PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2021
1
PERSETUJUAN
Laporan Pendahuluan (Konsep Fisiologis) pada kasus Kebutuhan Dasar Manusia Hipertensi
telah dibuat pada tanggal 11 Januari 2021 pada pasien di ruang bougenvil PUSKESMAS
Jenggawah.
( Ns. Achmad Ali Basri, M.Kep ) (Irwina Angelia S,S.Kep., Ns., M.Kep)
NIP : 199301032019031009 NIDN. 0709099005
2
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA AKTIVITAS
HIPERTENSI
1.1 PENGERTIAN
1.2.1KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : (Darmojo, 1999) Hipertensi dimana
tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau
lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
1.2.2 PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
3
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan
perifer (Smeltzer, 2001). Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi
palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
4
1.2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7. Urinalisa
5
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
8. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi Steroid urin
9. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
10. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopat
11. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
1.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH
Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Kebiasaan hidup
d. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
e. Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
f. Kegemukan atau makan berlebihan
g. Stress
h. Merokok
i. Minum alcohol
j. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
1. Ginjal ; Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut dan Tumor.
2. Vascular ; Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol,
dan Vaskulitis.
3. Kelainan endokrin ; DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidismed
4. Saraf ; Stroke, Ensepaliti.
5. Obat – obatan ; Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
6
1.4 MASALAH ATAU DIAGNOSA MEDIS
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
c. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan adanya tahanan pembuluh darah
d. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
e. Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala
f. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.
g. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya
hipertensi yang diderita klien
1.5 KONSEP KEPERAWATAN
1.5.1 Pengkajian
a. Aktivitas
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis,
suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ tertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan,keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
2) Tanda : Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan
meledak,otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal
padamasa yang lalu).
e. Makanan/cairan
1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
sertakolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun), riwayat penggunaan diuretic
7
2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saatbangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam),
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek,
proses piker,penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakitkepala.
h. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan(krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
1.5.2 Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
1.5.3 Kriteria hasil dan intervensi
Tujuan : setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam masalah nyeri akut
teratasi
Tingkat Kenyamanan (2109)
Kode Indikator SA ST
210901 Nyeri 2 4
210928 Mual 2 4
210902 Cemas 2 4
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Intervensi
8
Manajemen Nyeri (1400)
Aktivitas :
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi,frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. Periksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat perubahan dalam catatan
medis pasien, informasikan petugas kesehatan lain yang merawat pasien
3. Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesik
4. Berikan informasi mengenai nyeri sperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan prosedur
5. Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika jika keluhan pasien saat ini
berubah signifikan dari pengalaman nyeri sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
9
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC.
Marilynn E Doenges, dkk., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta.
10
Ny.S (58 tahun) dengan Diagnosis Medis Hipertensi di Ruang Bougenvil PUSKESMAS
Jenggawah
PERSETUJUAN
11
Asuhan Keperawatan Klien Hipertensi telah dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2021
di ruang Bougenvil PUSKESMAS Jenggawah
( Ns. Achmad Ali Basri, M.Kep ) (Irwina Angelia S,S.Kep., Ns., M.Kep)
NIP : 199301032019031009 NIDN. 0709099005
LEMBAR KONSULTASI
12
TANGGAL MATERI YANG DIKONSULKAN DAN NAMA dan TANDA
URAIAN PEMBIMBING TANGAN
PEMBIMBING
A. Biodata
Tanggal/jam MRS : 09 Januari 2021
Ruang : Bougenvil
No. Register :25192
Diagnosa Medis : Hipertensi
Tgl/jam pengkajian : 09 Januari 2021
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.S Suami/istri/orangtua
Umur : 58 tahun Nama :
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan :
Agama : Islam Alamat :
Suku/bangsa : Indonesia
Bahasa : Madura Penanggung jawab
Pendidikan : SD Nama :Ahmad Roni
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Dsn Curah Buntu
Alamat : Dsn Curah Buntu
B. Anamnesa Pra Assessment
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri kepala
P : Ny.S mengatakan sering nyeri kepala setelah banyak beraktivitas
Q : Ny.S mengatakan pusing yang dirakasan seperti tertusuk
R : Ny.S mengatakan nyeri di kepala bagian belakang, leher, dan pundak
S : Ny.S mengatakan skala nyeri 5
Genogram
b. Pola minum
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jenis minuman Air putih dan teh manis Air putih
Jumlah minum/ hari Tidak tentu (>3x sehari) Tidak tentu (<3x sehari)
Keluhan/ masalah Tidak ada masalah minum Tidak ada masalah minum
Minum
Minum minuman Tidak mengkonsumsi alkohol -
Beralkohol
16
sebutkan……………………………..
