LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH:
Nuril Fauziah, S. Kep
NIM 182311101047
Mahasiswa
a. Hernia merupakan prostitusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut. (Nurarif Amin Huda. 2015).
b. Hernia merupakan prostitusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri
atas cincin, kantong dan isi hernia. (Suratun. 2010).
c. Hernia inguinalis atau sering kita sebut sebagai turun berok adalah suatu
kondisi medis yang ditandai dengan penonjolan jaringan lunak, biasanya
usus, melalui bagian yang lemah atau robek di bagain bawah dinding perut
di lipatan paha (Rahayuningtyas Clara. 2014).
d. Hernia inguinalis lateralis dextra yaitu suatu keadaan dimana sebagian
usus atau jaringan lemak di intestinal masuk melalui sebuah lubang pada
dinding perut kedalam kanalis inguinalis( saluran berbentuk tabung yang
merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat
sebelum bayi dilahirkan) yang terjadi pada bagian kanan (Arif dan
Kumala, 2013).
C. Etiologi
Penyebab pasti hernia masih belum diketahui, tetapi ada beberapa
predisposisi yang dihubungkan dengan peningkatan risiko hernia, meliputi
hal-hal sebagai berikut :
b. Kelemahan kongenital
Defek kongenital pada sfingter kardia memberikan predisposisi
melemahnya bagian ini, dengan adanya peningkatan tekanan
intraabdomen, maka kondisi hernia menjadi meningkat.
c. Peningkatan usia
Kelemahan otot dan kehilangan elastisitas pada usia lanjut
meningkatkan risiko terjadinya hernia. Dengan melemahnya elastisitas,
sfingter kardia yang terbuka luas tidak kembali ke posisi normal. Selain
itu, kelemahan otot diafragma juga membuka jalan masuknya bagian
lambung ke rongga toraks. (Muttaqin. 2011).
D. Patofisiologi/Patologi
Hernia terdiri dari tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari
peritoneum, isi hernia (usus, omentum, kadang berisi organ intraperitoneal
lain atau organ ekstraperitonel seperti ovarium, apendiks divertikel dan buli-
buli), dan struktur yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit
(skrotum), umbilikus, paru dan sebagainya.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau di dapat,
lebih banyak terjadi pada pria dari pada wanita. Faktor yang berperan kausal
adalah adanya prosesur faginalis yang terbuka, peningkatan tekanan
intraabdomen (pada kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat berat,
mengejan saat defekasi dan miksi, akibat BPH dan kelemahan otot dinding
perut karena usia).
Secara patofisiologi pada hernia indirek, sebagian usus keluar melalui
duktus spermatikus sebelah lateral dari arteri epigastrika inferior mengikuti
kanalis inguinalis yang berjalan miring dari lateral atas ke medial, masuk ke
dalam skrotum. Juga disebut hernia inguinalis lateralis atau oblique dan
biasanya merupakan hernia yang kongenital. Kongenital karena melalui suatu
tempat yang juga merupakan kelemahan kongenital. Karena usus keluar dari
rongga perut masuk ke dlaam skrotum dan jelas tampak dari luat maka hernia
inguinalis disebut pula “hernia eksternal”.
Jika lubang hernia cukup besar maka isi hernia (usus) dapat didorong
masuk lagi keadaan ini di sebut hernia reponibel. Jika isi hernia tidak dapat
masuk lagi disebut hernia inkaserata, pada keadaan ini terjadi bendungan
darah pembuluh darah yang disebut strangulasi. Akibat gangguan sirkulasi
darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang disebut infark. Infark
pada usus disertai dengan rasa nyeri dan perdarahan di sebut infark
hemoragik.
Bagian usus yang nekrotik berwarna merah kehitam-hitaman dengan
dinding yang menebal akibat bendungan dalam vena. Darah dapat juga
masuk ke dalam isi hernia (usus) atau ke dalam kantong hernia. Akibat
infeksi kuman yang ada dalam rongga usus yang terbendung, maka mudah
terjadi pembusukan atau gangren. (Suratun. 2010).
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik Hernia Inguinalis Lateralis sebagai berikut :
a. Tampak adanya benjolan di lipatan paha atau perut bagian bawah dan
benjolan bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang
disebabkan oleh keluarnya suatu organ.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat
tersebut disertai perasaan mual.
c. Nyeri yang diekpresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri
tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah
panggul, belakang kaki, dan daerah genetal yang disebut reffred pain.
Nyeri biasanya meningkat dengan durasi dan intensitas dari aktifitas
atau kerja yang berat. Nyeri akan meredah atau menghilang jika
istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika terjadi stranggulasi karena
suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga kulit menjadi merah
dan panas.
d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai
hematuria (kencing darah) di samping benjolan di bawah selah paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut di
sertai sesak nafas.
f. Bila klien mengejan atau batuk maka hernia akan bertambah besar.
(Suratun. 2010).
F. Klasifikasi
c. Hernia Umbilikal :
Hernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan
tekanan abdominal, Biasanya pada klien obesitas dan multipara.
d. Hernia Insisional :
Hernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh
secara tidak adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan
disebabkan oleh infeksi, nutrisi tidak adekuat, distensi eksterm atau
obesitas.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap : menunjukkan peningkatan sel darah putih,
serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan
hemotokrit) dan ketidakseimbangan elektrolit. Pemeriksaan koagulasi darah
: mungkin memanjang, mempengaruhi homeostatis intraoperasi atau post
operasi.
2. Pemeriksaan urine : Munculnya sel darah merah atau bakteri yang
mengindikasikan infeksi.
3. Elektrokardiografi (EKG) :Penemuan akan sesuatu yang tidak normal
memberikan prioritas perhatian untuk memberikan anastesi.
4. Sinar X abdomen : Menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus (Suratun. 2010).
Menonjol ke rongga
tranversalis
Keluar pada cincin
kanal
Edema
Ansietas Pembedahan
a. pre operasi
1) identitas pasien meliputi nama pasien, umur, tempat tanggal
lahir,penanggung jawab pasien dll.
2) riwayat penyakit sekarang
3) riwayat penyakit sebelumnya
4) riwayat penyakit keluarga
5) data penunjang.
6) Aktivitas/istirahat : Klien dilakukan anamneses mengenai riwayat
pekerjaan, mengangkat beban berat, duduk dan mengemudi dalam
waktu yang lama, membutuhkan papan matras untuk tidur. Pada
pemeriksaan fisik klien mengalami penurunan rentang gerak, tidak
mampu melakukan aktivitas yang biasa, atrofi otot, gangguan
dalam berjalan.
7) Sirkulasi : Apakah klien mempunyai riwayat penyakit jantung,
edema pulmonal, penyakit vaskular perifer.
8) Eliminasi : Apakah klien mengalami konstipasi, adanya
inkontinensia atau retensi urine.
9) Makanan/Cairan : Apakah kilen mengalami gangguan bising usus,
mual, muntah, nyeri abdomen, malnutrisi atau obesitas.
10) Nyeri/Kenyamanan : Apakah klien mengalami nyeri di daerah
benjolan hernia walaupun jarang dijumpai, kalau ada biasanya
dirasakan di daerah epigastrium atau daerah periumbalikal berupa
nyeri viseral karena regangan pada mesentrium sewaktu segmen
usus halus masuk ke dalam kantong hernia.
11) Keamanan : Apakah klien mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan dan obat-obatan.
12) Pernafasan : Apakah klien mempunyai riwayat batuk kronik
(penyakit paru obstruksi menahun).
b. Pengkajian intra operasi untuk pasien HILD yaitu anestesi, waktu
pembedahan, jenis anestesi, posisi anestesi pemasangan alat-alat
tambahan, tanda-tanda vital,pemeriksaan fisik, total cairan masuk dan
keluar.
c. Pengkajian untuk post operasi HILD yaitu keluhan saat di ruang recovery
room, keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran dan pemeriksaan fisik.
DIAGNOSA
Batasan karakteristik:
3. (00146) Ansietas
Definisi: perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak bertindak menghadapi
ancaman.
Batasan Karakteristik:
- Perilaku
- Afektif
- Fisiologis
- Simpatis
- Parasimpatis
- Kognitif
Faktor yang berhubungan:
- Konflik tentang tujuan hidup
- Hubungan interpersonal
- Penularan interpersonal
- Stressor
- Penyalahgunaan zat
- Ancaman kematian
- Ancaman pada status terkini
- Kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Konflik nilai
Populasi yang beresiko
- Terpapar pada toksin
- Riwayat keluarga tentang ansietas
- Hereditas
- Perubahan besar
- Krisis situasi
4. (00126) Defisit Pengetahuan
Definisi : ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan
topic tertentu, atau kemahiran.
Batasan Karakteristik:
- Ketidakakuratan mengikuti perintah
- Ketidakakuratan melakukan tes
- Perilaku tidak tepat
- Kurang pengetahuan
Faktor yang berhubungan:
- Kurang informasi
- Kurang minat untuk belajar
- Kurang sumber pengetahuan
- Keterangan yang salah dari orang lain
Kondisi terkait:
- Gangguan fungsi kognitif
- Gangguan memori
INTERVENSI
K. Discharge Planning
1. Berikan pendidikan kesehatan klien mengenai perawatan luka manajemen
nyeri
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai konsumsi makanan sehat dan
seimbang
3. Berikan pendidikan kesehatan pada klien mengenai faktor penyebab
terjadinya hernia.
DAFTAR PUSTAKA