2020. 06. 11
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan secara global.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan istirahat. Pada umumnya hipertensi
tidak memberikan keluhan dan gejala yang khas sehingga banyak penderita yang tidak menyadarinya. Oleh
karenan itu hipertensi dikatakan sebagai the silent killer. Hipertensi juga merupakan faktor resiko utama untuk
terjadinya penyakit kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke,
infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan gangguan pengelihatan. World Health Organization
memperkirakan hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian dan mencakup 7% dari beban penyakit di dunia. 3
Kondisi ini dapat menjadi beban baik dari segi finansial, karena berkurangnya produktivitas sumber daya
manusia akibat komplikasi penyakit ini, maupun dari segi sistem kesehatan.
Selain itu Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun (11,9%), dan umur 55-64
tahun (17,2%). Sedangkan menurut status ekonominya, proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah
bawah (27,2%) dan menengah (25,9%). Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun
2014, Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima) pada semua umur.
(RI, 2016)
RUMUSAN MASALAH
DEFENISI
Menurut WHO (World Health Organization), batas normal adalah 120-140
mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut
mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 95 mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan
darah sistolik antara 140 mmHg – 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
antara 90 mmHg – 95 mmHg.
KLASIFIKASI KRITERIA
Berdasarkan Penyebab HIPERTENSI
STROKE
INFARK MIOKARD
EDEMA PARU
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
MENGURANGI MENURUNKAN
MENURUNKAN MENINGKATKAN
ASUPAN KONSUMSI
BERAT BADAN AKTIVITAS FISIK
NATRIUM KAFEIN DAN
ALKOHOL
FAKTOR YANG MEMPENARUHI HIPERTENSI
KONSUMSI GARAM,
ALKOHOL, DAN KAFEIN
USIA MEROKOK
STRES
KONSUMI OBAT-OBATAN
TINJAUAN UMUM LANSIA
DEFENISI
Menurut WHO dan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan
bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian.
KLASIFIKASI KRITERIA
Menurut WHO LANSIA
1. Berusia lebih dari
Elderly : 60 – 74 tahun
60 tahun.
Old : 75 – 89 tahun
2. Kebutuhan dan
Very old : >90 tahun
masalah yang
bervariasi
3. Lingkungan tempat
tinggal yang
bervariasi
BAB III
KERANGKA KONSEP
DASAR PEMIKIRAN VARIAEL PENELITIAN
PENGETAHUAN
POLA HIDUP STRES HIPERTENSI
MEMINUM OBAT
STRES
KRITERIA OBJEKTIF
Tidak ada hubungan antara pola hidup Ada hubugan antara mengkonsumsi
dengan meningkatnya hipertensi pada obat-obatan dengan meningkatnya
lansia di wilayah kerja Puskesmaa hipertensi pada lansia di wilayah kerja
Tamalanre kota Makassar. Puskesmas Tamalanrea kota Makassar.
HIPOTESIS HIPOTESIS
NOL ALTERNATIF
JENIS DAN
METODE LOKASI
PENELITIAN PENELITIAN WAKTU
PENELITIAN
Metode yang
digunakan penelitian ini Penelitian ini Waktu penlitian ini
adalah metode cross dilaksanakan di dilaksanakan pada bulan
sectional adalah jenis Wilayah kerja mei sampai bulan juni
penelitian deskriptif Puskesmas 2020
analitik jenis yang Tamalanrea kota
menekankan waktu Makassar.
pengukuran atau
observasi data variabel
independen dan
dependen hanya satu
kali pada satu saat.
POPULASI DAN SAMPEL
SAMPEL
66 responden
Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data langsung dari subjek
sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Data sekunder
Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian
(Siswanto, Susila, Suyanto, 2017). Data sekunder dalam
penelitian diperoleh dari Kepala Puskesmas Tamalanrea,
Kota Makassar.
INSTRUMEN PENELITIAN