OLEH
KELOMPOK 14
ZULKIFLI (R011221094)
Meskipun faktor-faktor ini dapat ditemui pada periode yang berbeda di seluruh
rentang hidup, individu paling rentan terhadap efek selama periode kritis dalam
hidup,adalah sbb.
a. Periode Prenatal
- Faktor genetik -Termasuk gangguan pendengaran herediter dan non-herediter
- Infeksi intrauterin – seperti rubella dan infeksi sitomegalovirus
b. Periode Perinatal
- Asfiksia kelahiran (kekurangan oksigen pada saat kelahiran)
- Hiperbilirubinemia (penyakit kuning parah pada periode neonatal)
- Berat badan lahir rendah (BBLR)
- Morbiditas perinatal lainnya dan manajemennya
c. Masa Kanak dan Remaja
- Infeksi telinga kronis (otitis media supuratif kronis)
- Pengumpulan cairan di telinga (otitis media nonsuppuratif kronis)
- Meningitis dan infeksi lainnya
d. Dewasa dan usia yang lebih tua
- Penyakit kronis
- Rokok
- Otosklerosis
- Degenerasi sensorineural terkait usia
- Gangguan pendengaran sensorineural mendadak
e. Faktor-faktor di seluruh rentang hidup
- Impaksi Cerumen (lilin telinga yang terkena dampak)
- Trauma pada telinga atau kepala
- Suara keras/Kebisingan
- Obat-obatan ototoxic
- Bahan kimia ototoksik terkait pekerjaan
- Kekurangan nutrisi
- Infeksi virus dan kondisi telinga lainnya
- Onset tertunda atau gangguan pendengaran genetik progresif
C. Dampak Gangguan Pendengaran
a. Komunikasi dan ucapan
b. Kognisi
c. Pendidikan dan Pekerjaan: Isolasi sosial, kesepian, dan stigma
d. Dampaknya terhadap masyarakat dan ekonomi
Badan Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan bahwa gangguan
pendengaran yang tidak tertangani menimbulkan biaya global tahunan sebesar US$
980 miliar. Ini termasuk biaya sektor kesehatan (tidak termasuk biaya alat bantu
dengar), biaya dukungan pendidikan, hilangnya produktivitas, dan biaya sosial. 57%
dari biaya ini dikaitkan dengan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HEARING LOSS-DEAFNESS
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien adalah sulit untuk mendengar pesan atau
adanya rangsangan suara.
3. Riwayat kesehatan
Pasien susah mendengar pesan atau adanya suara. Pasien sering kali tidak mengerti
ketika diajak bicara karena tidak mendengar apa yang lawan bicaranya katakan,
pasien sering kali meminta lawan bicaranya untuk mengulang kalimat yang
diucapkan, pasien sering menyendiri. Pasien sering
meyendiri karena merasa malu, karena sering kali tidak paham ketika diajak
berbicara, pasien juga menarik diri dari lingkungan dan anggota keluarganya.
Adakah riwayat pasien menderita hipertensi dan diabetes militus, pasien dengan
riwayat merokok dan juga sering terpapar oleh suara bising.
Adakah keluarga yang menderita penyakit diabetes militus, menderita penyakit pada
sistem pendengaran.
Pola aktivitas dan latihan pada pasien terganggu karena adanya gangguan
pendengaran.
Pasien presbiakusis sering tidur dan istirahat untuk mengisi waktu luangnya,
karena merasa malu jika berkumpul dengan orang lain.
Pasien mengalami perasaan tidak berdaya, putus asa dan merasa minder/rendah diri.
Pasien sering menarik diri dari lingkungan dan merasa malu untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
4. Pemeriksaan Fisik
4) Adanya ketidakseimbangan antara telinga yang satu dengan telinga yang lain
5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil:
b) Klien tidak mendengar dengan jelas detak jarum jam pada jarak 1-2 inchi.
4) Uji Rinne
Hasil : Klien tidak mendengar adanya getaran garpu tala dan tidak jelas
mendengar adanya bunyi dan saat bunyi menghilang
II. Analisa Data
IV. Intervensi
Membaca gerak bibir lawan bicara saat melakukan komunikasi verbal. Dilakukan
dengan cara menaikkan volume suara saat berbicara dan pelan-pelan saat menyampaikan
kata-kata. Agar klien bisa membaca gerak bibir dan dapat mengerti apa yang sedang
dibicarakan.
V. Implementasi Keperawatan
1. Pengkajian Identitas
a. Nama : Tn.P
d. Alamat : Makassar
f. Agama : Islam
g. Suku : Makassar
a. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
a. Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
b. Pekerjaan sebelumnya : Buruh Pabrik
b. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Tn.P mengatakan susah mendengar suara, Tn. P mengatakan sering terjadi
kebisingan saat dahulu bekerja di pabrik, sering sakit kepala dan telinga
berdenging.
Genogram
Tn.M Ny.T
Tn.T Tn.B
Ny.D Ny.S
Sdr.A Sdr.I
keterangan :
: Laki-laki : Menikah
: Perempuan : Meninggal
: Keturunan
Klien berperan sebagai ayah dari anak dan sebagai kakek dari cucunya. Klien
adalah duda yang ditinggal meninggal oleh istrinya. Anak, menantu dan cucu mengasuh
dengan rasa kasih sayang, komunikasi dalam keluarga sangat harmonis dan keputusan
selalu disepakati bersama.
a. Riwayat Rekreasi
Klien mengatakan memepergunakan waktu luangnya untuk membantu
pekerjaan rumah
b. Pola Fungsi Kesehatan
c. Pola tidur / istirahat : keluarga mengatakan pola tidur klien
1. Lama tidur malam : 7 – 8 Jam/hari (21.00 – 04.30 WIB)
2. Tidur siang : 2 – 3 jam/hari (10.00 – 13.00 WIB)
b) BAB :
1. Frekuensi : 1 kali / hari
2.Konsistensi : Padat
3.Warna : Kuning kecoklatan
4.Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada keluhan 5.Pengalaman
memakai pencahar : Tidak
e. Pola nutrisi :
Keluarga mengatakan pola nutrisi klien Frekuensi makan : 3 × sehari 1
centong atau kadang 3 × setengah centong
Nafsu makan : Makan selalu habis
Jenis makanan : Nasi, lauk, sayur
Makanan yg tdk disukai : Ayam
Alergi terhadap makanan : tidak ada
Pantangan makanan : Makanan yang banyak mengandung zat purin
Keluhan yg berhubungan dengan makan : Tidak ada keluhan
3. TTV :
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,5°C
Nadi : 88 x/menit
Hidung : Simetris
Gigi : bersih
2. Paru
3. Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : refluks 13 x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
4. Persyarafan
Olfaktorius (+)
Optikus (+)
Okulomotorius(+)
Trochlearis(+)
Trigeminalis(+)
Abdusen(+)
Facialis(+)
Audiotorius(+)
Glosofaringeal(+)
Vagus(+)
Assesorius(+)
5. Ekstremitas kekuatan otot atas dan bawah
5 5
4 4
Umur : 60 Tahun
DO :
perkataan
Tidak adanya
Kesulitan mengerti
umpan balik dari Tn.S
pembicaraan
saat diajak bicara
2. Tn.P selalu
meminta orang lain
Merasa Malu tidak bisa
untuk mengulang
perkataan mendengar Percakapan
DS : Degenerasi tulang-tulang
2 Risiko cedera
Tn.P mengatakan pendengaran
sering terjadi
kebisingan. Sering
sakit kepala dan
Keseimbangan menurun
telinga berdenging.
DO :
Risiko cedera
1. Tn.P tampak
cenderung
menghindari
percapakan dengan
orang lain
3. Tidak adanya
keseimbangan antara
kedua telinga (saat
dilakukan uji weber)
4. TTV :
TD : 130/90 mmhg
S : 36 °C
N : 84 x/menit R:
22 x/menit
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditandai : dengan :
Periksa kemampuan pendengaran
DS : Tn.P mengatakan
1. Kemampuan Monitor akumulasi serumen berlebihan
susah mendengar suara
berbicara Identifikasi metode komunikasi yang
DO :
meningkat disukai pasien (mis: lisan, tulisan,
Edukasi
Edukasi
Edukasi
4. TTV :
TD : 130/90 mmhg
Ajarkan individu, keluarga, dan
S : 36 °C
kelompok risiko tinggi bahaya
N : 84 x/menit R:
lingkungan
22 x/menit
Observasi
Terapeutik
Edukasi
adoc.pub/askep-gangguan-pendengaran-pada-lansia.html
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/546/1/KTI%20FITRI%20AYU
%20ANGGRAINI%20(1801062)%20fix.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
748047b636a2b764fe4ff1e8a4339e5b.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/
09c3aebd423d69c8c9c8750ded79c7a5.pdf
related:lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-9/20377365-T41315-Siti%20Fatimah.pdf
http://p2ptm.kemkes.go.id/preview/infografhic/gangguan-pendengaran-dan-akibatnya
30