Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PEMBUATAN INFUS RINGER

Kelompok 4
1. Monica ( PO.71.39.1.18.020 )
2. Nabilah Putri Rizqi ( PO.71.39.1.18.022 )
3. Nurlaila Hadiyaningsih ( PO.71.39.1.18.023)
4. Oka Selviana ( PO.71.39.1.18.024 )
5. Oktarisa ( PO.71.39.1.18.025 )
6. Picky Pernanda ( PO.71.39.1.18.026 )

Kelas :
Reguler II A
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
INFUS RINGER/NaCl Majemuk
I. FORMULA

R/ Infus Ringer/NaCl Majemuk

Tiap 500 ml mengandung : (Fornas Edisi II, halaman 203)


Natrii Chloridum 4,3 gram
Kalii Chloridum 150 mg
Calcii Chloridum 2,4 gram
Aqua pro injeksi ad 500 ml
m. f. Infus no. I
da. In. Flakon 500 ml
Note :
 Dalam wadah dosis tunggal
 pH 5,0-7,5
 Tidak boleh mengandung bakterisida
 Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C, segera setelah
dibuat
 Bebas pirogen
 Pada etiket harus juga tertera : Banyaknya ion kalium, ion
kalsium, ion klorida dan ion natrium masing-masing dalam
mEq per L.
 Diinjeksikan secara infusi

II. TUJUAN
A. Tujuan mahasiswa mampu membuat sediaan steril berupa infus dengan
NaCl, KCl dan CaCl2 sebagai zat berkhasiatnya serta melakukan
teknik pembuatannya.
B. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap sediaan infus ringer.
III. TEORI

A. Definisi Infus
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 12, Infus intravenous
adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas pirogen dan sedapat
mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena,
dengan volume relarif banyak. Kecuali dinyatakan lain, infus intravenous tidak
diperbolehkan mengandung bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk infus
intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel.
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabatidengan air pada suhu 30o selama 15 menit (Farmakope Indonesia Ed. IV
hal 9).
Infus/sediaan parenteral adalah pemberian injeksi intravena dalam
pemberian besar dan terhitung mulai volume lebih dari 100 ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok.
Sediaan parenteral volume besar dirancang untuk memberikan asupan
cairan (air), kalori (larutan dektrose), elektrolit (larutan garam), atau kombinasi
bahan yang telah diuraikan dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan
dikeluarkan dalam jumlah yang relatif sama. Ketika terjadi gangguan hemostatif,
maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan air dan
elektrolit.
Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, yang terbuat
dari plastik/gelas, steril, bebas pirogen serta bebas dari bahan partikulat lainnya.
Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan dalam infus
intravena karena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan oleh
pengawet itu sendiri. Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti
asam amino, dektrosa, elektrolit dan vitamin. Beberapa larutan parenteral volume
besar dan larutan steril juga digunakan sebagai obat.
Infus cairan intravena ( intravenous fluids infusion ) adalah pemberian
sejumlah cairan kedalam tubuh, melalui sebuah jarum, kedalam sebuah pembuluh
vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh. Infus terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :
1. Botol infus : merupakan wadah dari cairan infus, biasa dijumpai dijual
dalam tiga ukuran 500 mL, 1000 mL dan 1500 mL .
2. Selang infus : merupakan sarana tempat mengalirnya cairan infus .
3. Klem selang infus : merupakan bagian untuk mengatur laju aliran dari
cairan infus, dengan mempersempit atau memperlebar jalur aliran pada
selang.
4. Jarum infus : Sarana masuknya cairan infus dari selang infus menuju
pembulu vena. Prinsip kerja dari cairan infus sama seperti sifat dari air yaitu
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dipengaruhi oleh
gaya grafitasi bumi sehingga cairan akan selalu jatuh kebawah. Pada sistem infus
laju aliran infuse diatur melalui klem selang infus, jika klem digerakan untuk
mempersempit jalur aliran pada selang maka laju cairan akan menjadi lambat
ditandai dengan sedikitnya jumlah tetesan infus/menit yang keluar dan sebaliknya
bila klem digerakan untuk memperlebar jalur aliran pada selang infus maka laju
cairan infus akan menjadi cepat ditandai dengan banyaknya jumlah tetesan .
(Muslim, 2010, hal : 3)
Suatu kerja optimal dan tersatukan dari larutan obat yang diberikan secara
parenteral kemudian hanya diberikan jika persyaratan berikut terpenuhi :
1. Penyesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan dan nyata-nyata
terdapat, tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui
perusakan secara kimia dari obat dan sebagainya.
2. Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan
suatu pengambilan steril, melainkan juga menolak antaraksi antara beban
obat danmateri dinding.
3. Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama
bebaskuman, bebas pirogen, bahan pelarut yang netral secara fisiologis,
isotoni,isohidri, bebas bahan terapung (Voight, 1994).
B. Syarat-syarat sediaan parenteral volume besar
1. Harus steril, untuk menjamin produk sediaan dengan proses
sterilisasi yang sah dan pengemasan produk dalam bentuk yang
steril
2. Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan dan efek toksis
3. Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna
4. Sedapat mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan osmosis
yang sama dengan cairan tubuh lain seperti darah, airmata, cairan
lumbal dengan tekanan osmosis NaCl 0,9 %
5. Non pirogenik, terbebas dari segala macam bentuk pirogen
6. Dikemas dalam wadah dosis tunggal, wadahnya biasa terbuat dari
gelas atau plastik fleksibel.

C. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Infus


1. Keuntungan
 Dapat dicapai efek fisiolgis segera, untuk kondisi penyakit tertentu
 Untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral (tidak tahan
asam lambung)
 Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral
(Sakit jiwa atau tidak sadar)
 Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk
mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan
 Efek obat dapat diramalkan dengan pasti
 Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi
ganggun serius cairan dan keseimbangn elektrolit

2. Kerugian
 Harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan waktu pemberian
lebih lama
 Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan
prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak
selalu dapat dihindari
 Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk
menghilangkan/merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada
dalam sirkulasi sistemik
 Harganya relatif lebih mahal
 Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral
seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran
sediaan parenteral dan interaksi obat
 Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikel
partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus
disadari oleh semua personel yang terlibat.
 Kekeliruan pemberian obat/dosis hampir tidak mungkin diperbaiki
terutama sesudah pemberian intravena

D. Preformulasi Zat Berkhasiat dan Zat Tambahan


1. Natrium Klorida (Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Excipients Sixth edition, halaman 637)
Natrium klorida secara luas digunakan dalam berbagai parenteral
danformulasi farmasi nonparenteral, dimana penggunaan utama adalah
untuk menghasilkan larutan isotonik. Natrium klorida telah digunakan
sebagai pelumas dan pengencer dikapsul dan formulasi tablet. Natrium
klorida juga digunakansebagai pengisotonis. Natrium klorida juga
dapat digunakan untuk memodifikasi pelepasan obat darigel dan dari
emulsi. Hal ini dapat digunakan untuk mengontrol ukuran, danuntuk
menyesuaikan viskositas dispersi polimer olehmengubah karakter
ionik formulasi. Natrium klorida terjadi sebagai bubuk kristal putih
atau tak berwarnakristal; memiliki rasa garam.Larutan natrium klorida
bersifat korosif untuk besi. Mereka jugabereaksi membentuk endapan
dengan garam perak, timbal, dan merkuri.Oksidator yang kuat
membebaskan klorin dari larutan sehingga menjadi asam oleh
natriumklorida. Kelarutan methylparaben pengawet
antimikrobamenurun dalam larutan natrium klorida danviskositas gel
karbomer dan larutan dari hidroksietilselulosa atau hidroksipropil
selulosa berkurang dengan penambahannatrium klorida.
Natrium klorida berbentuk serbuk hablur putih atau hablur tidak
berwarna mempunyai rasa asin. Sinonimnya Natrii Chloridum. NaCl
berkhasiat sebagai Pengisotonis. Kelarutannya Agak larut dalam
etanol, larut dalam 250 bagian etanol 95%, larut dalam 10 bagian
gliserin, larut dalam 2,8 bagian air. Rentan pH NaCl 6,7- 7,3 dengan
Wadah dan penyimpanan yang tertutup baik. Inkompatibilitas cairan
Natrium Klorida encer bersifat korosif terhadap besi. Bereaksi
membentuk endapan dengan perak, timah, dan garam raksa.
Pengoksidasi kuat yang melepaskan klorin dari larutan natrium
klorida. Daya larut dari bahan pengawet metilparaben dapat menurun
dalam larutan natrium klorida.
 Bobot molekul : 58,44
 Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk
Kristal putih, tiap 1g setara dengan 17,1 mmol NaCl.
 Kelarutan : 1bagian larut dalam3 bagian air, 10 bagian gliserol,
sedikit larut dalam etanol, larut dalam 250 bagian etanol 95%,
larut dalam 2,8 air dan dalam 2,6 bagian air pada suu 100˚ C.
 Sterilisasi : autoklaf atau filtrasi
 Stabilitas : stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat
menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.
 pH : 4,5-7
 OTT : logam Ag, Hg, Fe
 Kosentrasi atau dosis : lebih dari 0.9%. injeksi iv 3-5% dalam
100 ml selama 1 jam. Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml.
Na⁺ dalam plasma = 135-145 mEq/ml.
 Rute pemberian : Intra Vena
 Khasiat : pengganti ion Na⁺,Cl⁻ dalam tubuh dan agen
tonisitas.
 Farmakologi : berfungsi untuk mengatur distribusi air, cairan
dan keseimbangan elektrolit dan tekanan osmotic cairan tubuh

2. KCL (Kalium Klorida)


 Pemerian : Kristal atau serbuk putih atau tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa atau berasa asin.
 Rumus Molekul : 74,55
 Kelarutan : larut dalam air, sangat mudah larut dalam air panas,
larut dalam air panas, larut dalam 14 bagian gliswerin, praktis
tidak larut dalam eter, aceton, etanol dan alkohol.
 pH : 4-8, 7 untuk larutan pada suhu 15˚C.
 Dosis : konsentrasi kalium pada ryte iv tidk lebih dari 40
mEq/L dengan kecepatan 20 mEq/jam (untuk hipokalemia).
Untuk mempertahankan konsentrasi kalium pada plasma 4
mEq/L. K⁺ dalam plasma = 3,5-5 mEq/L.
 Rutre pemberian : Intra Vena.
 Stabilitas : stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat, ditempat sejuk dan kering.
 Kegunaan : biasa digunakan dalam sediaan parenteral sebagai
senyawa pengisotonis, dan juga sebagai sumber ion Kalium.
 OTT : larutan KCl iv inkompatibel dengan protein hidrosilat,
perak dan garam merkuri. Sterilisasi : dengan autoklaf atau
filtrasi.
 Fungsi / Efek Farmakologi : agen tonisitas l; sumber ion kalium
3.CaCl2 (Kalsium Klorida)
 Pemerian : granul atau serpihan, putih, keras, tidak, berbau
 Kelarutan : mudah larut dalam air (1,2 bagian), dalam etanol (4
bagian), dan dalam etanol mendidih (2 bagian), sangat mudah
larut dalam air panas (0,7 bagian).
 Rumus molekul : 147,02
 pH : 4,5-9,2
 OTT : karbonat, fosfat, sulfat, tartrat, sefalotin sodium, CTM
dengan tetrasiklin membentuk kompleks.
 Rute pemberian : intra vena
 Stabilitas : injeksi kalsium dilaporkan inkompatibel dengan
larutan intra vena yang mengandung banyak zat aktif. Simpan
dalam wadah tertutup rapat.
 Kegunaan : untuk mempertahankan elektrolit tubuh, untuk
hipokalemia, sebagai elektrolit yang esensial bagi tubuh untuk
mencegah kekurangan ion kalsium yang menyebabkan
iritabilitas dan konvulsi. Sterilisasi : autoklaf
 Farmakologi : penting untuk fungsi integritas dari saraf
muscular, system skeletal, membrane sel dan permeabilitas
kapiler.

4. Aqua pro Injectione (Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th


Edition hal 766-768)
Cairan jernih, tidak berbau tidak berbau dan tidak berasa.Sinonim
Air steril untuk injeksi.Berkhasiat sebagai Pelarut.Disimpan dalam
wadah dosis tunggal, dari kaca atau plastic, tidak lebih besar dari 1L.
TINJAUAN ZAT BERKHASIAT
 Farmakologi
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang
peranan penting pada regulasi tekanan osmotisnya, juga pada pembentukan
perbedaan potensialnya (listrik) yang perlu bagi kontraksi otot dan penerusan
impuls di saraf.

 Farmakokinetik
Natrium klorida diabsorbsi baik pada saluran cerna. Infus natrium klorida
diberikan secara intravena dan dapat langsung masuk ke dalam sirkulasi
sitemiksehingga bioavailabilitasnya 100%. Kelebihan sodium akan diekskersi
paling banyak melalui ginjal, dan sebagian kecil hilang melalui feses dan
keringat (BNF 48, 2004).

 Farmakodinamik
Hampir seluruh natrium yangdikonsumsi (3.7 g/hari) diabsorpsi, terutama di
usus halus. Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal Setelah
itu Na disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan
dikeluarkan melalui urin.

 Efek samping
Efek samping pada overdose berupa udema dan naiknya tekanan darah
berhubung bertambahnya volume plasma akibat peningkatan air oleh Na.

 Dosis
Dosis untuk kompensisasi kehilangan Na akibat kerja berat dan terlalu banyak
minum air: 5-10 g NaCl, sebaiknya sebagai larutan 1 g per liter.
IV. DATA PENDUKUNG
Data Zat Aktif (Fornas Edisi II, 1978 hal.203)
Nama Bahan Cara pH Cara E Khasiat
Zat Pembantu Suntik Stabilitas Sterilisasi
Aktif
Natrii KCl Intravena 5,0 - 7,5 Diterilisasikan 1 Menggantik
Chlorid CaCl2 dengan cara an cairan
-um Carbo sterilisasi A elektrolit
adsorben atau C dan yang hilang
segera di di dalam
dinginkan tubuh

b). Tak Tersatukan Zat Aktif

1). Secara Kimia : -


2). Secara Fisika : -

V. USUL PENYEMPURNAAN SEDIAAN


-
VI. PERHITUNGAN TONISITAS LARUTAN
 Perthitungan Isotonis (Tonisitas)
Perhitungan Ekivalensi :
E Natrium Chlorida = 17 L / M
= 17 x 3,4 / 58,5
= 0,98 ≈ 1
E KCl = 0,76 (Farmakope Indonesia Edisi IV, Hal :1245)
E CaCl2 = 0,51 (Farmakope Indonesia Edisi IV, Hal :1246)

Perhitungan Konsentrasi zat :


1. NaCl = 4,3 g /500 ml x 100% = 0,86%
2. KCl = 0,15 g/ 500 ml x 100% = 0,03%
3. CaCl2 = 2,4 g/ 500 ml x 100% = 0,48%
Perhitungan mEq
1. NaCl (Mr = 58,5) = 4300 mg/500 ml x 1000 ml = 8600 mg/L
a. Na+ = 8600 mg x 23/58,5 = 3381,2 mg ion
mEq = 3381,2 mg ion x 1/23 = 147,01 mg ion
b. Cl- = 8600 – 3381,2 mg ion = 5218,8 mg ion
mEq = 5218,8 mg ion x 1/35,5 = 147,01 mg ion

2. KCl (Mr = 74,5) = 150 mg/500 ml x 1000 ml = 300 mg/L


a. K+ = 300 mg x 39/74,5 = 157,05 mg ion
mEq = 157,05 mg ion x 1/39 = 4,03 mg ion
b.
Cl- = 300 – 157,05 mg ion = 142,95 mg ion
mEq = 142,95 mg ion x 1/35,5 = 4,03 mg ion

2. CaCl2 (Mr = 111) = 2400 mg/500 ml x 1000 ml = 4800 mg/L


a. Ca2+ = 4800 mg x 40/111 = 1729,7 mg ion
mEq = 1729,7 mg ion x 2/40 = 86,49 mg ion
c. Cl- = 4800 – 86,49 mg ion = 3070,3 mg ion
mEq = 3070,3 mg ion x 1/35,5 = 86,49 mg ion

Total mEq pada Na+ adalah 147,01 mEq/L


Total mEq pada K+ adalah 4,03 mEq/L
Total mEq pada Ca2+ adalah 86,49 mEq/L
Total mEq pada Cl- adalah 237,53 mEq/L
Perthitungan Tonsisitas
W = 0,9 - (∑C . E)
W = 0,9 - ((0,86 x 1) + (0,76 x 0,03) + (0,51 x 0,48))
W = 0,9 - (0,86 + 0,0228 + 0,2448)
W = 0,9 – 1,1276
W = -0,2276
Karena Larutan Infus bersifat hipertonis, jadi tidak perlu
penambahan pengisotonis dari luar

 Perhitungan Osmolaritas
1. BM NaCl = 58, 5
4,3 / 0,5
NaCl = 𝑥 1000 𝑥 2 = 294,01
58,5

2. BM KCl = 74,55
0,15 / 0,5
KCl = 𝑥 1000 𝑥 2 = 8,024
74,55

3. BM CaCl2 = 147
2,4 / 0,5
CaCl2 = 𝑥 1000 𝑥 3 = 97,959
147

Total = 294,01 + 8,024 + 97,959


= 400,083
Berdasarkan tabel hubungan osmolarita dan tonsisitas :
Osmolaritan (Mosmole/liter) Tonsisitas
>350 = Hipertonis
329-350 = Sedikit hipertonis
270-328 = Isotonis
250-269 = Sedikit Hipotonis
0-249 = Hipotonis

 Perhitungan Bahan
Volume Total :
Kelebihan volume tiap wadah untuk cairan encer lebih dari 50 ml
yaitu 2%
Maka, volume sediaan yang dimasukkan dalam flakon adalah :
500 ml + (500 ml x 2%) = 500 ml + 10 ml = 510 ml
Kelebihan volume total untuk antisipasi kehilangan selama proses
yaitu 20%
Maka, Volume total yang dibuat adalah :
500 ml + (500 ml x 20%) = 500 ml + 100 ml = 600 ml

Perhitungan bahan =
1. NaCl = 0,86/100 x 600 ml = 5,16 gram
Dilebihkan 5% = 5,16 gram + (5/100 x 5,16 gram) = 5,418 gram
2. KCl = 0,03/100 x 600 ml = 0,18 gram
Dilebihkan 5% = 0,18 gram + (5/100 x 0,18 gram) = 0,189 gram
3. CaCl2 = 0,48/100 x 600 ml = 2,88 gram
Dilebihkan 5% = 2,88 gram + (5/100 x 2,88 gram) = 3,024 gram
4. Aqua Pro Injeksi ad 600 ml
5. Carbon aktif yang digunakan = 0,1%
= 0,1/100 x 600 ml
= 0,6 gram

VII. DATA TAMBAHAN


a. Data Zat Pembantu (Fornas Edisi II, 1978 hal.203)
Nama Zat Bahan pH Cara E Khasiat
Pembantu Pembawa Stabilitas sterilisasi
KCl Aqua pro 5,0 – 7,5 Diterilisasikan 0,76 Menggantikan
CaCl2 injeksi dengan cara 0,51 cairan
Carbo sterilisasi A elektrolit yang
adsorben atau C dan hilang di
segera di dalam tubuh
dinginkan
Note :

 Sterilisasi A atau pemanasan secara basa, autoclave pad suhu 115o-116o


selama 30 menit dengan aup air panas.
 Sterilisasi C dengan penyaring bakteri steril.

b. Alat dan Cara Sterilisasinya

Waktu Sterilisasi
Alat yang Cara
No. Paraf Paraf
Dipakai Sterilisasi Awal Akhir
Pengawas Pengawas
Autoclave 13.30 14.00
1. Gelas ukur
30 menit
Autoclave 13.30 14.00
2. Corong gelas
30 menit
Autoclave 13.30 14.00
3. Pipet tetes
30 menit
Autoclave 13.30 14.00
4. Kertas saring
30 menit
Autoclave 13.30 14.00
5. Perkamen
30 menit
Flambeer 13.20 13.20.20”
6. Pinset
20 detik
Flambeer 13.21 13.21.20”
7. Gelas arloji
20 detik
Flambeer 13.22 13.22.20”
8. Pengaduk kaca
20 detik
Oven 13.30 14.30
9. Botol Infus
60 menit
Oven 13.30 14.30
10. Erlenmeyer
60 menit
Oven 13.30 14.30
11. Beaker glass
60 menit
Direbus 13.40 14.40
12. Karet pipet
30 menit
Oven 60 13.20 13.40
13. Carbo adsorben
menit

VIII. FORMULA AKHIR


R/ Injeksi Natrium Klorida Majemuk
Tiap 500 ml mengandung :
Natrii Chloridum 4,3 g
Kalii Chloridum 150 mg
Calcii Chloridum 2,4 g
Aqua pro injeksi ad 500 ml
m. f. Infus no. I
da. In. Flakon 500 ml

IX. PENIMBANGAN ZAT


No Nama Zat Jumlah Khasiat
1 Natrii Chloridum 5418 mg Zat aktif
2 Kalii Chloridum 189 mg Pengisotonis, sumber ion
Kalium
3 Calcii Chloridum 3024 mg elektrolit tubuh, untuk
hipokalemia
4 Carbo Adsorben 600 mg Pengikat CO2
5 Aqua Pro Injeksi Ad 500 ml Pelarut
X. URAIAN LENGKAP PEMBUATAN SEDIAAN
1. Sterilkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang carbon aktif 600 mg, bungkus dengan kertas perkamen dan
panaskan dalam oven selama 60 menit
3. Kalibrasi gelas piala 600 ml, tandai
4. Timbang Natrii chloridum di kaca arloji, lalu larutkan dengan Aqua
Pro Injeksi secukupnya dalam erlenmeyer dan masukkan ke dalam
gelas piala, bilas kaca arloji dengan API secukupnya dan masukkan ke
dalam gelas piala
5. Timbang Kalii chloridum di kaca arloji, lalu larutkan dengan Aqua Pro
Injeksi secukupnya dalam erlenmeyer dan masukkan ke dalam gelas
piala, bilas kaca arloji dengan API secukupnya dan masukkan ke
dalam gelas piala
6. Timbang Calcii chloridum di kaca arloji, lalu larutkan dengan Aqua
Pro Injeksi secukupnya dalam erlenmeyer dan masukkan ke dalam
gelas piala, bilas kaca arloji dengan API secukupnya dan masukkan ke
dalam gelas piala
7. Cek pH sediaan infus 5,0 – 7,5 (Fornas Edisi II, 1978 hal.203)
8. Tambahkan HCl/NaOH sampai mencapai pH yang diinginkan
9. Tambahkan Aqua pro injeksi ad 600 ml
10. Tambahkan carbo adsorben ke dalam larutan infus dan tutup dengan
kaca arloji
11. Panaskan larutan pada suhu 60-70°C selama 15 menit sambil sewaktu-
waktu diaduk
12. Kertas saring yang akan digunakan dua lapis dibasahi dahulu dengan
air steril bebas pirogen, larutan dalam gelas piala seluruhnya disaring
ke dalam gelas ukur, jika kurang dari 600 ml, bilas gelas piala dengan
air steril bebas pirogen, saring lagi sampai larutan menjadi 600 ml
13. Masukkan larutan infus sebanyak 510 ml kedalam flankon sebanyak 1
flankon
14. Tutup flankon dengan tutup karet dan ikat dengan simpul champagne
yang ketat
15. Sterilkan larutan dalam autoclave selama 30 menit
16. Pasang kap perkamen dan diikat dengan erat

XI. STERILISASI BAHAN DAN STERILISASI BEBAS PIROGEN

Cara Awal Akhir


Bahan
sterilisasi Jam Paraf Jam Paraf
15 menit
Sterilisasi setelah
bebas mencapai 14.40 14.55
pirogen suhu 60ºC-
70ºC
Sediaan Autoclave 30
08.30 09.00
infus menit

XII. EVALUASI
1. Kejernihan
Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zarah
pada sediaan,larutan jernih jika berwarna maka sesuai dengan warna
zat yang terdapat pada sediaan. Prosedur kejernihan adalah melihat
ampul pada latar yang gelap (dengan menggunakan kertas karbon)
lalu dilihat adakah kotoran yang mengapung pada sediaan.

2. pH
Alat : kertas pH dan pH meter
Prosedur :
Dengan kertas pH
Didapat pH = 6
Dengan pH meter = 5,57
a. pH meter dikalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama
dengan pH yang akan diukur.
b. Batang electrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan
dikeringkan.
c. Batang electrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang akan
diukur pH nya.
d. Menekan auto read lalu enter.
e. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH.

XIII. PEMBAHASAN

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pada infus NaCl didapatkan hasil
evaluasi awal pada saat sediaan injeksi tetes mata ialah sediaan yang jernih
dengan pH 6 yang diuji dengan kertas pH, serta bobot 500 ml untuk satu
flakon

Setelah beberapa hari pembuatan evaluasi dilakukan kembali untuk


memastikan sediaan baik digunakan dan hasil yang didapat yaitu sediaan yang
tetap jernih dengan pH 5,57 diuji dengan pH meter , bobot 500 ml per falkon

Dari keterangan diatas membuktikan bahwa sediaan ini layak untuk digunakan
dengan rentang pH yang stabil, bobot tetap sama, dan sediaan tetap jernih/
bebas pirogen.
XIV. PENGEMASAN
 Brosur

NACITRIMIN INFUS
Infus NaCl Majemuk

Komposisi:
Tiap 500 ml mengandung :
NaCl…................................................................................................ 4,3 g
KaCl.................................................................................................... 0,15 g
CaCl2................................................................................................... 2,4 g

Osmolaritas........................................................................... 400,083 mOsm/L

Elektrolit: mmol/L
Na+...................................................................................................... 147,01
K+........................................................................................................ 4,03
Ca2+..................................................................................................... 86,49
Cl-....................................................................................................... 237,53

Indikasi:
Mengatasi dehidrasi, menggantikan cairan ekstraseluler tubuh dan ion Cl yang
hilang, mengembalikan keseimbangan elektrolit.

Kontraindikasi:
Hipertensi, hipematremia, gangguan fungsi ginjal.

Dosis:
Injeksi intravena 5 - 7,7 ml/kg BB/jam
Maksimal 3000 ml/70kg BB/hari

Efek samping:
Panas, iritasi dan infeksi pada tempat penyuntikan trombosis atau flebitis vena
yang meluas dari tempat penyuntikan dan ekstravasasi.

Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar 25-30oC.

No Reg : DKL 1913157643A1


No Batch : 943576
Mfg. Date : Okt 2019
Exp. Date : Okt 2022

Diproduksi Oleh:
PT. BintangPharma
Palembang – Indonesia
 Etiket

 Kotak Kemasan
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

 Sirait, Midian. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
 Anief, Moh. 2005. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
 Kniazi,Sarfaraz. 2009. Volume One Second Edition Handbook of
Pharmaceutical Manufacturing Formulation. New York:
Informa Healthcare USA
 Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey and Marian E. Quinn. 2009.Handbook
of Pharmaceutical Manufacturing Excipients Sixth edition. London: PhP
 Tjay,Hoan,Tan, dkk. 2007.Obat-Obat Penting Khasiat,Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya.Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai