Anda di halaman 1dari 3

Pada praktikum kali ini kami membuat membuat sediaan suspense injeksi procain penicillin g

dengan teknik aseptic. Procain benzil penicikkin adalah kombinasi antara benzyl penicillin dan procain.
Benzyl penicillin adalah antibiotic beta laktam yang etrmasuk golongan penicillin. Sedangkan procain
adalah obat anestesi local . kombinasi ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada penderita secara
injeksi intramuscular.

Kegunaan procain benzyl penicillin g adalah untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang peka terhadap prokain benzyl penicillin. Procain benzyl penicillin g steril adalah prokain
penicillin g yang sesuai untuk penggunaan parenteral.

Pada praktikum kali ini bahan utama yang digunakan yaitu procain benzyl penicillin g yang
biasanya untuk injeksi dimana secara umum penggunaannya yaitu melalui subkutan, intramuscular,
intravena, atau intratekal. Beberapa bahan tambahan yang digunakan yaitu na sitrat, polysorbat 80, pga,
methyl paraben, propyl paraben serta pelarut aqua pro injection (API). Dipilih pembawa API karena
kompatibilitas air tersebut dengan jaringan tubuh, serta mempunyau konstanta dielektrik yang
tinggi sehingga mudah melarutkan elektrolit yang terionisasi.

pH stabilita adalah pH dimana penguraian zat aktif paling minimal, sehingga diharapkan
kerja farmakologinya optimal. pH stabilita dicapai dengan menambahkan asam encer, basa lemah atau
dapar. Pada formula ini digunakan na sitrat sebagai pendapar. Natrium sitrat digunakan untuk
mempertahankan pH 6,9-7,9 sediaan karena oksidasi akan meningkat 4-5 kali lebih besar bila pH
tidak dipertahankan.

Bahan tambahan kedua yaitu PGA yang bertindak sebagai suspending agent dalam
formula ini yang berfungsi sebagai pendispersi partikel yang tidak larut dan peningkat viskositas.
Digunakannya PGA pada formula ini karena dapat diaplikasikan pada sediaan injeksi daripada
menggunakan bahan suspending agent yang lain seperti HPMC dan karbopol yang ternyata tidak
digunakan dalam sediaan injeksi; Metylselulosa dalam keamanannya tidak boleh digunakan
dalam sediaan parenteral .
polisorbat 80 (Span) dalam formula ini berfungsi sebagai wetting agent yang dapat
menurunkan sudut kontak antara permukaan zat padat dan larutan pembawa sehingga dapat
mudah larut. Pada praktikum kali ini digunakan Polisorbat 80 karena span larut dalam minyak
dan pelarut organik, sehingga cocok dengan sediaan yang diinginkan yaitu sediaan suspensi
injeksi
Bahan tambahan yang terakhir yaitu Methyl paraben dan propyl paraben, yang dalam
formula ini bertindak sebagai agen pengawet yang mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat mempergaruhi stabilitas sediaan. Dipilih pengawet methyl paraben dan propel paraben
karena biasa digunakan untuk sediaan injeksi, merupakan agen bakteriostatik spektrum luas
yang digunakan pada produk injeksi multi dosis.
Sediaan procain benzyl penicillin g ini disterilisasi dengan teknik sterilisasi aseptis,
dimana semua bahan atau campuran bahan disterilisasi terlebih dahulu sebelum
dicampurkan.semua bahan disterilisasi menggunakan metode sterilisasi panas kering karena
tahan terhadap pemanasan, kecuali procain karena tidak tahan terhadap pemanasan. Pembuatan
dilakukan dengan tetap menjaga setiap proses agar meminimalkan terjadinya kontaminasi.
Alasan cara sterilisasi aseptis karena Suspensi pada suhu tinggi akan menyebabkan terjadinya
kehilangan air, karena air menguap pada suhu lebih dari 100˚C, dan partikel zat aktif yang tidak
larut saat dilakukan pengocokan untuk melarutkan sediaan tidak akan terlarut dengan baik.
Karena adanya perbedaan kestabilan dan sifat masig-masing bahan maka sterilisasi lebih baik
dilakukan dengan teknik aseptis.
Pada awal proses pembuatan, semua alat yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu
dengan menggunakan autoclave. PGA yang telah ditimbang dilarutkan dalam mortar dengan
menambahkan API sedikit demi sedikit sambil di aduk, proses ini dilakukan dalam LAF.
kemudian disterilisasi dengan panas basah menggunakan autoclave karena sterilisasi
menggunakan oven dapat menyebabkan penurunan viskositas. Kemudian dilakukan pengenceran
benzyl penicillin g (lar. a), methyl paraben dicampur dengan polysorbat 80 (lar.b), dan propyl
paraben dicapur dengan suspending agent (lar. c). kemudian larutan a, b dan c dicampur,
ditambah dengan sisa API, dan diaduk homogen. Kemudian Dimasukkan dalam vial
steril,pasang tutup karet dan alumunium cap.
Setelah sediaan suspense injeksi jadi, dilakukan beberapa pengujian yaitu uji tonisitas
sediaan, uji kebocoran, uji pemeriksaan warna, uji penggojokan, uji pH, uji keseragaman
volume, dan uji sterilitas.
Uji tonisitas bertujuan untuk mengetahui sediaan injeksi yang dihasilkan apakah isotonis,
hipertonis, atau hipotonis. Setelah dihitung dengan metode penurunan titik beku, Larutan yang
dihasilkan hipertonis yaitu memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi (b = -2,053). Karena sifat
larutan yang hipertonis, maka tidak perlu adanya penambahan NaCl .
Uji kebocoran bertujuan untuk mengetahui tidak adanya injeksi yang bocor. Kebocoran
ditandai dengan adanya warna biru pada sediaan injeksi menggunakan zat warna methylen blue.
Ujikebocoran ini dilakukan untuk memastikan bahwa vial yang digunakan benar-benar baik
sehingga dosis yang didapatkan sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu adanya
kebocoran dapat menyebabkan partikel asing masuk , partikel ini dapat berupa mikroorganisme
atau pirogen yang menandakan bahwa larutan tersebut tidak lagi steril. Dapat berpengaruh juga
terhadap distribusinya atau penanganan larutan tersebut selain terkait dengan dosis. Hasil dari uji
kebocoran sediaan injeksi suspensi kelompok kami yaitu tidak ada yang bocor.
Uji pemeriksaan warna dilakukan untuk mengetahui warna dari sediaan. Uji ini perlu
dilakukan karena warna sediaan tidak boleh berubah selama penyimpanannya. Sediaan yang
kami hasilkan berwarna jernih kekuningan.
Uji penggojokan dilakukan untuk mengetahui viskositas atau kekentalan sediaan injeksi
suspensi yang dihasilkan. Hasil Uji penggojokan dari sediaan kelompok kami yaitu sediaan
mengendap atau didispersikan kembali secara merata pada waktu 6,90 detik setelah digojok.
Uji pH bertujuan untuk mennetukan pH sediaan. Pada praktikum ini uji pH dilakukan
dengan menggunakan kertas lakmus, dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus setelah dicelupkan dalam sediaan. Sediaan memiliki pH yang asam karena pada kertas
lakmus merah tetap berwarna merah setelah dicelupkan dan kertas lakmus biru berubah menjadi
merah keunguan.
Uji keseragaman volume dilakukan untuk memastikan dan menentukan kadar bobot jenis
dalam sediaan sama. Pada 3 vial yang diuji memiliki volume yang sama dan sesuai. Artinya
memiliki dosis yang sama dan seragam pada tiap vial.
Uji sterilitas pada sediaan injeksi ini untuk memastikan bahwa sediaan yang dihasilkan
benar-benar steril tidak ditumbuhi mikroorganisme. Penguian sterilitas ini menggunakan kontrol
negatif (hanya berupa media), kontrol positif berupa 2 tabung yang berisi bakteri bacillus sp dan
candida albicans. Sedangkan untuk sampel menggunakan 2 tabung yang berisi media dan
sampel. Masing-masing diinkubasi selama 3 hari untuk jamur dan 1 hari untuk bakteri.

Anda mungkin juga menyukai