PALIATIF
TUJUAN
Konsep etik dan legal
3
LEGALITAS PERAWAT
Keahlian (kompeten)
Kompeten Sertifikat Keahlian
Kewenangan (berizin)
KEWENANGAN FORMIL
(Howard, 2010).
LIMA PANDANGAN HUKUM
1 Euthanasia aktif merupakan tindakan ilegal
2 Euthanasia pasif tidak selalu ilegal
Preparing
Ekstubasi Ventilator to Opioid dan
dan Terminal Withdrawal Withholding benzodiazepa
weaning. Life m
Support
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014
1. Penghentian terapi bantuan hidup (with-drawing life supports)
adalah menghentikan sebagian atau semua terapi bantuan hidup
yang sudah diberikan pada pasien.
2. Penundaan terapi bantuan hidup (with-holding life supports)
adalah menunda pemberian terapi bantuan hidup baru atau
lanjutan tanpa menghentikan terapi bantuan hidup yang sedang
berjalan.
• BAB III
▫ Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat
disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya (terminal state) dan
tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan
penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup.
▫ Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda
meliputi oksigen, nutrisi enteral dan cairan kristaloid.
• Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang bersifat terapeutik
dan/atau perawatan yang bersifat luar biasa (extra-ordinary), meliputi:
▫ Rawat di Intensive Care Unit;
▫ Resusitasi Jantung Paru;
▫ Pengendalian disritmia;
▫ Intubasi trakeal;
▫ Ventilasi mekanis;
▫ Obat vasoaktif;
▫ Nutrisi parenteral;
▫ Organ artifisial;
▫ Transplantasi;
▫ Transfusi darah;
▫ Monitoring invasif;
▫ Antibiotika; dan
▫ Tindakan lain yang ditetapkan dalam standar pelayanan kedokteran
• Alasan yang paling umum untuk dilakukannya tindakan medis
untuk mempertahankan (withhold) atau menarik kembali
(withdraw) alat-alat penunjang kehidupan tersebut adalah
persepsi bahwa pasien mempunyai prognosis yang buruk.
• RJP adalah tindakan medis yang paling sering dipertahankan dan
ventilasi mekanis adalah tindakan medis yang paling sering
ditarik kembali.
• kebanyakan unit perawatan intensif dokter menganjurkan
withhold dan withdraw berdasarkan persepsi futility.
Prinsip Kesia-siaan
(Principle of Futility)
• “Futility” adalah kata yang berarti tidak adanya ke-untungan. Kata
“sia-sia” berasal dari bahasa Latin “futilis”,yang berarti mudah
meleleh atau mengalir.
• Definisi “sia-sia”, “tidak berguna” atau “futility” digunakan untuk
menggambarkan ketidakbergunaan atau tidak adanya efek,
khususnya tidak adanya efek yang diinginkan dan jika
diasumsikan bahwa efek yang diinginkan intervensi medis adalah
untuk sesuatu yang bermanfaat bagi pasien maka sia-sia
menggambarkan ketiadaan manfaat tersebut.
TUGAS KELOMPOK
1. Setelah mendapatkan materi tentang Etik Legal dalam
Keperawatan Paliatif,
maka setiap kelompok mendapat tugas untuk melakukan analisa
terhadap kasus
yang diberikan tentang dilema etik dan legal apa yang terjadi
pada kasus?
2. Setiap kelompok beranggotakan maksimal 5 orang
3. Analisa yang dilakukan dengan menghubungkan pendapat
kelompok dengan
referensi tentang kode etik perawat, prinsip etik dan legal, dan
konsep masalah
KELOMPOK 1
Pada tahun 2004 di Rumah Sakit Islam Bogor terdapat
seoang perempuan Agian Isna Nauli Siregar (33 tahun)
yang menderita kerusakan saraf permanen di otak besar
kanan dan kiri, otak kecil kanan dan kiri, batang saraf dan
pusat saraf di otak setelah menjalani perawatan pasca
melahirkan dan mengalami koma. Panca Satrya Hasan
Kusumo selaku suami dari pasien memohon kepada
dokter untuk melakukan suntik mati karena tidak mampu
lagi menyediakan dana untuk pengobatan dan perawatan
istrinya juga merasa kasihan melihat penderitaan yang
dialami istrinya.
KELOMPOK 2
Pada tahun 2018, di RS Jantung Harapan Kita Jakarta.
Didapatkan pasien seorang anak berusia 3 tahun mengalami
VSD 4 mm, Pulmonary Hyperthension disertai T18 (edward
syndrom) dengan BB 9 kg. Dokter menyarankan operasi
jantung untuk memperbaiki kondisi ketika BB sudah terpenuhi.
Akhirnya kedua orang tua anak tersebut mencari nafkah untuk
membiayai biaya operasi hingga akhirnya semua persiapan
operasi sudah terpenuhi. Sebelum operasi anak tersebut
masih terlihat ceria. Setelah operasi jantung dilakukan an. Sky
berhasil siuman dan 4 jam setelah itu mengalami henti
jantung. CPR telah dilakukan hingga 40 menit dan pasien
dinyatakan meninggal.
KELOMPOK 3
Pada tahun 2017, di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.
Seorang perempuan berusia 65 tahun diantar oleh
keluarganya karena tidak sadarkan diri. Hasil pengkajian
didapatkan data : GCS E2M4V3, terdapat sumbatan jalan
napas berupa lidah jatuh ke belakang, napas tersengal-
sengal, badan teraba panas dengan keluar keringat dingin.
TD 210/120 mmHg, frekuensi nadi 102 x/menit, frekuensi
napas 30 x/menit, suhu 39 derajat Celcius. Keluarga
mengatakan pasien memiliki riwayat stroke sejak 2 tahun
yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dokter
memutuskan bahwa pasien harus di rawat di ruang intensif
dengan pemasangan alat bantu napas (ventilator). Ruang
intensif ternyata penuh, perawat menyarankan untuk
melakukan rujuk ke RS lain dan keluarga memutuskan untuk
dirawat di ruang biasa saja dan tidak usah dipasang alat
KELOMPOK 4
Pada tahun 2015, di RS Dr. Kariadi Semarang. Seorang
laki-laki berusia 17 tahun dirawat di ruang ICU sudah 10
hari karena cedera kepala berat akibat kecelakaan. Hasil
pengkajian : kesadaran koma, terpasang alat bantu napas
ventilator dengan bantuan total. Hasil CT Scan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Tekanan
IntraKranial, adanya perdarahan di Pons. TD 100/60 mmHg
dengan bantuan dobutamin 5mcg/kgBB/jam, frekuensi
napas 12 x/menit, frekuensi nadi 60 x/menit dengan
bantuan adrenalin. Tiba-tiba pasien mengalami bradikardia
lalu arrest. Perawat dan dokter tidak melakukan CPR.
KELOMPOK 5
Pada tahun 2016, di RSUD Kardinah Tegal. Seorang anak S
berusia 7 bulan dirawat di ruang PICU karena mengalami
kejang. Hasil pengkajian kesadaran menurun dengan tingkat
sopor, akral teraba dingin, tampak lemah, muntah dan
disertai kejang. Frekuensi napas 40 x/menit, frekuensi nadi
160 x/menit, suhu 39,5 derajat celcius. Pasien adalah anak
yang sangat diharapkan kehadirannya oleh orang tua setelah
menunggu 4 tahun. Orang tua pasien berlatarbelakang
pendidikan SD dan penghasilan menengah kebawah. Pada
saat datang mengunjungi pasien tidak pernah menanyakan
perkembangan kondisi anak, wajahnya selalu bersemangat
mendukung anaknya sembuh. Saat ditanya oleh perawat,
orang tua pasien hanya menjawab bahwa anaknya sakit
KELOMPOK 6
Anda adalah perawat yang bekerja di ruang ICU.
Pada saat pergantian dinas, ada informasi bahwa
ruang isolasi sudah dipesan oleh Ka.IRIN(Instalasi
Rawat Intensif) untuk keluarganya besok siang. 2
jam kemudian anda mendapat telp dari ruang UGD
bahwa ada pasien luka bakar derajat III yang disertai
gangguan napas harus mendapat perawatan
intensif. Anda harus membuat keputusan apakah
ruangan isolasi akan diberikan kepada keluarga Ka.
IRIN atau pasien yang berada di ruang UGD.