Anda di halaman 1dari 12

GAGAL GINJAL

KRONIS
KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
● LUKMAN HAKIM
● LASMANA SAPUTRA
● DIDIT SETIAWAN
● HAERUDIN
● SHOUT
● HOERUDIN
● SUGANDI
● LUTFI
● AHSAN FILLAH
Definisi
Gagal ginjal kronik merupakan akibat terminal destruksi jaringan dan kehilangan fungsi ginjal yang
berlangsung berangsur-angsur. Keadaan ini dapat pula terjadi karena penyakit yang progresif cepat disertai
awitan mendadak yang menghancurkan nefrondan menyebabkan kerusakan ginjal yang irreversible
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan istilah yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menggambarkan
terjadinya kerusakan pada organ ginjal yang telah berlangsung ≥ 3 bulan dan bersifat progesif. Kerusakan
yang terjadi bisa berupa gangguan bentuk dari ginjal ataupun gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan
penurunan laju penyaringan ginjal dengan nilai < 60 ml/menit yang memberikan implikasi kepada kesehatan
Gagal ginjal kronik merupakan perburukan fungsi ginjal yang lambat, progresif dan irreversible yang
menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk membuang produk sisa dan mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit
pengertian Gagal ginjal kronis
● Ginjal merupakan organ tubuh yang berperan penting dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan dalam tubuh dan kelangsungan hidup dan fungsi sel secara
normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam dan elektrolit lain
dilingkungan cairan internal. Apabila kerusakan ginjal terjadi secara menahun dapat
menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronis
● Gagal ginjal kronis merupakan suatu masalah kesehatan yang penting, mengingat
selain prevalensi dan angka kejadiannya semakin meningkat juga pengobatan
pengganti ginjal yang harus dialami oleh penderita gagal ginjal merupakan
pengobatan yang mahal, butuh waktu dan kesabaran yang harus ditanggung oleh
penderita gagal ginjal dan keluarganya
ETIOLOGI
penyebab gagal ginjal kronik adalah
a. Infeksi saluran kemih/pielonefritis kronis
b. Penyakit peradangan glumerulonefritis
c. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
d. Gangguan jaringan penyambung (SLE poliarterites nodusa skelrosi sistemik)
e. Penyakit kongenital dan herediter (Penyakit ginjal polikistik asidosis tubulus ginjal)
f. Penyakit metabolik (DM, Gocit, Hiperparatiroirisme)
g. Netropati toksik h. Nefropati Obstruksi (Batu saluran kemih)
Selain itu, menurut (Arif & Kumala, 2014) Adapun kondisi klinis yang mungkin dapat
menyebabkan gagal ginjal kronik adalah dari organ ginjal itu sendiri dan luar organ
ginjal.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi gagal ginjal kronik beragam, bergantung pada proses penyakit penyebab.
Tanpa melihat penyebab awal, glomerulosklerosis dan inflamasi interstisial dan fibrosis
adalah ciri khas gagal ginjal kronik dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Seluruh
unit nefron secara bertahap hancur.
Gagal ginjal kronis selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFR. Stadium gagal
ginjal kronis didasarkan pada tingkat GFR(Glomerular Filtration Rate) yang tersisa dan
mencakup :
• Penurunan cadangan ginjal; Yang terjadi bila GFR turun 50% dari normal (penurunan
fungsi ginjal), tetapi tidak ada akumulasi sisa metabolic
• Insufisiensi ginjal; Terjadi apabila GFR turun menjadi 20 – 35% dari normal. Nefron-
nefron yang tersisa sangat rentan mengalami kerusakan sendiri karena beratnya beban
yang diterima. Mulai terjadi akumulai sisa metabolic dalam darah karena nefron yang
sehat tidak mampu lagi mengkompensasi.
• Gagal ginjal; yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
• Penyakit gagal ginjal stadium akhir; Terjadi bila GFR menjadi kurang dari 5% dari
normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa.
FAKTOR REASIKO
Faktor resiko yang dianggap berperan pada kejadian gagal ginjal kronik dapat dikelompokan atas
beberapa faktor resiko yaitu :
a. Faktor yang berpeluang meningkatkan risiko kerusakan ginjal yaitu
• Usia tua
• Ras / suku
• Tingkat pendidikan dan ekonomi
• Kegemukan
• Faktor genetik / Riwayat keluarga
• Berkurangnya massa ginjal
b. Faktor Inisiasi merupakan faktor yang secara langsung menyebabkan kerusakan ginjal :
• Kencing manis
• Tekanan darah tinggi
• Gangguan kekebalan tubuh
• Infeksi menyeluruh
• Infeksi saluran kencing dan adanya batu/sumbatan
• Efek toksik dari obat
c. Faktor Progresi merupakan faktor yang menyebabkan perburukan kerusakan ginjal yaitu
• Protein dalam urin yang massif
• Tekanan darah yang tidak terkontrol
• Kontrol gula darah yang buruk
• Merokok
PENYEBAB
penyebab gagal ginjal kronik :
a. Gagal ginjal kronik dari penyakit ginjal
1) Infeksi kuman
2) Kista dalam ginjal
3) Glomerulonefritis yaitu peradangan pada glomerulus
4) Batu ginjal
5) Keganasan pada organ ginjal
b. Gagal ginjal kronik dari luar ginjal
1) Diabetes melitus
2) Hipertensi
3) Tinggi kolestrol
4) Infeksi di badan antara lain : TBC Paru, Sifilis, Hepatitis, Malaria
5) Preeklamsi
6) SLE
7) Dyslipidemia
8) Tubuh banyak kehilangan cairan yang mendadak contohnya luka bakar
PENATA LAKSANA
Tujuan dari penatalaksanaan ini untuk mempertahankan fungsi ginjal dan keseimbangan sehingga akan memperpanjang
harapan hidup pasien selagi hal tersebut bisa dipulihkan diidentifikasi dan ditangani.
1. Pasien memerlukan dialisis yang adekuat sehingga dapat menurunkan kadar uremik di dalam darah akibat dari
sampah metabolism.
2. CAPD (Countinous Ambulatory Peritoneal Dialisys) ,Tekhnik dialysis yang dapat dilakukan sendiri di rumah
larutan dialisat dari botol plastik fleksibel melalui kateter yang disisipkan dikavum abdomen dan difiksasi. Setelah
cairan dialisat diinfuskan ke kavum peritoneal dan di biarkan selama 4-6 jam setelah itu cairan yang ada di dalam
peritoneal dikeluarkan dengan posisi yang lebih rendah agar mengalir ke bawah
3. Peritoneal dialysis yaitu,Dengan cara permukaaan peritoneum berfungsi sebagai permukaan difusi. Cairan dialisat
yang steril dimasukan ke dalam kavum peritoneal menggunakan kateter abdomen dengan interval lalu ureum
kreatinin dari sisa sampah metabolism mengalir dari atas ke bawah bagian kavum dan dibersihkan. Waktu terapi 6-
8 jam.
4. Intervensi diit yaitu ,pembatasan asupan protein karena hasil pemecahan protein karena hasil pemecahan protein
akan menghasilkan urea, asam urat dan asam organik dan hal tersebut apabila tidak dibatasi hasil dari pemecahan
tersebut akan menumpuk di dalam darah dan akan memperberat kerja ginjal danakan memperburuk kondisi ginjal.
5. Diit cairan,cairan yang diperbolehkan masuk adalah 500-600 ml untuk 24 jam, dibatasi karena akan memperberat
ginjal untuk mengekskresikannya karena terjadi penurun fungsi ginjal dan akan mengindarkan pasien dari
komplikasi yang lebih parah seperti Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner.
6. Kalori diperoleh dari karbohidrat dan lemak sangat diperlukan untuk
sumber energi dan vitamin perlu diberikan untuk mencegah
kelemahan akibat diet rendah protein. Selain itu, pasien dialisis
mungkin kehilangan vitamin larut air melalui darah selama
penanganan dialisis.

7. Pembatasan natrium dianjurkan untuk mengurangi tekanan darah


karena pasien GGK biasanya mengalami masalah hipertensi namun
ditangani juga dengan berbagai obat antihipertensi.

8. Hiperkalemia biasanya dicegah dengan penaganan dialisis yang


adekuat yang sudah dianjurkan disertai pengambilan kalium dan
pemantauan yang cermat terhadap kandungan kalium pada seluruh
pengobatan secara oral maupun intravena. Pasien diharuskan diet
rendah kalium. Kadang-kadang kayexe late perlu diberi secara oral.
9. Gangguan sistem syaraf seperti kedutan, sakit kepala, aktivitas kejang harus segera dilaporkan
dan pasien harus ditindak dengan cara mengurangi resiko jatuh dengan pemilihan tempat tidur yang
mempunyai pengahalang di masing-masing sisi, dan pemberian obat diazepam intravena (valium)
atau fenitoin (dilantin) biasanya diberikan untuk mengendalikan kejang yang diresepkan oleh dokter.

10. Anemia pada gagal ginjal kronis ditangani dengan epogen (eritropoetin manusia rekombinan).
Epogen diberikan secara intravena atau subkutan tiga kali seminggu. Naiknya hematokrit
memerlukan waktu 2-6 minggu, sehingga epogen tidak diindikasikan untuk pasien yang memerlukan
koreksi anemia dengan segera. Efek samping epogen mencakup hipertensi (terutama selama tahap
awal penanganan), peningkatan bekuan pada tempat akses vaskuler, kejang dan penipisan cadangan
besi tubuh.

11. Pasien dengan gejala gagal ginjal kronis yang meningkat dirujuk ke pusat dialisis dan transpaltasi
sedini mungkin sejak penyakit renal mulai berkembang. Dialisis biasanya dimulai ketika pasientidak
24 mampu mempertahankan gaya hidup normal dengan penanganan konservatif
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai