Perubahan patologik pada organ auditolik akibat proses degenerasi pada orang tua (geriatri),
menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulisan yang terjadi pada kelompok geriatri
umumnya adalah tuli saraf, namun juga dapat berupa tuli konduktif atau tuli campur.
Istilah presbikusis atau presblakusis, atau tuli pada orang tua diartikan sebagai gangguan
pendengaran sensoroneural pada individu yang lebih tua. Presbikuss menyebabkan gangguan
pendengaran bilateral terhadap frekuensi tinggi yang dihubungkan dengan kesulitan
mendiskriminasikan kata-kata, dan juga gangguan terhadap pusat pengolahan informasi pada
saraf auditorik.
Etiologi
Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenrasi. Diduga
kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola
makanan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat
multifaktor. Menurunya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek
kumulatif dari pengaruh faktor-faktor tersebut di atas.
Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Progesifitas penurunan pendengran
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat dibandingkat dengan
perempuan.
Pathofisiologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan neurus ues-
tibulocochlearis (VIII). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan degenerasi
sel-sel rambut penunjang pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan,
berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel sel ganglon dan saraf. Hal yang sam ajuga
pada myelin akson saraf.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis bervariansi antara masing-masing pasien dan berhubungan dengan
perubahan yang terjadi pada kokle dan saraf sekitarnya. Keluhan utama presbikusis
berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif, simetris pada kedua
telinga, yang saat dimulainya tidak disadari.
Keluhan lain adalah adanya telinga berdenging (tinnitus). Pasien dapat mendengar suara
percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila di ucapkan secara cepat
dengan latar belakang yang riuh (cpcktail party deaf-ness). Terkadang suara pria
terdengar seperti suara wanita bila intensitas suara ditinggal akan timbul rasa nyeri di
telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan.
1. Pemeriksaan audiometric
Pemeriksaan audiometric nada murni, menunjukkan tuli saraf nada tinggi,
bilateral dan simetris. Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam
(sloping) setelah frekuensi 2000 Hz. Gambaran ini khas pada presbikusis
sensorik dan neural. Kedua jenis presbikusis ini sering ditemukan. Garis
ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi
penurunan pada frekuensi yang lebih rendah. Pemeriksaan audiometri tutur
menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara (speech dicrimination).
Keadaan ini jelas trlihat pada prebikusis jenis neural dan koklear.
Penatalaksanaan
2. Rehabilitasi
Merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi pendengran dengan
pemasangan alat bantu dengan (hearing oid). Pemasangan alat bantu
dengar hasilnya akan lebih memuaskan bila dikombinasikan dengan latian
membaca ujaran (speech reading), dan latihan mendengar (audiotoriny
training), prosedur pelatian tersebut dilkukan bersama ahli terapi wicara
(speech therapist).
Tujuan rehabilitasi pendengaran adalah memperbaiki efektifitas pasien
dalam komunikasi sehari-hari. Pembentukan suatu program rehabilitasi
untuk mencapai tujuan ini tergantung pada penilaian menyeluruh terhadap
gangguan komunikasi pasien secara individual serta kebutuhan komunikasi
sosial dn pekerjaan. Partisipasi pasien ditentukan oleh motivasinya. Oleh
karena komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau
lebih, maka keikutsertaan keluarga atau teman dekat dalam bagia-bagian
tertentu dari terapi terbukti bermanfaat.
Membaca gerak bibir dan latian pendengaran merupakan komponen
tradisionl dari rehabilitasi pendengaran. Pasien hrus dibantu untuk
memanfaatkan secar maksimal isyarat-isyarat visual sambil mengenali
beberapa keterbatasan dalam membaca gerak bibir. Selama latian
pendengaran, pasien dapat melatih diskriminasi bicara dengan cara
mendengarkan kata-kata bersuku satu dalam lingkungan yang sunyi dan
yang bising.
Latian tambahan dapat dipusatkan pada lokalisasi, pemakaian telepon, cara-
cara untuk memperbaiki rasio sinyal-bising dn perawatan serta
pemeliharaan alat bantu dengar.
Progam rehabilitasi dapat bersifat perorangan ataupun dalam kelompok.
Penyeluruh dan tugas-tugas khusus palig efektif bila dilakukan secara
perorangan, sedangkan program kelompok memberi kesempatan untuk
menyusun berbagai tipe situasi komuniksi yang dapat diangga sebagai situsi
harian normal untuk tujuan peragaan ataupun pengajaran.
Pasien harus dibantu dalam mengembangkan kesadaran isyarat-isyarat
lingkungan dan bagaimana isyarat=isyarat tersebut dapat membantu
kekurangan informasi dengarnya. Perlu diperagakan bagaimana struktur
bahasa menimbulkan hambatan-hambatan tertentu pada pembicara .
petunjuk lingkungan, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan sikap alami
cenderung melengkapi pesan yang diucapkan. Bila informasi dengar yang
diperlukan untuk memahami masih belum mencukupi, maka petunjuk-
petunjuk ligkungan dapat mengisi kekurangan ini. Sebelum aspek
rehabilitasi pendengaran harus membantu pasien untuk dapat berinteraksi
lebih efektif dengan lingkungan.