Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FITOFARMASETIKA


“MOUTHWASH”

Dosen Pengampu :
Dra. Suhartinah M.Sc.,Apt
Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Wiwik Bagus W (22164909A)


Rizky Ayu S (22164910A)
Fabhironia L.D.C.L.R. Fernandes (22164911A)
Elisabeth Siwi H (22164912A)
Pratiska Ika S (22164913A)
Alfitha Mahdyatama F (22164914A)
Fatwa Aji Suryawan (23175328A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2019
I. TUJUAN
- Memahami prinsip dasar formulasi sediaan mouthwash dengan bahan aktif dari
alam.
- Melakukan pengujian dan mengevaluasi sifat fisik sediaam mouthwash.
II. DASAR TEORI
Obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan
sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Tujuan utama
penggunaan obat kumur adalah dimaksudkan agar obat yang terkandung
didalamnya dapat langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan dan tidak
dimaksudkan agar obat itu menjadi pelindung selaput lendir. Karena itu obat berupa
minyak yang memerlukan zat pensuspensi dan obat yang bersifat lendir tidak sesuai
untuk dijadikan obat kumur.

Menurut Saragin dan Gershon (1972), secara garis besar, obat kumur dalam
penggunaanya dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Sebagai kosmetik, hanya membersihkan, menyegarkan, dan/atau


menghilangkan bau mulut.
2. Sebagai terapeutik, untuk perawatan penyakit pada mukosa atau ginggiva,
pencegahan karies gigi atau pengobatan infeksi saluran pernafasan.
3. Sebagai kosmetik dan terapeutik

Berdasarkan komposisinya, Saragin dan Gershon (1972) menggolongkan


obat kumur dalam berbagai jenis, yaitu;

1. Obat kumur untuk kosmetik; terdiri atas air (dan boasanya alcohol), flavor,
dan zat pewarna. Biasanya mengandung surfaktan dengan tujuan
meningkatkan kelarutan minyak atsiri.
2. Obat kumur yang mempunyai tujuan utama untuk menghilangkan atau
bakteri yang biasanya terdapat dalam jumlah besar dalam saluran nafas.
Komponen antiseptic dari obat kumur ini memegang peranan utama untuk
mencapai tujuan tersebut.
3. Obat kumur yang bersifat sebagai astringent, dengan maksud member efek
langsung pada mukosa mulut, juga mengurangi flokulasi dan presipitasi
protein ludah sehingga dapat dihilangkan secara mekanis
4. Obat kumur yang pekat yang penggunaannya perlu diencerkan terlebih
dahulu.
5. Obat kumur yang didapar, aktifitasnya tergantung pada pH larutan. Pada
suasana alkali dapat mengurangi mucinous deposit dengan dispersi dari
protein.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan (Formulasi 4): Penyesuaian: Penimbangan
 Beaker glass  Ekstrak Daun
 Erlenmeyer Sirih 0,1 7,5 7,5601
 Batang  Mentol 0,4 0,15
pengaduk 0,1501
 Na benzoate 2,5 0,6
 Mortir dan  Gliserin 20 3,75 3,8
Stamfer  Tween 80 0,2 30 30,033
 Gelas ukur  Na sakarin 0,5 0,3
 Botol 100 ml 0,3144
 Pewarna hijau 7,5 7,5
 pH meter  Aquades ad 100 150 150
 Viskometer

IV. CARA KERJA


A. Pembuatan Sediaan

Menimbang semua bahan yang diperlukan.

Mencampur tween 80 dengan air dengan perbandingan 1:5 lalu diaduk sampai
larut + Na sakarain dan gliserin diaduk hingga homogeny (campuran 1)

Mencampur zat aktif dengan mentol lalu diaduk hingga mentol larut
(campuran 2)

Mencampur antara campuran 1 dan 2 dan lalu diaduk hingga


homogen dengan stirrer kemudian diberi pewarna hijau
B. Evaluasi Sediaan
1. Pengamatan Organoleptis

Memasukan sediaan kedalam wadah

Mengamati sediaan terkait bau, warna, dan kejernihan

2. Pengukuran Viskositas

Memasang viskotester pada klemnya dengan arah horizontal/tegak


lurus dengan arah klem

Memasang rotor pada viskotester dengan menguncinya berlawanan


arah jarum jam

Memasukan sampel ke dalam mangkuk, kemudian alat dihidupkan

Mencatat berapa kekentalan sampel setelah jarum pada viskositas


stabil

3. Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter

Elekrtode sebelumnya dikalibrasi pada larutan buffer pH 4, pH 7,


dan pH 9
Elektrode dicelupkan dalam sediaan
pH yang muncul dilayar dan stabil lalu dicatat
pH sediaan obat kumur yang baik mendekati pH mulut netral yaitu
antar pH 6-7
4. Uji Stabilitas Sediaan

Penyimpanan Suhu Kamar


Pengujian stabilitas sediaan meliputi kondisi fisik (bau, warna,
kejernihan) dan pH dievaluasi pada suhu kamar (28°C±2°C) selama 2
minggu

Penyimpanan Suhu Rendah


Pengujian stabilitas sediaan meliputi kondisi fisik (bau, warna,
kejernihan) dan pH dievaluasi pada suhu kamar (4°C±2°C) selama 2
minggu

V. HASIL
1. Penimbangan Bahan

NO. Bahan Perhitungan (gram)


1. Ekstrak daun sirih 3
x 150 = 4,5
100

2. Menthol 1
x 150 = 1,5
100

3. Na. Benzoat 0,4


x 150 = 0,6
100

4. Gliserin 2,5
x 150 = 3,75
100

5. Na. Sakarin 0,2


x 150 = 0,3
100

6. Pewarna hijau 0,5


x 150 = 0,75
100

7. Tween 80 1
x 150 = 1,5
100

8. Aquadest Ad 150 ml

2. Organoleptik
Pengujian Hasil
Bau Khas sirih dan mint
Warna Hijau kecoklatan
Kejernihan Keruh

3. Viskositas
Pengujian Hasil
Viskositas 0,35 dPa’s

4. pH
Pengujian Hasil
pH 6,77

5. Uji Stabilitas Sediaan

Pengujian Warna Bau Kejernihan


Hasil Hijau kecoklatan Khas sirih dan mint Keruh

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membuat sediaan obat kumur (mout
hwash) dari ekstrak daun sirih yang sudah diproses pada praktikum sebelumnya.
Daun sirih merupakan tanaman obat tradisional yang berkaitan erat dengan
kesehatan gigi dan mulut. Daun sirih berguna untuk menguatkan gigi,
menyembuhkan sariawan, menghilangkan bau mulut, dan menghentikan
perdarahan gusi. Penggunaan sirih sebagai bahan mouthwash mempunyai dasar
kuat karena adanya kandungan minyak atsiri yang merupakan komponen fenol
alami sehingga memiliki fungsi sebagai antiseptik yang kuat. Sepertiga dari minyak
atsiri tersebut terdiri dari fenol dan sebagian besar dari kavikol. Kavikol inilah yang
memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.
Ekstrak daun sirih berperan dalam zat aktif, memiliki fungsi mencegah atau
mengobati bau mulut dan mencegah kerusakan gigi. Bahan yang digunakan dalam
pembuatan obat kumur dalam praktikum kali ini adalah mentol, natrium benzoate,
gliserin, tween 80, natrium sakarin, dan aquadest. Mentol dan natrium sakarin
sebagai flavoring agent memiliki fungsi memberi rasa sejuk dan segar, menutupi
rasa yang tidak enak dari komponen yang lain, dan mengurangi rasa atau efek
terbakar dari pemakaian alkohol dalam obat kumur. Natrium benzoate sebagai
pengawet memiliki fungsi mencegah kerusakan produk dan mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Gliserin sebagai humektan memiliki fungsi
mencegah kehilangan air, menambah rasa manis, dan meningkatkan tekanan
osmotik untuk mengurangi risiko pertumbuhan mikroba. Humektan dalam jumlah
tinggi umumnya digunakan pada obat kumur non-alkohol. Tween 80 sebagai
surfaktan atau emulsing blyer memiliki fungsi melarutkan flavoring agent dan
memberi efek bersih dalam mulut. Semakin tinggi konsentrasi tween, maka akan
semakin larut. Aquadest sebagai pelarut berfungsi untuk penyesuaikan volume
akhir sediaan.
Formula yang dibuat sebanyak 5 variasi pada kosentrasi tween 80. Formula
1 menggunakan konsentrasi tween 80 sebesar 1%, formula 2 sebesar 5%, formula
3 sebesar 10%, formula 4 sebesar 15%, formula 5 sebesar 20%. Kemudian
dilakukan pengujian pada masing sedian mouthwash. Pengujian dilakukan meliputi
pengujian organoleptik, pH, viskositas dan bj.
Secara organoleptis sedian mouthwash dilakukan pengamatan dan masing-
masing pengamatan dilaporkan bau, warna, dan kejernihan sediaan obat kumur.
Pada pengamatan yang dilakukan pada saat setelah sediaan jadi, diperoleh hasil
yaitu bau khas sirih dan menthol, warna hijau kehitaman, dan tidak jernih (keruh).
Kekeruhan yang dihasilkan pada sediaan disebabkan karena adanya endapan dari
ekstrak daun sirih.
Setelah mengamati organoleptik, dilakukan pengukuran viskositas dengan
menggunakan alat viskometer, diporoleh sebesar 0,35 dPas. Pengujian viskositas
bertujuan untuk mengetahui kekentalan pada sediaan obat kumur yang telah dibuat.
Viskositas suatu formula sangat berpengaruh terhadap tingkat kekentalan sediaan
saat digunakan berkumur di dalam mulut. Karena adanya penambahan air pada
tween 80 dalam formulasi, maka menyebabkan waktu alir semakin cepat sehingga
viskositasnya menurun. Semakin dekat tingkat viskositas suatu sediaan dengan
tingkat viskositas air (0,89), maka semakin mudah dan nyaman produk tersebut
digunakan untuk berkumur.
Selain uji viskositas, uji yang dilakukan adalah uji pH. Pengujian pH
dilakukan dengan pH meter untuk mengukur derajat keasaman sediaan, diperoleh
hasil yaitu 6,77. Hal ini dimaksudkan agar obat kumur tersebut tidak bersifat asam
karena dapat menyebabkan korosif pada gigi atau jika bersifat basa dapat
mengganggu pengecapan.
Uji yang terakhir yaitu uji stabilitas yang dilakukan selama 2 minggu
dengan penyimpanan dilakukan pada tiga suhu berbeda yaitu suhu kamar
(28˚C±2˚C, suhu tinggi (40˚C±2˚C) dan suhu rendah (2˚C±2˚C). Metode pengujian
ini dinamakan juga cycling test, metode ini digunakan untuk melihat kestabilan
suatu sediaan dengan pengaruh variasi suhu selama waktu penyimpanan. Selama
penyimpanan yang dilakukan 2 minggu, hasil yang didapatkan tidak ada perbedaan
yang terjadi pada sediaan mouthwash ditinjau dari bau, rasa dan kejernihan dari
sediaan.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip dasar formulasi sediaan mouthwash dengan bahan aktif dari ekstrak
sirih adalah perlu adanya penambahan zat tambahan seperti mentol dan natrium
sakarin sebagai flavoring agent, natrium benzoate sebagai pengawet, gliserin
sebagai humektan, tween 80 sebagai surfaktan atau emulsing blyer, dan
aquadest sebagai pelarut.
2. Pengujian dan evaluasi sifat fisik sediaam mouthwash diperoleh hasil seperti
organoleptis bau khas sirih dan menthol, warna hijau kehitaman, dan tidak
jernih (keruh); uji pH yaitu 6,77 ; uji viskositas 0,35 dpas; Dari hasil pengujian
mutu fisik yang dilakukan pada sediaan mouthwash telah memenuhi
persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA

DepartemenKesehatan RI.1979. Farmakope Indonesia, edisi III.Jakarta: DepKes


RI.
DepartemenKesehatan RI.1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.Jakarta: DepKes
RI.
Sagarin, E. Dan S.D. Gershon. 1972, Cosmetics, Science and Technology,
2ndEdition, Volume 1, John Wiley and Sons, Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai