menjadi
2 (dua) hal, yaitu:
III.2.1 Bencana yang tidak memerlukan evakuasi:
Penanganan korban bencana yang terjadi di dalam Rumah Sakit
tetap melalui proses triase dengan system penanganan yang sama
seperti pada penanganan korban yang datang dari luar Rumah Sakit
Umum El-Syifa.
III.2.2 Bencana yang memerlukan evakuasi:
Apabila bencana yang terjadi di dalam dapat menyebabkan
kerusakan bangunan serta mengancam keselamatan semua orang
yang berada di Rumah Sakit Umum El-Syifa, maka harus segera
dilakukan evakuasi.
a. Evakuasi
Evakuasi adalah proses pemindahan korban dari lokasi
kejadian ke tempat lain yang aman atau untuk mendapat
pertolongan medis yang lebih baik atau lebih lengkap.
Korban dapat merupakan pasien Rumah Sakit Umum El-Syifa,
tetapi dapat pula merupakan karyawan yang bekerja di Rumah
Sakit Umum El-Syifa.
Alasan Evakuasi :
1. Untuk memindahkan pasien atau staf dari tempat dimana
bahaya mengancam.
2. Untuk mempersiapkan tempat tidur bagi korban kecelakaan
yang memerlukannya.
Pelaksanaan dari penanganan bencana internal:
1. Pasien harus segera dipindahkan dari tempat yang
berbahaya ke tempat yang aman.
2. Keputusan seberapa luas rencana dilakukan akan ditentukan
oleh petugas yang berwenang.
3. Pendataan / pengabsenan akan dilaksanakan sebelum,
selama, dan sesudah evakuasi jika memungkinkan.
b. Anggota Tim Evakuasi
1. Petugas perawat jaga disemua ruang perawatan.
2. Staf SDM/ Kepegawaian dibantu oleh semua staf bagian
umum (diluar jam kerja dihitung lembur)
c. Prosedur Evakuasi pada Penanganan Bencana.

Anda mungkin juga menyukai