Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN STERIL

INJEKSI PROCAIN PENISILIN G

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Apt. Suhartinah, M. Sc.

DISUSUN OLEH KH-1:

1. Saidah 22164769A
2. Ayudia Cipta Khairani 23175262A
3. Septiani Devi Saraswati 23175271A
4. Lutvi Setia Prajindra 23175272A
5. Atika cahyani Pratiwi 23175273A
6. Eva Fitriana 23175274A

Penulis : Saidah 22164769A

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
I. TUJUAN
Mengetahui dan menguasai pembuatan injeksi dengan pembawa air dan minyak secara
steril.

II. DASAR TEORI


Steril adalah suatu keadaan dimana suatu alat, bahan atau sediaan sama sekali
bebas dari mikroorganisme hidup yang pathogen maupun tidak, baik dalam bentuk
vegetative maupun spora. Sterilisasi adalah penghancuran secara lengkap semua
mikroorganisme hidup dan spora-sporanya dari alat, bahan atau sediaan. Injeksi adalah
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau supensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melebihi kulit atau selaput lendir (Farmakope Indonesia
edisi III)
Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan,
emulsi, suspense atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan (Anief, 2007).
Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan
sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke
dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. Sediaan injeksi berdasarkan cara
pemberiannya atau penyuntikannya antara lain:
a) Intra vena (i.v) : Larutan yang disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah
vena.
b) Intra muscular (i.m) : Larutan, suspense atau emulsi yang disuntikkan diantara
lapisan jaringan atau otot.
c) Intra cutan (i.c) : Larutan atau suspense air yang disuntikkan langsung ke dalam
kulit dan biasanya digunakan untuk diagnose.
d) Sub cutan (s.c) : Larutan yang disuntikkan langsung ke dalam jaringan bawah
kulit biasanya di lengan atas atau paha.

Larutan injeksi sebisa mungkin isotonis agar tidak terasa sakit. Isotonis artinya
tekanan osmosis sediaan sama dengan tekanan osmosis yang ada dalam darah/cairan
tubuh dimana tekanannya sama dengan tekanan osmosis larutan NaCl yaitu 0,9%
(Anief,M.,2005)

Prokain Penisilin G Steril adalah Prokain Penisilin G yang sesuai untuk


penggunaan parenteral. Potensi tidak kurang dari 900 unit dan tidak lebih dan 1050 unit
Penisilin G Fl per mg. pH Prokain Penisilin Gyaituantara 5,0 dan 7,5. Prokain Penisilin
G digunakan untuk mengatasi infeksi sifilis stadium awal dan sifilis laten stadium akhir;
obat diberikan dengan dosis 600 mg sehari intramuscular (FI Edisi V).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
Autoklaf, Oven ProcainPenicilin G 2,5 g
Vial/Flakon Ol. Cocos
Gelasukur Aquadest
Beaker Glass Al. Monostearat 20mg
KertasPerkamen, Talikenur
KacaArloji
Erlenmeyer, KertasSaring

IV. CARA KERJA

Mensterilkan minyak di oven pada suhu 150°C selama 60 menit dengan cara minyak
dimasukkan ke dalam cawan penguap

Mensterilkaninkasdanperalatan yang digunakan

Menarakacaarloji, menimbang penicillin G danAl.Monostearat

Mensterilkanmortirdengancaradibakarmenggunakanalkohol
Memasukkan Al. mono stearat ke dalam mortar dan dinginkan kemudian mengaduk
ad homogeny kemudian masukkan ke dalam flakon.

Pengerjaan dilakukan secara aseptis tidak perlu uji kejernihan

V. DATA PENGAMATAN dan FORMULA

1. Formula Injeksi Procain Penicillin G :

R/ Procain Penicillin G 2,5

Al. Monostearat 20 mg

Ol.Cocos ad 10 ml

m.f.Injeksi

Penimbangan bahan untuk Volume 10,7 ml. Penambahan 0,7 ml merupakan


penambahan volume yang dianjurkan Farmakope Indonesia untuk cairan kental yang
volume di etiketnya 10 ml.

Pcocain Penicilin =2,5 gram/10ml x 10,7ml= 2,675 gram

Al Monostearat=20mg/10ml x 10,7 ml= 21,4mg

2. Data Pengamatan
Uji Sterilitas
No Tabung H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 Kesimpulan
1 Tabung 1 - - - - - - - Steril
2 Tabung 2 - - - - - - - Steril
3 Tabung 3 - - - - - - - Steril
Keterangan:
- Tabung 1 : kontrol sterilitas media (thioglycolate)
- Tabung 2 : kontrol sterilitas ruangan (entkas)
- Tabung 3 : kontrol sterilitas sampel injeksi Procain-Penicillin G

Uji Kebocoran

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan sediaan injeksi dan uji
sterilitas. Sediaan injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, larutan emulsi atau suspense atau
serbuk yang dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang mana
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
Injeksi diracik dengan melarutkan mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam
wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. Sediaan injeksi terbagi menjadi dua bagian yaitu
sediaan injeksi vial dan sediaan injeksi ampul. Sediaan yang kami buat adalah dalam bentuk
sediaan injeksi vial.

Sediaan injeksi dapat disuntikkan dengan berbagai macam cara diantaranya injeksi
intrakutan atau intradermal yang dimasukkan ke dalam kulit yang sebenarnya digunakan untuk
diagnose misalnya deteksi alergi terhadap suatu zat/obat. Untuk volume yang disuntikkan antara
0,1- 0,2 ml, injeksi subkutan atau hipodermik disuntikkan kedalam jaringan dibawah kulit ke
dalam alveola. Volume yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml, umumnya larutan bersifat isotonis
sedang pH netral bersifat depo (absorbs lambat) yang dapat diberikan dalam jumlah besar
apabila pasien dapat diberikan infuse intravena, injeksi intramuskuler disuntikkan ke dalam atau
di antara lapisan jaringan/otot.

