Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN KOSMETIK

PEWARNA LIPSTIK DARI EKSTRAK KULIT BATANG SECANG


(Caesalpinia sappan L)

DISUSUN OLEH :

Nama : TASYA PUTRI


OKTAVIANI

NIM : 52019050002

Kelas : 3A / S1-FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS PROGRAM STUDI S1-


FARMASI

Alamat : Jl. GaneshaPurwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia

Telp : (0291) 437 218/ 442 993

Tahun 2020/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Formulasi Dan Evaluasi
Sediaan Kosmetik Pewarna Lipstik Dari Ekstrak Kulit Batang Secang (Caesalpinia Sappan L)”
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Bintari Tri Sukoharjanti,M.Farm selaku Dosen Mata Kuliah Kosmatologi dan Herbal Estetik
yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap dengan tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari anda.
DAFTAR ISI

Cover .........................................................................................................1

Kata pengantar ..........................................................................................2

Daftar isi ....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang ...............................................................................7

II. Rumusan Masalah...........................................................................7

III. Tujuan Penelitian ............................................................................7

IV. Manfaat Penelitian ..........................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

V. Hasil..................................................................................................8

VI. Pembahasan ..................................................................................9

BAB III PENUTUP

VII. Kesimpulan ....................................................................................11

Daftar Pustaka ...........................................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi pada era modern ini semakin meningkatkan kebutuhan


masyarakat dalam berbagai bidang tidak terkecuali pada bidang kecantikan. Bidang
kecantikan memberikan jawaban dari kebutuhan para wanita untuk tampil cantik, baik
kebutuhan untuk perawatan kecantikan maupun tata rias wajah yang dapat merubah
penampilan menjadi lebih cantik seketika. Hal ini banyak dimanfaatkan oleh produsen
kosmetik untuk menciptakan berbagai produk kecantikan, namun tidak hanya
dimanfaatkan oleh industri kecantikan namun saat ini penyelenggara pendidikanpun
berlomba-lomba memfasilitasi pembelajaran pada siswa untuk menghasilkan produk
sesuai dengan kurikulum pembelajarannya.

Rias wajah merupakan upaya merubah wajah ke arah yang lebih cantik dan
sempurna dengan koreksi, kekurangan pada wajah misalnya noda hitam, bekas luka,
bentuk wajah yang kurang sempurna dapat ditutupi oleh riasan yang tepat dan benar yaitu
dengan menggunakan rias wajah korektif yang memerlukan pengetahuan, ketelitian,
keseriusan, kesabaran serta penyediaan waktu yang cukup untuk melakukannya[1].Tata
rias wajah memiliki banyak pengertian, karena tata rias mempunyai tujuan yang berbeda-
beda dari setiap individu. Tata rias wajah merupakan sebuah cara yang bertujuan untuk
mempercantik wajah dengan menojolkan bagian yang sudah indah, menyamarkan atau
menutupi kekurangan pada wajah, memberi seni warna, dalam takaran yang tepat
sehingga wajah terkesan ideal dan cantik. Dalam hal menata rias, diperlukan
menggunakan berbagai alat bantu pemakaian seperti brush, sponge, dan kosmetika.

Kosmetika merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari.


Bahan atau sediaan yang digunakan pada bagian luar badan, yaitu epidermis, rambut,
kuku, bibir, gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati suatu penyakit[2].
Produk dari kosmetika beragam, seperti alas bedak atau foundation, bedak tabur, bedak
padat, eyeshadow atau pewarna kelopak mata, eyebrow alis mata, eyeliner, blush on atau
pewarna pipi, highlighter, dan juga pewarna bibir atau kosmetika lipstik.

Lipstik merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir


dengan sentuhan artistic sehingga dapat meningkatkan estetika rias wajah. Sediaan
lipstick terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim[3]. Bentuk dari
lipstick tersebut dipengaruhi oleh kadar dann jenis sediaan yang terdapat dalam lipstick.
Kualitas lipstik ditentukan oleh komponen penyusun basis lemak lipstik[4]. Basis lemak
lipstik merupakan formulasi dari bahan-bahan yang mempunyai titik leleh yang berbeda-
beda terdiri dari malam (wax), minyak dan lemak. Bahan penyusun sediaan lipstik
hendaknya berasal dari bahan alam yang lebih menguntungkan daripada bahan sintetik
karena memiliki toleransi pada kulit, sehingga tidak menimbulkan iritasi yang berat
terhadap bibir, maka dari itu, perlu dicari alternatif bahan yang aman digunakan untuk
sediaan zat pewarna lipstik.

Zat warna merupakan faktor yang sangat menentukan dalam sediaan kosmetik,
terkhusus pada sediaan warna lipstik. Bahan pewarna tersebut dapat berasal dari zat
warna alami dan zat warna sintetis atau kimia. Efek samping penggunaan lipstik yang
menggunakan zat pewarna kimia, contohnya dari rhodamin sangat memprihatinkan.
Penggunaan rhodamin B pada makanan dan kosmetik dalam waktu lama akan
mengakibatkan kanker dan gangguan fungsi hati. Bila terpapar rhodamin B dalam jumlah
besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B[5]. Oleh
karena itu, dibutuhkan inovasi pewarna lipstik dengan sediaan zat pewarna alami. Zat
pewarna alami back to nature semakin dibutuhkan keberadaannya karena dianggap lebih
aman mengurangi resiko alergi dibandingkan dengan pewarna sintetik. Zat pewarna
sintetik yang mengandung zat karsinogenik dapat menyebabkan kerusakan pada hati[6].
Segala zat atau bahan dalam pembuatan lipstik harus dipastikan bahan yang memang
dapat digunakan untuk tubuh manusia, contohnya bahan pewarna.

Penggunaan zat warna alami dalam formulasi sediaan lipstik adalah upaya untuk
mengurangi reaksi alergi terhadap penggunaan pewarna kimia. Zat warna alami dapat
diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber mineral. Pewarna alami memiliki
biodegradabilitas yang lebih baik dan umumnya memiliki kompatibilitas tinggi dengan
lingkungan. Selain itu, tidak toksik, non-alergi pada kulit, non-karsinogenik, mudah
tersedia dan terbarukan. Baru-baru ini, penggunaan pewarna alami telah berkembang
secara pesat karena hasil analisa lingkungan oleh banyak negara menyatakan bahwa
pewarna sintetis dapat menyebabkan reaksi alergi dan beracun. Oleh karena itu berbagai
Negara mulai mengurangi reaksi alergi tersebut dengan penggunaan bahan sediaan
pewarna alami yang ada di lingkungan sekitar dari olahan mineral, fauna dan flora.
Banyak flora dari Indonesia yang dapat digunakan sebagai pewarna alami, seperti Kayu
Secang (Caesalpinia sappan)

Kayu Secang (Caesalpinia sappan) merupakan tumbuhan yang hidup di suatu


daerah dengan ketinggian sampai 1.000 m dpl tumbuh liar. Kayu Secang mengandung
tanin, asam galat, resin, d-alfa phellandrene, oscimene, minyak atsiri, resorsin dan
brazilin[7]. Brazilin adalah golongan senyawa yang memberi warna merah pada Secang.
Senyawa dalam brazilin ini memiliki antioksidan dan antosianin tinggi yang baik untuk
sediaan pewarna alami.

Oleh karena itu, tujuan penelitian untuk memanfaatkan brazilin dari batang
Secang (Caesalpinia sappan) sebagai zat pewarna alami dalam memformulasikan sediaan
lipstik dan mengetahui mutu sediaan lipstik yang dihasilkan dalam mengurangi risiko
alergi dari dampak penggunaan lipstik pewarna kimia atau sintetis. Penggunaan pewarna
bahan kimia yang berbahaya akan berpengaruh pada kesehatan kulit apabila terpapar
secara terus-menerus, seperti rhodamin B[8]. Rhodamin B merupakan bahan pewarna
sintetis bersifat racun bagi manusia yang dapat menyebabkan iritasi kulit, kanker kulit dan
gangguan pernapasan jika digunakan dalam jangka panjang[9]

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan formulasi dan sediaan kosmetik
pewarna lipstik dari ekstrak kulit batang secang (Caesalpinia sappan) pengganti pewarna
sintetis kosmetik.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pembuatan ekstrak sampel?


2. Bagaiman pembuatan lipstick ektrak etanol kayu secang?
3. Bagaimana evaluasi lipstick ektrak etanol kayu secang?

1.3 Tujuan Penelitian ini

Adapun tujuan penelitian tersebut yaitu:

1. Mengetahui lipstick ektrak etanol kayu secang?


2. Mengetahui pembuatan lipstick ektrak etanol kayu secang
3. Mengetahui evaluasi lipstick ektrak etanol kayu secang
1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk peneliti, agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam formulasi dan
evaluasi suatu sediaan lipstik
2. Untuk Instansi, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa agar
lebih meningkatkan kreatifitasnya dalam melakuakan sebuah penelitian
3. Untuk pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian-penelitian tentang formulasi sediaan lipstik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana pembuatan ekstrak sampel?


Pada pembuatan lipstik digunakan ekstrak kayu secang sebagai zat pewarna alami, karena
mengandung brazilin. Metode ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol
96%. Pelarut yang digunakan adalah etanol 96%. Etanol merupakan larutan yang bersifat
semi polar, yang artinya dapat melarutkan senyawa polar maupun non polar.Larutan etanol
sangat bagus digunakan sebagai pelarut kayu secang karena sangat bagus menarik senyawa
zat aktif yang terkadung didalamnya seperti flavonoid, saponin tannin yang bersifat polar dan
alkaloid yang bersifat non polar. Serbuk kayu secang sebanyak 100 g diekstraksi dengan
pelarut etanol 96% dengan sesekali diaduk agar pelarut dapat kontak dengan permukaan
serbuk simplisia. Setelah itu, didiamkan selama 24 jam pada suhu ruangan, agarzat aktif yang
terkandung dalam tanaman dapat tertarik oleh pelarut dengan sempurna. Kemudian disaring
dengan menggunakan corong buchner dengan kertas saring yang bertujuan untuk
memisahkan filtrat dengan residu.Filtrat yang didapat dipekatkan dengan menggunakan
rotary evaporator dan diuapkan lagi pada waterbath 70°C.Proses ini bertujuan untuk
memekatkan larutan yang terdiri dari zat yang terlarut yang tidak mudah menguap dan
pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi yang dilakukan pada suhu 85°C dan 100°C
berpotensi menurunkan kandungan brazilin karena adanya degradasi. Hasil rendemen yang
didapat dari ekstrak kayu secang ialah 3,69 %.
2.2 Bagaiman pembuatan lipstick ektrak etanol kayu secang?
Pembuatan Lipstik Ektrak Etanol Kayu Secang
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat
yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu. Lalu bahan bahan ditimbang sesuai
penimbangan bahan. Pada pembuatan lipstik menggunakan zat warna alami yang berasal dari
kayu secang . Mula-mula dileburkan cera alba, setil alkohol,lanolin dan vaselin album diatas
waterbath (Campuran 1). Cera alba(malam putih) kegunaan dari cera albaya itu untuk
mengatur titik lebur sediaanndan berperan dalam kekerasan lipstik.Lanolin dalam sediaan
lipstik adalah adalah untuk membantu meratakan warna dan sebagai pengikat antara fase lilin
dan fase minyak. Vaselin alba digunakan untuk menambah kilauan pada lipstik. Setil alkohol
digunakan dalam formulasi untuk menambah efek thixotropic. Selanjutnya dibuat campuran
kedua dengan mencampurkan propilenglikol dan ekstrak kayu secang dalam mortir gerus ad
homogen.Ditambahkan nipagin gerus ad homogen. Propileng glikol digunakan sebagai
humektan dan pelarut. Fase minyak yang digunakan yaitu
Oleum ricini yang merupakan minyak tumbuhan. Fungsi dari oleum ricini yaitu sebagai
pelumnas atau bisa melembabkan kulit bila menenpel di bibir. Minyak jarak (Oleum ricini)
memiliki keuntung dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut saat
pencetakan sehingga dispersi pigmen benar-benar merata. Selanjutnya dimasukkan campuran
1 kedalam campuran 2 gerus ad homogen dan ditambahkan pewangi oleum rosae 3 tetes
gerus ad homogen. Dimasukkan ke dalam alat cetak lipstik dan dinginkan di lemari es selama
30 menit. Selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan lipstik ekstrak etanol kayu secang.
2.3 Bagaimana evaluasi lipstick ektrak etanol kayu secang?
Evaluasi Lipstik Ekstrak Etanol Kayu Secang
Pemeriksaan mutu fisik sediaan lipstik meliputi uji organoleptis yang mencakup pengamatan
terhadap perubahan bentuk, warna dan bau dar isediaan, uji pH, uji homogenitas, ujititik lebur,
dan uji oles.

1.Uji organoleptis
Pada uji organoleptis merupakan salah satu parameter fisik untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan secara organoleptis yang meliputi warna, bau, bentuk yang diamati secara visual. Dari
hasil evaluasi lipstik memiliki warna coklat kemerahan, bau khas oleumrosae, dan bentuk lipstik
setengah padat.

2.Uji PH
Pengujian kadar pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman atau PH yang dimiliki oleh
sediaan lipstik, karena berhubungan dengan iritasi dan menyebabkan rasa tidaknyaman pada
kulit. Hasil pengujian pH tersebut didapatkan nilai pH yang sama pada tiap replikasi yaitu 4.
Nilai pH tersebut masih berada pada range pH normal untuk kulit,karena pH kulit tersebut
rangenya 4,5-6,5. Jika memiliki pH lebih kecil dari 4,5 dapat menimbulkan iritasi pada kulit.
Sedangkan jika pH lebih besar dari 6,5 dapat menyebabkan kulit bersisik.
3.Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca
transparan. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-
butir kasar. Pemeriksaan homogenitas sediaan menunjukkan bahwa formula mempunyai tekstur
yang homogen yaitu tercampur merata dengan basis dan pewarna yang digunakan dalam
pembuatan sediaan dan tidak memperlihatkan butir-butir kasar sediaan menunjukan lipstik yang
homogen dan memenuhi syarat karena tidak ada bahan yang diraba baik secara visual maupun
melalui pengolesan.
4. Uji Titik Leleh
Titik leleh suatu lipstik menunjukan ketahanan lipstik terhadap suhu. Liprtik yang baik
seharusnya memiliki titik leleh yang lebih dari atau sama dengan 50°C sehingga tidak meleh
pada suhu ruang dan tetap mempertahankan bentuknya selama proses pendistribusian,
penyimpanan, dan pemakaian. Hasil pengujian menunjukan titik leleh sediaan lipstik yang dibuat
yaitu pada suhu 55°C dengan durasi waktu 10 menit.Artinya lipstik memenuhi persyaratan.
5.Uji Oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada kulit punggung tangan
kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali pengolesan.
Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik jika warna yang menempel pada kulit
punggung tangan banyak dan merata dengan beberapa kali pengolesan pada tekanan tertentu.
Sedangkan sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang menempel
sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan yang dibuat
dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5 kali pengolesan. Pemeriksaan daya oles
lipstik menunjukkan bahwa sediaan lipstik mempunyai kemampuan daya oles yang tidak bagus.
Karena pada saatdi oleskan pada punggung tangan warna yang menempel sedikit dantidak
merata pada kulit punggung tangan.
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulan bahwa formulasi sediaan lipstik ekstrak
etanol kayu secang memenuhi persyaratan uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji titik leleh
dan uji oles dengan hasil rendemen ekstrak etanol yang didapatkan yaitu sebesar 3,69%.

DAFTAR PUSTAKA

Andiyanto. 2003. The make over Rahasia Rias Wajah Sempurna, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/Menkes/Permenkes, 1998, tentang Kosmetik, Jakarta


Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 83-86, 195-
197.

Vishwakarma, B., Sumeet, D., Kushagra, D., dan Hemant, J., 2011. Formulation And Evaluation of Herbal
Lipstick. International Journal of Drug Discovery & Herbal Research.1 : 18-19.

Yulianti, N.,2007, Awas! Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan, Edisi Pertama, 92-93, CV. ANDI
Offset,Yogyakarta.

Badan POM RI, 2007, Public Warning/Peringatan Tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat
Warna yang Dilarang, Jakarta

Kusmiati, 2014, Analisa Senyawa Aktif Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Yang Berpotensi Sebagai
Antimikroba, Seminar Nasional, Jakarta

Rachmawati, W., Sophi D. dan Adi M.. 2014. Indentifikasi Zat Warna Rhodamin Pada Kosmetik Pemerah Pipi
dan Eye Shadow Dengan Metode KLT dan KCKT. Jurnal Farmasi Galenika
Tanty, H., 2009, Analisis rhodamine B pedagang cabe merah giling menggunakan Fisher Exact Probability Test
Tinjauan Pustaka, 9(27), 126– 134.

Badan POM RI, 2019, Pasal 1 angka 1 Peraturan BPOM 25/2019

Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia, Departemen Kesehatan RI. Hal. 83-86, 195-197,
Jakarta

Rivana, M., 2014, Modul “Lipstik Menggunakan Zat Warna Dari Tanaman Angkak (Monascus purpureus)”,
Makassar

Muliyawan, D., & Suriana, T.. 2015, A-Z Tentang Kosmetik, Jakarta: Alex Media, Hal. 308

DepKes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Inonesia. Edisi IV, DepKes RI, Jakarta

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur G. & Kaur H., 2011, Phytochemical Screening And Extraction: A Review,
International Pharmaceutica Sciencia, 1, 1, 98-106.

Sufiana dan Harlia, 2014. Uji aktivitas antioksidan dan sitotoksisitas campuran ekstrak metanol kayu sepang
(Caesalpinia sappan L.) dan kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii B.). JKK, 3 (2) : 50 – 55

Anda mungkin juga menyukai