Anda di halaman 1dari 10

5Th OCTAVE MUSIC THERAPY MENURUNAN TEKANAN DARAH TERHADAP

PENDERITA HIPERTENSI

5Th OCTAVE MUSIC THERAPY IS DECREASE BLOOD PRESSURE TO


PATIENTS WITH HYPERTENSION

Erwin Puji Astuti, Heru Suwardianto, Novi Yuliantin


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri (0354) 683470
(herusuwardianto@gmail.com)

ABSTRAK

Hipertensi yang berat hingga maligna dapat terjadi suatu kerusakan yang bermakna
pada organ target yang terserang dan dampak yang sering dilaporkan yaitu penurunan
kesadaran hingga sampai dengan kematian. Tujuan penelitian adalah menganalisis
pengaruh musik dengan tingkat 5 oktav terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Desain penelitian adalah pra eksperimen (One Group Post Test Design).
Populasi penelitian adalah semua penderita hipertensi di Posyandu Lansia RW 04
Bangsal Kediri yang mengalami hipertensi. Subyek penelitian sebesar 24 responden
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Variabel dependen adalah tekanan darah dan variabel idependen adalah
perlakuan terapi musik 5 oktav. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai
signifikasi α<0,05. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh musik dengan 5 oktav (750-
3000 herzt) terhadap penurunan tekanan darah sistolik (ρ<0,001) dan diastolik (ρ<0,001)
secara signifikan pada lansia dengan hipertensi, dengan mean penurunan tekanan darah
sistolik sebesar 12,00 mmHg dan diastolik sebesar 9,08 mmHg. Kesimpulan bahwa
musik 5 oktav yaitu dengan frekuensi 750-3000 herzt efektif menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik secara signifikan pada penderita hipertensi.

Kata kunci: Terapi Musik 5 oktav, Tekanan Darah, Hipertensi

ABSTRACT

Malignant hypertension may occur by weight to a significant demage to the target


organs affected and impact ia often reported that loss of consciousness up until death.
The objective is to analyze the influence of 5th Octave music therapy toward decreasing
blood pressure. The research design was pre experiment (One Group Post Test Design).
Population was all patients with hypertension. The subjects were 24 respondents who met
with inclusion and exclusion criteria using purposive sampling. The data were collected
using mercury sphygmomanometer, and then analyzed using statistical test of Wilcoxon
with significance value α <0.05. The result showed that 5th Octave music therapy had
influence (750-3000 Hertz) to decrease systolic (ρ<0.001) and diastolic (ρ<0.000). It was
significant to elderly with hypertension, with a mean of decreasing for systolic was 12.00
mmHg and diastolic was 9.08 mmHg. In conclusion, that there is influence of 5th Octave
music therapy toward decreasing systolic blood pressure significantly to elderly with
hypertension.

Keywords: Keroncong Music Therapy, Hypertension, Elderly

Pendahuluan 2025. Data AHA (American Heart


Association (AHA) tahun 2014 di US
sekitar 77.9 juta orang dewasa menderita
Hipertensi merupakan perubahan hipertensi, 2.5 juta orang meninggal
tekanan yang tinggi pada arteri-arteri dan karena hipertensi. Data yang diperoleh
atau terjadi peningkatan tekanan darah dari Dinas Kesehatan Kota Kediri pada
pada dinding rongga di mana darah bulan November 2014 sampai Januari
berada (Muhammadun, 2010, Irianto, 2015 didapatkan jumlah penderita
2012). Hipertensi merupakan gangguan hipertensi di Kota Kediri selama 3 bulan
sirkulasi darah yang masih menjadi terakhir mencapai 9513 orang. Data yang
masalah dalam kesehatan di masyarakat diperoleh dari pra penelitian di Posyandu
karena keluhan-keluhan yang Lansia RW 04 Kelurahan Bangsal Kota
diakibatkannya. Tekanan darah sapat Kediri pada tanggal 24 Pebruari 2015
menjadi tidak terkontrol dan sangat tinggi jumlah lansia sebanyak 60 lansia, yang
atau sering disebut hipertensi maligna, mengalami hipertensi sebanyak 31
maka dapat menyebabkan komplikasi (51,7%) lansia. Data-data tersebut
serius dan terjadinya penyakit memperlihatkan bahwa begitu besar
kardiovaskuler seperti angina, serangan prevalensi penderita hipertensi yang
jantung, gagal jantung, stroke, kerusakan masih memperlukan penatalaksanaan
ginjal, dan masalah pada mata. Semakin yang adekuat sehingga dapat
tinggi tekanan darah semakin besar menurunkan angka mordibitas dan
resikonya (Prince, 2005). Hipertensi mortalitasnya.
tidak menimbulkan gejala yang khusus, Hipertensi merupakan suatu
gejala yang sering dirasakan yaitu sakit peningkatan tekanan darah dalam
kepala, wajah kemerahan, sakit pada pembuluh darah arteri secara terus
tengkuk, mata berkunang-kunang, dan menerus lebih dari satu periode.
merasa kelelahan. Hipertensi yang berat Hipertensi dipengaruhi oleh 4 faktor yang
dapat terjadi penurunan kesadaran dan berperan dalam mempertahankan tekanan
akan mengalami koma karena terjadi darah antara lain sistem baroreseptor
pembengkakan otak, apabila tidak arteri, pengaturan volume cairan tubuh,
ditangani dengan baik dan segera makan sistem renin angiotensin dan autoregulasi
akan menyebabkan kematian (Yekti, vaskular (Udjianti, 2010). Perubahan
2011). Hipertensi jika tidak segera pada volume cairan mempengaruhi
diidentifikasi dan dilakukan penanganan tekanan arteri sistemik, bila tubuh
maka dapat meningkatkan angka mengalami kelebihan garam dan air,
morbiditas dan mortalitas. tekanan darah meningkat melalui
Data JNC 8 tahun 2014 (Join mekanisme fisiologis kompleks yang
National Committe) didapatkan 28 juta akan mengubah aliran balik vena
orang hipertensi dan tidak pernah kejantung dan mengakibatkan
melakukan kontrol. Menurut data Lancer peningkatan curah jantung (Udjianti,
(2008), jumlah penderita hipertensi di 2010). Tekanan darah meningkat di
seluruh dunia terus meningkat. Di bagian dalam arteri bisa terjadi dengan cara
Asia, tercatat 38,4 juta penderita jantung memompa lebih kuat sehingga
hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi menggalirkan lebih banyak darah pada
akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun
setiap detiknya arteri besar kehilanggan limbik yang berhubungan dengan emosi,
kelenturan dan menjadi kaku sehingga saat sistem limbik teraktivikasi otak
tidak dapat mengembang pada saat menjadi rileks. Alunan musik juga dapat
jantung memompa darah melalui arteri. menstimulasi tubuh untuk memproduksi
Darah pada setiap denyut jantung dipaksa molekul nitric oxide (NO) molekul ini
