Anda di halaman 1dari 27

Lampiran

Keputusan DIrektur RS Mitra Plumbon


Nomor : 6147/RS.MP/XII/2017
Tanggal : 28 Desember 2017

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA ( DISASTER )

BAB I
PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan kegawat daruratan sehari-hari adalah hak asasi / hak setiap orang.
Maraknya bencana yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, baik berupa bencana alam
maupun bencana karena ulah manusia memerlukan kesiapsiagaan pada setiap rumah sakit agar
mampu menanggulanginya dengan baik.
Dalam penanganan bencana, ditingkat nasional ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB). Di tingkat Propinsi juga ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi dan
ditingkat Kabupaten / Kota juga ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten/kota.
Rumah sakit adalah sebagai mata rantai dari sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) pada kedaruratan sehari-hari, maka pada situasi bencana rumah sakitpun harus
berperan serta dengan menjadi bagian dan bekerja dibawah koordinasi dari BPBD tersebut.

Tujuan
Tujuan umum dari Hospital Disaster Plan ini bagi rumah sakit adalah meningkatkan
kesiapsiagaan RS dalam menghadapi bencana.
Tujuan khusus adalah :
1. Sebagai panduan dalam menanggulangi bencana yang terjadi, baik dari dalam maupun dari
luar RS yang mengenai pegawai, pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
2. Menentukan tanggung jawab dari masing-masing personel dan unit kerja pada saat
terjadinya bencana.
3. Sebagai acuan dalam penyusunan standar prosedur operasional dalam penanggulangan
kegawat daruratan bencana.
4. Dapat memberikan pertolongan medis yang optimal dengan waktu secepat mungkin di RS
pada saat terjadi bencana.
5. Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana
6. Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja lintas sektoral dan lintas program dengan
mengikut sertakan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana/korban masal, melalui
perbaikan penanganan kegawat daruratan sehari-hari.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 1


Sasaran
Dijadikannya Hospital Disaster Plan ini sebagai panduan di RS dalam penanganan bencana baik
pada pra bencana, masa bencana maupun pasca bencana.

Dasar hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana.
2. Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009.
3. Undang-undang Praktek Kedokteran Nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.
4. Kepmenkes RI No. 448 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang pembentukan tim kesehatan
penanggulangan korban bencana di setiap rumah sakit.
5. Kepmenkes RI No. 28 / Menkes / SK / I / 1995 tentang petunjuk pelaksanaan umum
penanggulangan medik korban bencana.
6. Kepmenkes RI No. 979 / Menkes / SK / IX / 2001 tentang prosedur tetap pelayanan
kesehatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 2


BAB II
DEFINISI ISTILAH DAN PEMBATASAN

I. BENCANA
Bencana disebut juga musibah massal adalah suatu keadaan dimana terjadi kecelakaan atau
bencana alam dan atau bencana yang dibuat oleh manusia yang dalam waktu relative
singkat terdapat korban dalam jumlah banyak, yang tidak dapat ditanggulangi oleh hanya
satu unit kerja/bagian tertentu, sehingga harus mendapat pertolongan segera. Bencana yang
dimaksud diatas bisa berasal dari dalam/luar Rumah Sakit Mitra.
Berbagai bencana internal yang menimbulkan ancaman bagi rumah sakit :
1. Kebakaran, bisa bersumber dari dalam atau luar gedung
2. Gempa Bumi atau Banjir
3. Kebocoran gas, berasal dari gas medis atau gas elpiji.
4. Ledakan, sebagai akibat kebocoran gas atau tabung bertekanan.
5. Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit,

Sedangkan bencana eksternal dapat berupa :


1. Bencana external minor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah kecil ( seperti
kecelakaan lalu lintas)
2. Bencana external mayor : bencana yang melibatkan korban dalam jumlah besar
( kecelakaan kereta api,pesawat terbang).
3. Bencana yang mengancam baik rumah sakit atau pun lingkungannya : kebakaran yang
besar,banjir, ancaman bom, huru hara dll.
4. Bencana lingkungan yang lain.

B. Triase
Triase adalah tindakan pemilihan korban sesuai tingkat kegawatannya untuk mendapat label
tertentu dan kemudian dikelompokkan serta mendapatkan pertolongan / penanganan sesuai
dengan kebutuhan.
Korban akan terbagi dalam lima kondisi, sebagai berikut :
1. Label hijau
Korban yang tak memerlukan pengobatan segera atau pemberian pengobatan dapat
ditunda, mencakup korban dengan :
a. Fraktur minor
b. Luka minor, luka bakar minor

2. Label kuning
Korban dengan cidera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan tidak
dapat dipulangkan, sehingga harus dirawat di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit
lain, termasuk dalam kategori ini :

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 3


a. Korban dengan resiko syok (korban gangguan jantung, trauma abdomen berat)
b. Fraktur multipel
c. Fraktur femur / pelvis
d. Luka bakar luas
e. Gangguan kesadaran / trauma kepala

3. Label merah
Korban dengan cidera berat yang memerlukan observasi ketat dan penanganan segera,
kalau perlu tindakan operasi. Dengan kemungkinan harapan hidup yang masih besar dan
memerlukan perawatan rumah sakit atau rujuk ke rumah sakit lain, termasuk dalam
kategori ini :
A. Syok oleh berbagai kausa
B. Gangguan pernafasan
C. Trauma kepala dengan pupil anisokor
D. Perdarahan external masif

