Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN DNR

DEFINISI
• Henti Jantung
– Adalah suatu kondisi dimana terjadi penghentian aktivitas pompa jantung
yang efektif secara mendadak yang mengakibatkan penghentian sirkulasi.
• Henti Nafas
– Adalah suatu kondisi ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbondioksida untuk memenuhi metabolisme
tubuh.
• Resusitasi Jantung Paru
– Adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha mengembalikan keadaan
henti nafas/ henti jantung ke fungsi optimal guna mencegah kematian.
RJP diindikasikan untuk pasien yang tidak sadar, tidak bernafas, tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda sirkulasi dan tidak tertulis instruksi
DNR di rekam medisnya.
DEFINISI
• Tindakan DNR
– Suatu tindakan dimana jika pasien mengalami henti jantung dan henti
nafas, paramedis tidak akan dipanggil dan tidak akan dilakukan usaha
resusitasi jantung-paru.
• Fase/kondisi terminal penyakit
– Suatu kondisi cedera atau penyakit yang bersifat progresif dan menetap,
yang menurut perkiraan dokter tidak dapat disembuhkan dan pada
akhirnya akan menyebabkan kematian dalam rentang waktu tertentu
• Pelayanan Paliatif
– Adalah pelayanan yang diberikan untuk mengurangi penderitaan pasien
yang menderita penyakit terminal
Tujuan

• Untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan untuk


melakukan tindakan Do Not Resuscitate tidak disalah
artikan.
• Untuk memastikan terjadinya komunikasi dan pencatatan
yang jelas dan terstandardisasi mengenai pengambilan
keputusan DNR.
Prinsip
• Tindakan resusitasi harus dilakukan pada semua pasien henti
jantung/henti nafas
• Keputusan tindakan DNR ini harus dicatat di rekam medis
pasien.
• Komunikasi
• Tanggung jawab dalam mengambil keputusan DNR terletak pada
dokter yang bertanggung jawab atas pasien.
• Pada pasien warga asing dimana terdapat kesulitan pemahaman
bahasa, harus terdapat layanan penerjemah yang kompeten.
• DNR hanya berarti tidak dilakukan tindakan RJP. Penanganan
dan tatalaksana pasien lainnya tetap dilakukan secara optimal.
• RJP sebaiknya tidak dilakukan pada kondisi:
– Tidak dapat mengembalikan fungsi jantung dan pernapasan pasien.
– Menolak untuk dilakukan usaha RJP.
– Terdapat alasan yang valid, kuat, dan dapat diterima mengenai
pengambilan keputusan untuk tidak melakukan tindakan RJP.
– Terdapat perintah DNR sebelumnya yang valid, lengkap dan dengan
alasan yang kuat.
– Pasien-pasien dengan penyakit fase terminal
• Syarat pasien boleh mengajukan DNR untuk dirinya sendiri:
– Usia pasien lebih dari 18 tahun.
– Pasien harus kompeten dan memiliki kapasitas yang baik secara mental
– Keputusan ini harus dibuat secara tertulis oleh pasien sendiri atau keluarga dan atau
kerabat yang dipercaya oleh pasien, dan harus tercatat di rekam medis.
– Keputusan tertulis tersebut harus ditandatangani oleh 2 orang, yaitu:
• Pasien sebagai pembuat keputusan atau oleh orang lain atas nama pasien
sambil diarahkan oleh pasien (jika pasien tidak mampu menandatanganinya
sendiri).
• Satu orang lain sebagai saksi.
– Harus diverifikasi pernyataan spesifik yang dilakukan oleh pembuat keputusan, dapat
dituliskan di dokumen lain/terpisah, yang menyatakan bahwa keputusan dini ini
diaplikasikan untuk tindakan/penanganan spesifik, bahkan jika terdapat risiko
kematian.
– Pernyataan keputusan dini di dokumen terpisah ini juga harus ditandatangani oleh
pasien dan satu orang saksi.
• Jika pasien tidak kompeten secara mental, diskusi dapat
dilakukan dengan keluarga/wali sah pasien dengan
mempertimbangkan kondisi dan keinginan pasien.
• Tatalaksana emergensi tidak boleh tertunda hanya karena
mencari ada tidaknya instruksi DNR pasien jika tidak
terdapat indikasi jelas bahwa instruksi tersebut ada
Keputusan DNR Pada Pasien Dewasa Peri-
Operatif
– Pasien DNR yang memerlukan prosedur pembedahan harus
dikonsultasikan kepada tim bedah dan anestesiologis.
– Peninjauan ulang keputusan DNR oleh anstesiologis dan
dokter bedah kepada pasien / keluarga sebelum melakukan
prosedur anestesi dan pembedahan.
– Dalam kondisi gawat darurat, dokter harus membuat keputusan
yang menurutnya terbaik untuk pasien dengan menggunakan
semua informasi yang tersedia.
– Pilihan keputusan DNR ini harus diaplikasikan selama pasien
berada di kamar operasi dan ruang pemulihan.
– Keputusan DNR ini haruslah ditinjau ulang saat pasien kembali
ke ruang rawat inap.
Keputusan DNR Pada Pediatrik

• Pada pasien anak dengan usia <18 tahun, diskusikan


dengan orangtua pasien
• Orangtua harus mendapat informasi selengkap-
lengkapnya mengenai kondisi dan penyakit pasien,
prosedur RJP, rekomendasi mengenai RJP dan DNR
• Pertimbangkanlah juga kondisi emosional dan tumbuh
kembang pasien anak.
• Instruksi DNR harus diberitahukan kepada orangtua
pasien, kecuali pada kondisi dimana RJP dianggap
membahayakan pasien atau bersifat non teraupetik
Keputusan DNR Pada Pediatrik
• Di rekam medis, harus tertulis hasil diskusi dokter dengan
orangtua pasien. Keputusan harus ditandatangani oleh dokter,
perawat yang terlibat dan orangtua pasien
• Jika orang tua masih tidak puas, orangtua diperbolehkan
mencari pendapat ekspertise lainnya (second opinion) atau (jika
orang tua meminta) diperbolehkan melakukan transfer pasien
jika kondisi pasien memungkinkan untuk di transfer
• Jika masih belum ditemukan kesepakatan antara tim medis
dengan orang tua pasien, lakukanlah proses peninjauan ulang
(review) oleh tim medis untuk menentukan apakah DNR perlu
dilakukan atau tidak
Peninjauan ulang DNR

• Keputusan mengenai DNR ini harus ditinjau ulang secara


teratur dan rutin, terutama jika terjadi perubahan terhadap
kondisi dan keinginan pasien.
• Frekuensi peninjauan ulang ini harus ditentukan oleh
dokter senior yang saat itu sedang bertugas atau oleh
konsultan penanggung jawab pasien.
• Biasanya peninjauan ulang ini dilakukan setiap 7 hari
sekali,
• peninjauan ulang ini dipengaruhi oleh diagnosis pasien,
potensi perbaikan kondisi, dan respons pasien terhadap
terapi/pengobatan.
Pembatalan DNR

• Jika instruksi DNR tidak lagi berlaku, bagian pembatalan


di formulir DNR harus dilengkapi/diisi. Dituliskan tanggal
dan ditandatangani oleh dokter senior yang saat ini
sedang bertugas atau oleh konsultan
• Pembatalan ini harus dengan jelas dicatat di dalam rekam
medis pasien
Dokumentasi

• Di rekam medis, harus tercantum:


– Tulisan yang menyatakan “Pasien ini tidak dilakukan tindakan
resusitasi jantung-paru”.
– Tulis tanggal dan waktu pengambilan keputusan.
– Indikasi/alasan tindakan DNR.
– Batas waktu berlakunya instruksi DNR.
– Nama dokter penanggung jawab pasien.
– Ditandatangani oleh dokter penanggung jawab pasien (yang
mengambil keputusan).

Anda mungkin juga menyukai