Anggota Kelompok :
SEMARANG
2022
LATAR BELAKANG
Gangguan persepsi sensori adalah perubahan persepsi terhadapstimulus baik internal maupun
eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi (Ackley, B. J,
2017). Pada pasien presbikusis gangguan pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat
proses degenerasi organ pendengaran bilateral simetris yang mulai terjadi pada nada tinggi dan
bersifat sensorineural dengan tidak ditemukannya kelainan yang mendasari selain proses menua
secara umum yang merusak sistem sensori manusia salah satunya sistem auditory
(pendengaran).
Pengobatan presbikusis ditentukan berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya. Salah satu
metode pengobatan presbikusis yang sering dipakai adalah menggunakan alat bantu dengar. Alat
bantu dengar diperuntukkan bagi penderita yang mengalami kerusakan telinga bagian dalam.
Selain itu alat bantu dengar juga mampu membuat suara yang ditangkap lebih keraas dan jelas.
Pengobatan presbikusis juga bisa dilakukan dengan terapi membaca gerak bibir untuk mengatasi
masalah pendengaran. Melalui metode ini, ahli terapi akan mengajarkan penderita cara membaca
gerakan bibir serta gerakan tubuh lawan bicara.
Tujuan
1. Tujuan Umum
5. Menggambarkan evaluasi pada pasien lansia yang mengalami presbikusis di panti Wredha
Harapan Ibu Semarang
Manfaat
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
Dapat menjadi pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien lansia yang
mengalami presbikusis.
A. PENGERTIAN
Presbikusis adalah kurang pendengaran sensorineural pada usia lanjut akibat proses
degenerasi organ pendengaran, terjadi secara berangsur-angsur dan simetris. Terbanyak
pada usia 70 – 80 tahun. Presbikusis dialami sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75
tahun dan 40-50% pada populasi di atas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih
tinggi daripada wanita (Zulfikar, dkk 2018). Presbikusis merupakan gangguan sensorik
yang sering terjadi pada lansia, dan prevalensianya meningkat sesuai bertambahnya usia.
sebagian besar pada orang berusia 60 tahun atau lebih dan sebagian besar terjadi karena
proses neurodegeneratif.
Gangguan pendengaran atau tuli merupakan salah satu masalah yang cukup serius dan
banyak terjadi di seluruh negara di dunia. Gangguan pendengaran adalah hilangnya
kemampuan untuk mendengar bunyi dalam cakupan frekuensi yang normal untuk
didengar (Beatrice, 2013). Gangguan pendengaran dapat mengenai salah satu atau kedua
telinga sehingga penderitanya mengalami kesulitan dalam mendengar percakapan (WHO,
2015)
B. ETIOLOGI
1. Berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif perlahan pada kedua
telinga dan tidak disadari oleh penderita
2. Suara-suara terdengar seperti bergumam, sehingga mereka sulit untuk
mengerti pembicaraan
3. Sulit mendengar pembicaraan di sekitarnya, terutama jika berada di tempat
dengan latar belakang suara yang ramai
4. Suara berfrekuensi rendah, seperti suara laki-laki, lebih mudah didengar
daripada suara berfrekuensi tinggi
5. Bila intensitas suara ditingikan akan timbul rasa nyeri di telinga
C. PATOFISIOLOGI
Penurunan pendengaran pada orang tua bergantung pada banyak faktor dan karena
konvergensi dari banyak faktor resiko itu sendiri. Pada orang tua dengan presbikusis
ditemukan lebih sulit untuk membedakan kata-kata dibandingkan dengan orang yang
lebih muda dengan pengujian rata-rata nada murni, hal ini menunjukkan terlibatnya
kerusakan saraf selain dari end organ dysfunction.
Proses patologi sentral yang menyebabkan presbikusis adalah memanjangnya synaptic
time pada auditory pathway, memanjangnya waktu pemrosesan informasi, dan
berkurangnya jumlah sel saraf pada korteks pendengaran. Penyebab pasti dari
presbikusis masih bersifat dugaan karena sulitnya memisahkan kontribusi bermacam-
macam faktor penyebab seperti diet, nutrisi, metabolisme, arteriosclerosis, pajanan
ototoxic, dan trauma yang disebabkan suara. Penyebab dari penurunan fungsi
pendengaran termungkin adalah pajanan suara sepanjang usia dan penuaan terkait
genetik.
D. PATHWAYS
Multifakt
or
Risiko cedera
E. MANIFESTASI KLINIS
Gangguan pendengaran terkait usia lanjut secara umum terbagi atas 2 yaitu, penurunan
sensitivitas ambang pendengaran dan penurunan dalam mengenali suara. Pada awalnya
kehilangan sensitivitas ambang dengar pada frekuensi tinggi yaitu 8000 Hz, dan
perlahan-lahan mengakibatkan frekuensi- frekuensi yang penting dalam memahami
bicara yaitu pada frekuensi 1000-3000 Hz. Pada semua kasus presbikusis penderita selalu
mengeluhkan bahwa meraka tidak dapat mendengar atau tidak dapat memahami lawan
bicara.
Pada gangguan pendengaran frekuensi tinggi, menyebabkan huruf konsonan tidak dapat
dipahami seperti (t, p, k, f, s, dan ch). Dan pada lansia juga mengeluh bahwa mereka
sering bergumam dalam pembicaraan dan terkadang tiap kata-katanya tidak jelas dan
hilang, sehingga mereka tidak dapat ikut berpartisipasi dalam pembicaraan. Seiring
berjalannya waktu, pendengaran pada penderita semakin memburuk dan mempengaruhi
frekuensi yang lebih rendah lagi. Sehingga apabila berkomunikasi harus menggunakan
volume yang lebih besar dan kalimat yang perlu pengulangan, untuk dideteksi oleh
pendengaran penderita. Pada saat berbicara terlalu cepat dan aksen yang asing sulit untuk
dipahami. Dan sering kali pada tempat makan yang bising dan ruang besar yang bergema
membuat para penderita mengalami kesulitan dalam pendengaran, sehingga
mencerminkan masalah pada jalur pendengaran pusat berupa penurunan pendengaran
secara progresif.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Otoskopik : Untuk memeriksa meatus akustikus eksternus dan
membrane timpani dengan cara inspeksi.
Hasil:
a) Serumen berwarna kuning, konsistensi kental
b) Dinding liang telinga berwarna merah muda
2) Audiometri:
a) Audiogram nada murni menunjukkan tuli perseptif
bilateral simetris, dengan penurunan pada frekuensi diatas
1000 Hz.
3) Tes Ketajaman PendengaranTes penyaringan sederhana
Hasil :
a) klien tidak mendengar secara jelas angka-angka yang disebutkan.
b) Klien tidak mendengar dengan jelas detak jarum jam pada jarak 1-2 inchi.
4) Uji Rinne
Hasil : Klien tidak mendengar adanya getaran garpu tala dan tidak
jelasmendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang
G. KOMPLIKASI
1) Trauma akustik (karena kebisingan
2) Penyakit Meniere
3) Otosklerosis stadium lanjut
H. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien presbiakusis adalah sulit
untukmendengar pesan atau adanya rangsangan suara.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien susah mendengar pesan atau adanya suara. Pasien sering kali tidak
mengerti ketika diajak bicara karena tidak mendengar apa yang lawan
bicaranya katakan, pasien sering kali meminta lawan bicaranya untuk
mengulang kalimat yang diucapkan.
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Adakah riwayat pasien menderita hipertensi dan diabetes militus, pasien
dengan riwayat merokok dan juga sering terpapar oleh suara bising.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit diabetes militus, menderita
penyakit pada sistem pendengaran.
d) Pola Fungsi Kesehatan
(a) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Pasien biasanya terpapar dengan suara bising dalam waktu yang cukup lama
dan adanya riwayat merokok.
(b) Pola aktifitas dan latihan
Pola aktivitas dan latihan pada pasien terganggu karena adanya
gangguanpendengaran.