Injeksi dalam bentuk larutan, suspense atau emulsi dapat diberikan dengan cara ini. Yang
berupa larutan dapat diserap dengan cepat, yang berupa emulsi atau suspense diserap lambat
dengan maksud untuk mendapatkan efek lama. Volume penyuntikan antara 4-20 ml, disuntikan
perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit; Injeksi intravenus (i.v) disuntikkan langsung ke
dalam pembuluh darah vena. Bentuknya berupa larutan, sedangkan bentuk suspense atau emulsi
tidak boleh, sebab akan menyumbat pembuluh darah vena. Dibuat isotonis, kalau terpaksa dapat
sedikit hipertonis maka disuntiknya lambat/ perlahan-lahan dan tidak memperngaruhi sel darah,
volume antara 1-10 mL. Jika dosis tunggal dan diberikan lebih dari 15 mL, tidak boleh
mengandung bakterisida, dan jika lebih dari 10 mL harus bebas pirogen. Pemberian lebih dari 10
mL umumnya disebut infuse intravena/infusi/infundabilia; injeksi intra arterium (i.a) disuntikkan
ke dalam pembuluh darah arteri/perifer/tepi, volume yang disuntikkan 1-10 mL . Tidak boleh
mengandung bakterisida; injeksi intrakor/ intrakardial (i.kd) disuntikkan langsung ke dalam otot
jantung atau ventrikulus, Tidak boleh mengandung bakterisida, disuntikkan hanya dalam
keadaan gawat; injeksi intratekal (it), intraspinal (i.s), intradural (i.d), subaraknoid disuntikkan
langsung ke dalam saluran sum-sum tulang belakang pada dasar otak (antara 3-4 atau 5-6 lumba
vertebra) yang berisi cairan cerebrospinal. Berupa larutan, harus isotonis, harus benar-benar
steril, bersih sebab jaringan syaraf di daerah ini sangat peka; Injeksi intratikulus disuntikkan ke
dalam cairan sendi dalam rongga sendi. Bentuk suspensi/larutan dalam air ;injeksi
subkonjungtiva disuntikkan ke dalam selaput lendir di mata bawah. Berupa suspensi/ emulsi
tidak lebih dari 1 mL; injeksi intrabursa disuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa
olecranon dalam bentuk larutan suspense dalam air; injeksi intraperitoneal (i.p) disuntikkan
langsung ke dalam rongga perut. Penyerapan cepat: bahaya infeksi besar; injeksi peridural (p.d),
ekstradural, epidural disuntikkan ke dalam ruang epidura, terletak di atas durameter, lapisan
penutup terluar dari otak dan sum-sum tulang belakang.

Pada praktikum ini sediaan injeksi yang kami buat yaitu injeksi procain penisilin G.
Procain penisilin G adalah antibiotic untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Streptococci
(kecuali Enterococci), Pneumococci, Neisseria gonorrhoea, Corynebacterium dyphteria,
penicillin- susceptible Staphylococci, dan Treponema pallidum
Pada pembuatan sediaan injeksi digunakan larutan pembawa yang berbeda- beda.
Sediaan injeksi procain penisilin G menggunakan pembawa minyak yaitu oleumcocos. Pembawa
minyak diperlukan apabila bahan obatnya sukar larut dalam air, bahan obatnya tidak stabil atau
tidak terurai dalam air dan dikehendaki efek depo terapi. Sediaan injeksi yang dibuat harus
memenuhi syarat isotonis.

Pertama yang dilakukan sebelum proses pembuatan sediaan adalah menyiapkan alat dan
membersihkannya. Dimana melakukan sterilisasi alat pada autoklaf pada suhu 121 oC selama 15
menit. Selanjutnya dilakukan persiapan bahan yang akan digunakan kemudian dilakukan
penumbangan bahan di mana seluruh bahan akan digunakan harus dilebihkan sebanyak 20%. Hal
tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya hilangnya volume bahan pada saat pembuatan
sediaan tersebut. Setelah sediaa injeksi jadi injeksi procain penisilin G dimasukkan ke dalam vial
dan tidak disterilisasi akhir karena bahan obat bias rusak oleh karena itu pengerjaannya
dilakukan secara aseptis.

Setelah dilakukan uji sterilisasi menggunakan media thioglycolate yang disterilkan


dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Preparasi uji sterilisasi dilakukan dalam
ruang steril yaitu inkas yang telah dibersihkan dengan alcohol dan formalin. Kemudian siapkan 3
tabung yang telah berisi media thioglikolate tabung 1 berisi media sebagai control media, tabung
2 berisi media saja sebagai control ruangan yang dibuka selama proses pengerjaan, kemudian
tabung 3 berisi sedian injeksi procain penisilin G. tabung tersebut diinkubasi selama 7 hari.

Hasil uji sterilitas pada ketiga tabung tersebut adalah steril karena jernih. Steril adalah
keadaan zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang pathogen maupun apotogen atau
nonpatogen baik dalam bentuk vegetative maupun dalam bentuk spora.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa injeksi Procain Penisilin G
yang telah dibuat dapat dikatakan baik karena memenuhi evaluasi yang dilakukan pada uji
sterilitas yang menunjukkan bahwa sediaan injeksi Procain Penisilin G steril.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Ansel,H.,1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Universitas Indonesia, Jakarta

Anief M., 2007, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anief,M.,2005, Farmasetika, UGM Press, Yogyakarta, hal.193.

Anda mungkin juga menyukai