TINJAUAN PUSTAKA
dan lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun. Penyakit ginjal kronik adalah
penurunan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel serta umumnya berakhir
dengan gagal ginjal. Gagal ginjal kronis merupakan gagal ginjal akut yang sudah
Pranata, 2014).
1. Definisi
nefrologi dengan angka kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas dan
komplek, sering tanpa keluhan maupun gejala klinik kecuali sudah masuk ke
stadium terminal atau gagal ginjal terminal. Adapun yang menjadi definisi
12
Kelainan struktur atau fungsi ginjal dengan atau tanpa penurunan LFG,
ginjal.
2. Etiologi
12
Misalnya: tuberkulosis saluran kemih,dan ginjal, nefropati yang
penyakitnya
3. Patofisiologi
12
Pada gagal ginjal kronis, fungsi ginjal menurun secara drastis yang berasal
dari netron. lnsifisiensi dari ginjal tersebut sekitar 20% sampai 50% dalam
hipertensi dan sesekali terjadi anemia. Selain itu, selama terjadi Pada gagal
ginjal kronis, fungsi ginjal menurun secara drastis yang berasal dari netron.
lnsifisiensi dari ginjal tersebut sekitar 20% sampai 50% dalam hal GF R
muncul tanda dan gejala azotemia sedang, poliuri, nokturia, hipertensi dan
sesekali terjadi anemia. Selain itu, selama terjadi kegagalan iungsi ginjal
tanda dan gejala gagal ginjal kronis hampir sama dengan gagal ginjal akut.
terdapat tiga penyebab gagal ginjal baik akut maupun kronis yang berujung
pada gagal ginjal terminal. Pada penyebab pra renal umumnya ginjal
12
mengalami depisit suplai darah, pada intrarenal biasanya terjadi gangguan
primer apakah karena infeksi ataupun auto imun atau sebuah trauma,
sedangkan pada penyebab post renal ginjal mengalami tekanan balik akibat
adanya obstruksi apakah karena prostat, batu ginjal atau faktor lain. Apapun
GFR sehingga sebagian atau seluruh fungsi ginjal tidak dapat di laksanakan
dengan baik. Gagal ginjal pada kelompok usia lanjut berhubungan erat
diderita pada kelompok usia 20-40 tahun (Prabowo dan Pranata, 2014;
sukandar 2006).
overhidrasi berat, menifestasi awal dari gangguan fungsi ini terlihat dari
12
adanya oedema yang bisa disebabkan karenan retensi air dan natrium karena
terjadilah oedema, jika terjadi di area paru maka akan menyebabkan oedema
paru dengan suara ronchi basah yang sangat jelas kecuali jika disertai efusi
lebih pendek, maka tidak heran pasien dengan gagal ginjal kronik atau
4. Gambaran Klinik
12
Asimtomatik, hiperparatiroidisme, meningkatkan risiko
b
kejadian penyakit kardiovaskular (PKV)
5. Penatalaksanaan
ekstraselulardan hipotensi
yang kuat
medik kuat.
12
Program memperlambat penurunan progresif faal ginjal
d. Kendalikan hiperfosfatemia
b. Terapi gatal-gatal
f. Terapi anemia
Balemo dan Ronco ( 1999 ) “yang dimaksud dengan TGP adalah usaha
untuk mengambil alih fungsi ginjal yang telah menurun dengan menggunakan
ginjal buatan ( dialiser ) dengan teknik dialisis atau hemofiltrasi , yaitu fungsi
12
pembentukan erytrosit, fungsi hormonal, maupun integritas tulang tidak dapat
1. Jenis TGP
Adanya indikasi TPG pada GGA ataupun GGK tahap akhir memberikan
pilihan pada pasien khususnya dan tim medis untuk menentukan TPG yang
a. Artifisial ( buatan ) :
b. Alamiah :
(Sukandar,2006:87)
2. Indikasi TPG
akibat :
a. Edema pulmonum
12
c. Asidosis berat (HC)3 < 15 mmol/liter
dilakukan TGP bukan hanya diperuntukan bagi gangguan ginjal tetapi keadaan
lain yang dapat dikoreksi dengan TGP seperti halnya prinsip ginjal bekerja atau
eplacement (Pengganti Ginjal) dan renal support (Pembantu ginjal) pada dialisis
pengobatan lain
ginjal indikasi
pengobatan membaik)
12
Di Indonesia jenis TPG yang popoler dan banyak digunakan adalah HD dan
CAPD HD
a. Hemat waktu hanya 30 menit /1 1) Perlu waktu lebih lama 4-5 jam /1
cairan
c. Fungsi ginjal yang tersisa dapat 3) Fungsi ginjal yang tersisa lebih cepat
d. Asupan cairan dan diet tidak 4) Asupan cairan dan diet dibatasi lebih
rendah tinggi
tiap hari sehingga kualitas hidup kali / minggu sehingga timbul gejala-
tubuh
12
g. Labih bebas , tidak mengganggu 7) Terikat dengan waktu untuk rutin
h. Tidak perlu adanya sarana akses 8) Perlu adanya sarana akses vaskular
ulang
C. Hemodialisa
Pada TGP seperti dialisis atau hemofiltrasi yang dapat diganti hanya fungsi
eksresi, yaitu fungsi pengaturan cairan dan elektrolit dan sisa sisa metabolisme
1. Prinsip HD
12
Prinsip transpor zat terlarut (solut) menjadi dasar semua modalitas terapi
dan pasif dari zat terlarut (solute) dari kompartemen darah ke ruang
Setelah HD
12
Gambar 2.1 Skema Repersentasi Mekanisme Difusi Zat terlarut
Sumber: Sukandar.(2006:164)
12
Setelah HD
Sumber: Sukandar.(2006:165)
Roesli, 2017)
(absorpsi) solute atau zat-zat toksik. Pada proses tidak terjadi difusi,
konfeksi maupun ultrafiltrasi. Pada proses ini molekul kecil atau air tidak
12
oleh membran. Proses hemoperfusion efectif menjernihkan solute yang
terkait pada protein maupun lemak (bukan hanya larut dalam air).
Setiap pasien membutuhkan program yang berbeda, untuk itu perlu dibuat
(UF), Lama HD (TD), Interval dialisis (ID) dan Klirens dialiser (K).
3. Sistem HD
Sistem ini menunjukan adanya darah yang berada di area luar tubuh
yaitu mulai keluar tubuh dari fistula inlet, blood line dialiser dan masuk
12
mesin
dialisis
dialyzer
blood-lines
b. Dialiser
Dialiser adalah suatu alat berupa tabung atau lempeng, terdiri dari
dihasilkan darah yang sudah bersih dari zat-zat yang tidak dikehendaki.
12
4) Ultrafiltrasi fleksibel
6) Bebas pyrogen
c. Dialisat
Dialisat terbentuk dari 2 bahan yaitu cairan dialisat pekat dan air.
system). Jadi ada dua komponen dalam dialisat bikarbonat yaitu bicart
12
Gambar 2.5 Cairan Dialisat
Komposisi dialisat
Ca 2+ 1.75 mmol
K+ 2.0 mmol
Mg 2+ 0.5 mmol
Cl - 106.5 mmol
12
4. Adekuasi HD
mempengaruhinya.
3. Kadar pre dialisis ureum < 100 mg% dan kreatinin < 15 mg%
12
dilakukannya hemodialisis dapat dilihat dari beberapa indikator gejala
Sumber: Sukandar,2006
12
Tindakan HD bukan berarti suatu tindakan yang akan menyelesaikan
hemodialisis kronik
Disequilibrium
dihindarkan
h. Biayanya
12