(c) Pola tidur dan istirahat
Pasien presbiakusis sering tidur dan istirahat untuk mengisi waktu luangnya,
karena merasa malu jika berkumpul dengan orang lain.
e) Pola persepsi kognitif dan sensori
Pasien presbiakusis mengalami penurunan kemampuan masuknya rangsang
suara dan pasien kurang mampu mendengar perkataan seseorang.
f) Pola persepsi dan konsep diri
Pasien mengalami perasaan tidak berdaya, putus asa dan merasa
minder/rendah diri.
g) Pola peran dan hubungan dengan sesama
Pasien sering menarik diri dari lingkungan dan merasa malu untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
h) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Adanya perasaan cemas, takut pada pasien presbiakusis, pasien sering
menyendiri, pasien mudah curiga dan tersinggung.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan berfokus pada pendengaran.
Inspeksi :
a) Periksa struktur daun telinga
b) Periksa kebersihan dan struktur liang telinga
c) Kesulitan dalam mengungkapkan kembali kata-kata yang telah didengar
d) Adanya ketidakseimbangan antara telinga yang satu dengan telinga yang
lain
1) Pemeriksaan Otoskopik : Untuk memeriksa meatus akustikus eksternus dan
membrane timpani dengan cara inspeksi.Hasil:
a) Serumen berwarna kuning, konsistensi kental
b) Dinding liang telinga berwarna merah muda
2) Audiometri: Audiogram nada murni menunjukkan tuli perseptif bilateral
simetris, dengan penurunan pada frekuensi diatas 1000 Hz.
3) Tes Ketajaman Pendengaran
a) Tes penyaringan sederhana.Hasil : klien tidak mendengar secara jelas
angka-angka yang disebutkan.
b) Klien tidak mendengar dengan jelas detak jarum jam pada jarak 1-2 inchi.
4) Uji Rinne
Hasil : Klien tidak mendengar adanya getaran garpu tala dan tidak
jelasmendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang
I. DIAGNOSA
1. Gangguan persepsi sensori : pendengaran b.d perubahan penerimaan sensori yang
ditandai dengan tampak bingung saat diajak bicara.
2. Risiko Cedera b.d disfungsi sensori
3. Gangguan komunikasi verbal b.d degenerasi tulang pendengaran bagian dalam
J. INTERVENSI
K. PENATALAKSANAAN
Implementasi merupakan pelaksanan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan diajukan
pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
L. DAFTAR PUSTAKA
1. Ekasari, Mia Fatma.2018.Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia, Konsep dan
Berbagai Intervensi.Malang:Wineka Media
2. Istiqomah, Sarah Nabila. 2019.Hubungan Gangguan Pendengaran dengan Kualitas
Hidup Lansia. Jurnal Majority,Volume 8, Nomor 2
3. PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI
4. PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI
5. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI
6. Rantung, S Petra.2018.Gambaran Audiometri pada Lansia Di Balai Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Terlantar Senja Cerah Manado. Jurnal medik dan Rehabilitasi
(JMR), Volume 1, Nomor 2
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN GERONTIK
A. Riwayat Klien
Nama : Ny. K
Alamat : Yogyakarta
Telp. :-
Tempat, tanggal, lahir/ umur :-
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : -
Orang yang paling dekat dihubungin :
Keluarga Riwayat Keluarga
Genogram
B. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
Sumber – sumber
Pendapatan : Dari anak dan menantunya
Kecukupan terhadap kebutuhan : Cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari
C. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : Panti Wredha Harapan Ibu Semarang
Jumlah kamar : 30
kamar Jumlah orang yang tinggal dirumah : 28
orang
D. Riwayat Rekreasi
Hobi/ Minat : Menjahit
Keanggotaan Organisasi :-
Liburan/ Perjalanan :-
G. Obat – obatan
Obat – obatan : Vitamin penambah nafsu makan
Dosis : Sehari sekali
Bagaimana / kapan, menggunakannya : diminum saat pagi hari
H. Alergi ( Catat agen dan reaksi spesifik )
Obat – obat : Tidak
Makanan : Tidak
Faktor lingkungan : Baik
K. Tijauan Sistem
Keadaan Umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda Vital : TD : 140/100 mmHg Nadi : 88 X/ Menit
RR : 24 x/ Menit Suhu : 36,5 °C
INTEGUMEN :
Lesi / luka : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Perubahan Pigmentasi : □ Ya □ Tidak
Perubahan tekstur : □ Ya □ Tidak
Sering memar : □ Ya □ Tidak
Perubahan Rambut : □ Ya □ Tidak
Perubahan Kuku : □ Ya □ Tidak
HEMOPEATIK
Perdarahan/ memar : □ Ya □ Tidak
Abnormal
Pembengkakan kelenjar : □ Ya □ Tidak
Limfa
Anemia : □ Ya □ Tidak
KEPALA
Sakit Kepala : □ Ya □ Tidak
Trauma masa lalu : □ Ya □ Tidak
Pusing : □ Ya □ Tidak
Gatal pada kepala : □ Ya □ Tidak
MATA
Perubahan penglihatan : □ Ya □ Tidak
Kaca mata/ kontak lensa : □ Ya □ Tidak
Nyeri : □ Ya □ Tidak
Air mata berlebihan : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Bengkak sekitar mata : □ Ya □ Tidak
Kabur : □ Ya □ Tidak
Fotofobia : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Konjungtiva : □ Ya □ Tidak
Sklera : □ Ya □ Tidak
TELINGA
Perubahan pendengaran : □ Ya □ Tidak
Tinitus : □ Ya □ Tidak
Vertigo : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
LEHER
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Nyeri / nyeri tekan : □ Ya □ Tidak
Benjolan / massa : □ Ya □ Tidak
Keterbatasan gerak : □ Ya □ Tidak
PERNAFASAN
Batuk : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
Hemoptisis : □ Ya □ Tidak
Sputum : □ Ya □ Tidak
Asma / alergi pernafasan : □ Ya □ Tidak
Suara nafas : □ vesikuler □ Bronkial □ Bronko Vesikuler
Suara nafas tambahan : □ ronkhi □ wheezing
KARDIOVASKULER
Nyeri dada : □ Ya □ Tidak
Palpitasi : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
GASTROINTESTINAL
Nyeri ulu hati : □ Ya □ Tidak
Mual / muntah : □ Ya □ Tidak
Hematemesis : □ Ya □ Tidak
Perubahan nafsu makan : □ Ya □ Tidak
Benjolan/ massa : □ Ya □ Tidak
Diare : □ Ya □ Tidak
Konstipasi : □ Ya □ Tidak
Melena : □ Ya □ Tidak
Hemoroid : □ Ya □ Tidak
Perdarahan rectum : □ Ya □ Tidak
Pola defecasi biasanya : □ Ya □ Tidak
PERKEMIHAN
Frekuensi : □ Ya □ Tidak
Menetes : □ Ya □ Tidak
Hematuria : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
Nokturia : □ Ya □ Tidak
Inkontinensia : □ Ya □ Tidak
Nyeri saat berkemih : □ Ya □ Tidak
Batu infeksi : □ Ya □ Tidak
MUSKUSKELETAL
Nyeri persendian : □ Ya □ Tidak
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Pembengkakan sendi : □ Ya □ Tidak
Kram : □ Ya □ Tidak
Kelemahan otot : □ Ya □ Tidak
Masalah cara berjalan : □ Ya □ Tidak
SISTEM ENDOKRIN
Goiter : □ Ya □ Tidak
Polifagia : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
STATUS FUNGSIONAL
Indeks Katz ( Aktivitas Kehidupan sehari – hari )
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1 Mandi Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidakmampu )
atau mandi sendiri sepenuhnya Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaian Mandiri
:
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikatpakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
3 Ke Kamar KecilMandiri
:
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamarkecil dan
menggunakan pispot
4 BerpindahMandiri
:
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5 KontinenMandiri
:
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Keterangan : Nilai C Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu
fungsitambahan
Analisis Hasil :
Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbable gangguan kognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitif gangguan
Inventaris Depresi Beck ( IDB )
:......................................................................
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah
F. TIdak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada
mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambl keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan in
membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2 Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Napsu makan saya tidak sebaik sebellumnya
0 Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
Analis Hasil
0-6 Depresi tidak ada atau minimal
7-13 Depresi ringan
14-21 Depresi sedang
22-39 Depresi berat
STATUS FUNGSIONAL SOSIAL
APGAR Keluarga
:......................................................................
No Uraian Fungsi Skor
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 1
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu Adaptation
menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya 1
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan Partneship
masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima 2
dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas Growth
atau arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya 2
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi- Affection
emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Resolve 1
menyediakan waktu bersama-sama
Analisi hasil:
Selalu = 2,
Kadang-kadang = 1,
Hampir tidak pernah = 0
L. DATA PENUNJANG
Takanan Darah : 140/100
mmHg Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5°C
Nadi : 88 x/menit
Tinggi Badan : 150
cm Berat Badan : 50
kg
M. Analisa data
Tgl / jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
DS : Ny.K mengatakan Gangguan Perubahan
susah mendengar persepsi penerimaan
suara DO : 1. Ny.K sensori sensori
tampak bingung saat (pendengaran)
diajak bicara 2. Ny.K
selalu meminta orang lain
untuk mengulang
perkataan 3. Tidak
adanya umpan balik dari
Ny. K saat diajak
bicara 4. Respon tidak
sesuai TTV : TD :
140/100 mmhg N : 88
x/menit RR : 24
x/menit S : 36,5 °C
DS : Ny.K mengatakan Risiko cedera Disfungsi
sering terjadi kebisingan. sensori
Sering sakit kepala dan
telinga berdenging.
DO :
1. Ny.K tampak
cenderung menghindari
percapakan dengan orang
lain
2. Ny.K tidak mampu
mendengar suara rendah
3. Tidak adanya
keseimbangan antara
kedua telinga (saat
dilakukan uji weber)
4. Melakukan tes garpu
tala dan tes
rinne TTV :
TD : 130/90 mmhg
S : 36 °C N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
DS : klien mengatakan Gangguan Kerusakan
tidak bisa berbicara komunikasi serebral
dengan jelas. DO : klien verbal
berbicara pelo dan tidak
jelas
O. Intervensi
Tgl / Diagnosa Tujuan & Planning TTD
jam keperawatan Kriteria Hasil
D.0085 Setelah dilakukan 1.08241 Intervensi Utama:
Gangguan pengkajian selama Minimalisasi Rangsangan
Persepsi 3x24 jam maka 1. Observasi:
Sensori Persepsi Sensori - Periksa status mental,
Meningkat dengan status sensori, dan
kriteria hasil : tingkat kenyamanan.
L.09083 Luaran
Utama :
1. Melamun
menjadi berkurang 2. Terapeutik:
2. Konsentrasi -Diskusikan tingkat
semakin membaik toleransi terhadap beban
sensor.
3. Verbalisasi - Batasi stimulus
mendengar bisikan lingkungan
berkurang - Jadwalkan aktifitas
4. Perilaku harian dan waktu
menarik diri istirahat
semakin menurun -Kombinasikan
prosedur/tindakan dalam
satu
waktu, sesuai kebutuhan
3. Edukasi:
- Ajarkan cara
meminimalisasi stimulus
4. Kolaborasi:
-Kolaborasi dalam
meminimalkan prosedur
atau
tindakan
-Kolaborasi pemberian
obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
D.0136 Setelah dilakukan 1.14537 Intervensi Utama:
Risiko intervensi selama Pencegahan Cedera
Cedera 3x24 jam, maka 1. Observasi :
Tingkat Cedera -Identifikasi area
Menurun dengan lingkungan yang
kriteria hasil : berpotensi
L.14136 Luaran menyebabkan cedera
Utama : -Identifikasi obat yang
1. Gangguan berpotensi menyebabkan
kognitif berkurang cedera
2. Agitasi menurun -Identifikasi kesesuaian
3. Iritabilitas alas kaki atau stoking
semakin membaik elastis pada
4. Tekanan darah ekstremitas bawah
mulai menurun
2. Terapeutik:
- Diskusikan mengenal
latihan dan terapi fisik
yang diperlukan
- Diskusikan bersama
anggota keluarga
yang dapat
mendampingi pasien
-Tingkatkan frekuensi
observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan
3. Edukasi:
- Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
- Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan
duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri
Terapeutik:
- Gunakan Bahasa Isyarat,
jika perlu
-Verifikasi apa yang
dikatakan atau ditulis
pasien
Fasilitasi penggunaan alat
bantu dengar
-Berhadapan dengan
pasien secara
langsung selama
berkomunikasi
-Pertahankan kontak mata
selama berkomunikasi
-Hindari merokok,
mengunyah makanan atau
permen karet, dan
menutup mulut saat
berbicara
-Hindari kebisingan saat
berkomunikasi
-Hindari berkomunikasi
lebih dari 1 meter dari
pasien
-Lakukan irigasi telinga,
jika perlu
Pertahankan kebersihan
telinga
Edukasi :
-Anjurkan menyampaikan
pesan dengan isyarat
-Ajarkan cara
membersihkan serumen
dengan tepat
P. Implementasi
Tgl / jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
keperawatan
Selasa, 1 Gangguan Senam Pagi Ds: Ny. K
November persepsi sensori mengatakan
2022 (pendengaran) semangat saat
b/d perubahan senam
penerimaan Do:
sensori Pasien tampak
antusias
Mewarnai gambar Ds :
Ny. K
mengatakan suka
mewarnai gambar
Do :
Ny. K tampak
mewarnai dengan
rapi
Penkes tentang persepsi Ds :
sensori pendengaran Ny. K
mengatakan
memahami
penkesnya
Do :
Ny. K tampak
memperhatikan
Risiko Cedera Terapi persendian
Ds :
b/d disfungsi Ny. K
sensori mengatakan
badannya terasa
enakan setelah di
lakukan terapi
Do :
Ny. K tampak
melakukan terapi
dengan baik
Melakukan pijitan
ringan Ds :
Ny. K mengatakan
nyaman saat
dipijit Do :
Pasien tampak
nyaman
Gangguan Terapi komunikasi
komunikasi verbal Ds :
verbal b/d Ny. K
kerusakan mengatakan dapat
serebral memahami
komunikasi secara
verbal
Do :
Ny. K tampak
komunikasi verbal
Rabu, 2 Gangguan Senam Pagi Ds: Ny. K
November persepsi sensori mengatakan
2022 (pendengaran) semangat saat
b/d perubahan senam
penerimaan Do:
sensori Pasien tampak
antusias
Ds :
Ny. K mengatakan
nyaman saat
dipijit Do :
Pasien tampak
nyaman
Gangguan Terapi komunikasi Ds :
komunikasi verbal Ny. K
verbal b/d mengatakan dapat
kerusakan memahami
serebral komunikasi secara
verbal
Do :
Ny. K tampak
komunikasi verbal
Kamis, 3 Gangguan Senam Pagi Ds: Ny. K
November persepsi sensori mengatakan
2022 (pendengaran) semangat saat
b/d perubahan senam
penerimaan Do:
sensori Pasien tampak
antusias
Terapi otak Ds :
Ny. K
mengatakan
menyukai terapi
otak
Do :
Ny. K
tampak
tersenyum
Penkes tentang persepsi Ds :
sensori pendengaran Ny. K
mengatakan
memahami
penkesnya
Do :
Risiko Cedera Terapi persendian Ny. K tampak
b/d disfungsi memperhatikan
Ds :
Ny. K mengatakan
sensori badannya terasa
enakan setelah di
lakukan terapi
Do :
Ny. K tampak
melakukan terapi
Melakukan pijitan dengan baik
ringan
Ds :
Ny. K mengatakan
nyaman saat
dipijit Do :
Pasien tampak
nyaman
Q. Evaluasi
Risiko Cedera S:
b/d disfungsi Ny. K mengatakan sering terjatuh
sensori O:
Tampak luka pada wajah, tangan dan
kaki Ny. K
A:
Masalah risiko cedera
P:
Lakukan intervensi
Gangguan S:
komunikasi Ny. K mengatakan kesulitan berkomunikasi
verbal b/d O:
kerusakan Ny. K tampak mengamati pergerakan
serebral bibir lawan bicaranya
A:
Masalah gangguan komunikasi verbal
P:
Lakukan intervensi