Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS HERNIA

DI RUANGAN CERI RSUD MADANI


KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : YUSRAN S.Kep


NIM : 2021032116

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. Ahmil, S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
A. Konsep Dasar Hernia
1. Definisi
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong
dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut
dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui defek
atau lubang atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia
abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan
muskulo-aponeorotik dinding perut (Nurarif & Kusuma, 2015).
Berikut adalah penjelasan hernia menurut letaknya:
a. Hernia hiatal: kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) tutup,
melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian
perut menonjol ke dada.
b. Hernia epigastrik: terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di
garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak
dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang
relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat
didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.
c. Hernia inguinalis: hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai
tonjolan di selangkangan atau skrotum. Orang awam biasa menyebutnya
“turun bero” atau “hernia”. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding
abdomen berkembang sehingga usus menerobos kebawah melalui celah.
Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut yang lembut, kecil, dan
mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda mungkin terkena hernia ini.
Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
d. Hernia femoralis: muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
e. Hernia insisional: dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia
ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot
sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.
f. Hernia nukleus pulposi (HNP): hernia yang melibatkan cakram tulang
belakang. Di antara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis
yang menyerap guncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan
mortilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi hernia diskus
intervertebralis yang menyebabkan saraf terjepit (sciastica). HNP
umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga vertebra lumbar bawah.
Sedangkan menurut sifatnya, hernia dibagi menjadi:
a. Hernia reponibel: yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan ke kavum
abdominalis lagi tanpa operasi.
b. Hernia ireponibel: yaitu isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga.
c. Hernia akreta: yaitu perlengketan isi kantong pada peritonium kantong
hernia.
d. Hernia inkarserata: yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia

2. Etiologi
Hernia dapat di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai
berikut :
a. Congenital
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
b. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria
maupun wanita. Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena
kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan
turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut
disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena
adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga
perut (Giri Made Kusala, 2009).
c. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi
atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.
d. Ibu hamil
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi
tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus
terjadinya hernia.
e. Pengangkatan beban berat
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat
barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
yang terus-menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan
tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.

3. Patofisiologi dan Pathways


Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik
perineum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang
disebut dengan prosesus vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir
umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut
tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali
kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka
kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka
biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan
timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut
telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka
pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis
tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita
keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal
adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat,
mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus
inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut
tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis
(Mansjoer, 2000, hal 314; Sjamsuhidajat, Jong, 1997, hal 704).
Kelemahan dinding abdominalis memperparah terjadinya penipisan
dinding abdominalis sehingga fungsi otot organ abdominalis berkurang.
ketika adanya penahanan maka usus akan memasuki atau menembus dinding
abdominalis yang tipis, sehingga usus dapat bertempat bukan pada tempatnya
dan bergeser kebawah atau keatas sesuai celah kelemahan dingding
abdominalis. Usus yang menembus dinding akan terjepit sehingga
menimbulkan asam laktat meningkat yang membuat penderita merasakan
mual dan muntah dan sakit di daerah perut
Pathways
Faktor pencetus:
Aktivitas berat, bayi prematur, kelemahan Hernia
dinding abdominal, tekanan intraabdominal
tinggi.

Hernia umbilikalis Hernia para umbilikalis Hernia inguinalis


Kongenital

Masuknya omentum organ Kantung hernia melewati Kantung hernia


Intestinal ke kantung dinding abdomen memasuki celah
Umbilikus inguinal
Prostusi hilang timbul
Gangg. Suplai darah ke Dinding posterior
Intestinal Ketidaknyamanan canalis inguinal
abdominal yang lemah
Nekrosis intestinal
Intervensi bedah Diatas ligamentum
Relative/konservatif inguinal mengecil
bila berbaring

Pembedahan

Insisi bedah Asupan gizi kurang Mual

Resti Perdarahan Peristaltic usus menurun Nafsu makan menurun


Resti infeksi

Intake makanan inadekuat


Terputusnya jaringan
syaraf

Ketidakseimbangan nutrisi
Nyeri kurang dari kebutuhan
tubuh

Hernia insisional Kantung hernia memasuki


celah insisi

Heatus hernia Kantung hernia memasuki


rongga thorak
4. Manifestasi Klinis
a. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipatan paha.
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai
perasaan mual
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
d. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
e. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
f. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai
sesak nafas
g. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar
h. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak
benjolan di lipatan paha.
i. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai
perasaan mual
j. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
k. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah
hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
l. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
m. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai
sesak nafas
n. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar
5. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
a. Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus / obstruksi usus
b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi
1) ( peningkatan hematokrit ), peningkatan sel darah putih (10000-
18000/ul ) dan
2) ketidakseimbangan elektrolit
c. Laparoskopi : Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah
ada sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang
atau tidak.
d. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
e. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
f. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks
6. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong, pada hernia ireponibel ini dapat
terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri atas omentum, organ
ekstraperitonial. Disini tidak timbul gejala klinis kecuali berupa benjolan.
Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi
hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana.
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial. Bila cincin hernia sempit, kurang
elastis, atau lebih kaku, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi
inkarserasi retrograd, yaitu dua segmen usus terperangkap di dalam kantong
hernia dan satu segmen lainnya berada dalam rongga peritonium, seperti
huruf “W”.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi
hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ
atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia.
Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah,
sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia terjadi
nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus.
Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat
menimbulkan abses local, fistel, atau peritonitis, jika terjadi hubungan dengan
dengan rongga perut (Jong, 2004).
Gambaran klinis hernia inguinalis lateralis inkarserata yang mengandung
usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus dengan gangguan
keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Bila sudah terjadi strangulasi
karena gangguan vaskularisasi, terjadi keadaan toksik akibat gangren dan
gambaran klinis menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh
nyeri lebih hebat di tempat hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan
peritoneal.
Pada pemeriksaan local ditemukan benjolan yang tidak dapat
dimasukkan kembali disertai nyeri tekan dan tergantung keadaan isi hernia,
dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local. Hernia strangulata
merupakan keadaan gawat darurat. Oleh karena itu, perlu mendapat
pertolongan segera (Jong 2004).
7. Penatalaksanaan
Penanganan hernia ada dua macam :
a. Konservatif
1) Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan
secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat
penyokong.
2) Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres
hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3) Celana penyangga
4) Istirahat baring
5) Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak
tinja untuk mencegah sembelit.
6) Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian
makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat
sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat,
cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.
b. Pembedahan (Operatif) :
1) Hernioplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang.
2) Herniotomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.
Indikasi:
Herniotomi dan hernioplastik dilakukan pada pasien yang mengalami
hernia dimana tidak dapat kembali dengan terapi konservatif
Proses tindakan Herniotomi Membuat sayatan miring dua jari diatas
sias, kemudian Kanalis inguinalis dibuka, memisahkan funikulus, dan
kantong hernia dilepaskan dari dalam tali sperma, dilakukan duplikasi
(pembuatan kantong hernia),kemudian isi hernia dibebaskan jika ada
perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong.Henioplastik Memperkecil angulus
internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia
transversa dan memjahitkan pertemuan m.transversus internus
abdominis dan m.oblikuus internus abdominis keligamentum
inguinalis. Ini merupakan metode Basini. Sedangkan untuk metode
Mc Vay yaitu menjahitkan fascia transversa, m.tranversus abdominis,
m.oblikuus internus abdominis ke ligamentum Cooper.
3) Hernioraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen
dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan
transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke
ligamen inguinal.
Suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong kantong hernia,
menutup defek dan menjahit pintu hernia.
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang masih
bisa dimasukan kedalam cavum abdomen. Kadang benjolan tidak bisa
dimasukkan ke cavum abdomen disertai tanda-tanda obstruksi seperti
muntah, tidak bisa BAB, serta nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.
Hanifah. 2011. Askep hernia. Diakses pada 23 Juli 2018.
<http://hanyfa.blogspot.co.id/2011/11/askep-hernia.html>
Hairuddin. 2014. Askep hernia. Diakses pada 23 Juli 2018
<http://tempatberbagiilmukeperawatan.blogspot.co.id/2014/12/askep-
hernia.html>
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS HERNIA
DI RUANGAN CERI RSUD MADANI KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : YUSRAN S.Kep


NIM : 2021031621

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. Ahmil, S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022

Anda mungkin juga menyukai