Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK DAN BERBAGAI MODALITAS TERAPI PENGGANTI GINJAL

BERKESINAMBUNGAN

(CONTINOUS RENAL REPLACEMENT THERAPY)

Tinjauan Pustaka

Budi Hartanto, dr., Sp.An

Pendahuluan

Pada saat ini Acute Kidney Injury adalah kejadian tersering pada pasien yang

dirawat di ICU, hal ini berhubungan dengan angka kematian yang tinggi dan

menurunnya fungsi ginjal. Pada AKI ditemukan meningkatnya ureum dan

kreatinin, kadar Kalium dalam darah, asidosis metabolik, akumulasi cairan dan

berkurangnya produksi urin. Secara teori, pembuangan toksin dan cairan berlebih

dari peredaran darah dapat memperbaiki keluaran pasien.

Penggunaan modalitas pengganti ginjal secara berkesinambungan adalah suatu

teknik untuk mengeluarkan toksin - toksin dan mengeluarkan kelebihan cairan

dalam darah secara kontinu. Ketidakmampuan tubuh dalam mentolerir terhadap

efek hemodinamik dari hemodialisis intermiten adalah alasan kuat dalam

menggunakan CRRT di ICU

CRRT adalah suatu terapi alternatif pada pasien dengan kondisi hemodinamik

tidak stabil dengan Acute Kidney Injury (AKI), yang tidak dapat mentolerir

standar intermitten hemodialysis (IHD).

Basic CRRT
Pendahuluan

CRRT adalah salah satu tipe hemodialisis yang hadir sebagai alternatif terapi

terbatasnya peritoneal dialisis dan lambatnya pasien dilakukan intermitten

hemodialisis. Peritoneal dialisis lebih sedikit mengeluarkan zat zat sisa dan cairan,

menigkatkan risiko infeksi, mengurangi fungsi pernapasan dan fungsi jantung dan

sulit untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Sehingga peritoneal dialisis tidak

dianjurkan untuk pasien pasien di ICU.

Intermitten hemodialisis biasanya dilakukan selama 4 jam, IHD ternyata dapat

meningkatkan ketidakstabilan hemodinamik, fluktuasi dari kontrol ureum dan

jumlah cairan dan mengurangi fungsi metabolik

CRRT dikembangkan karena IHD dapat mempengaruhi hemodinamik pasien

bahkan dapat mengakibatkan henti jantung pada pasien dengan compromised

hemodynamic di ICU
Tujuan CRRT

1. Mengeluarkan zat - zat sisa metabolisme

2. Memperbaiki keseimbangan asam basa

3. Koreksi gangguan elektrolit


4. Stabilisasi hemodinamik

5. Keseimbangan cairan

6. Dukungan nutrisi

7. Membuang modulasi mediator pada sepsis

Indikasi CRRT

Indikasi CRRT sama seperti indikasi AKI dengan kondisi hemodinamik yang

tidak stabil
Beberapa kondisi non - renal yang dapat dijadikan indikasi RRT antara lain:

1. Severe fluid overload yang tidak respons terhadap pemberian diuretik

2. Hypercatabolic state/ trauma rhabdomyolisis

3. Sepsis - mediator removal

4. High fluid requirement (nutrition, blood product)


Prinsip Dasar CRRT

1. Ultrafiltrasi

Ultrafiltrasi adalah perpindahan air melalui membran semi permeabel akibat

adanya perbedaan tekanan.

Kecepatan ultra - filtrasi ini tergantung pada besarnya tekanan pada filter, makin

besar tekanan dan flow nya, makin cepat ultra filtrasi terbentuk

2. Konveksi
Pergerakan solute melalui membran semi permeable akibat adanya tekanan dari

air. Seperti ultrafiltrasi akantetapi dengan tekanan yang lebih besar karena ada

tambahan tekanan dari cairan

3. Difusi

Difusi adalah pergerakan solute melalui selaput membran semi-permeabel dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai tercapai keseimbangan. Agar

terjadi difusi ini cairan harus dialirkan dari sisi yangberlawanan dari membran

semi permeabel

Tipe - tipe CRRT

1. SCUF Slow Continue Ultra Filtration

Membutuhkan pompa darah dan pompa effluent. Pompa effluent dibutuhkan

untuk menciptakan tekanan hidrostatik. Tidak diperlukan cairan dialisis atau

cairan pengganti. Pada mode ini kecepatan removal cairan bisa mencapai 2 L/jam.

Tujuan utama SCUF adalah mengeluarkan kelebihan cairan tubuh.

Mekanisme perpindahan cairan melalui ultrafiltrasi. Sebagian kecil solute juga

terfiltrasi walalupun secara klinis tidak signifikan. Effluent (ultra-filtrat) yang

diproduksi dapat mencapai 100 mL/jam

2. CVVH Continuous Veno-veno Hemofiltration


Memerlukan pompa darah, pompa effluent dan pompa replacement. Cairan

dialisat tidak digunakan. Cairan plasma dan solute dikeluarkan melalui konveksi

dan ultrafiltrasi

CVVH sangat efektif untuk membuang solute dan diindikasikan untuk kasus

uremia, sever metabolik asidosis ataupun imbalans elektrolit dengan atau tanpa

kelebihan cairan.

Metode CVVH membuang solute adalah dengan konveksi, sehingga metode ini

bagus untuk membuang molekul - molekul besar, seperti mediator pro inflamasi

Satu keuntungan dari CVVH ini, solute dapat dibuang dalam jumlah yang banyak

sedangkan kita dapat mempertahankan zero fluid balance atau posotive fluid

balance pada pasien.

Hal ini membuat CVVH menjadi terapi pilihan pada AKI dimana pasien dapat

dipelihara status volumenya atau bahkan memerlukan tambahan volume cairan

(tranfusi darah)

3. CVVHD Continous Veno-veno Hemo Dialysis

Memerlukan pompa darah, pompa efluent dan pompa dialisat. Pompa cairan

replacement tidak dibutuhkan. Cairan plasma dan solute dibuang melalui proses

difusi dan ultrafiltrasi

CVVHD sangat mirip dengan hemodialisis intermitten, efektif untuk pembuangan

molekul dengan berat molekul kecil sampai sedang. Solute dikeluarkan melalui

proses difusi yang difasilitasi oleh cairan dialisat

4. CVVHDF Continous Veno-veno hemodiafiltration


Membutuhkan pompa darah, pompa effluent, pompa dialisat san pompa

replacement. Cairan plasma dibuang melalui proses difusi, konveksi dan

ultrafiltrasi.

CVVH

CVVHD

CVVHDF

Anda mungkin juga menyukai