Deskripsi singkat mengenai keluhan yang dirasakan :
Tidak ada masalah pada eliminasi urine pasien
ELIMINASI ALVI
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi BAB 1 kali/hari 2 kali/hari
WarnaI kuning kuning
Konsistensi padat Padat
Bau Bau khas Bau khas
3. Pola Istirahat
18
Masalah yang ditemukan :
Tidak ada masalah pola kognitif dan sensori
6. Konsep Diri
Gambaran : Keluarga mengatakan pasien sebagai ibu rumah tangga dari
diri kedua anaknya
Ideal diri : Keluarga mengatakan pasien tidak dapat beraktivitas seperti
biasanya karena penyakit yang dialami
Harga diri : Ny.S mengatakan ingin cepat pulang
Peran diri : Keluarga mengatakan penyakitnya menggangu aktivitas pasien
Identitas diri : Ny.S adalah ibu dari kedua anaknya, bekerja sebagai ibu rumah
tangga
19
c. Tekanan Darah : 170/90 mmHg
d. Nadi : 94x/menit
e. Suhu : 36,6 C
f. RR : 32x/menit
2. Pemeriksaan Kepala
(Lingkari salah satu sesuai dengan kondisi yang ditemukan pada klien):
Inspeksi
a. Bentuk Kepala : Bulat / Lonjong/ Benjol
b. Ukuran Kepala : Normocephali / Makrocephali / Microcephali
c. Kondisi Kepala : Simetris / Tidak
d. Kulit Kepala : Ada Luka / Tidak, Bersih / Kotor, Berbau/Tidak, Ada
Ketombe/Tidak
e. Rambut :
1) Penyebaran/ Pertumbuhan Rambut : Rata / Tidak
2) Keadaan Rambut : Rontok, Pecah-Pecah, Kusam
3) Warna Rambut : Hitam / Merah/ Beruban/ Menggunakan
Cat Rambut
4) Bau Rambut : Berbau/ Tidak
f. Wajah
1) Warna Kulit Wajah : Pucat / Kemerahan / Kebiruan
2) Struktur Wajah : Simetris / Tidak
3) Sembab : Ada/ Tidak
Palpasi
a. Ubun-Ubun : Datar/ Cekung/ Cembung
b. Benjolan : Ada/ Tidak
3. Pemeriksaan Mata
Inspeksi dan Palpasi
a. Kesimetrisan : Simetris / Tidak
b. Protesa Mata : Ya / Tidak
c. Palpebra:
1) Edema : Ada/ Tidak
2) Lesi : Ada/ Tidak
3) Benjolan : Ada/ Tidak
4) Ptosis : Ada/ Tidak
20
5) Bulu Mata : Rontok/ Tidak, Kotor/ Bersih
a. Konjungtiva : Pucat/ Merah/ Hiperemis, Edema/ Tidak
b. Sclera : Putih / Kuning
c. Pupil:
1) Refleks Cahaya : Baik / Tidak
2) Respon : Miosis / Midreasis
3) Ukuran : Isokor / Anisokor
d. Kornea dan Iris
1) Peradangan : Ada/ Tidak
2) Gerakan Bola Mata : Normal / Tidak
e. Tes Ketajaman Penglihatan
a. Visus Kanan : …………………….
b. Visus Kiri : …………………….
f. Tekanan Bola Mata (Tonometer) : …………………………..
g. Luas Lapang Pandang : Normal/ Abnormal
4. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
a. Os Nasal & Septum Nasal: Deviasi/ Normal
b. Os Nasal : Ada Sekret/ Tidak Ada, Ada Sumbatan/ Tidak Ada
c. Selaput Lendir : Kering/ Lembab / Basah (Hipersekresi), Ada
Perdarahan/ Tidak Ada
d. Tes Penciuman : Normal/ Abnormal
Palpasi
a. Nasal : Bengkak/ Tidak, Nyeri/ Tidak, Krepitasi/ Tidak
5. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan Palpasi
a. Bentuk Telinga : Simetris/ Tidak
b. Ukuran Telinga : Lebar/ Sedang/ Kecil
c. Ketegangan Daun Telinga: Lentur / tidak
d. Os Mastoid : Hiperemis/ Normal, Nyeri/ Tidak, Benjolan/ Tidak
Inspeksi
a. Lubang Telinga : Ada Serumen/ Tidak, Ada Benda Asing/ Tidak, Ada
Perdarahan/ Tidak, Membran Timpani Utuh/ Pecah
21
b. Tes Pendengaran : Normal/ Abnormal
Palpasi
a. Penis : Ada Benjolan/ Tidak
b. Skrotum : Ada Benjolan/ Tidak
c. Testis : Ada Benjolan/ Tidak
d. Inguinalis : Ada Pembengkakan/ Tidak
e. Denyut Femoralis : Teraba/ Tidak
Klien Perempuan
Inspeksi
a. Pertumbuhan Mons Pubis : Banyak/ Sedikit, Merata/ Tidak Merata
b. Hygiene Mons Pubis : Bersih/ Kotor
c. Kulit Sekitar Pubis : Ada Lesi/ Tidak, Ada Erithema/ Tidak, Ada
Fluor Albus/ Tidak, Ada Bisul/ Tidak
d. Labia Mayora dan Minora : Ada Lecet/ Tidak, Ada Peradangan/ Tidak
e. Klitoris : Ada Lesi/ Tidak
f. Meatus Urethra : Ada Peradangan/ Tidak, Ada Stenosis/ Tidak
Palpasi
a. Daerah Inguinal : Ada Benjolan/ Tidak
25
b. Denyut Femoralis : Teraba/ Tidak Teraba
26
b. Tanda Brudzinski I : positif (+)
c. Tanda Brudzinski II : positif (+)
d. Tanda Kernig : positif (+)
Uji Syaraf Kranialis
a. Nervus Olfaktorius (I) : (+) dapat mencium bau
b. Nervus Opticus (II) : (+) dapat melihat dengan lapang pandang
c. Nervus Oculomotorius (III) : (+) dapat memutar bola mata, refleksi pupil
d. Nervus Trochlearis (IV) : (+) dapat menggerakkan bola mata
e. Nervus Trigeminus (V) : (+) dapat menggerakkan rahang
f. Nervus Abdusens (VI) : (+) dapat menggerakkan otot mata (melirik)
g. Nervus Facialis (VII) : (+) dapat tersenyum dan mengngkat alis
h. Nervus Auditorius (VIII) : (+) dapat mendengar
i. Nervus Glossopharingeal (IX) : (+) dapat membedakan rasa
j. Nervus Vagus (X) : (+) dapat menelan ludah dan mengucap ahh
k. Nervus Accesorius (XI) : (+) dapat menggerakkan bahu
l. Nervus Hypoglossal (XII) : (+) dapat menggerakkan lidah
Fungsi Motorik
Pasien dapat menggerakkan seluruh ekstermitas atas dan bawah
Fungsi Sensorik
Pasien dapat merasakan panas dan dingin
Refleks Fisiologis
a. Refleks Pectoralis : (+)……………………………………
b. Refleks Biceps ; (+) ……………………………………
c. Refleks Triceps : (+) ……………………………………
d. Refleks Brachialis : (+) ……………………………………
e. Refleks Fleksor Jari : (+) ……………………………………
f. Refleks Patella : (+) ……………………………………
g. Refleks Achiles : (+) ……………………………………
Refleks Patologis
a. Refleks Babinski : (+) ……………………………………
b. Refleks Chaddock : (+) ……………………………………
c. Refleks Schaeffer : (+) ……………………………………
d. Refleks Oppenheim : (+) ……………………………………
e. Refleks Gordon : (+) ……………………………………
f. Refleks Bing : (+) ……………………………………
27
g. Refleks Gonda : (+) …………………………………...
12. Kesimpulan Pemeriksaan
Pasien tampak lemas,pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri akibat
penyakit saat ini.
Dapat disimpulkan bahwa diagnose yang dapat diambil adalah :
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai oleh ekspresi wajah nyeri,
perubahan pada parameter fisologis, dan perubahan selera makan (00132)
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ditandai oleh ketidaknyamanan
setelah beraktivitas, dan respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas (00092)
(…………………………………)
28
13. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
29
14. ANALISA DATA
2 DS :
Pasien mengatakan tidak bisa
beraktivitas sebagaimana
mestinya
Pasien mengatakan sesak
napas setelah beraktivitas
DO :
TD : 170/90 mmHg
Pasien mempunyai riwayat
penyakit Hipertensi dan DM
30
PENYEBAB HIPERTENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
31
FORMAT INTERVENSI KEPERWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TGL/ NOC DAN INDIKATOR SERTA URAIAN AKTIVITAS
NO DITEGAKKAN / KODE TTD
JAM SKOR AWAL DAN SKOR TARGET RENCANA TINDAKAN (NIC)
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan Tujuan : Manajemen Nyeri (1400)
agens cedera biologis ditandai Setelah dilakukan asuhan keperawatan
Aktivitas :
oleh pasien mengatakan nyeri selama 2 x 24 jam, nyeri akut teratasi.
kepala setelah beraktivitas 1. Lakukan pengkajian nyeri
Kriteria Hasil :
komprehensif yang meliputi
Tingkat Ketidaknyamanan (2109)
lokasi, karakteristik,
Kode Indikator SA ST
210901 Nyeri 2 4 onset/durasi,frekuensi, kualitas,
210928 Mual 2 4 intensitas atau beratnya nyeri dan
Kode Keperawatan : (00132) 210902 Cemas 2 4
Keterangan : faktor pencetus
1. Berat 2. Periksa tingkat ketidaknyamanan
2. Cukup berat bersama pasien, catat perubahan
3. Sedang dalam catatan medis pasien,
4. Ringan informasikan petugas kesehatan
5. Tidak ada lain yang merawat pasien
3. Berikan individu penurun nyeri
yang optimal dengan peresepan
analgesik
4. Berikan informasi mengenai
nyeri sperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan,
32
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan prosedur
5. Beritahu dokter jika tindakan
tidak berhasil atau jika jika
keluhan pasien saat ini berubah
signifikan dari pengalaman nyeri
sebelumnya.
33
1. Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
2. Instruksikan pasien untuk
menggunakan Teknik relaksasi
34
FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
NO DITEGAKKAN / KODE TGL/JAM IMPLEMENTASI (PERBANDINGAN SKOR AKHIR TERHADAP TTD
DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR AWAL DAN SKOR TARGET)
1 Nyeri akut berhubungan dengan 09-01-2021 1. Melakukan pengkajian nyeri S : Ny. S mengatakan pusing, mual, sesak, dan susah
agens cedera biologis ditandai
(20.25) komprehensif yang meliputi untuk berjalan. Pasien juga tampak cemas akibat
oleh pasien mengatakan nyeri
kepala setelah beraktivitas lokasi, karakteristik, penyakitnya. Mempunyai riwayat penyakit
onset/durasi,frekuensi, kualitas, Hipertensi dan Diabetes Melitus
intensitas atau beratnya nyeri O:
dan faktor pencetus TD : 170/90 mmHg
RR : 32 kali/menit
Kode Keperawatan : (00132) 2. Memeriksa tingkat
Nadi : 98 kali/menit
ketidaknyamanan bersama Suhu tubuh 36,6 C
A:
pasien, catat perubahan dalam
Tingkat Ketidaknyamanan (2109)
catatan medis pasien,
Kode Indikator SA ST SC
informasikan petugas kesehatan
210901 Nyeri 2 4 2
lain yang merawat pasien 210928 Mual 2 4 2
(Mengkaji TTV pada pasien) 210902 Cemas 2 4 2
Masalah belum teratasi
3. Menggunakan pendekatan yang
P:
tenang dan meyakinkan
Inf. RL 500 ml (7 tpm)
4. Memberikan individu penurun
Inj.Ranitidin 50 mg (2 kali injeksi dalam sehari)
nyeri yang optimal dengan
Lanjutkan intervensi
peresepan analgesic
Inf. RL 500 ml (7 tpm)
35
Inj.Ranitidin 50 mg
(2x1)
5. Memberikan informasi
mengenai nyeri sperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan prosedur
6. Menginstruksikan pasien untuk
menggunakan Teknik relaksasi
untuk mengurangi kecemasan
S : pasien mengatakan mual dan pusing
10-01-2021 1. Mempertahankan aturan dan O:
prosedur yang sesuai dengan TD : 170/90 mmHg
keakuratan dan keamanan RR : 32 kali/menit
pemberian obat Nadi : 98 kali/menit
2. Memonitori tanda tanda vital Suhu : 36,8 C
dan nilai laboraturium sebelum P:
pemberian obat Antrain 500 mg (3 kali injeksi dalam sehari)
3. Mengikuti prosedur 5 benar
Ceftriaxone 250 mg (2 kali injeksi dalam sehari)
dalam pemberian obat
Lanjutkan intervensi
4. Memberikan obat oral setelah
makan sesuai jadwal
36
Antrain 500 mg (3x1)
Ceftriaxone 250 mg
(2x1)
5. Memberitahukan pasien
mengenai jenis obat, alas an
pemberian obat, hasil yang
diharapkan dan efek lanjutan
yang akan terjadi sebelum
pemberian obat
37
12-01-2021 1. Mengukur TTV berjalan.
2. Memberikan obat secara inj O:
sesuai jadwal TD : 171/90 mmHg
RR : 38 kali/menit
Inj. Furosemide 40 mg Nadi : 90 kali/menit
(1x1) Suhu tubuh 36,4 C
A:
Inj. Ranitidin 50 mg
Tingkat Kenyamanan (2109)
(2x1)
Kode Indikator SA ST SC
Inj. Ceftriaxone 250 mg 210901 Nyeri 2 4 3
(2x1) 210928 Mual 2 4 3
210902 Cemas 2 4 3
Inj. Antrain 500 mg Masalah sebagian teratasi
(3x1) P:
3. Memberikan obat secara oral
Inj. Furosemide 40 mg (1 kali injeksi dalam sehari)
sesuai jadwal
Inj. Ranitidin 50 mg (2 kali injeksi dalam sehari)
Metformin 500 mg (3x1)
Inj. Ceftriaxone 250 mg (2 kali injeksi dalam sehari)
4. Memberitahu dokter jika
Inj. Antrain 500 mg (3 kali injeksi dalam sehari)
tindakan tidak berhasil atau jika
obat secara oral sesuai jadwal
jika keluhan pasien saat ini
Metformin 500 mg (3 kali injeksi dalam sehari)
berubah signifikan dari
Motivasi Rujuk
pengalaman nyeri sebelumnya.
38