Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)

KASUS CHOLELITIASIS

Nama Mahasiswa : DINIANTO ADITIA, S.Kep


NIM : R014232017

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

Ummul, S.Kep., Ns. Dr.Andina Setyawati, S.Kep,Ns, M.Kep

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR
2024
1. Manajemen Nyeri Non Farmakologi dengan Terapi Relaksasi Nafas Dalam

Penatalaksanaan nyeri meliputi pendekatan farmakologi dan non farmakologi.

Salah satu tindakan non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yaitu

terapi relaksasi napas dalam. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa relaksasi napas

dalam sangat efektif untuk menurunkan nyeri pasca operasi. Teknik napas dalam dapat

menurunkan nyeri yang merilekskan bagian yang mengalami nyeri. Relaksasi akan

membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena nyeri.

Teknik relaksasi yang dapat dilakukan menggunakan napas abdomen dengan frekuensi

lambat dan berirama. Relaksasi napas dalam merupakan latihan pernapasan dengan

teknik bernapas secara perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga

memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh

(Arlinghaus, Markofski, & Johnston, 2017). Saat melakukan teknik relaksasi pasien

dapat memejamkan mata kemudian bernapas dengan perlahan sehingga pasien dapat

merasa nyaman melakukan terapi relaksasi (Aini & Reskita, 2018). Selaras dengan itu

Smeltzer dan Bare, menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah

untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas dalam tubuh,

mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress

fisik ataupun stress emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Rokawie, Sulastri, dan

Anita (2017) menemukan bahwa terbukti relaksasi pernafasan mampu menurunkan

nyeri pasien pasca operasi bedah.


2. Tinjauan EBP Pencegahan Penularan Infeksi dengan Mencuci Tangan

Penularan penyakit baik di Rumah Sakit ataupun di tempat lain tidak bisa

dihindari. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari penularan

penyakit dengan melakukan cuci tangan. Cuci tangan menjadi salah satu langkah yang

efektif untuk memutuskan rantai transmisi infeksi, sehingga insidensi infeksi nosokomial

dapat berkurang (Wulandari & Sholikah, 2017). Dengan menjaga kebersihan tangan, kita

dapat membersihkan mikroorganisme yang ada di tangan, pencegahan penyakit,

menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh, melindungi diri, keluarga dan pasien dari

infeksi, memberikan perasaan segar dan bersih, keluarga menjadi terbiasa hidup sehat

(Asda & Sekarwati, 2020).

Pasien dan keluarga sangat berperan penting dalam kesembuhan penyakit pasien

dan dalam upaya mencegah infeksi yang bisa didapat selama masa perawatan di Rumah

Sakit (Hastuti et al., 2020). Kegiatan cuci tangan penting dilakukan karena tangan adalah

anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut sehingga harus

senantiasa dijaga kebersihannya, khususnya di waktu-waktu penting, seperti sebelum dan

setelah melakukan aktivitas, sebelum dan sesudah makan, setelah buang air besar dan

kecil dan saat sebelum dan sesudah mengolah makanan (Abubakar & Nilamsari, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh (Abubakar & Nilamsari, 2017) mengatakan bahwa

meningkatnya pengetahuan dan sikap keluarga pasien rawat inap Rumah Sakit Haji

Sukolilo Surabaya berpotensi terimplementasinya perilaku sehat yang patuh dalam cuci

tangan selama menunggu pasien di ruang rawat inap. Setelah dilaksanakan penyuluhan

tingkat pengetahuan baik naik sampai 50% dari sebelumnya, sikap yang cukup

mendukung turun sampai 75%, dan tindakan baik naik sampai 35%. Sehingga

disimpulkan bahwa pemberian informasi mengenai pencegahan penularan infeksi

memberikan dampak yang baik pada segi pengetahuan dan sikap pasien.
Selain mencuci tangan, penggunaan APD juga dapat menjadi benteng untuk

meminimalis terjadinya penularan infeksi. Untuk mencegah hal tersebut perlu adanya

Sosialisasi sehubungan dengan adanya masalah terkait penggunaan APD. Sosialisasi SOP

penggunaan APD yang tepat bagi tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan kesadaran

petugas kesehatan akan penggunaan APD yang tepat, sehingga dapat meminimalisir

angka kejadian infeksi baik dari perawat ke pasien maupun sebaliknya, (Nurmalia, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, N. A. B. (2017). Pengaruh Asupan Dini Pada Lama Hari Rawat Inap Pasien Post
Operasi Digestif Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo, Universitas Hasanuddin,
(Pengaruh Asupan Dini Pada Lama Hari Rawat Inap Pasien Post Operasi Digestif
Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo).
Abubakar, N., & Nilamsari, N. (2017). Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Haji Surabaya Terhadap Pencegahan Infeksi Nosokomial. Jurnal
Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 3(2), 178.
https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.79
Amiar, w., & setiyono, e. (2020). Efektivitas pemberian teknik pernafasan pursed lips
breathing dan relaksasi napas dalam terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien
tb paru, (1), 7–13.
Asda, P., & Sekarwati, N. (2020). Perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan kejadian
penyakit infeksi dalam keluarga di Wilayah Desa Donoharjo Kabupaten Sleman. Media
Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 11(2), 38.
https://doi.org/10.32382/jmk.v11i2.1571
Hastuti, P., Aini S, N., Aisah, N. N., Antika, L., & Shinta D, O. (2020). Pendayagunaan
Partisipasi Pasien Dan Keluarga Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Melalui
Pelaksanaan Cuci Tangan. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 3(1), 91–99.
https://doi.org/10.31596/jpk.v3i1.72
Nurmalia, D. (2019). Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri oleh Perawat di Ruang
Perawatan Rumah Sakit. Journal of Holistic Nursing and Health Science
Saranani, m. (2016). Efektifitas relaksasi napas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien
post operasi di rsud kota kendari. Terapeutik Journal, 85–91.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2015). Buku ajar keperawatan medikal bedah (Brunner &
Suddart). Jakarta: EGC.
Wulandari, R., & Sholikah, S. (2017). Pengetahuan Dan Penerapan Five Moments Cuci
Tangan Perawat Di Rsud Sukoharjo. Gaster, 15(1), 18.
https://doi.org/10.30787/gaster.v15i1.133

Anda mungkin juga menyukai