AMPUL
DISUSUN OLEH :
NIM : 52019050001
Kelas : 3A Farmasi
FAKULTAS KESEHATAN
2022
I. DASAR TEORI
Sediaan injeksi adalah sediaan steril, berupa larutan, suspensi, emulsi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir (Depkes RI, 1995 dan Dra.Rr.Sulistiyaningsih, Apt). Injeksi terbagi
menjadi dua jenis, yaitu larutan injeksi volume besar ( Large Volume parenteral ) dan
volume kecil ( Small Volume Parenteral ). Larutan injeksi volume besar digunakan
untuk intravena dengan dosis tungga dan dikemas dalam wadah bertanda volume
lebih dari 100 ml. Larutan injeksi volume kecil adalah sediaan parenteral volume
kecil yang dikemas dalam wadah bertanda volume 100 ml atau kurang dan biasa
disebut dengan injeksi.
Ampul adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang
memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar. Ukuran nominalnya adalah 1,
2, 5, 10, 20 kadang-kadang juga 25 atau 30 ml. Ampul adalah wadah takaran tunggal,
oleh karena total jumlah cairannya ditentukan pemakaian dalam satu kali
pemakaiannya untuk satu kali injeksi.
RANCANGAN SEDIAAN :
INDOCAIN
........................................................................
3. ORGANOLEPTIS
Bau : Tidak berbau
Rasa : Rasa sedikit pahit.
Warna : Putih
Bentuk : Serbuk hablur
4. KARAKTERISTIK FISIK / FISIKAMEKANIK
Bobot Jenis : 270,80
5. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA
Bobot Molekul : 270,80.
Rumus Molekul : C14H22N2O
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kloroform, etanol, dan tidak
larut dalam eter.
Kemurnian : 99%
PH : 5-7
Titik Leleh : 74°C–79 °C ( FI ed.IV, 1995: 498).
6. STABILITAS
Disimpan dalam suhu lebih kecil dari 40oC, lebih baik antara 15-30oC,
hindari penyimpanan pada pendinginan. Larutan Lidokain tahan terhadap asam
dan hidrolisis alkali dapat dipanaskan pada otoklaf, larutan untuk anestesi spinal
harus di otoklaf pada 15psi dan pada suhu 121oC selama 15 menit.
Dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit
PERHITUNGAN
1) Formula
R/
Lidokain HCl 20 mg
NaCl 6 mg
Methyl Paraben 1 mg
Aqua Pro Injeksi ad 1 ml
2) Volume sediaan dalam 3 ampul @2ml
V = (n+2)V’
= (3+2)2,15 ml
= 10,75 ml 11 ml
Penimbangan Bahan
1. Lidokain HCl = 20 mg/ml x 11 ml
= 220 mg
2. NaCl = 6mg/ml x 11 ml
= 66 mg
3. Methyl Paraben = 1mg/ml x 11 ml
= 11 mg
Perhitungan Tonisitas
Tonisitas Methyl Paraben dihitung menggunakan rumus Liso karena
nilai E & Tf belum diketahui.
3,4
E = 17 E = Ekivalensi NaCl
M
Liso = Tetapan Liso
M = Massa Molekul
3,4
E Methyl Paraben = 17 = 0,38
152,15
Kebutuhan NaCl untuk 11 ml larutan = 0,9% x 11 ml = 0,099 gram
1. Lidokain HCl = 0,22 gram x 0,22
= 0,0484 gram
2. NaCl = 0,066 gram x 1
= 0,066 gram
3. Methyl Paraben = 0,011 gram x 0,38 +
0,11858 gram (Isotonis)
Jadi tidak perlu penambahan NaCl karena tubuh isotonis dengan 0,6%-2% NaCl
METODE
Metode yang digunakan pada praktikum sediaan steril ampul yaitu Metode
Sterilisasi Akhir, karena bahan aktif dari sediaan ampul ini yaitu Lidokain tahan
terhadap asam dan hidrolisis alkali dapat dipanaskan pada otoklaf.
DOKUMEN 2
PRODUKSI
PRODUKSI SEDIAAN :
INDOCAIN
........................................................
BAGIAN PRODUKSI
Jumlah tiap
No Jumlah tiap seri pembuatan
Nama Bahan satuan sediaan
. (g)/ (mL)
(mg)/(mL)
20 mg/ml x 11 = 220 mg
1. Lidokain HCl 20 mg
0,22 gr
6 mg/ml x 11 = 66 mg 0,066
2. NaCl 6 mg
gr
Methyl 1 mg/ml x 11 =
3. 1 mg
Paraben 11 mg 0,011 gr
Aqua pro
4. Ad 2 mL Ad 11 ml
Injeksi
II. ALAT
Dikemas
IV. PELAKSANAAN
1. PENIMBANGAN
JUMLAH JUMLAH
No. NAMA BAHAN T.T.
(Teoritis) (Ditimbang)
HASIL HASIL %
No. NAMA SEDIAAN
(Teoritis) (Nyata) REKONSILIASI
Bagian Produksi
INDOCAIN
.............................................................
1. Uji Sterilitas
- Alat : Inkubator
- Prosedur Evaluasi :
Catat hasilnya
- Prosedur Evaluasi :
Catat hasilnya
- Data Hasil :6
- Prosedur Evaluasi :
Digunakan larutan karmin 0,1 % yang dilarutkan dalam air didalam beaker
Catat hasilnya
- Prosedur Evaluasi :
Catat hasilnya
- Kesimpulan :Sesuai
5. Uji Keseragaman Volume
- Alat : Spuit
- Prosedur Evaluasi :
Catat hasilnya
V. PEMBAHASAN
Obat yang dibuat pada praktikum kali ini adalah sediaan injeksi Lidokain
Hidrokloridum. Lidokain adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
atau memberi efek mati rasa pada bagian tubuh tertentu untuk sementara.Obat ini
bekerja dengan cara menghambat sinyal penyebab nyeri sehingga mencegah
timbulnya rasa sakit. Zat-zat penyusun sediaan ini stabil pada 7, selain itu injeksi
Lidokain Hidrokloridum tidak boleh mengandung bakteri dan harus bebas dari
pirogen. Cara sterilisasi sediaan ini adalah dengan sterilisasi menggunakan autoklaf
pada suhu 121˚C selama 15 menit. Dengan mempertimbangkan sifat-sifat dari zat
aktif yang digunakan maka formulasi sediaan injeksi Lidokain Hidrokloridum adalah
sebagai berikut 1) Lidokain Hidrokloridum yang berfungsi sebagai zat aktif. 2)
Natrium Chloridum bukan berfungsi sebagai zat pengisotonis karena sediaan ini
sendiri sudah bersifat isotonis. 3) Methylis Paraben bukan berfungsi sebagai zat
pengisotonis karena sediaan ini sendiri sudah bersifat isotonis. 4) Aqu pro injeksi,
untuk melarutkan sediaan digunakan aqua pro injeksi yakni air yang telah melewati
serangkaian proses tertentu sehingga memiliki nilai bebas mikroba dan telah bebas
pirogen sehingga memenuhi syarat yang telah ditentukan. Pembuatan sediaan injeksi
Lidokain HCl dilakukan dilaboratorium steril, semua alat, wadah dan bahan yang
akan digunakan disterilisasikn terlebih dahulu, karena sediaan injeksi Lidokain HCl
ini harus steril dan bebas dari pirogen serta bebas mikroba. Metode yang digunakan
pada praktikum sediaan steril ampul yaitu Metode Sterilisasi Akhir, karena bahan
aktif dari sediaan ampul ini yaitu Lidokain tahan terhadap asam dan hidrolisis alkali
dapat dipanaskan pada otoklaf. Pertama-tama hal yang dilakukan adalah pembuatan
aqua pro injeksi bebas pirogen, yaitu dengan menambahkan 30 ml air kedalam beaker
glass kemudian dipanaskan ± 15 menit. timbang lidokain Hcl sebanyak 0,22 gram,
Nacl sebanyak 0,066 gram, dan methyl paraben sebanyak 0,011 gram. lidokain hcl
dilarutkan dalam API. NaCl dilarutkan dalam API. Methyl paraben dilarutkan dalam
API. Campurkan larutan lidokain Hcl, NaCl, dan methyl paraben kemudian aduk
hingga homogen. apabila pH belum mencapai 7-7,4 ditambahkan NaOH hingga pH
sesuai. Ad kan 11ml dengan API kemudian disaring menggunakan milipore.
masukkan larutan kedalam ampul masing masing 2ml sebanyak 3. dilakukan
sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. bentuk sediaan
yang cocok adalah bentuk larutan, karena didalam pembuatan larutan sejati adalah
bahan aktif yang kelarutannya didalam air adalah sangat mudah larut atau mudah
larut dalam air sampai agak sukar larut. karena yang akan dibuat adalah sediaan
larutan sejati lidocain Hcl, maka air yang digunakan sebagai pembawa (medium
dispersi) bukanlah aquadest biasa, namun api bebas O2 dan CO2. Dan juga tidak
digunakan API (aqua pro injeksi) biasa, karena sifat fisika dari bahan aktif itu sendiri
yaitu mulai teroksidasi. Dimana API bebas O2 dan CO2 digunakan untuk bahan yang
mudah teroksidasi dan tereduksi.Pada uji evaluasi yang pertama yaitu uji sterilisasi
dilakukan dengan cara mengambil sampel dengan jarum ose bulat, di inokulasi ke
dalam media zig zag, di inkubator media TSA dalam inkubator pada suhu 37 C,
lakukan pengamatan setelah 6 hari lalu catat hasilnya. Untuk uji evaluasi yang kedua
yaitu uji ph yang dilakukan dengan cara sediaan vial diambil larutan secukupnya
dengan pipet steril kemudian diletakan pada beaker glass lalu diuji ph menggunakan
indikator universal dan catat hasilnya. Uji evaluasi yang ketiga yaitu uji kebocoran
yang dilakukan dengan cara gunakan larutan karmin 0,1% yang dilarutkan dalam air
didalam beakerglass,kemudian sediaan dimasukan ke dalam beaker glass yang terisi
larutan karmin 0,1%, lalu jika ada sediaan yang berwarna maka menandakan
terjadinya kebocoran sediaan. Uji evaluasi yang keempat yaitu uji keseragaman
volume yang dilakukan dengan cara ambil sediaan yang disterilkan lalu larutjan
sediaan dan ambil menggunakan spuit lalu ukur volumenya serta catat hasilnya. Uji
evaluasi yang terakhir yaitu uji kejernihan yang dilakukan dengan cara sediaan
diletakan didepan kertas putih untuk melihat kotoran berwarna hitam dan diletakan ke
kertas hitam untuk melihat kotoran yang berwarna putih, kemudian disinari dari
samping lalu amati kejernihan sediaan vial dan catat hasilnya.
VI. KESIMPULAN
Hasil dari uji kejernihan yang kami lakukan yaitu sediaan vial yang kami buat jernih
atau bebas dari partikel-partikel.Sedangkan untuk uji pH dilakukan dengan
pengecekkan pH larutan dengan menggunakan kertas indikator pH universal. Hasil
pengamatan pH untuk sediaan vial yaitu pH 6, dimana tidak sesuai dengan target pH
yang ditentukan. Pada uji sterilisisasi didapatkan hasil terdapat bebrapa koloni
mikroba yang berarti tidak memenuhi syarat. Pada uji keseragaman volume
didapatkan hasil seragam yang menandakan memenuhi syarat. Dan yang terakhir
pada uji kebocokan memenuhi persyaratan karena tidak terdapat kebocoran.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 173-174; 519-521; 1044.
Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul J., Quinn, Marian E.. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th Edition. London: The Pharmaceutical Press. Halaman 637-639.
DOKUMENTASI