4. Label hitam
Korban yang sudah meninggal dunia. Ditempatkan di ruang mortuari (ruang jenazah)

III. Siaga
Siaga adalah suatu keadaan dimana pada waktu yang bersamaan korban akan datang ke
rumah sakit dalam jumlah yang besar sehingga memerlukan penanggulangan khusus, yang
dapat terjadi di dalam maupun di luar jam kerja. Pesan siaga dari pusat komunikasi harus
disampaikan langsung kepada UGD/IGD (melalui telpon) Informasi ini harus diterima
langsung oleh perawat atau dokter jaga, kemudian berkoordinasi dengan kepala UGD/IGD,
Direktur Pelayanan dan Direktur rumah sakit, sehingga keputusan mengaktifkan rencana
penatalaksanaan korban bencana di rumah sakit (Hospital Disaster Plan) akan segera dibuat.
Setelah itu operator akan memanggil / memobilisasi tenaga penolong yang tercantum dalam
daftar.
Sesuai kondisi dan kemampuan rumah sakit, maka kondisi SIAGA dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkat sebagai berikut :

Siaga I ( satu ) : Jumlah korban 10 orang sampai 20 orang


Keadaan dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan pelayanan Unit Gawat Darurat
RS sehingga harus dibantu dengan memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih
terbatas di dalam lingkungan rumah sakit. Adapun pekerjaan rutin sebagian terpaksa
ditunda, tetapi sebagian lagi masih dapat dilakukan tanpa terganggu.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 4


Siaga II ( Dua ) : Jumlah korban 20 orang sampai 50 orang.
Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan pelayanan Unit Gawat Darurat,
sehingga harus memobilisasi sebagian besar petugas rumah sakit termasuk karyawan yang
sedang tidak bertugas. Pada situasi ini seluruh kegiatan rutin RS dihentikan, kecuali
pelayanan terhadap pasien rawat inap.

Siaga III (tiga ) : Jumlah korban lebih dari 50 orang.


Keadaan dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan rumah sakit, sehingga harus
melibatkan rumah sakit atau sarana kesehatan lain disekitar RS. Artinya keadaan bencana
sudah harus dilaporkan kepada BPBD kabupaten/kota, dimana koordinasi penanggulangan
korban akan diambil alih oleh BPBD kabupaten/kota.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 5


BAB III
BENCANA DI DALAM RUMAH SAKIT MITRA PLUMBON

Adalah bencana yang terjadi didalam lingkungan rumah sakit, baik didalam gedung maupun
diluar gedung. Yang diperlukan dalam situasi ini adalah segera memindahkan pasien/korban
ketempat aman serta melaksanakan asesmen cepat (triase) agar pasien mendapat penanganan
medis sesuai dengan berat ringannya cidera. Apabila jumlah korban masih dalam batas
kemampuan pelayanan IGD maka tidak perlu dilakukan aktivasi sistim penanggulangan bencana
RS, lain halnya bila jumlah korban sudah melebihi kemampuan pelayanan IGD maka akan
dilakukan aktivasi sistim penanggulangan bencana RS.

A. UPAYA PREVENTIF
Agar terhindar dari bencana yang tidak diinginkan, maka beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bekerja sesuai prosedur
Setiap petugas yang bekerja harus memperhatikan rambu-rambu tanda bahaya yang
ada, perlakukan barang yang menjadi objek kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada
agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang lain seperti
terjadinya kebakaran yang berasal dari gas, bahan-bahan kimia atau bahan yang
mudah meledak atau terbakar, begitu pula penanganan makanan harus dilakukan
sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya keracunan makanan yang berasal dari
dapur RS.

2. Pelatihan dan Latihan/Simulasi


Latihan/simulasi merupakan sarana yang sangat baik dalam upaya penanggulangan
bencana kegiatan latihan harus selalu diadakan setahun sekali dan meliputi seluruh
karyawan yang bekerja di rumah sakit.
Pelatihan yang harus diadakan adalah :
a. Pelatihan kebakaran
Seluruh karyawan RS harus bersedia dan aktif mengikuti pelatihan kebakaran yang
bekerja sama dengan Dinas Kebakaran dengan adanya pelatihan ini diharapkan
siap mengantisipasi dan mencegah terjadinya kebakaran yang besar agar tidak
timbul kerugian atau korban yang lebih besar.
b. Pelatihan evakuasi
Pelatihan evakuasi juga harus dilakukan setahun sekali seperti pelatihan
kebakaran, dalam pelatihan ini para karyawan baik medis maupun non medis akan
diberikan pengetahuan dan praktek mengenai tehnik-tehnik evaluasi dan prosedur
evakuasi yang harus dilakukan.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 6


B. UPAYA PENANGGULANGAN BENCANA YANG TERJADI
Bencana yang terjadi didalam RS dapat menjadi 2 hal, yaitu :
1. Bencana yang tidak memerlukan evakuasi :
Penanganan korban bencana yang terjadi di dalam Rumah Sakit tetap melalui proses
triase dengan sistim penanganan yang sama seperti pada penanganan korban yang
datang dari luar RS.
2. Bencana yang memerlukan evakuasi :
Apabila bencana yang terjadi di dalam dapat menyebabkan kerusakan bangunan serta
mengancam keselamatan semua orang yang berada di RS Mitra Plumbon, maka harus
segera dilakukan evakuasi.
a. Evakuasi.
Evakuasi adalah proses pemindahan korban dari lokasi kejadian ke tempat lain
yang aman atau untuk mendapat pertolongan medis yang lebih baik atau lebih
lengkap.
Korban dapat merupakan pasien RS Mitra Plumbon, tetapi dapat pula merupakan
karyawan yang bekerja di RS Mitra Plumbon.
Alasan Evakuasi :
1) Untuk memindahkan pasien atau staf dari tempat dimana bahaya
mengancam.
2) Untuk mempersiapkan tempat tidur bagi korban kecelakaan yang
memerlukannya.
Pelaksanaan dari penanganan bencana internal :
1) Pasien harus segera dipindahkan dari tempat yang berbahaya ke tempat yang
aman.
2) Keputusan seberapa luas rencana dilakukan akan ditentukan oleh petugas
yang berwenang.
3) Pendataan / pengabsenan akan dilaksanakan sebelum, selama, dan sesudah
evakuasi jika memungkinkan.
b. Anggota Tim Evakuasi.
1) Petugas perawat jaga di semua ruang perawatan.
2) Staf SDM / Kepegawaian dibantu oleh semua staf administrasi (diluar kerja
semua staf administrasi yang tugas jaga).
c. Prosedur Evakuasi pada Penanganan Bencana.
1) Perawat jaga ruangan mendengar pemberitahuan adanya bencana dan
perintah evakuasi dari pimpinan siaga.
2) Dalam kondisi kebakaran atau bencana internal lain, semua pasien atau staf
rumah sakit harus segera dipindahkan ketempat lain yang aman di rumah
sakit, atau dikeluarkan dari rumah sakit.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 7


3) Pemindahan pertama dilakukan ke tempat yang aman dalam lantai yang sama,
lalu jika area tersebut dianggap tidak lagi aman, dilakukan pemindahan
kelantai bawahnya atau dikeluarkan dari gedung.
4) Pemindahan harus secara sistematis dengan memindahkan pasien dan staf
yang lebih dekat dengan area yang berbahaya terlebih dahulu.
5) Setiap bagian dalam gedung harus diberi tanda. Pastikan pintu yang
menghubungkan dengan area yang terbakar selalu tertutup rapat sewaktu
pindah dari satu bagian ke bagian yang lain.
6) Jangan mencoba untuk evakuasi dari gedung “saat” terjadinya bencana
gempa.

d. Tindak lanjut
Setelah semua pasien dan korban akibat bencana tersebut sudah terkumpul di
tempat yang aman, Ketua Tim Penanggulangan bencana mengatur pengiriman
pasien dan korban ke ruangan lain dalam rumah sakit atau Rumah Sakit terdekat
atau ke Rumah Sakit rujukan.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 8


BAB III
BENCANA DI LUAR RUMAH SAKIT MITRA PLUMBON

Adalah bencana yang terjadi diluar rumah sakit, lingkungan disekitar rumah sakit, dimana korban
dibawa ke rumah sakit dalam jumlah besar sehingga terjadi kekurangan petugas rumah sakit
dalam mengatasi korban bencana yang dibawa ke RS.
Tindakan yang akan dilakukan oleh rumah sakit bila terjadi bencana diluar RS adalah bersikap
aktif dan pasif
1. Aktif,
Adalah apabila para korban bencana dibawa ke RS untuk mendapatkan pertolongan medis.
Dalam hal ini rumah sakit akan mengaktivasi sistem siaga sesuai dengan jumlah korban
yang datang. Dan semua korban akan ditangani dengan metode triase dalam keadaan
bencana. Kegiatan ini akan di lakukan oleh Tim Penanggulangan Bencana RS.
2. Pasif,
Adalah menunggu informasi dan instruksi dari instansi terkait seperti Dinkes atau BPBD
dalam menghadapi bencana yang terjadi di luar rumah sakit dimana para korban tidak
dibawa ke rumah sakit kita melainkan rumah sakit yang telah ditentukan oleh instansi yang
berwenang tersebut.
Apabila bencana terjadi diluar jam kerja, maka penganggulangan bencana untuk sementara
ditangani oleh tim kerja yang bertugas jaga di RS terutama di IGD/IGD dan hanya bersifat
sementara bertugas , sampai pejabat penanggung jawab yang sebenarnya hadir / mengambil
alih dan sistim Penanggulangan Bencana RS sudah di aktivasi.

Penanganan Korban
Dalam menangani korban bencana di RS, diperlukan banyak jenis pekerjaan, setidaknya ada 21
jenis pengelolaan yang harus dilakukan :
1. Penanganan korban, merupakan tanggung jawab Pimpinan Tim Siaga Medis.
2. Pengelolaan Barang milik korban, tanggung jawab koordinator satpam
3. Pengosongan ruangan dan pemindahan pasien, menjadi tanggung jawab Kepala Bidang
Keperawatan.
4. Pengelolaan makanan pasien dan petugas, menjadi tanggung jawab kepala Instalasi Gizi.
5. Pengelolaan SDM RS, menjadi tanggung jawab direktur/manajer SDM.
6. Pengendalian korban bencana dan pengunjung, menjadi tanggung jawab Komandan
Satpam.
7. Koordinasi dengan Instansi lain, menjadi tanggung jawab Direktur RS.
8. Pengelolaan obat dan bahan habis pakai, menjadi tanggung jawab kepala Instalasi Farmasi.
9. Pengelolaan relawan, menjadi tanggung jawab kepala Bagian SDM.
10. Pengelolaan bantuan/donasi, menjadi tanggung jawab kepala bagian umum.
11. Pengelolaan listrik,telepon dan air, menjadi tanggung jawab kepala IPSRS.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 9


12. Pengelolaan keamanan, menjadi tanggung jawab kepala Satpam.
13. Jumpa pers, menjadi tanggung jawab kepala bagian Hukum dan Humas.
14. Pengelolaan media massa, menjadi tanggung jawab bagian Humas.
15. Pengelolaan rekam medis, menjadi tanggung jawab kepala Instalasi Rekam medis.
16. Identifikasi korban, menjadi tanggung jawab petugas triase IGD dan kamar jenazah.
17. Pengelolaan tamu/kunjungan, menjadi tanggung jawab Humas
18. Pengelolaan jenazah, menjadi tanggung jawab coordinator kamar jenazah
19. Evakuasi korban ke luar RS, menjadi tanggung jawab keperawatan

Pos Kegiatan
Setidaknya harus disediakan 7 pos (termasuk pos komando) sebagai berikut :
1. Pos Komando, dengan fasilitas telepon,komputer,peta area berkumpul,peta ruangan
perawatan, peta fasilitas kesehatan lain, peta area hazard di RS, white board, meja
pertemuan,radio komunikasi, emergency kit medis dan non medis.
2. Pos Informasi, tersedia semua data korban, data kebutuhan relawan, data perencanaan
kebutuhan obat,alat medis,non medis, barang habis pakai medis dan non medis, data
donatur, data gedung.Fasilitas yang harus ada telepon,komputer, internet dan papan
informasi.
3. Pos Logistik dan Donasi,sebagai tempat penerimaan, penyimpanan semetara barang-barang
bantuan/sumbangan. Fasilitas komputer, buku catatan.
4. Pos penanganan jenazah, untuk penampungan, penyimpanan korban menninggal atau
bagian tubuh, identifikasi jenazah,penyimpanan barag bukti.Fasilitas komputer, telepon,
radio komunikasi, papan informasi, X-Ray mobile, lemari pendingin mayat.
5. Pos Relawan, tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan serta tempat informasi
relawan.Fasilitas komputer, telepon,internet, radio komunikasi, buku catatan.
6. Pos Restory dan family link, tempat informasi dan penelusuran korban oleh keluarga,
tempat korespondensi dengan keluarga korban. Fasilitas komputer,telepon, internet, radio
komunikasi dan buku pencatatan.
7. Pos pengolahan data, tempat penerimaan dan pengolahan data yang terkait dengan
penanganan bencana. Fasilitas telepon,komputer, internet, radio komunikasi.
Pada kejadian bencana internal, dibutuhkan area tempat berkumpul semua korban untuk
dilakukan rapid assesmen untuk triase korban, dan ruangan berkumpul sebagai tempat
penampungan pasien sementara, yang aman dan dekat tempat kejadian.

Pelaksanaan Operasional
Dalam pelaksanan diperlukan beberapa sistim yang pendukung operasionalisasi tim
penanggulanagn bencana RS, yaitu sistim peringatan dini (alert system), sistim pengerahan dan
aktifasi sumber daya (SDM,fasilitas), sistim ekstensi area penanganan korban, sistim rujukan .
Jalur komunikasi yang dilaksanakan dalam situasi bencana adalah :

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 10


1. Aktivasi sistim Penanganan Bencana RS
2. Mobilisasi tim medis
3. Mobilisasi tim manajemen
4. Aktivasi pos komando
5. Penggunaan media komunikasi yang ada
6. Setiap orang mengambil peran dan tanggung jawab sesuai jabatan dalam tim
7. Memberikan informasi yang terkini yang telah disetujui oleh Direktur RS.
8. Deaktivasi sistim penanganan bencana.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 11


BAB IV
PENGORGANISASIAN TIM PENANGGULANGAN BENCANA RS MITRA PLUMBON

A. PENGERAHAN PETUGAS
Setelah sistim di aktivasi, maka semua petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab
kegiatan bencana di luar jam kerja adalah penanggung jawab sementara, sampai
penanggung jawab sesungguhnya atau staf yang ditunjuk tiba dilokasi.

Mobilisasi Internal Petugas Rumah Sakit


Petugas Unit Gawat Darurat yang diberangkatkan ke lokasi kecelakaan harus segera
digantikan dengan petugas dari keperawatan lain. Petugas dari bagian lain juga harus
membantu mempersiapkan ruangan yang akan dipergunakan untuk menampung korban
kecelakaan massal tersebut.

Mobilisasi Sentripetal Petugas Rumah Sakit


Bantuan harus diberikan kepada unit-unit utama dalam penaggulangan kecelakaan massal di
Rumah Sakit, yaitu Unit Gawat Darurat, Unit Bedah, Kamar Operasi, Laboratorium, Radiologi
dan Unit Perawatan Intensif, dan petugas-petugas lain seperti Kepala Bidang, Seksi/Urusan,
petugas Gizi, petugas Laundry, petugas cleaning service, petugas keamanan dan operator
telpon harus pula dimobilisasi. Untuk meningkatkan efisiensi, pemberian bantuan ini harus
direncanakan secara seksama dan dengan penekanan untuk melakukan pergantian yang
cepat petugas yang bertugas di lokasi yang paling terekspos / paling sibuk (Unit Gawat
Darurat, Kamar Operasi). Hal ini akan mencegah tidak tergantikannya petugas pada unit-unit
tersebut selama penanganan kecelakaan massal dan memperlancar pengembalian petugas
ke pekerjaan rutin setelah bekerja di unit penanganan kecelakaan massal.

B. ORGANISASI TIM PENANGGULANGAN BENCANA DI RS MITRA PLUMBON


Tim Penanggulangan bencana berlaku sebagai organisasi keadaan “Siaga” setelah RS Mitra
Plumbon dinyatakan dalam keadaan “Siaga” dengan demikian, selanjutnya seluruh petugas
yang telah ditentukan langsung dan segera bertugas dilokasi tugasnya masing-masing.
Susunan Keanggotaan Tim Penanggulangan Bencana RS Mitra Plumbon sesuai dengan fungsi
dan peran masing-masing. Seluruh kegiatan penanggulangan bencana dibawah koordinasi
ketua Tim Penanggulangan Bencana RS Mitra Plumbon yang bertanggung jawab kepada
Direktur RS Mitra Plumbon.
Dalam pelaksanaan penanggulangan bencana di RS Mitra plumbon pimpinan dibantu oleh
pimpinan unsure pelayanan medis yang membawahi 3 tim, yaitu tim siaga medis, tim
penunjang medis dan tim keperawatan, sedangkan pimpinan administrasi membawahi 2 tim,
yaitu tim logistic dan umum, dan tim keuangan

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 12


Dalam mengantisipasi kejadian bencana diluar jam kerja, maka juga ditentukan tim
penanggulangan bencana sementara yang personilnya terdiri dari petugas jaga RS Mitra
Plumbon dengan pusat kegiatan berada di IGD, sampai Tim Penanggulangan Bencana RS
Mitra Plumbon siap ditempat.
1. POS KOMANDO RUMAH SAKIT
Rumah sakit Siaga Bencana menyediakan satu ruangan yang akan difungsikan sebagai
Pos Komando selama bencana massal terjadi yaitu diruang humas. Ruangan ini sudah
dilengkapi dengan radio dan telpon, atau telah dipersiapkan untuk pemasangan alat
komunikasi tersebut. Ruangan ini harus mudah ditemukan / dicapai, dan cukup untuk
menampung hingga 10 orang petugas.
Tim inti dari Pos Komando di RS Mitra Plumbon ini beranggotakan :
a. Direktur Rumah Sakit Siaga Bencana
b. Wakil Direktur Pelayanan RS Mitra Plumbon
c. Kepala Bidang Pelayanan Medis
d. Kepala Bidang Keperawatan RS Mitra Plumbon
e. Wakil Direktur Administrasi dan umum RS Mitra Plumbon
f. Humas (berhubungan dengan keluarga korban dan media massa)
g. Customer Service
h. Kepala Bagian Administrasi Umum
i. Kepala Bidang Penunjang Medis

2. PIMPINAN DISASTER
Didalam jam kerja : Wadir. Pelayanan Medis
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
a. Memimpin segala unsur medis dalam penanggulangan korban, yang terdiri dari para
dokter dan semua petugas penunjang medik.
b. Mengkoordinasi segenap unsure dirumah sakit yang bertugas menanggulangi
bencana
c. Berkoordinasi dengan unsure luar rumah sakit bilamana dipandang perlu setelah
berkonsultasi dengan Direktur Rumah Sakit

3. PIMPINAN PENANGANAN UNSUR PELAYANAN MEDIS


Didalam jam kerja : Kabid Pelayanan Medis
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
a. Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan kasus, agar tercukupi dalam
jumlah setiap jenis spesialisasinya.
b. Mengatur penambahan/penarikan atau penempatan tenaga medis agar dengan
jumlah tenaga yang ada korban tetap dapat tertangani.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 13


c. Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai data yang ditangani di
RS. Mitra Plumbon
d. Memberikan informasi kepada korban dan keluarga untuk memberikan
ketenangan
e. Mempersiapakan data lengkap yang dibutuhkan Direktur RS. Mitra Plumbon
untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang

4. PIMPINAN TIM SIAGA MEDIS


Didalam jam kerja : Ka. Instalasi Gawat Darurat
Diluar jam kerja : Dokter jaga IGD
Keadaan siaga penanggulangan bencana langsung dikendalikan oleh Ketua Pelaksana
Tim Penanggulangan Bencana RS luar jam kerja dibantu oleh staf yang ditunjuk untuk
itu, pimpinan sementara dikendalikan oleh Dokter jaga IGD sampai Ketua Pelaksana atau
staf yang ditunjuk tiba di rumah sakit.
Tugas :
a. Menentukan tingkat bencana.
b. Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
c. Memberikan informasi kepada aparat yang berwenang
Penyampaian informasi resmi yang berkaitan dengan pelaksanaan penanggulangan
bencana diberikan oleh Direksi diruang pertemuan direksi. (Briefing dan debriefing).
a. Penanggung Jawab Mobilisasi Tenaga Medis :
Didalam jam kerja : Ka. Bidang Pelayanan Medis
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Tugas :
1) Menyediakan tenaga medis sesuai kebutuhan tingkat siaga dan kasus, agar
tercukupi dalam jumlah setiap jenis spesialisasinya.
2) Mengatur penambahan / penarikan atau penempatan tenaga medis agar
dengan jumlah tenaga yang ada korban tetap dapat tertangani.
3) Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi data yang ditangani di RS
4) Memberikan informasi kepada korban dan atau keluarga untuk memberikan
ketenangan.
5) Mempersiapkan data lengkap yang dibutuhkan direktur RS untuk
disampaikan kepada pihak yang bewenang.
b. Penangung jawab Triase :
Didalam jam kerja : Ka Instalasi Gawat Darurat
Diluar jam kerja : Dokter Jaga IGD
Lokasi : Ruang Triase IGD
Tugas :
1) Melaksanakan Triase Korban.
2) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 14


c. Penanggung Jawab Ruang Label Hijau :
Didalam jam kerja : Dokter jaga ruangan
Diluar jam kerja : PJ Shift Perawat IGD
Lokasi : Ruang ekstensi
Tugas :
1) Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban.
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan.
3) Mencatat identitas korban
4) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
d. Penanggung Jawab Ruang Label Kuning :
Didalam jam kerja : Dokter jaga IGD
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat IGD
Lokasi : Ruang Tindakan IGD
Tugas :
1) Pemeriksaan ulang menentukan tingkat triase korban
2) Memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan (perawatan luka,
penjahitan luka dan lain - lain sesuai kebutuhan).
3) Mencatat identitas korban.
4) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
e. Penanggung Jawab Ruang Label Merah :
Didalam jam kerja : Dokter Jaga ICU
Diluar jam kerja : PJ Shift perawat IGD
Lokasi : Ruang IGD
Tugas :
1) Seleksi ulang triase.
2) Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban.
3) Menentukan korban yang memerlukan perawatan di rumah sakit kita atau
transfer ke rumah sakit lain, setelah kondisi pasien relatif stabil.
4) Menentukan korban yang memerlukan tindakan operasi
5) Mencatat semua identitas korban
6) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
f. Penanggung Jawab Kamar Operasi :
Didalam jam kerja : Ka. Instalasi Bedah Sentral
Diluar jam kerja : PJ shift jaga IBS
Tugas :
1) Mempersiapkan kamar operasi jika diperlukan dengan mengatur jadwal
operasi.
2) Mempersiapkan tenaga perawat kamar operasi
3) Mempersiapkan alat kesehatan kamar operasi untuk siap digunakan.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 15


4) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
5) Mencatat Identitas korban.

5. PIMPINAN TIM PENUNJANG MEDIS


Didalam jam kerja : Ka. Bidang Penunjang Medis
Diluar jam kerja : Supervisor
Tugas :
Memimpin segala unsur penunjang medis dalam penanggulangan korban, yang terdiri
Farmasi, radiologi, laboratorium, gizi dan rekam medik pasien
a. Penanggung Jawab Farmasi :
Didalam jam kerja : Ka. Instalasi Farmasi
Diluar jam kerja : PJ Shift Asisten Apoteker Jaga.
Tugas :
1) Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua unit kerja.
2) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.
3) Mencatat identitas korban.
b. Penanggung Jawab Radiologi :
Didalam jam kerja : Ka. Instalasi Radiologi
Diluar jam kerja : PJ Shift Radiografer Jaga.
Tugas :
1) Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang terkait dengan pemeriksaan
radiologi
2) Mencatat semua identitas korban
3) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga
c. Penanggung Jawab Laboratorium :
Didalam jam kerja : Ka. Instal Laboratorium
Diluar jam kerja : PJ Shift jaga Laboratorium.
Tugas :
1) Mempersiapkan unit Laboratorium untuk pelayanan korban dengan mengatur
jadwal kegiatan yang sudah ada
2) Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai kegiatan siaga.
3) Mencatat semua identitas korban
d. Penanggung Jawab Konsumsi :
Didalam jam kerja : Ka. Instalasi Gizi RS
Diluar jam kerja : Kepala Regu jaga Gizi
Tugas :
1) Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk menyiapkan dapur dalam
penyediaan makanan bagi korban di ruang perawatan, sesuai kondisi korban.
2) Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab Tim bencana untuk
menyiapkan makanan bagi tenaga rumah sakit yang bertugas selama siaga.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 16


6. PIMPINAN TIM KEPERAWATAN
Didalam jam kerja : Ka. Bidang Keperawatan
Diluar jam kerja : Perawat supervisi
Tugas :
Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan bencana.
a. Penanggung jawab Mobilisasi Tenaga Keperawatan.
Didalam jam kerja : Ka. Bidang keperawatan
Diluar jam kerja : Perawat supervisi
Tugas :
Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai dengan kebutuhan dan
tingkat keterampilan untuk ditempatkan sesuai dengan ruang label
b. Penanggung jawab Ruang Perawatan.
Didalam jam kerja : Ka. Instalasi Rawat Inap / Intensif
Diluar jam kerja : Perawat supervisi
Tugas :
a. Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus dirawat di RS
b. Berkoordinasi dengan Direktur administrasi rumah sakit untuk mempersiapkan
dan mendistribusikan seluruh linen dan gizi (makanan), sesuai dengan
kebutuhan tiap ruangan.

7. PIMPINANAN PENANGANAN UNSUR ADMINISTRASI


Didalam jam kerja : Wadir. administrasi dan umum
Diluar jam kerja : Supervisor
Tugas :
Koordinasi semua unsur pelayanan administrasi.
a. Pimpinan Tim Umum dan Logistik
Didalam jam kerja : Ka. Bagian Umum
Diluar jam kerja : Supervisor
Tugas :
Mobilisasi tenaga non medis yang berada di lingkungan rumah sakit untuk siap dan
kemudian ditempatkan sesuai dengan kebutuhan.
b. Penanggung Jawab Keamanan :
Didalam jam kerja : Ka. Subag. Umum
Diluar jam kerja : Komandan satpam/ Regu
Tugas :
1) Mengatur kelancaran kendaraan keluar masuk membawa korban.
2) Mengatur area parkir sehingga tidak mengganggu arus kendaraan yang
membawa korban dan atau saat evakuasi.
3) Menjaga keamanan dan ketertiban seluruh area korban.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 17


c. Penanggung Jawab Pemeliharaan Sarana :
Didalam jam kerja : Ka. Subag. Logistik
Diluar jam kerja : Tehnisi Jaga IPSRS
Tugas :
1) Menjamin aliran listrik tetap tesedia selama kondisi siaga.
2) Menjaga aliran gas medik tetap tersedia dan lancar.
d. Penanggung Jawab Transportasi :
Didalam jam kerja : Ka Subag. Umum
Diluar jam kerja : Supervisor
Tugas :
Mempersiapkan semua ambulan dan kendaraan angkutan lainnya agar dapat
dipergunakan setiap waktu untuk antar jemput korban dan tenaga medis / perawat
dan lain – lain.
e. Penanggung Jawab Keuangan :
Didalam jam kerja : Kabag Keuangan
Diluar jam kerja : Petugas Kasir
Tugas :
Pendataan lengkap semua biaya yang dikeluarkan untuk penanggulangan bencana.

C. PERENCANAAN LOGISTIK
Kebutuhan obat, alat – alat kesehatan, makanan dan lain – lain harus disiagakan di bawah
koordinasi dan pimpinan dari Ketua Tim Penanggulangan bencana RS Mitra Plumbon.
Perencanaan meliputi :
1. Kesiapan untuk mensuplai kebutuhan tiap bagian
2. Memiliki List terbaru dari supplier yang dapat mengirim dengan cepat kebutuhan obat
dan barang-barang kebutuhan.
3. Penyiapan persediaan obat-obatan gawat darurat
4. Tersedianya petugas untuk mengatur obat setiap waktu obat dibutu
5. Penyimpanan makanan pada saat bencana dan mempertahankan persediaan makanan
untuk pasien dan petugas.
Semua dana yang dikeluarkan dalam kegiatan ini harus dibuatkan laporan pertanggung
jawaban berikut bukti-buktinya.

D. PERENCANAAN TRANSPORTASI
Transportasi diperlukan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan obat
dan alkes, penjemputan para pejabat atau Tim penanggulangan bencana, evakuasi pasien,
merujuk pasien dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan penanggulangan bencana.
Seluruh unit mobil ambulan, mobil operasional dan sepeda motor yang dimiliki rumah sakit
harus disiagakan termasuk dibawah komando Ka Bag Umum.

E. PEMBIAYAAN

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 18


Didalam penanggulangan bencana dibutuhkan biaya yang besar kecilnya tergantung dari
besar kecilnya bencana dan banyak sedikitnya korban yang timbul dalam bencana
tersebut. Sebagian biaya yang dikeluarkan RS Mitra Plumbon akan di klaimkan kepada
pihak yang bertanggung jawab untuk itu, misalnya Pemkot/Pemkab, Pemprov, Asuransi,
BPBD, sedangkan bagian yang tidak dapat diklaimkan akan menjadi beban biaya RS Mitra
Plumbon.

F. PEMULIHAN KEMBALI KE FUNGSI NORMAL


Setelah semua korban hidup tertangani dalam fase gawat darurat dan korban meninggal
telah teridentifikasi serta kegiatan pelayanan sisa korban baik hidup maupun mati telah
bisa ditangani dengan kapasitas normal RS Mitra Plumbon, maka dilakukan upaya kembali
ke fungsi normal untuk. Direktur RS Mitra Plumbon akan melakukan debriefing pada
seluruh anggota Tim Penanggulangan Bencana RS Mitra Plumbon untuk menyatakan
deaktivasi sistim bencana yang bertujuan :
1. Mengembalikan semua fungsi organisasi ke tugas pokoknya.
2. Mengembalikan semua SDM ke tugas pokoknya.
3. Melakukan rehabilitasi fisik maupun mental pegawai.
4. Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan.

BAB V

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 19


EVALUASI DAN PELAPORAN

Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab harus mencatat dan
melaporkan kegiatan yang telah dilakukan kepada Ketua Tim Penanggulangan bencana.
Adanya kejadian atau masalah yang baru dalam bencana juga harus segera dilaporkan, hal
ini sangat berguna untuk keperluan informasi baik ke dalam maupun ke luar rumah sakit
dan juga sangat berguna untuk menentukan tingkat siaga selanjutnya. Setelah semua
kegiatan penanggulangan bencana dinyatakan selesai, maka semua data pelaksanaan
pelayanan korban dikompilasi serta dibuat laporan dan dilakukan evaluasi terhadap tiap
kegiatan.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 20


Lampiran
SOTK TIM DISASTER RS MITRA PLUMBON CIREBON

dr. Herry Septijanto.MKes


Pimpinan Disaster

M. Lukman Hakim
Humas ( public information )

drg. Erica Gunawan Maria Katarina Martiningsih


Pimp. Unsur Pelayanan Medis Pimp.Unsur Pelayanan ADM

dr. Rosaria E P dr. Luthfiah Julaiha.AMd.Kep Lusia Dwi Astuti


Dony Sispriyanto
Tim Siaga Medis Tim Penunjang Tim Keperawatan Tim Umum & Logistik
Tim Keuangan

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 21


Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 22
URAIAN TUGAS
Pimpinan Disaster :
Tugas pokok :
Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medical support dan
managemen support
Tanggung Jawab :
a. Merencanakan dan mengendalikan pelayanan medical support
dan management support
b. Menentukan tingkat bencana/ siaga
c. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penanggulangan
bencana
d. Melakukan koordinasi vertical ( Badan Penanggulangan Bencana
Daerah / BNPD ) dan horizontal ( Rumah Sakit lainnya, PMI, dll )
e. Memberikan laporan kepada penanggung jawab disaster terkait
proses tersebut
Wewenang :

Uraian Tugas :
1. Memimpin koordinasi segenap unsur yang terlibat.
2. Memberikan informasi kepada pejabat , staff internal rumah sakit
dan instalasi terkait yang membutuhkan serta media massa
3. Mengkoordinasi segenap unsur di rumah sakit yang bertugas
menanggulangibencana·
4. Memberikan arahan pelaksanaan penanganan operasional pada
tim lapangan
5. Mengkoordinasikan SDM, bantuan SDM dan fasilias internal
rumah sakit / dari luar rumah sakit

Humas ( Public Informastion ) :


Tugas pokok :
Melakukan komunikasi internal dengan dokter maupun staff rumah
sakit dan juga melakukan komunikasi eksternal dengan pasien,
keluarga pasien, penjamin biaya dan media masa
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap pengelolaan media massa dan
pengelolaan tamu / kunjungan

Wewenang :

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 23


Uraian Tugas :
1. Menangani masalah pemberitaan
media dan informasi bagi keluarga korban
2. Mengelola tamu / kunjungan pihak terkait
3. Meliput secara krnologis kejadian dan usaha penanggulangan
keadaan darurat
4. Membuat dokumentasi

Pimpinan Pelayanan Medis :


Tugas pokok :
Memimpin segala unsur pelayanan medis dalam penanggulangan
korban, yang terdiri dari para dokter dan perawat dan penunjang
medis
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan medis
Wewenang :

Uraian Tugas :
a. Menyediakan tenaga medis kebutuhan tingkat siaga dan kasus,
agar tercukupi dalam jumlah setiap jenis spesialisasinya.
b. Mengatur penambahan/penarikan atau penempatan tenaga
medis agar dengan jumlah tenaga yang ada korban tetap dapat
tertangani.
c. Mengumpulkan dan mencatat rekapitulasi mengenai data yang
ditangani di RS. Mitra Plumbon
d. Memberikan informasi kepada korban dan keluarga untuk
memberikan ketenangan
e. Mempersiapakan data lengkap yang dibutuhkan Direktur RS. Mitra
Plumbon untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang

Tim Siaga Medis :


Tugas pokok :
Memimpin segala unsur medis dalam penanggulangan korban, yang
terdiri dari para dokter dan perawat
Tanggung Jawab :
Pengendalian penanganan korban bencana hidup dan mati

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 24


Uraian Tugas :
1. Menentukan kondisi kegawatdarurat korban
2. Melakukan Triage
3. Mengendalikan penanganan korban hidup dan mati
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tim medik
5. Mengkoordinir proses evakuasi korban keluar RS
6. Memberikan pelayanan medis ( Triage, pertolongan pertama,
identifikasi korban, stabilitas korban cedera )
7. Menentukan penanganan lanjut untuk para korban
misalnya dirujuk atau ti dak
8. Menentukan tempat rujukan yang tepat buat korban
9. Memberikan pertolongan medis pertama kepada korban bencana
10. Melaporkan proses penanganan korban hidup dan mati kepada
pimpinan disaster
11. Menyampaikan laporan proses pelaksanaan penanganan korban
dan evakuasi korban( data hasil kegiatan ) kepada pimpinan
disaster

Tim Keperawatan :
Tugas pokok :
Koordinasi semua unsur keperawatan dalam penanggulangan
bencana.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas proses pelayanan keperawatan
Uraian Tugas :
1. Mobilisasi tenaga perawat dari seluruh ruangan sesuai dengan
kebutuhan dan tingkat keterampilan untuk ditempatkan sesuai
dengan ruang label
2. Mempersiapkan ruang perawatan bagi korban yang harus dirawat
di RS
3. Berkoordinasi dengan Ka. Sub. Bagian Rumah Tangga untuk
mempersiapkan dan mendistribusikan seluruh linen
4. Berkoordinasi dengan Ka. Instalasi Gizi untuk mempersiapkan dan
mendistribusikan makanan, sesuai dengan kebutuhan tiap
ruangan.

Tim Penunjang Medis:


Tugas pokok :
Memimpin segala unsur penunjang medis dalam penanggulangan
korban, yang terdiri Farmasi, radiologi, laboratorium, gizi dan rekam
medik pasien
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas proses pelayanan penunjang

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 25


Uraian Tugas :
1. Melayani segala kebutuhan obat dan alat kesehatan semua unit
kerja.
2. Mempersiapkan unit Laboratorium untuk pelayanan korban
dengan mengatur jadwal kegiatan yang sudah ada
3. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang terkait
dengan pemeriksaan radiologi
4. Berkoordinasi dengan Ruang Perawatan untuk menyiapkan dapur
dalam penyediaan makanan bagi korban di ruang perawatan,
sesuai kondisi korban.
5. Berkoordinasi dengan semua penanggung jawab Tim bencana
untuk menyiapkan makanan bagi tenaga rumah sakit yang
bertugas selama siaga.
6. Mencatat semua identitas korban
7. Evaluasi lengkap data / administrasi setelah selesai keadaan siaga.

Pimpinan Pelayanan Administrasi :


Tugas pokok :
Memimpin segala unsur pelayanan administrasi dalam
penanggulangan bencana
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas proses pelayanan administrasi umum
Uraian Tugas :
1. Berkoordinasi dengan semua unsur pelayanan administrasi

Tim Logistik & Umum :


Tugas pokok :
Memastikan kebutukan akan sarana dan prasarana terpenuhi
Tanggung Jawab :
a. Bertanggungjawab terhadap ketersediaan fasilitas ( peralatan
medis, APD, BHP, linen dan lain – lain )
b. Bertanggung jawab terhadap penyediaan informasi dan
operasional penanganan bencana
c. Bertanggung jawab terhadap kelancaaran dan keamanan jalur
evakuasi dan transportasi
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir penyediaan dan pengelolaan logistic
2. Mengkoordinir dan pengelolaan di kamar jenazah
3. Menyiapkan jalur evakuasi dan keamanan area penampungan
4. Menyiapkan area untuk isolasi dan dekontaminasi ( bila diperlukan
)

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 26


5. Menyiapkan sarana fasilitas komunikasi di dalam dan diluar rumah
sakit
6. Mengamankan jalur lalu lintas ambulan, tenaga medis, dokumen –
dokumen dan harta benda
7. Mengamankan lokasi bencana dari orang – oang yang tidak
bertanggungjawab
8. Mengamankan jalur transportasi intern rumah sakit
9. Memastikan ketersediaan penyediaan sarana transportasi
( termasuk ambulan ) kebersihan lingkungan dan keamanan
rumah sakit serta ketertiban lalu lintas
10. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistic

Pimpinan Tim Keuangan


Tugas pokok :
Memimpin segala unsur pelayanan keuangan dalam penanggulangan
bencana
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap terhadap penggunaan anggaran
Uraian Tugas :
Pendataan lengkap semua biaya yang dikeluarkan untuk
penanggulangan bencana.

Pedoman Disaster RS Mitra Plumbon 27

Anda mungkin juga menyukai