KELOMPOK I
2022
Konsep Penyakit
A.Defenisi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg
dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smeltzer, Bare, 2002)
B. Etiologi
a. Faktor keturunan
b. Ciri Perorangan
c. Kebiasaan hidup (Kowalski, Robert, 2010)
Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Merupakan 10 % dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, Faktor pencetus
munculnya hipertensi sekunder antara lain ; penggunaan kontrasepsi oral, neurogenik ( tumor
otak, ensefalitis, gangguan psikiatris ), kehamilan, peningkatan tekanan intravaskuler, luka
bakar dan stress. ( Udjianti, Wajan, 2011 )
C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepeneprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap vasokonstriksi. Pada saat bersamaan dimana
sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin, yang
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu
vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
yang menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan intravaskuler. Semua
faktor yang cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
D. Pathway
e. Ketidakefektifan koping
h. Defisiensi pengetahuan
i. Ansietas
Berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan hipertensi
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
Penyebab :
Kriteria Minor :
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
e) Glaukoma
Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat menggangu
metabolisme tubuh
Kriteria Mayor :
2) Objektif : pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba
Kriteria Minor :
1) Tromboflebitis
2) Diabetes mellitus
3) Anemia
6) Thrombosis arteri
7) Varises
9) Sindrom kompartemen
c. Hipervolemia (D.0022)
Kriteria Mayor :
2) Objektif : Edema anasarka dan/atau edema perifer, berat badan meningkat dalam waktu singkat,
jugular venous
pressure (JVP) dan/atau Central Venous pressure (CVP) meningkat , refleks hepatojugular positif.
Kriteria Minor :
2) Objektif : Distensi vena jugularis,suara nafas tambahan, hepatomegali, kadar Hb/Ht turun, oliguria,
Batasan karakteristik :
2) Hipoalbuminemia
4) Kelainan hormone
7) Imobilitas
Kriteria Minor :
1) Subyektif : dispnea saat / setelah aktivitas , merasa tidak nyaman setelah beraktivitas , merasa
lelah.
2) Objektif : tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran EKG menunjukan aritmia
1) Anemia
5) Aritmia
7) Gangguan metabolic
8) Gangguan musculoskeletal
Definisi : ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu.
Kriteria Mayor :
2) Objektif : menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran , menunjukan persepsi yang keliru terhadap
masalah.
Kriteria Minor :
2) Objektif : menjalani pemeriksaan yang tidak tepat , menunjukan perilaku berlebihan ( mis . apatis,
2) Penyakit akut
3) Penyakit kronis
f. Ansietas ( D.0080)
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
Kriteria Mayor :
1) Subjektif : merasa bingung , merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi , sulit
berkonsentrasi.
Kriteria Minor :
2) Objektif : freuensi nafas meningkat , frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat ,
diaphoresis , tremor , muka tampak pucat , suara bergetar , kontak mata buruk, sering berkemih ,
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
6) Penyakit neurologis
Definisi : Beresiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk memenuhi
mitralis )
5) Aritmia
Definisi : Beresiko mengalami keruskan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh.
Faktor Risiko :
2) Riwayat jatuh
9) Hipotensi ortostatik
11) Anemia
16) Neuropati
17) Efek agen farmakologis (mis. Sedasi, alcohol, anastesi umum) Kondisi klinis terkait :
1) Osteoporosis
2) Kejang
3) Penyakit sebrovaskuler
4) Katarak
5) Glaucoma
6) Demensia
7) Hipotensi
8) Amputasi
9) Intoksikasi
10) Preeklampsi
1. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Sedangkan
tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
(PPNI, 2018)
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim pokja SDKI PPNI (2017)
3. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman Rencana tindakan : (Manajemen nyeri I.08238)
intensitas nyeri
4) Berikan terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis: akupuntur,terapi musik
5) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan)
1) Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis: ortopnes, dipsnea, edema, JVP/CVP meningkat,
hiponatremia)
3. pasien mengatakan keluhan lemah berkurang Rencana tindakan : (Manajemen energi I.050178)
2) identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup
8) ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
menurun
3. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman Rencana Tindakan : Reduksi ansietas (I.09314 )
( mis: peningkatan berat badan, hepatomegali,distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria,
jika perlu
3. Risiko jatuh saat berdiri menurun Rencana Tindakan : Pencegahan jatuh ( I.14540)
a. Identifikasi factor risiko (mis. Usia >65 tahun, penurunan tingkat kesadaran, defisit
neuropati)
b. Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai dengan kebijakan
institusi
c. Identifikasi factor lingkungan yang meningkatkan risiko jstuh (mis. Morse scale,
humpty dumpty)