Anda di halaman 1dari 13

EDUKASI DENGAN METODE DEMONSTRASI CARA

PENYUNTIKAN INSULIN TERHADAP


KETERAMPILAN INJEKSI PADA PASIEN DIABETES
MELITUS

Disusun oleh :
SOFIA SHOLIKHATUNNISA
(1611010010)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2019
A. LATAR BELAKANG
 Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Jawa Tengah tahun 2012,
pravelensi DM tipe II pada tahun
 Menurut survei yang dilakukan WHO 2012 adalah sebesar 0,55 %,
prevelensi tertinggi adalah kota
(World Health Organization), Magelang sebesar 7,93% (Dinkes
Indonesia menempati urutan ke 4 Jateng, 2012),
dengan jumlah penderita terbesar
dunia setelah India, Cina, dan  Peningkatan pravelensi DM juga
Amerika. Jumlah penderita diabetes terjadi di Kabupaten Banyumas,
proporsi diabetes mellitus tipe II
mellitus di Indonesia diperkirakan menduduki peringkat ke 6 dari total
mengalami peningkatan dari 8,4 juta penyakit tidak menular di Wilayah
jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar Kabupaten Banyumas yakni sebesar
21,3 juta jiwa pada tahun 2030 6,91% sedangkan diabetes mellitus
tipe I menduduki peringkat ke 10
mendatang ( Maulana, 2012). yakni sebesar 1,14%, kasus terbanyak
penderita DM tipe II terbanyak
wanita dengan jumlah 755 kasus
sedangkan pada pria 604 kasus
(Dinkes Kabupaten Banyumas,
2012).
 Kesalahan terapi insulin cukup  Dalam pemberian pengobatan
sering ditemukan dan menjadi injeksi insulin yang benar adalah
masalah klinis yang penting. Bahkan benar dosis, benar cara, benar waktu
terapi insulin termasuk dalam lima dan benar lokasi. Kesalahan dalam
besar “ pengobatan berisiko tinggi penyuntikan insulin oleh petugas
(high-risk medication) bagi pasien di medis ataupun oleh penderita itu
rumah sakit. Sebagian besar sendiri sering kali dijumpai, studi
kesalahan tersebut terkait dengan mencatat kesalahan tersebut
kondisi hiperglikemia dan sebagian sebanyak 12-34% (Hendrata, 2010).
lagi akibat hipoglikemia. Jenis Salah satu upaya yang dapat
kesalahan tersebut antara lain diterapkan adalah program Diabetes
disebabkan keterbatasan dalam hal Self Management Education
keterampilan (skill-based), cara atau (DSME). DSME merupakan suatu
protocol (rule-based), dan proses berkelanjutan yang dilakukan
pengetahuan (knowledge-based) untuk memfasilitasi pengetahuan,
dalam hal penggunaan insulin ketrampilan, dan kemampuan klien
(PERKENI, 2008). diabetes mellitus untuk melakukan
perawatan mandiri (Funnell, et al.,
2011)
TEORI EDUKASI

DEFINISI TUJUAN

MODEL
MEDIA
METODE
PENKES
PENKES
FAKTOR
TEORI TINGKAT
PENGARUH
PENGETAHUAN PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

