Anda di halaman 1dari 15

PORTOFOLIO

PRAKTIKUM ANALISIS DAN STANDARISASI OBAT BAHAN ALAM

“IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN

DALAM OBAT TRADISIONAL”


Pertemuan ke-13, Kamis 3 Juni 2021

Kelompok : 4

Penyusun :

Irdayanti Bustam (24185570A)


Yunvella Sufah (24185572A)
Efrim Marlinandy (24185573A)
Willis Adib F. (24185574A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi obat papaverin dalam obat tradisional.

B. DASAR TEORI

Kecenderungan masyarakat Indonesia menggunakan obat tradisional (lebih


dikenal dengan jamu) sebagai alternatif dalam upaya pemeliharaan, peningkatan dan
penyembuhan penyakit semakin meningkat (Sari, 2006). Peningkatan ini disebabkan
adanya persepsi bahwa jamu lebih aman dari obat sintetik. Namun demikian persepsi
tersebut tidak selalu benar karena masih sering ditemukan adanya penambahan ilegal
bahan kimia obat (BKO) kedalam jamu, seperti parasetamol (BPOM, 2014). Penggunaan
jamu mengandung BKO dalam jangka panjang dapat menimbulkan resiko efek samping
yang serius. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah melarang
penambahan bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat kedalam obat
tradisional (Kemenkes, 2012).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat Bahan Alam Indonesia
dikelompokkan menjadi tiga yakni, Jamu, Obat Herbal Terstandar , dan Fitofarmaka
(Zulfikar, 2014).
Papaverin berupa hablur putih atau serbuk hablur putih, tidak berbau rasa agak
pahit, melebur pada suhu lebih kurang 220° disertai peruraian, dan mempunyai kelarutan
sebagai berikut: larutan dalam air dan dalam kloroform : sukar larut dalam etanol, praktis
tidak larut dalam eter. Alkaloid Papaverin merupakan nilai pharmaceutical yang tinggi
karena dapat mengobati berbagai macam penyakit. Papaverin merupakan senyawa bahan
alam yang mempunyai aktifitas fisiologi yang cukup luas. Papaverin bersifat sebagai
antimicrobial, anti leukemik dan anti neoplastic. (Depkes RI,1995).
Salah satu cara untuk mengidentifikasi bahan kimia obat yang terdapat dalam
sediaan obat tradisonal adalah dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan
dilanjutkan dengan spektrofotometri ultraviolet untuk melihat spektrumnya. Di antara
berbagai jenis teknik kromatografi, kromatografi lapis tipis (disingkat KLT) adalah yang
paling cocok untuk analisis obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan
investasi yang kecil untuk perlengkapan, menggunakan waktu yang singkat untuk
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

menyelesaikan analisis (15-60 menit), dan memerlukan jumlah cuplikan yang sangat
sedikit (kira-kira 0,1 g). Selain itu, hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder
tidak mungkin terjadi, kebutuhan ruangan minimum, dan penanganannya sederhana
(Stahl, 1985).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan satu dari banyak teknik kromatografi
yang sering digunakan untuk menganalisis bahan analgesik. Dasar pemisahan pada KLT
adalah perbedaan kecepetan migrasi diantar fasedian yang berupa padatan (alumina,
silika gel, atau selulosa) dan fase gerak yang merupakan campuran solven (eluen) yang
juga dikenal dengan istilah pelarut pengembang campur. KLT menggunakan parameter
karakteristik faktor retardasi (Rf) untuk menganalisis baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Nilai Rf merupakan parameter karakteristik suatu senyawa sehingga secara
kualitatif senyawa dapat diidentifikasi dari nilai Rf (Fatah, 1987).
Keuntungan lain dari kromatografi lapis tipis ini adalah, dalam pelaksanaannya
lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga
peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan
lebih sederhana. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi
warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet (Stahl, 1985).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
- Erlenmeyer - Cuplikan
- Pengaduk magnetik - Air
- Tabung reaksi - HCl 3 N
- Kertas saring - Ammonia
- Corong pisah - Etanol
- Penangas air - Na2SO4
- Cawan porselin - Papaverin
- Kertas pH - Silika gel
- KLT - Kloroform
- Sinar UV - Aquadest
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Pembakar spiritus
- Beaker glass
- Timbangan
- Kertas perkamen
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

D. CARA KERJA

a. Larutan Uji (36/OT/93)

Dimasukkan satu dosis cuplikan yang telah diserbuk halus ke dalam labu
Erlenmeyer 125 ml

Ditambahkan 20 ml air yang telah diasamkan dengan asam klorida 3 N sampai pH


1,5, kocok selama 30 menit dengan pengaduk magnetik dan saring
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

Ditampung filtrat ke dalam corong pisah, basakan dengan amonia sampai pH 9,


kemudian ekstraksi 3 kali tiap kali dengan 20 ml campuran kloroform-etanol
(3:1).

Disaring kumpulan ekstrak melalui natrium sulfat anhidrat, dan uapkan di atas
tangas air sampai kering.

Larutkan sisa penguapan kumpulan ekstrak dengan 5 mL campuran kloroform -


etanol (3:1).
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

b. Larutan
Dengan
Baku
cara yang sama, ekstraksi cuplikan yang telah ditambah 25 mg papaverin.

Dibuat larutan papaverin 1% b/v dalam etanol.

c. Identifikasi
 Cara Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Totolkan larutan A, B dan C secara terpisah dan lakukan KLT sebagai berikut :
Fase diam : silika gel GF254
Fase gerak : kloroform - etanol 96% (90 : 10)

Penjenuhan : dengan kertas saring

Volume penotolan : larutan A, B dan C masing – masing 15μl Penampak


bercak:
i.cahaya ultraviolet 254 nm
ii. pereaksi Dragendorff
iii. pereaksi acidified iodoplatinate
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

 Cara Spektrofotometri UV

Larutan A, B dan C dikromatografi lapis tipis seperti tersebut di atas, volume


penotolan disesuaikan sehingga diperoleh bercak setara dengan 50 μg
papaverin. Tandai dan keroklah bercak baku dan bercak senyawa yang
mempunyai harga Rf sama. Kocok hasil kerokan secara terpisah dengan 5 mL
metanol, kemudian saring.

Ukur serapan filtrat pada panjang gelombang antara 200 nm dan 300 nm.
Papaverin akan memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 250
nm.
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

E. HASIL/DATA
1. Identifikasi secara KLT
Fase diam : Silika gel GF254

Fase gerak : Amonia-metanol (1,5:100)

A B C

Warna Noda
Gambar kromatogram Kode bercak Rf
UV 254 nm
A : sampel 1,3/5 = 0,26 Bercak biru
gelap
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

B: sampel + baku 1,3/5 = 0,26 Bercak biru


papaverin gelap

C: baku papaverin 1,3/5 = 0,26 Bercak biru


gelap
A B C

Fase diam : Silika gel GF254

Fase gerak : kloroform - etanol 96% (90 : 10)

A B C
Warna Noda
Gambar kromatogram Kode bercak Rf
UV 254 nm
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

A : sampel 1,2/5 = 0,24 Bercak biru


gelap

A B C

B: sampel + baku 1,2/5 = 0,24 Bercak biru


papaverin gelap

C: baku papaverin 1,2/5 = 0,24 Bercak biru


gelap

Fase diam : silika gel GF254

Fase gerak : toluen : aseton (80:20)


IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

A B C
Warna Noda
Gambar kromatogram Kode bercak Rf
UV 254 nm
A : sampel 1,2/5 = 0,24 Bercak biru
gelap

A B C

B: sampel + baku 1,2/5 = 0,24 Bercak biru


papaverin gelap

C: baku papaverin Rf1 : 0,7/5 = Bercak biru


0,14 gelap

Rf2 : 3,5/5 =
0,7

b. Cara spektrofotometri
Spektrum baku papaverin
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

252 nm

286 nm
312 nm

Terdapat 3
puncak pola
spektrum serapan (E11 %cm ¿ pada 252 nm; 286 nm; dan 312 nm

Spektrum sampel jamu

253 nm
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

286 nm
312 nm

Terdapat 3 puncak pola spektrum serapan (E11 %cm ¿ pada 252 nm; 286 nm; dan 312 nm

F. PEMBAHASAN
Bahas cara kerja dan hasil
Pembahasan tentang KLT tidak hanya terkait positif atau tidak, tapi juga dibahas hal berikut:
- mengapa warna bercak seperti itu
- bandingkan Rf antar fase gerak, sama atau beda,
- Berikan evaluasi apakah praktikan sudah baik dalam mendokumentasikan KLT!
Jelaskan!
Pembahasan tentang spektrofotometri tidak hanya terkait positif atau tidak, tapi juga dibahas
hal berikut:
- mengapa papaverin dapat menyerap UV
- bandingkan pola spektrum serapan dengan data (E 1%, 1 cm literatur) bahwa pola
spektrum serapan papaverin ada 3 puncak
- carilah literatur, saat analisis kualitatif secara spektrofotometri selisih panjang
gelombang maksimumnya berapa
-

G. KESIMPULAN
Ada tidak BKO? Memenuhi syarat tidak?
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

DAFTAR PUSTAKA

Wilmana, P.F., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4 , Jakarta : Bagian Farmakologi FKUI
Zulfikar, Novita Andarini dan Vici Saka Dirgantara, 2014, Identifikasi Kualitatif Bahan
Analgesik Pada Jamu Menggunakan Prototype Tes Strip, Universitas Jember (UNEJ),
Jember
Sari, L.O., 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan
Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasiaan, Vol. III, No. 1, PP. 01-07, Depok :
Departemen Farmasi FMIPA UI

Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Ketentuan Pokok
Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia. Nomor:
HK.00.05.4.2411/2004.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, 2014, Hasil Pengawasan Obat Tradisional
Mengandung Bahan Kimia Obat, Jakarta, BPOM RI
Kementerian Kesehatan RI, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
006 / 2012 Tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional, Jakarta, Kementerian
Kesehatan RI
Satiadarma, K., 1997, Validasi Prosedur Analisis, Prosending : Temu Ilmiah Nasional
Bidang Farmasi, Bandung : Penerbit ITB
IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA OBAT PAPAVERIN
DALAM OBAT TRADISIONAL
KELOMPOK G-4

Anda mungkin juga menyukai