Kelompok VII
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadiran Allah Swt, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun berhasil menyusun makalah Sistem Renal: Gagal Ginjal
Kronis. Makalah ini berusaha menjabarkan mengenai Patofisiologi, Farmakologi, dan
Terapi Diet pada kasus Gagal Ginjal Kronik. makalah ini bertujuan agar mahasiswa
lebih memahami materi pembelajaran tersebut.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia.
Gagal ginjal merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun. Penyakit ginjal kronik adalah
suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang progesif, dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan
terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal .
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah
penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana
kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, dan cairan
dan elektrolit mengalami kegagalan, yang mengakibatkan uremia.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian gagal ginjal kronik
2. Untuk mengetahui patofisiologi gagal ginjal kronik
3. Untuk mengetahui farmakologi gagal ginjal kronik
4. Untuk mengetahui terapi diet gagal ginjal kronik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pra renal
Obstruksi
Kongesti
Merusak nefron
2. Terapi Nonfarmakologi
3. Terapi Farmakologi
a. Pada Hiperglikemia
c. Hiperlipidemia
Bervariasi Tergantung
menurut pemeriksaan
2000-3000
Sodium penyebab CKD; fisik CAPD dan
mg/hari (88-130
biasanya “no APD, 3000-4000
mmol/hari)
added salt” (i.e., mg/hari (130175
2-4 g/hari) mmol/hari)
1. Diit Rendah Protein / Low Protein Diet (LPD) pada PGK [ CITATION Yen15 \l
1033 ]
Peningkatan asupan protein telah terbukti dapat mempengaruhi
hemodinamik ginjal dan berperan terhadap kerusakan fungsi dan jaringan
ginjal. Diet rendah protein memiliki peran penting dalam terapi penyakit
ginjal kronik (PGK). Terapi LPD telah dikenal sejak lama. Terapi LPD pada
PGK telah diketahui memberi manfaat menurunkan akumulasi toksin uremik
sehingga mengurangi gejala uremia, menurunkan proteinuria, dan
memperlambat inisiasi TPG.
Modifikasi diet protein pada pasien PGK dapat dibagi menjadi :
a. protein sangat rendah, kurang dari 0,3 g/kg BB;
b. diet protein rendah, 0,6-0,8 g/kg BB, dan
c. diet protein normal, 1-1,2 g/kg BB.
Pada berbagai studi prospektif diet protein sangat rendah secara nyata
dapat menurunkan progresifitas penyakit ginjal kronik, namun risiko
malnutrisi meningkat pada pasien. Kapan kita memulai LPD pada PGK
sampai saat ini masih diperdebatkan. Batasan LFG untuk memulai diet
rendah protein belum ditetapkan. Sebagian besar nefrologist menganjurkan
agar diet rendah protein sudah dimulai pada saat LFG <60 ml/mnt/1.73 m
(PGK stadium 3). Penurunan tersebut harus dilakukan secara progresif
berdasarkan stadium PGK dan banyaknya intake protein dari setiap pasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gagal ginjal kronik/ CKD atau penyakit renal tahap-akhir merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogenlain dalam
darah).[ CITATION Eli16 \l 1033 ]
Penanganan CKD dapat dilakukan melalui terapi farmakologi dan non-
farmakologi. Strategi terapi yang digunakan dipilih berdasarkan pada ada atau
tidak adanya diabetes pada pasien. Terapi non farmakologis dapat dilakukan
dengan diet rendah protein (0,6 sampai 0,75 g/kg/hari) dapat membantu
memperlambat perkembangan CKD pada pasien dengan atau tanpa diabetes,
meskipun efeknya cenderung kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Kadrianti, Yenny. "Penatalaksanaan Nutrisi pada Penyakit Ginjal Kronik ." Journal
Kesehatan UNUD, 2015: 31-37.