KETERAMPILAN
PENGUKURAN
PENYUNTIKAN
PENGETAHUAN
INSULIN

FAKTOR
LOKASI
PENGARUH
PENYUNTIKAN
KETERAMPILAN
TEORI DIABETES MELITUS
 Dm merupakan sekelompok kelainan metabolik yang diakibatkan oleh
adanya kenaikan glukosa darah dalam tubuh atau hiperglikemia. Kadar
glukosa darah secara normal berkisar antara 70-120 mg/dL. Diagnosis DM
ditemukan apabila kadar glukosa sewaktu >200 mg/dL, atau gula darah
puasa >126 g/dL, atau tes toleransi glukosa oral >200 mg/dL disertai gejala
polyuria, polydipsia dan polyfagia (Yasmara, 2017).
Etiologi
 Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas.
Kombinasi factor genetic, imunologi dan mungkin pula lingkungan
(misalnya, infeksi virus) diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel
beta.
 DM Tipe II, faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. Diabetes tipe II disebabkan oleh kombinasi
factor genetic yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan
factor-faktor seperti usia (resistansi cenderung meningkat di usia 65
tahun), obesitas, makan berlebih, kurang olahraga, dan stress, serta
penuaan, riwayat keluarga dengan diabetes
Patofisiologi
 Hiperglikemia yang dialami penderita diabetes disebabkan oleh beberapa
factor, sesuai dengan tipe dari diabetes secara umum. DM tipe I biasanya
ditandai oleh defisiensi insulin absolut karena kerusakan sel betha pancreas
akibat serangan autoimun. Diabetes ini paling sering berkembang pada
anak-anak, bermanifestasi pada pubertas dan memburuk sejalan dengan
bertambahnya usia. Untuk bertahan hidup diabetes tipe ini memerlukan
insulin eksogen seumur hidupnya.
 Diabetes tipe II disebabkan oleh gabungan dari resistansi perifer terhadap
kerja insulin dan respon sekresi insulin yang tidak adekuat oleh sel beta
pancreas (defisiensi insulin relatif). Kondisi tersebut dapat terjadi karena
beberapa factor di antaranya genetic, gaya hidup, dan diet yang menhgarah
pada obesitas. Resitansi insulin dan gangguan sekresi insulin akan
menyebabkan toleransi glukosa terganggu yang akan mengawali kondisi
DM tipe II dengan manifestasi hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia pada
pasien DM tersebut barmanifestasi pada tiga gejala klasik diabetes yaitu 3P
(poliura, polidipsi, dan polifagia)
Komplikasi
 Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus yaitu
(Khasanah, 2012) :
 Hipertensi dan penyakit jantung
 Katarak
 Gagal ginjal
 Luka yang susah sembuh dan Gangren
Metodelogi penulisan
Rencana Subjek
Tempat
Studi Studi
dan
Kasus Kasus
Waktu

Instrument Fokus
Definisi
Studi Studi
Operasional
Kasus Kasus

Metode
Pengumpulan Penyajian Etika Studi
Data data Kasus
 DAFTAR PUSTAKA
 Cherin. 2009. Hubungan Pengalaman dengan Pengetahuan. Jurnal vol.02.
Bina Sarana Pustaka Sarwono Prawirodiharjo.
 Damayanti, Santi. 2015. Diabetes Melitus dan Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta: Nuha MedikaDinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2012.
 Departemen Kesehatan. 2007. Pedoman Pengisisan Kuesioner RIKESDA
2007. Badan Pengembangan dan Kesehatan.
 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2012.
 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten
Banyumas tahun 2012.
 Funnel, M., Anderson, R. 2012. Patient empowerment: reflections on the
challenge of fostering the adoption of a new paradigm
 Hendrata, M.I.2010. Injection Technique Workshop On the 19th Jakarta
Diabetes Meeting.Jakarta.
 Inversion, 2001. Memahami Keterampilan Pribadi. Bandung: CV. Pustaka.
 Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat
Pola Makan. Yogyakarta : Lakasana. Jakarta: FK UI.
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2012, Tahun 2030 Pravelensi
Diabetes Melitus di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang, Jakarta
 Maulana, M. 2012, Mengenal Diabetes Melitus Panduan Praktis
Menangani Penyakit Kencing Manis, Kata Hati, Jogjakarta.
 Maulana, Heri, d.j. 2009. Promosi Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan. Yogyakarta.
 Mubarak, Wahit, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas
Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.
 Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jilid
I. Jakarta: Rineka Cipta.
 Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jilid II. Jakarta : Rineka Cipta.
 PERKENI, 2008. Petunjuk Praktis Terapi Insulin dan Pencegahan Diabetes
Melitus. Jakarta: PERKENI.
 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2011, Konsensus pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2, Jakarta.
 Penelitian Pennsylvania Patient Sufeti Advisory 2018
 Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik, dan
keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
 Robbins. 2000. Keterampilan dasar: Jakarta: PT. Raja Grafindo
 Soyono,S.,Waspadji, S.,Soegondo,S., Soewondo,P., Subekti, I., Semiardji,
G., Edi, T.J., dkk. 2011, Penatalaksanaan Penyakit Diabetes Melitus,
Demedia, Jakarta.
 Soewondo, P., Subekti, I & Soegondo., S. 2015. Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Edisi 2
 Widayatun. 2005. Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta
 Yasmara, Deni., Nursiswati., Rosyidah Arafat. 2017. Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal-Bedah Diagnosis NANDA-I 2015-2017 Intervensi
NIC Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai