Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT PADA SISTEM PENDENGARAN

Perubahan patologik pada organ auditolik akibat proses degenerasi pada orang tua (geriatri),
menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulisan yang terjadi pada kelompok geriatri
umumnya adalah tuli saraf, namun juga dapat berupa tuli konduktif atau tuli campur.

Istilah presbikusis atau presblakusis, atau tuli pada orang tua diartikan sebagai gangguan
pendengaran sensoroneural pada individu yang lebih tua. Presbikuss menyebabkan gangguan
pendengaran bilateral terhadap frekuensi tinggi yang dihubungkan dengan kesulitan
mendiskriminasikan kata-kata, dan juga gangguan terhadap pusat pengolahan informasi pada
saraf auditorik.

Klasifikasi Gangguan Pendengaran Pada Lansia:

1. Gangguan Pendengaran Tipe Konduktif


Gangguan bersifat mekanik, akibat kerusakan kanalis auditorius, membrana timpani
atau tulang-tulang pendengarantipe konduksi yang terjadi pada lanjut usia adalah
adanya serumen obturans, yang justru sering dilupakan pada pemeriksaan. Hanya
dengan membersihkan lubang telinga dri serumen ini pendengaran bisa menjadi lebih
baik.
2. Gangguan Pendengaran Tipe Sensori-Neural
Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat bising, prebiakusis,
obat yang oto-toksis, hereditas, reaksi pasca radang dan komplikasi aterosklerosis.
3. Prebiakusis
Hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekuensi tinggi, yang merupakan suatu
fenomena yang berhubungan dengan lanjutnya usia. Bersifat simetris, dengan
perjalanan yang progresif lambat. Terhadap beberapa tipe prebiakusis, yaitu:
a. Presbiakusis Sensorik
Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel neuronal di ganglion spiralis.
Letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan menentukan apakah gangguan
pendengaran yang timbul berupa gangguan atas frekuensi pembicaraan atau
pengertian kata-kata.
b. Prebiakusis Strial
Abnormalitas vaskularis striae berupa atrofi daerah apical dan tengah dari
kohlea. Presbiakusis jenis ini bisanya terjadi pada usia yang lebih mud dibanding
jenis lain.
c. Prebiakusis Konduktif Kohlear
Akibat perubahan mekanik pada membrane basalis kohlea sebagai akibat proses
dari sensitivitas diseluruh daerah tes.
4. Tinitus
Suatu bising yang bersifat mendengung, bis bernada tinggi atau rendah, bisa terus
menerus atau intermiten. Biasanya terdengar lebih keras di waktu malam atau ditempat
yang sunyi. Apabila bising itu begitu keras hingga bisa didengar oleh dokter saat
auskultasi disebut sebangai tinnitus obyektif.
5. Persepsi Pendengaran Abnormal
Terdapat pada sekitar 50% lansia yang menderita presbiakusis, berupa suatu
peningkatan sensitivitas terhadap suara bicara keras. Tingkat suara bicara yang pada
orang normal terdengar biasa, pada penderita tersebut menjadi sangat menggangu.
6. Gangguan Terhadap Lokalisasi Suara
Pada lansia seringkali sudah terdapat gangguan dalam membedah arah suara, terutama
dalam lingkungan yang agak bising.

Etiologi
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenrasi. Diduga
kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola
makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat
multifaktor. Menurunya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek
kumulatif dari pengaruh faktor-faktor tersebut di atas.
Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progesifitas penurunan pendengran
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat dibandingkat dengan
perempuan.
Pathofisiologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan neurus ues-
tibulocochlearis (VIII). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi
sel-sel rambut penunjang pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan,
berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel sel ganglon dan saraf. Hal yang sam ajuga
pada myelin akson saraf.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis bervariansi antara masing-masing pasien dan berhubungan dengan
perubahan yang terjadi pada kokle dan saraf sekitarnya. Keluhan utama presbikusis
berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif, simetris pada kedua
telinga, yang saat dimulainya tidak disadari.
Keluhan lain adalah adanya telinga berdenging (tinnitus). Pasien dapat mendengar suara
percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila di ucapkan secara cepat
dengan latar belakang yang riuh (cpcktail party deaf-ness). Terkadang suara pria
terdengar seperti suara wanita bila intensitas suara ditinggal akan timbul rasa nyeri di
telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan.

Tanda dan Gejala :


1. Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan pada kedua
telinga dan tidak disadari penderita.
2. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk mengerti
pembicaraan.
3. Sulit mendengar pembicaraan di sekitar, terutama jika berada di tempat dengan
latar belakang suara yang ramai.
4. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah di dengar dari
pada suara berfrekuensi tinggi.
5. Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga. Telinga
terdengar berdenging (tinnitus)
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan audiometric
Pemeriksaan audiometric nada murni, menunjukkan tuli saraf nada tinggi,
bilateral dan simetris. Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam
(sloping) setelah frekuensi 2000 Hz. Gambaran ini khas pada presbikusis
sensorik dan neural. Kedua jenis presbikusis ini sering ditemukan. Garis
ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi
penurunan pada frekuensi yang lebih rendah. Pemeriksaan audiometri tutur
menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech dicrimination).
Keadaan ini jelas trlihat pada prebikusis jenis neural dan koklear.

Penatalaksanaan

2. Rehabilitasi
Merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi pendengran dengan
pemasangan alat bantu dengan (hearing oid). Pemasangan alat bantu
dengar hasilnya akan lebih memuaskan bila dikombinasikan dengan latian
membaca ujaran (speech reading), dan latihan mendengar (audiotoriny
training), prosedur pelatian tersebut dilkukan bersama ahli terapi wicara
(speech therapist).
Tujuan rehabilitasi pendengaran adalah memperbaiki efektifitas pasien
dalam komunikasi sehari-hari. Pembentukan suatu program rehabilitasi
untuk mencapai tujuan ini tergantung pada penilaian menyeluruh terhadap
gangguan komunikasi pasien secara individual serta kebutuhan komunikasi
sosial dn pekerjaan. Partisipasi pasien ditentukan oleh motivasinya. Oleh
karena komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau
lebih, maka keikutsertaan keluarga atau teman dekat dalam bagia-bagian
tertentu dari terapi terbukti bermanfaat.
Membaca gerak bibir dan latian pendengaran merupakan komponen
tradisionl dari rehabilitasi pendengaran. Pasien hrus dibantu untuk
memanfaatkan secar maksimal isyarat-isyarat visual sambil mengenali
beberapa keterbatasan dalam membaca gerak bibir. Selama latian
pendengaran, pasien dapat melatih diskriminasi bicara dengan cara
mendengarkan kata-kata bersuku satu dalam lingkungan yang sunyi dan
yang bising.
Latian tambahan dapat dipusatkan pada lokalisasi, pemakaian telepon, cara-
cara untuk memperbaiki rasio sinyal-bising dn perawatan serta
pemeliharaan alat bantu dengar.
Progam rehabilitasi dapat bersifat perorangan ataupun dalam kelompok.
Penyeluruh dan tugas-tugas khusus palig efektif bila dilakukan secara
perorangan, sedangkan program kelompok memberi kesempatan untuk
menyusun berbagai tipe situasi komuniksi yang dapat diangga sebagai situsi
harian normal untuk tujuan peragaan ataupun pengajaran.
Pasien harus dibantu dalam mengembangkan kesadaran isyarat-isyarat
lingkungan dan bagaimana isyarat=isyarat tersebut dapat membantu
kekurangan informasi dengarnya. Perlu diperagakan bagaimana struktur
bahasa menimbulkan hambatan-hambatan tertentu pada pembicara .
petunjuk lingkungan, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap alami
cenderung melengkapi pesan yang diucapkan. Bila informasi dengar yang
diperlukan untuk memahami masih belum mencukupi, maka petunjuk-
petunjuk ligkungan dapat mengisi kekurangan ini. Sebelum aspek
rehabilitasi pendengaran harus membantu pasien untuk dapat berinteraksi
lebih efektif dengan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai