1. Larutan adalah campuran homogen (sediaan cair ) yang terdiri dari 2 atau lebih zat
terlarut dan pelarut (larutan jernih yang homogen )
2. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair
3. Emulsi adalah suatu sediaan cair yang memiliki sistem 2 fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil dan di stabilkan
menggunakan emulgator (Emulsifying agent)
6. Sanitasi adalah proses yang dilakukan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme pada
batas aman dari produk (Menjaga keadaan tetap steril)
10. Aseptis Merujuk pada ruangan dan kegiatan untuk mempertahankan kondisi steril
11. Sediaan Parenteral adalah sediaan obat steril, dapat berupa larutan atau suspensi yang
dikemas sedemikian rupa sehingga cocok untuk diberikan dalam bentuk injeksi dengan
zat pembawa atau zat pensuspensi yang cocok.
2. Sterilisasi sulfur
Contoh alat berbahan karet (Karet Penutup)
a. Direndam dengan NA2CO3( Natrium Karbonat ) 2% selama 30 menit
b. Dibilas dengan air suling
3. Sterilisasi pyrogen
Contoh vial, botol infus, gelas ukur, gelas beaker, buret
a. Alat dipanaskan dengan pemanasan pada suhu 250°C selama 30 menit
4. Oven
a. Kertas : hingga suhu 120oC
b. Alat - alat gelas tanpa volume : suhu 170-180°C selama 30 menit - 1 jam
Contoh : corong, kaca arlogi, pipet tetes dll
c. Alumunium foil digunakan untuk membungkus alat-alat yang di ingin di
sterilisasikan menggunakan oven.
5. Autoklaf
a. Alat – alat gelas bervolume : 121°C selama 15 menit
Contoh : Gelas beaker, gelas ukur, dll
b. Kertas digunakan untuk membungkus alat-alat yang di ingin di sterilisasikan
menggunakan autoklaf.
6. Pemijaran
Mortir dan stamper
AMPUL VITAMIN C ( ASAM ASKORBAT )
1. Ampul adalah wadah untuk sediaan steril yang memiliki volume kecil
(Biasa digunakan untuk sediaan injeksi)
2. Formula Vitamin C
Vitamin C 100 mg
Natrium hidroksida 100 mg
Benzalkonium klorida 0,1 mg
Aqua pro injection ad 1 mL
Dibuat sediaan sebanyak 10 Ml
4. Stabilitas Vitamin C
Mudah teroksidasi dengan adanya udara, cahaya, panas, basa ion logam dan besi
Stabil pada pH 5- 6,5
Injeksi vitamin C stabil padaa ssuhu rendah yaitu 7oC
5. Prosedur kerja
- Lakukan sterilisasi alat & bahan
- Timbang vitamin C dan benzalkonium klorida dengan kaca arloji
- vitamin C kemudian masukkan ke dalam beaker glass
- Vitamin C dilarutkan menggunakan API bebas O2, kemudian bilas kaca arloji dengan
beberapa tetes API bebas O2.
- Tambahkan larutan benzalkonium klorida kedalam larutan vitamin C, aduk sampai larut (cek
pH 5-6,5)
- Tuang larutan tersebut kedalam gelas ukur, catat volume larutan. Ad-kan dengan API bebas
O2 sampai 20 Ml sesuai dengan yang igin d buat
- Tuangkan sedikit API bebas O2 untuk membasahi kertas saring yang akan digunakan untuk
menyaring.
- Saring larutan kedalam buret
- masukkan larutan kedalam ampul sebanyak 1 mL.
- lakukan penutupan ampul
- beri etiket dan masukan kedalam kemasan sekunder
7. Farmakokineti Vitamin C
Parenteral / Intra Vena
- Absorpsi : Usus halus
- Distribusi : kejaringan
- Ekskresi : keringat, tinja dan di eksresikan cepat melalui urin
INFUS GLUKOSA
1. Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 mL yang diberikan melalui
intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
2. Formula infus
Glukosa monohidrat 5,9%
Norit 0,1% (untuk menyerap bahan-bahan pengotor yang mungkin ada
dan menghilangkan bau) Adsorben
WFI steril ad to 500 ml
3. Sterilisasi sediaan infus yaitu dengan cara Autoklas suhu (121°C selama 30 menit)
4. pH larutan infus: 5
1. Kloramfenikol adalah antibiotic spectrum luas yang dapat mengatasi konjungtivitis akut
pada mata, yang disebabkan oleh mikroorganisme
Struktur Kloramfenikol
2. Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar
4. Salep Mata adalah sediaan setengah padat digunakan pada mata. Sedian dibuat dari bahan
yang sudah distrilkan dengan perlakuan aseptic yang ketat serta memenuhi syarat uji
sterilitas
5. Syarat basis;
a. Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata,
b. mampu mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu tertentu selama
penyimpanan
c. Mengandung bahan pembantu yang cocok: antioksidan, zat penstabil, dan pengawet
7. Formulasi Sediaan
R/ Kloramfenikol ……………….. 0,02 gr
Lanolin ……………………… 0,2 gr
Liquid Paraffin ……………… 0,2 gr
Vaseline flavum …………… 1,58 gr
Fungsi bahan :
1. Kloramfenikol Sebagai zat aktif ( Antibiotik/antibakteri)
2. Lanolin Basis salep serap
3. Liquid paraffin menghaluskan basis salep dan mengurangi viskositas
4. Vaseline flavum sebagai basis salep ( biasa juga digunakan sebagai lubrikan
sediaan mata )
1. Otot
Fungsi berfungsi untuk mengatur besar dan kecilnya lensa
2. Kornea
Fungsi sebagai jendela dan sebagai jalan masuk cahaya ke mata
3. Iris
Fungsi memberikan warna pada mata.
4. Pupil
Fungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
6. Lensa
Fungsi membantu memusatkan cahaya dan gambar pada retina
9. Koroid
Fungsi memasok darah dan nutrisi ke retina dan ke semua struktur lainnya
pada bagian anatomi mata
10. Retina
Fungsi menangkap serta meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata
11. Saraf optik
Fungsi mentransmisikan impuls cahaya yang ditangkap retina menuju otak,
menghubungkan ke bagian belakang mata dekat macula
MATERI TAMBAHAN