untuk melalui pembulu yang sempit dari berkerja pada tonus pembuluh darah yang
pada biasanya dan menyebabkan naiknya dapat mengurangi tekanan darah (Susilo
tekanan darah, ini yang terjadi pada usia & Wulandari, 2011). Bunyi-bunyi
lanjut, dimana dinding arteri telah frekuensi sedang (750-3000 herzt) pada 5
menebal dan kaku karena arterosklerosis. oktav mampu secara signifikan
Tekanan darah akan meningkat pada saat mengendalikan tekanan darah penderita
terjadi vasokonstriksi, jika arteri kecil hipertensi (Triyanto, 2014). Terapi musik
(arteriola) untuk sementara waktu dengan 5 oktav dapat digunakan sebagai
mengecil karena perangsangan saraf atau salah satu terapi alternatif, karena terapi
hormon di dalam darah. Volume darah musik dapat dilakukan secara mandiri
dalam tubuh akan meningkat sehingga oleh penderita hipertensi dan relatif
tekanan juga akan meningkat (Triyanto, murah. Terapi musik lebih mudah
2014). Penderita hipertensi sering dilakukan dari pada terapi
mengeluh sakit kepala, merasa lelah, nonfarmakologi lainnya karena hanya
mual, muntah, sesak napas, gelisah, cukup mendengarkan musik dengan
pandangan kabur karena adanya kondisi yang rileks, tidak membutuhkan
kerusakan pada otak, mata, jantung dan waktu yang lama untuk terapi yaitu
ginjal, sakit pada tengkuk (Susilo Yekti sekitar 20 menit dan terapi ini bisa
& Wulandari Ari, 2011). Hipertensi yang dilakukan siapa saja tanpa memerlukan
tidak terkontrol dapat mengakibatkan suatu keahlian. Berdasarkan uraian diatas
terjadinya infark jantung, gagal jantung, maka tujuan peneliti menganalisis
gagal ginjal, stroke dan kerusakan pada pengaruh terapi musik keroncong dalam
mata (Triyanto, 2014). Hipertensi dapat penurunkan tekanan darah pada penderita
menyebabkan keadaan yang lebih gawat, hipertensi di Posyandu lansia RW 04
seperti penurunan kesadaran dan koma kelurahan bangsal kota kediri.
karena terjadi pembengkakan otak
(Susilo Yekti & Wulandari Ari, 2012).
Hipertensi dapat dilakukan Metodologi Penelitian
perawatan secara farmakologi dan non
farmakologi. Peran perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan adalah Desain penelitian ini menggunakan
membantu penderita hipertensi untuk pra-eksperimental jenis One group pra-
mempertahankan tekanan darah pada post test design untuk menganalisa
tingkat optimal dan meningkatkan pengaruh terapi musik 5 oktav terhadap
kualitas kehidupan secara maksimal penurunan tekanan darah pada penderita
dengan cara memberikan intervensi hipertensi dengan hipertensi (di posyanu
asuhan keperawatan. Perawatan lansia RW 04 Kelurahan Bangsal Kota
nonfarmakologi yang dapat dilakukan Kediri). Subyek penelitian sebesar 24
napas dalam, relaksasi otot progresif, responden. Sampling yang digunakan
senam aerobik yoga, dan terapi musik yaitu purposive sampling. Variabel
(Triyanto, 2014). Bunyi dari musik yang dependen adalah tekanan darah dan
bergetar membentuk pola dan variabel idependen adalah perlakuan
menciptakan medan energi resonansi dan terapi musik 5 oktav. Pemilihan musik
gerakan di ruang sekitarnya. Musik tidak oktvaf 5 menggunakan aplikasi frekuensi
dibatasi oleh fungsi intelektual maupun meter dan musik yang digunakan adalah
pikiran, musik masuk melalui saraf musik keroncong dengan frekuensi musik
pendengaran kemudian diterima oleh 750-3000 Herzt. Instrumen penelitian ini
otak, musik mengaktivikasi pada sistem pengukuran tekanan darah menggunakan
Sphygmomanometer air raksa baru. signifikan yang ditetapkan adalah α =
Analisa menggunakan Uji statistic 0,05.
Wilcoxon Signed Ranks Test dengan taraf

Hasil penelitian

Gambar 1. Diagram Batang Perubahan Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi


yang diberikan terapi Musik di Posyandu Lansia RW 04 Kelurahan
Bangsal Kota Kediri pada tanggal 20 April- 20 Mei 2015 (n=24)

Responden berjenis kelamin makanan yang asin yaitu se7ubanyak 12


perempuan yaitu sebanyak 18 responden responden (50,0%). Penyakit yang
(75,0%), berumur antara 60 – 74 tahun pernah di derita adalah maag yaitu
yaitu sebanyak 22 responden (91,7%), sebanyak 9 responden (33,3%).
tamat SD yaitu sebanyak 12 responden Tekanan darah hari pertama lansia
(50,0%), tidak bekerja yaitu sebanyak 15 dengan hipertensi rata-rata nilai sistolik
responden (62,5%), tidak mempunyai yaitu 157,50 mmHg dengan tekanan
riwayat hipertensi dari keluarganya yaitu darah sistolik antara 150-170 mmHg.
sebanyak 17 responden (70,8%), Tekanan darah diastolik dengan rata-rata
memeriksakan sakit hipertensi ke 93,75 mmHg dengan tekanan darah
Puskesmas yaitu sebanyak 18 responden diastolik rata-rata 90-100 mmHg.
(75,0%), mengkonsumsi obat hipertensi Tekanan darah lansia dengan hipertensi
secara rutin yaitu sebanyak 17 responden setelah tiga hari perlakuan dengan rata-
(70,8%) dan obat yang dikonsumsi oleh rata tekanan darah sistolik 145,42 mmHg
responden captropil sebanyak 21 dengan tekanan darah sistolik antara 130-
responden (87,5%), keluhan yang banyak 170 mmHg. Tekanan darah setelah
dialami yaitu keluhan berat pada perlakuan rata-rata diastolik 84,58 mmHg
tengkuk yaitu sebanyak 15 responden dengan tekanan darah diastolik antara 70-
(62,5%), saat keluhan datang responden 90 mmHg. Hasil uji statistik
memeriksakan diri kesarana kesehatan menggunakan uji statistik Wilcoxon
yaitu sebanyak 16 responden (66,7%) Signed Rank Test dengan nilai signifikan
dan riwayat KB pada responden α<0,05 didapatkan ρ<0,001 pada kedua
perempuan menggunakan pil yaitu kelompok data sistolik dan diastolik
sebanyak 12 responden (66,7%). sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
Responden paling banyak mempunyai pengaruh yang signifikan sebelum dan
kebiasaan mengkonsumsi makan- sesudah dilakukan terapi musik 5 oktav
terhadap perubahan tekanan darah pada berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak 22
pasien dengan hipertensi di Posyandu responden (91,7 responden), sesuai
Lansia RW 04 Kelurahan Bangsal Kota dengan teori bahwa hipertensi akan
Kediri, dengan nilai rata-rata penurunan meningkat seiring dengan bertambahnya
tekanan arah sistolik 12,0 mmHg dengan umur seseorang, orang yang berumur
tekanan darah antara 0-40 mmHg dan diatas 60 tahun 60-60% mempunyai
penurunan tekanan darah diastolik tekanan darah lebih besar atau sama
sebesar 9,08 mmHg dengan dengan dengan 140/90 mmHg, karena
penurunan tekanan darah antara 0-20 merupakan pengaruh degeneratif yang
mmHg. terjadi pada seseorang yang bertambah
usianya (Susilo Yekti & Wulandari Ari,
2011). Hipertensi atau tekanan darah
Pembahasan tinggi adalah meningkatnya tekanan
darah atau kekuatan menekan darah pada
dinding rongga dimana darah itu berada
Penderita hipertensi setelah (Irianto, 2012). Semua manusia akan
dilakukan intervensi pemberian terapi mengalami proses dimana manusia akan
musik 5 oktav didapatkan nilai tekanan menjadi tua dan disertai berbagai
darah sebelum dilakukan intervensi terapi penyakit yang ada, proses degeneratif
musik dengan frekuensi 750-3000 Herzt akan dialami semua manusia baik laki-
(5 oktav) . Tekanan darah hari pertama laki atau perempuan. Manusia secara
pasien hipertensi rata-rata nilai sistolik perlahan-lahan mengalami perubahan dan
yaitu 157,50 mmHg dengan tekanan mengalami kehilangan daya tahan tubuh
darah sistolik antara 150-170 mmHg. terhadap infeksi sehingga akan
Tekanan darah diastolik dengan rata-rata menyebabkan banyaknya penyakit seperti
93,75 mmHg dengan tekanan darah hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan
diastolik rata-rata 90-100 mmHg. bahwa dari 18 responden perempuan
Hipertensi adalah keadaan meningkatnya didapatkan bahwa (66,67% responden)
tekanan darah sistolik (TDS) ≥ 140 memiliki riwayat menggunakan KB pil,
mmHg dan diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg didukung dengan teori bahwa oral
(Sayogo, 2014). Penderita hipertensi kontrasepsi yang berisi estrogen dapat
dengan jenis kelamin perempuan menyebabkan hipertensi melalui
memiliki resiko yang lebih besar mekanisme Renin-aldosteron-mediated
menderita hipertensi yaitu sebanyak 18 volume expansion. Penghentian oral
responden (75,00%), dibuktikan dengan kontrasepsi tekanan darah normal
teori Susilo dan Wulandari (2011) bahwa kembali setelah beberapa bulan (Udjiati,
perempuan lebih rentan terhadap 2011), dan seseorang setelah berusia 55
hipertensi ketika berumur diatas 50 tahun atau 60 tahun pada masa menopause
dan hasil penelitian didapatkan sebagian hipertensi lebih banyak ditemukan pada
besar responden berjenis kelamin perempuan (kehilangan hormon estrogen
perempuan 4 kali lebih beresiko dari yang dapat mencegah hipertensi) dari
pada laki-laki pada usia >55 tahun pada laki (Suwardianto, 2014). Hasil
(Suwardianto, 2014). Seseorang setelah penelitian rata-rata responden memiliki
berusia 55 atau 60 tahun pada masa pendidikan dengan tamat SD (50%
menopause hipertensi lebih banyak responden), didukung dengan teori
ditemukan pada perempuan (kehilangan bahwa faktor pendidikan dapat
hormon estrogen yang dapat mencegah mempengaruhi seseorang utnuk
hipertensi) dari pada laki (Suwardianto, menghindari pencetus atau penyebab
2014). Hormon ekstrogen sangat penting hipertensi, jika seseorang mengetahui
bagi perempuan untuk pencegahan penyebab bahaya hipertensi seseorang
hipertensi agar perempuan tidak mudah dapat mengendalikan tekanan darahnya
terserang hipertensi. Berdasarkan dan tidak terjadi kerusakan yang
penelitian lebih dari 50% responden bermakna seperti gangguan pada jantung,
ginjal dan mata (Suwardianto, 2014), makan. Garam tersebut bisa terdapat
pendidikan menjadi sangat penting untuk dalam makanan-makanan asin atau gurih
seseorang untuk mengetahui yang dikonsumsi Susilo Yekti &
perkembangan kesehatan dengan baik Wulandari Ari (2011), garam pada
dan untuk mengetahui komplikasi apa jumlah yang normal sangat diperlukan
yang terjadi pada penderita hipertensi oleh tubuh untuk menahan cairan,
apabila tidak bisa menghindari faktor natrium apabila terlalu banyak dalam
pencetus dari hipertensi sendiri. pembuluh darah maka dapat
Didukung dengan hasil penelitian menyebabkan pembuluh darah membawa
responden mengalami keluhan berupa lebih banyak cairan, beban yang berat
berat ditengkuk (62,50% responden), itulah yang dibawa oleh pembuluh darah
pusing (25,00% responden), mudah bekerja keras karena adanya peningkatan
marah ,sulit tidur dan mata berkunang tekanan darah didalam dinding pembuluh
(4,17% responden). Hipertensi atau darah, konsumsi garam yang berlebihan
tekanan darah tinggi adalah membuat pembuluh darah menyempit
meningkatnya tekanan darah atau dan menahan aliran darah.
kekuatan menekan darah pada dinding Analisa hasil penelitian didapatkan
rongga dimana darah itu berada (Irianto, bahwa tekanan darah sesudah dilakukan
2012). Sesuai dengan teori Triyanto terapi musik dengan frekuensi 750-3000
(2014) bahwa gejala kliniks yang dialami Herzt dalam waktu 3 hari setiap pagi,
oleh penderita hipertensi yaitu pusing, siang dan sore mengalami penurunan.
mudah marah, telinga berdengung, sukar Tekanan darah pada pasien dengan
tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, hipertensi setelah tiga hari perlakuan
mudah lelah dan mata berkunang- dengan rata-rata tekanan darah sistolik
kunang. Seseorang yang mengalami 145,42 mmHg dengan tekanan darah
pertambahan usia maka fungsi tubuh sistolik antara 130-170 mmHg. Tekanan
manusia akan mengalami penurunan darah setelah perlakuan rata-rata diastolik
secara perlahan, seseorang menjadi tua 84,58 mmHg dengan tekanan darah
ditandai dengan adanya kemunduran diastolik antara 70-90 mmHg.
biologis yang dapat dilihat dengan Hipertensi adalah suatu
kemunduran fisik yaitu antara lain timbul peningkatan abnormal tekanan darah
keriput pada tubuh, rambut putih, gigi dalam pembuluh darah arteri secara terus
sudah tidak dapat berfungsi dengan baik menerus melebihi dari suatu periode,
sampai gigi menjadi ompong, tiak bisa hipertensi juga didefinisikan sebagai
mengunyah makanan terlalu keras, tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
pendengaran menurun dan sampai atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
penglihatan penderita hipertensi (Udjianti, 2010). Hipertensi dapat diobati
menurun. Hasil penelitian juga menggunakan pengobatan secara
menunjukkan bahwa semua responden farmakologi, dari hasil penelitian
memiliki perilaku yang dapat menunjukkan bahwa sebanyak 17
mencetuskan tekanan darah tinggi dan responden (70,8%) rutin dalam
paling banyak responden memiliki mengkonsumsi obat, dalam kerutinan
perilaku sering mengkonsumsi makan- konsumsi obat akan mempengaruh hasil
makanan yang asin (50% responden), dari tekanan darah pada penderita
didukung dengan teori bahwa asupan hipertensi. Terapi musik dengan
garam tinggi akan menyebabkan frekuensi 700-3000 Herzt dapat sebagai
pengeluaran berlebihan dari hormon terapi pendamping atau terapi
natriouretik yang secara tidak langsung komplementer untuk penderita hipertensi
dapat meningkatkan tekanan darah. selain obat-obatan, dimana terapi musik
Konsumsi garam tinggi dapat ini sangat mudah dilakukan oleh
menimbulkan perubahan tekanan darah siapapun dan tidak harus mempunyai
yang dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 suatu keahlian dalam bermusik. Terapi
gram per hari atau lebih dari 2 sendok musik 5 oktav pada keadaan tekanan
darah sistolik yaitu 21 orang responden fungsi atau curah jantung yang menurun
mengalami penurunan, yang tidak maka akan menimbulkan efek pada otot
mengalami penurunan sebanyak 3 orang jantung sehingga berkurangnya darah
responden dan diastolik yang mengalami pada organ tubuh. Penderita hipertensi
penurunan sebanyak 18 orang responden, akan terjadi perubahan-perubahan
yang tidak mengalami penurunan fisiologis yang disertai berbagai masalah
diastolik sebanyak 6 orang responden, kesehatan di tandai dengan peningkatan
menurut Azid (2011) terapi musik tekanan darah. Manusia secara lambat
didefinisikan sebagai suatu usaha yang dan progresif akan kehilangan daya tahan
berupa bantuan dari suatu proses terhadap infeksi dan akan menempuh
terencana dengan menggunakan musik semakin banyak penyakit degeneratif
sebagai media penyembuhan bagi anak misalnya hipertensi, arteriosklerosis,
yang mengalami hambatan dalam masa diabetus melitus dan kanker yang akan
pertumbuhan dan perkembangannya, menyebabkan berakhirnya hidup dengan
sebagai penyembuhan para penderita episode terminal yang dramatis, misalnya
hipertensi yang menderita stroke, stress stroke, infark miokard, koma asidotik,
dan dapat mencerdaskan otak. Terapi kanker metastase. Menua merupakan
musik ini sangat efektif untuk proses kombinasi bermacam-macam
menurunkan tekanan darah pada faktor yang saling berkaitan (Nugroho,
penderita hipertensi, saat penderita 2008). Hipertensi tidak selalu
hipertensi mendengarkan musik dengan 5 menunjukkan suatu gejala sehingga
oktav tubuh akan rileks. Jenis musik yang sering disebut sebagai “silent killer”.
tepat dapat memberikan pencegahan Tekanan darah meninggi seiring dengan
yang baik terhadap stress. Penurunan peningkatan umur pada seseorang,
stres akan menyebabkan tekanan darah hipertensi menjadi suatu masalah pada
menurun. Hasil studi Asrin, Mulidah dan lanjut usia karena sering ditemukan dan
Triyanto (2007) menunjukkan mayoritas menjadi faktor utama payah jantung dan
pasien (79,8%) menyukai lagu kenangan. penyakit jantung koroner. Terapai musik
Sebagian kecil ( 8,3%) menyukai lagu 5 oktav dipilih peneliti sebagai terapi
keroncong, dan 11,9% menyukai lagu komplementer untukpendamping
campur sari. Waktu perlakuan 1 hari farmakologi bagi penderita hipertensi
sejumlah 17 responden, sedangkan paling karena terapi musik ini sangat mudah dan
sedikit adalah jumlah sejumlah 1 efektif dilakukan sendiri, tidak
responden dalam waktu 3 hari (Triyanto, memerlukan pengetahuan dan keahlian
2014). Musik yang dapat dijadikan terapi dalam bermusik. Jenis musik yang dapat
yaitu musik yang disenangi seseorang digunakan yaitu jenis musik yang
misalnya yaitu musik keroncong, langam mempunyai irama pelan dan teratur, tidak
jawa, musik klasik, mozart. semua jenis musik bisa diberikan untuk
Bertambahnya usia pada seseorang terapi contohnya musik yang irama dan
mengalami banyak perubahan pada organ nada keras. Berdasarkan observasi yang
tubuh, termasuk perubahan pada dilakukan setelah dilakukan terapi musik
pembuluh darah dimana terjadi dengan frekuensi 750-3000 Herzt, setelah
penumpukan lemak pada bagian mendengarkan musik selama 3 hari setiap
dalamnya sehingga menimbulkan pagi, siang dan sore hari dapat
tekanan darah tinggi. Penderita hipertensi menurunkan tekanan darah pada
memerlukan agens antidistritmia untuk penderita hipertensi selama minimal 20
menstabilkan denyut dan irama jantung menit. Penurunan tekanan darah
karena hilangnya sel-sel pacemaker penderita hipertensi masing-masing
dalam nodus sinoatrial atau nodus mempunyai penurunan tekanan darah
attrioventrikular (Mickey Stanley, 2007). yang berbeda tingkat konsentrasi dan
Penderita hipertensi pada tekanan darah kenyamanan yang ada pada diri
akan mengalami kenaikan secara responden akan berbeda dan akan
bertahap dan beransur terus menerus, mempengaruhi penurunan tekanan darah.
peneliti berusa membuat suasana menciptakan kondisi tubuh yang tenang.
senyaman mungkin dengan terapi musik Alunan musik juga dapat menstimulasi
yang sama pada setiap responden, tapi tubuh untuk memproduksi molekul nitric
yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti oxide (NO) untuk membuat kondisi
yaitu aktivitas yang dilakukan responden vasodilatasi pada pembuluh darah karena
sebelum dan sesudah perlakuan. Musik molekul ini masuk dalam tonus otot
dengan frekuensi 750-3000 Herzt di pembuluh darah sehingga secara
dengarkan selama 20 menit kemudian langsung akan menjadikan pembuluh
setelah selesai didengarkan diukur darah vasodilatasi, molekul ini berkerja
tekanan darah sesuai dengan prosedur, pada tonus pembuluh darah yang dapat
dari hasil penelitian sebagian besara mengurangi tekanan darah (Susilo &
responden tampak lebih rileks saat Wulandari, 2011). Terapi musik dominan
mendengarkan musik dan terlihat tertidur frekuensi sedang sangat signifikan untuk
saat mendengarkan musik. mengendalikan respon tekanan darah
Berdasarkan uji statistik pada pasien hipertensi primer. Prosedur
menggunakan Wilcoxon Signed Rank terapi musik dilaksanakan dengan
Test untuk mengetahui signifikansi mendengarkan lagu-lagu yang di pilih
penurunan didapatkan hasil bahwa pasien yang diputarkan dengan CD
ρ<0,001, berarti menunjukkan adanya player dan di salurkan melalui earphone
pengaruh terapi musik terhadap selama 20 menit. Sesi terapi diberikan
penurunan tekanan darah pada penderita sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu pagi,
hipertensi di Posyandu Lansia RW 04 siang dan sore selama 3 hari, responden
Kelurahan Bangsal Kota Kediri, dengan harus fokus dan berada pada ruangan
nilai rata-rata penurunan tekanan arah yang tenang agar hasilnya maksimal
sistolik 12,0 mmHg dengan tekanan (Triyanto, 2014). Musik dapat
darah antara 0-40 mmHg dan penurunan menyentuh hati seseorang dan musik
tekanan darah diastolik sebesar 9,08 merupakan suatu metode untuk
mmHg dengan dengan penurunan 0-20 penyembuhan seseorang yang dimana
mmHg. Disimpulkan bahwa terapi musik musik akan membuat diri seseorang
berpengaruh terhadap tekanan darah pada menjadi tenang dan rileks, sehingga
pasien hipertensi. Terapi musik seseorang akan tertidur dan merasakan
didefinisikan sebagai suatu usaha yang ketenangan jiwa. Bunyi dari musik yang
berupa bantuan dari suatu proses bergetar membentuk pola dan
terencana dengan menggunakan musik menciptakan medan energi resonansi dan
sebagai media penyembuhan bagi anak gerakan di ruang sekitarnya. Energi akan
yang mengalami hambatan dalam masa di serap oleh tubuh dan energi-energi itu
pertumbuhan dan perkembangannya, secara halus mengubah pernapasan, detak
penyembuhan bagi para penderita jantung, tekanan darah, ketegangan otot,
hipertensi, stroke, atau stress dan dapat temperatur kulit, dan ritme-ritme internal
mencerdaskan otak (Azid, 2011). Saat lainnya. Musik merupakan stimulus yang
responden mendengarkan musik dengan unik yang dapat mempengaruhi respon
5 oktav (keroncong) dengan frekuensi fisik dan psikologi pendengaran serta
sedang antara (750-3000 herzt) akan merupakan intervensi yang efektif untuk
mempengaruhi beberapa sistem didalam meningkatkan relaksasi fisiologis (yang
tubuh. Musik dengan frekuensi sedang di indikasikan dengan penurunan nadi,
mampu secara signifikan mengendalikan respirasi dan tekanan darah).
tekanan darah penderita hipertensi
(Triyanto, 2014). Musik masuk melalui
saraf pendengaran kemudian diterima Kesimpulan
oleh otak, musik mengaktivikasi pada
sistem limbik yang berhubungan dengan
emosi, saat sistem limbik teraktivikasi Pemberian terapi musik dengan
otak menjadi rileks sehingga dapat frekuensi sedang antara (750-3000 herzt)
dapat menurunkan tekanan darah pada Sugiyono, (2008). Metode Penelitian
penderita hipertensi, besar penurunan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
tekanan darah sistolik 12,00 mmHg dan Jakarta : Alfabeta
tekanan darah diastolik 9,08 mmHg. Susilo yekti & Wulandari Ari, (2011).
Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : Andi
Saran Suwardianto Heru, Yusiana Maria Anita,
(2014). Efektifitas Deep Breathing
dan Slow Stroke Back Massage
Penderita hipertensi dapat Tehadap Penurunan Tekanan
menggunakan terapi musik keroncong Darah Pada Pasien Hipertensi.
secara mandiri di rumah sebagai Jurnal Pendidikan dan Praktik
alternatif selain obat yang dikonsumsi Keperawatan Indonesia (INJEC),
(farmakologi) untuk menurunkan April 2014 Volume 1, Halaman
tekanan darah sehingga tercapai tekanan 31-39
darah optimal dan mengurangi keluhan Suwardianto, Heru, (2011). Deep
dari manifestasi hipertensi. Kader Breathing Relaxation As Therapy
posyandu lansia dapat melakukan terapi To Decrease Blood Preassure On
musik keroncong selama 20 menit Hypertension Patients. In
sebelum pelaksanaan posyandu lansia. Proceedings Faculty Of Nursing
Of Airlangga The Fourth
Internasional Nursing Conference
Daftar Pustaka Improving Quality Of Nursing
Care Though Nursing Research
and Innovations
Azid Rizem, (2011). Sehat dan Cerdas Suwardianto, Heru. (2013). Effectiveness
dengan Terapi Musik of deep breathing and slow stroke
Menyehatkan Tubuh dan back massage toward the decrease
Mencerdaskan Otak. Jogjakarta : of blood pressure to patients with
Laksana hypertension in Kediri (Public
Irianto Koes, (2012). Anatomi Dan Health Center of Southern Region,
Fisiologi . Bandung : Alfabeta Kediri). The Proceeding of
Mickey Stanley, (2007). Buku Ajar National Seminar The Association
Keperawatan Gerontik 2. Jakarta : of Indonesian Nurse Education
EGC Center (AINEC). Theme : Quality
Nugroho Wahyudi, (2008). Keperawatan Improvement in Nursing
Gerontik &Geriatrik. Jakarta : Education Toward Global
EGC Standard to Achieve Quality in
Perry & Potter, (2005). Buku Ajar Health Services. ISBN 978-602-
Fundamental Keperawatan 19251-2-6. Banda Aceh,
Konsep Proses dan Praktisi Edisi Nopember 2013
4. Jakarta : EGC Suwardianto, Heru.(2011). Pengaruh
Riskesdas, (2013). Info Datin Pusat Data Terapi Relaksasi Nafas Dalam
dan Informasi Kementrian (Deep Breathing) terhadap
Kesehatan RI. Jakarta Perubahan Tekanan Darah pada
Sayogo Savitri, ( 2014 ). Smart Diet Penderita Hipertensi di Puskesmas
Pada Hipertensi. Jakarta : FKUI Kota Wilayah Selatan Kota Kediri.
Setyoadi & Kushariyadi, (2011). Terapi Jurnal Kesehatan STIKES RS.
Modalitas Keperaatan Klien Baptis Kediri Vol 4,/No. 1/ 2011
Psikogeriatri. Jakarta : Salemba Suwardianto, Heru.(2015). Buku Ajar
Medika Keperawatan Kegawatdaruratan
(Perspektif, Konsep, Prinsip, dan
Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan). Surabaya. PT.
REVKA PETRA MEDIA
Triyanto Endang, (2014).
PelayananKeperawatan Bagi
Penderita Hipertensi Secara
Terpaadu. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Udjianti Wajan Juni, (2010).
Keperawatan Kardiovaskular.
Jakarta : Salemba Medik

Anda mungkin juga menyukai