Ilustrasi • Pasien dengan Cardiac tamponade atau Cerebral herniation yang berat dan mengalami cardiac arrest. • Disatu sisi pasien membutuhkan tindakan resusitasi (CPR), tetapi prognosis pasien yang buruk meskipun telah diusahakan untuk dilakukan tindakan resusitasi (CPR). • RECUCITATE atau DO NOT RECUCITATE ? Definisi • DNR atau do-not-resuscitate adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis untuk tidak melakukan CPR. • Hal ini berarti bahwa dokter, perawat, dan tenaga emergensi medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila pernapasan maupun jantung pasien berhenti. • CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah suatu prosedur medis yang digunakan untuk mengembalikan fungsi jantung (sirkulasi) dan pernapasan spontan pasien bila seorang pasien mengalami kegagalan jantung maupun pernapasan. Prisip-prinsip • Prinsip Beneficence ▫ Pemulihan kesehatan dan fungsi-fungsinya serta meringankan rasa sakit dan penderitaan • Prinsip Non Maleficence (Do No Harm) • Prinsip Otonomi ▫ Otonomi pasien harus dihormati secara etik dan legal • Prinsip Keadilan (Justice) ▫ Hak-hak untuk menerima sesuatu, persaingan untuk mendapatkan kepentingan pribadi dan menyeimbangkan tujuan sosial • Prinsip Kesia-siaan (Principle of Futility) • Kecuali perintah DNR dituliskan oleh dokter untuk seorang pasien, maka dalam kasus-kasus henti jantung dan henti napas, tenaga emergensi wajib melakukan tindakan resusitasi • Ketika memutuskan untuk menuliskan perintah DNR, dokter tidak boleh mengesampingkan keinginan pasien maupun walinya • Perintah DNR dapat dibatalkan (atau gelang DNR dapat dimusnahkan) Kriteria DNR 1. Perintah DNR dapat diminta oleh pasien dewasa yang kompeten mengambil keputusan, telah mendapat penjelasan dari dokternya, atau bagi pasien yang dinyatakan tidak kompeten, keputusan dapat diambil oleh keluarga terdekat, atau wali yang sah yang ditunjuk oleh pengadilan, atau oleh surrogate decision- maker 2. Dengan pertimbangan tertentu, hal-hal di bawah ini dapat menjadi bahan diskusi perihal DNR dengan pasien/walinya: ▫ Kasus-kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau CPR hanya menunda proses kematian yang alami ▫ Pasien tidak sadar secara permanen ▫ Pasien berada pada kondisi terminal ▫ Ada kelainan atau disfungsi kronik dimana lebih banyak kerugian dibanding keuntungan jika resusitasi dilakukan • Anggota keluarga atau teman terdekat dapat memberikan persetujuan atau consent untuk DNR hanya jika pasien tidak mampu memutuskan bagi dirinya sendiri dan pasien belum memutuskan/memilih orang lain untuk mengambil keputusan tersebut. Contohnya, dalam keadaan: ▫ Pasien dalam kondisi sakit terminal ▫ Pasien yang tidak sadar secara permanen ▫ CPR tidak akan berhasil (medical futility) ▫ CPR akan menyebabkan kondisi akan menjadi lebih buruk Ada beberapa keadaan di mana CPR biasanya memberikan 0% kemungkinan sukses, misalnya pada kondisi klinis di bawah ini: ▫ Persistent vegetative state ▫ Syok septik ▫ Stroke akut ▫ Kanker metastasis (stadium 4) ▫ Pneumonia berat Bagaimana perawatan pasien DNR? • Pemberian tindakan perawatan dan tindakan medis pada pasien DNR tidak berbeda dengan pasien pada umumnya, tetap sesuai dengan advice dan kebutuhan pasien tanpa mengurangi kualitasnya. • DNR hanya memiliki makna bahwa jika pasien meninggal tim medis tidak akan melakukan CPR/RJP. Withholding Vs. Withdrawing • Perbedaan aktif dan pasif • Kebijaksanaan konvensional dalam pengobatan mengatakan withdrawing (Ditarik) lebih "sulit" dari witholding (Dipertahankan). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 1. Penghentian terapi bantuan hidup (with- drawing life supports) adalah menghentikan sebagian atau semua terapi bantuan hidup yang sudah diberikan pada pasien. 2. Penundaan terapi bantuan hidup (with- holding life supports) adalah menunda pemberian terapi bantuan hidup baru atau lanjutan tanpa menghentikan terapi bantuan hidup yang sedang berjalan. • BAB III ▫ Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya (terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup. • Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang bersifat terapeutik dan/atau perawatan yang bersifat luar biasa (extra- ordinary), meliputi: ▫ Rawat di Intensive Care Unit; ▫ Resusitasi Jantung Paru; ▫ Pengendalian disritmia; ▫ Intubasi trakeal; ▫ Ventilasi mekanis; ▫ Obat vasoaktif; ▫ Nutrisi parenteral; ▫ Organ artifisial; ▫ Transplantasi; ▫ Transfusi darah; ▫ Monitoring invasif; ▫ Antibiotika; dan ▫ Tindakan lain yang ditetapkan dalam standar pelayanan kedokteran ▫ Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda meliputi oksigen, nutrisi enteral dan cairan kristaloid. • Alasan yang paling umum untuk dilakukannya tindakan medis untuk mempertahankan (withhold) atau menarik kembali (withdraw) alat-alat penunjang kehidupan tersebut adalah persepsi bahwa pasien mempunyai prognosis yang buruk. • RJP adalah tindakan medis yang paling sering dipertahankan dan ventilasi mekanis adalah tindakan medis yang paling sering ditarik kembali. • kebanyakan unit perawatan intensif dokter menganjurkan withhold dan withdraw berdasarkan persepsi futility. Prinsip Kesia-siaan (Principle of Futility) • “Futility” adalah kata yang berarti tidak adanya ke- untungan. Kata “sia-sia” berasal dari bahasa Latin “futilis”,yang berarti mudah meleleh atau mengalir. • Definisi “sia-sia”, “tidak berguna” atau “futility” digunakan untuk menggambarkan ketidakbergunaan atau tidak adanya efek, khususnya tidak adanya efek yang diinginkan dan jika diasumsikan bahwa efek yang diinginkan intervensi medis adalah untuk sesuatu yang bermanfaat bagi pasien maka sia-sia menggambarkan ketiadaan manfaat tersebut. Terima Kasih