HEMOPOESIS
Dosen pembimbing:
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNyalah, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang kami
miliki, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami perlukan untuk
pengembangan makalah ini kedepan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Darah
B. Pembentukan Sel Darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)
C. Sel Darah Merah (Eritrosit)
D. Hemoglobin
E. Sel Darah Putih (Leukosit)
F. Trombosit
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan manusia pembentukan sel-sel darah sangat berperan penting
dalam proses penumbuhan dan perkembangan seorang individu , seperti yang kita
ketahui bahwa ada sebuah kehidupan d muka bumi ini yang berawal dari kehidupan
fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam tiga tahap
yaitu:
1. Pembentukan di saccus vitelinus
2. Pembentukan dihati, kelenjar limfe dan limpa
3. Pembentukan di sumsum tulang.
Sesudah lahir semua sel darah dibuat pada sumsum tulang kecuali limfosit
yang juga dibentuk di kelenjar limfe, thymus dan lien. Pada orang dewasa
pembentukan sel-sel darah dibentuk diluar sumsum tulang masih dapat terjadi
bila sumsum tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis.
Sapa dengan usia 5 tahun pada dasarnya semua tulang dapat menjad tempat
pembentukan sel darah tetapi susmsum tulang dari tulang panjang kecuali
bagian proksimal, humerus, dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah setelah
usia mencapai 20 tahun. Setelah usia 20 tahun sel darah diproduksi terutama
pada tulang belakang, sternum tulang iga dan ilium. Dengan demikian peran
pembentukan sel-sel darah sangat penting dalam tubuh dan perkembangan
seseorang.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana proses pembentukan sel darah?
2. Apakah yang dimaksud dengan eritrosit?
3. Apakah yang dimaksud dengan leukosit?
4. Apakah yang dimaksud dengan hemoglobin?
5. Apakah yang dimaksud dengan trombosit?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses pembentukan sel darah
2. Mengetahui pengertian eritosit beserta hal-hal yang berkaitan dengan eritosit
3. Mengetahui pengertian leukosit beserta hal-hal yang berkaitan dengan leukosit
4. Mengetahui pengertian homoglobin beserta hal-hal yang berkaitan dengan
homoglobin
5. Mengetahui pengertian trombosit beserta hal-hal yang berkaitan dengan
trombosit
Bab II
PEMBAHASAN
A. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebaga
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan
dengan darah di awali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
kata yunani haima yang berarti darah. Secara umum fungsi darah adalah
sebaga alat transportasi oksigen, karbon dioksida, zat gizi dan sisa
metabolisme, mempertahankan keseimbangan basa, mengatur cairan
jaringan dan cairan ekstra sel, mengatur suhu tubuh, dan sebagai
pertahanan tubuh dengan mengedarkan antibodi dan sel darah putih. Sel-sel
darah tersebut mempunyai umur tertentu, sehingga dibutuhkan
pembentuakn sel-sel darah baru yang disebut hematopoesis.
Pada orang dewasadalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum
tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan:
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi 4 yaitu:
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas
pertumbuhan sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke
daerah tepi sehingga sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan
tepat. Produksi kompenen darah yang berlebihan atau pun kekurangan (defisiensi)
sama-sama menimbulkan penyakit zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi
ini adalah:
a. Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor):
Granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)
Granulocyte colony stimulating factor (G-CSF)
Macrophage-colony stimulating factor (M-CSF)
Trhombopoietin
Burst promoting activity (BPA)
Stem cell factor (kit ligand)
b. Sitokon (cytokine) seperti misalnya IL-3 (interleukin-3), IL-4, IL-5, IL-7, IL-8, IL-9,
IL-9, IL-10.
Growth factor dan sitokin sebagian besar dibentuk oleh sel-sel darah sendiri,
seperti limfosit, monosit, atau makrofag, serta sebagian oleh sel-sel penunjang,
seperti fibroblast dan endotil. Sitokin ada yang merangsang pertumbuhan sel
induk (stimulatory cytokine), sebagian lagi menekan pertumbuhan sel induk
(inhibitory cytokine). Keseimbangan kedua jenis sitokin ini sangat menentukan
proses hemopoesis normal.
d. Hormon nonspesifik
Beberapa jenis hormone diperlukan dalam jumlah kecil untuk hemopoesis,
seperti :
Sel ini sedikit lebih besar daripada eritrosit matur, berada selama 1-2 hari dalam
sumsum tulang dan juga beredar di darah tepi selama 1-2 hari sebelum menjadi matur,
terutama berada di limpa, saat RNA hilang seluruhnya. Eritrosit matur berwarna merah
muda seluruhnya, adlah cakram bikonkaf tak berinti. Satu pronormoblas biasanya
menghasilkan 16 eritrosit matur. Sel darah merah berinti (normoblas) tampak dalam darah
apabila eritropoiesis terjadi diluar sumsum tulang (eritropoiesis ekstramedular) dan juga
terdapat pada beberapa penyakit sumsum tulang. Normoblas tidak ditemukan dalam darah
tepi manusia yang normal.
b. Membran Eritrosit
Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran integral,
dan suatu rangka membrane. Sekitar 50% membran adalah protein, 40% lemak, dan 10 %
karbohidrat. Karbohidrat hanya terdapat pada permukaan luar sedangkan protein dapat
diperifer atau integral, menembus lipid dua lapis.
D. Hemoglobin
Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit vertebrata merupakan hemoglobin,
suatu protein dengan berat molekul 64.450. Hemoglobin suatu molekul globin yang
dibentuk 4 subunit. Tiap subunit mengandung suatu gugus hem yang dikonjugasi ke suatu
poplipeptida. Hem merupakan turunan porfirin yang mengandung besi. Polipeptida dinamai
secara bersama-sama sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin. Ada 2 pasangan
polipeptida dalam tiap molekul hemoglobin, 2 subunit mengandung satu jenis polipeptida
dan 2 mengandung lainnya. Pada hemoglobin manusia dewasa normal (hemoglobin A), 2
jenis polipeptida dinamai rantai α, masing-masingnya mengandung 141 gugusan asam
amino dan rantai β, yang masing-masingnya mengandung 146 gugusan asam amino.
Sehingga hemoglobin A dinamai α2β2. Tidak semua hemoglobin dalam darah dewasa normal
merupakan hemoglobin A. sekitar 2,5% hemoglobin merupakan hemoglobin A2, tempat
rantai β digantikan oleh δ (α2δ2). Rantai δ juga mengandung 146 gugusan asam amino,
tetapi 10 gugusan tersendiri berbeda dari yang dalam rantai β.
Ada sejumlah kecil dari rantai 3 turunan hemoglobin A yang berhubungan erat dengan
hemoglobin A yang diglikolisasi. Salah satu dari ini, hemoglobin A1c (HbA1c), mempunyai
suatu glukosa yang dilekatkan ke valin terminal dalam tiap rantai β dan mempunyai minat
khusus karena jumlah dalam darah meningkat didalam diabetes mellitus terkontrol buruk.
2+
Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2 yang melekat ke Fe
didalam hem. Afinitas hemoglobin bagi O2 dipengaruhi oleh pH, suhu, dan dan konsentrasi
+
2,3-difosfogliserat (2,3-DPG). 2,3-DPG dan H bersaing denganO2 dalam pengikatan ke
hemoglobin di deoksigenasi, yang menurunkan afinitas hemoglobin bagi O2 dengan
memindahkan posisi 4 rantai polipeptida (struktur kuatener).
Bila darah terpapar ke berbagai obat dan zat pengoksidasi lain in vitro atau in vivo,
2+ 3+
maka besi fero (Fe ) dalam molekul diubah ke ion feri (Fe ), yang membentuk
methemoglobin. Methemoglobin berwarna gelap dan bila ia ada didalam jumlah besar
didalam sirkulasi, maka ia akan menyebabkan pewarnaan kulit berwarna kehitaman yang
menyerupai sianosis. Normalnya timbul sejumlah oksidasi hemoglobin ke methemoglobin,
tetapi system enzim didalam eritrosit, system NADH-methemoglobin reduktase, mengubah
methemoglobin kembali ke hemoglobin.
Hemoglobin dewasa normal.
(Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 10)
a. Sintesis Hemoglobin
Kandungan hemoglobin normal rata-rata 16 g/dl pada pria dan 14 g/dl pada wanita,
yang semuanya terdapat dalam eritrosit. Didalam badan pria 70 kg ada sekitar 900 g
hemoglobin serta 0,3 g hemoglobin dirusak dan 0,3 g disintesis setiap jam. Bagian hem dari
molekul hemoglobin disintesis dari glisin dan suksinil-KoA.
b. Katabolisme Hemoglobin
Bila eritrosit tua dirusak di dalam system retikuloendotel, maka bagian globin molekul
hemoglobin dipecah dan hem diubah ke biliverdin. Pada manusia, kebanyakan biliverdin
diubah ke bilirubin dan diekskresikan ke dalam empedu. Besi dari hem digunakan kembali
untuk sintesis hemoglobin; jika darah hilang dari badan dan defisiensi besi tidak dikoreksi,
maka timbul anemia defisiensi besi.
(Haematology at a Glance, oleh Victor Hoffbrand, edisi ke-2, London 2005, hal 11)
B. Saran
Darah mempunyai peranan yang sangat penting dalam tubuh makhluk hidup. Jika
terjadi kelainan yang berhubungan dengan darah, dapat menyebabkan timbulnya penyakit
yang menyerang makhluk hidup. Agar terhindar dari penyakit, sudah sepatutnya kita
menjaga tubuh kita. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengenal pembentukan sel
darah. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja.
DAFTAR PUSTAKA
Mehta AB, Hoffbrand AV, Hematological aspect of systemic disease. In Hoffbrand AV, Tuden
H, eds. Postgraduate hematology. 5th ed. Oxford; Blackwell, 2005; 971-72. 8.
I Made Bakte. Hematologi klinik ringkas. Edisi-1. Jakarta :Penerbit EGC; 2006 p 233-254.
Mehta AB, Hoffbrand AV, Hematological aspect of systemic disease. In Hoffbrand AV, Tuden
H, eds. Haematology at a glance. 1st ed. Oxford; Blackwell, 2000; 78-81.
A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss ; 2005 ; Kapita selekta hematologi ; Jakarta ; Buku
Kedokteran
Dr. H. Mohamad Sadikin, DSc. ; 2001 ; Biokimia darah ; Jakarta ; Widya Medika