Disusun Oleh:
Rachel Christien Octaviana
NIM:
852018005
ii
ESTETIKA MUSIK “PIANO CONCERTO NO.1 IN C MAJOR, OP.15”
DAN “WAKTU HAMPA”
ii
musik Beethoven. Ini mengikuti varian concerto dari bentuk sonata dan
dicetak untuk piano solo dan orkestra yang terdiri dari flute, 2 oboe, 2
klarinet, 2 bassoon, 2 horn, 2 trumpet, timpani, dan strings.
1st movement berbentuk sonata, tetapi dengan eksposisi orkestra
tambahan, cadenza , dan coda. Ini memiliki tema utama yang diulang
berkali-kali, dan ada beberapa tema bawahan. Pada eksposisi, orkestra
mengubah kunci berkali-kali, terutama pada eksposisi kedua, dalam G
mayor. Pengembangan dimulai pada E-flat mayor, kemudian dimodulasi
ke C minor, yang diakhiri dengan glissando oktaf. Terdapat rekapitulasi di C
mayor. Ada tiga pilihan cadenza untuk gerakan ini, yang panjang dan
kesulitannya bervariasi. Coda dimainkan oleh orkestra sendiri. Panjang
pertunjukan bervariasi dari empat belas hingga delapan belas menit.
Pada movement kedua menggunakan tonalitas A. Klarinet diberi peran
yang luar biasa menonjol dalam gerakan ini, melodi sesering biola. Seperti
banyak gerakan lambat, gerakan ini dalam bentuk A B A. Pembukaan pada
bagian A menyajikan beberapa tema yang kemudian dikembangkan di
bagian B tengah. Pertunjukan berlangsung lebih dari sepuluh menit.
Movement ketiga adalah sonata rondo dalam bentuk ABACABA. Piano
menyatakan tema utama, yang kemudian diulangi oleh orkestra. Dua bagian
B (tema bawahan) masing-masing ada di G mayor dan C mayor. Bagian
tengah ada di A minor.
Dua cadenza pendek ditunjukkan oleh Beethoven dalam gerakan ini, satu
tepat sebelum final kembali ke tema utama, dan satu lagi segera sebelum
akhir gerakan, yang diakhiri dengan kontras dinamis yang mencolok. Piano
memainkan melodi dengan pelan, tetapi orkestra kemudian mengakhiri
gerakan dengan paksa. Movement ini biasanya berlangsung sekitar delapan
hingga sembilan menit
ii
major. Lalu terdapat perubahan tonalitas pada eksposisi kedua yaitu
perubahan
dalam G mayor. Pengembangan dimulai pada E-flat mayor, kemudian
dimodulasi ke C minor, lalu terdapat rekapitulasi di C Mayor. Pada
Movement kedua, menggunakan tonalitas A mayor. Dua bagian B (tema
bawahan) pada Movement ketiga menggunakan tonalitas G mayor dan C
mayor. Di bagian tengah menggunakan tonalitas A minor.
Pembukaan Allegro con brio Piano Concerto No.1 in C Major, Op.15
dimulai dengan suasana tenang yang hanya dengan string. Dengan pintu
masuk orkestra (lengkap dengan brass dan timpani), namun, musik
mengambil karakter yang lebih semangat dengan gaya khas
Beethoven. Subjek kedua, yang dimainkan oleh biola dan angin kencang di
atas iringan bass yang gelisah, terungkap dalam frasa yang lebih panjang
dan lebih lyrical. Ketika piano akhirnya masuk, itu dengan bahan yang dapat
didengar sebagai varian dari salah satu tema yang sudah disajikan; namun,
sosok berirama berulang, dengan jelas menghubungkannya ke musik yang
membuka karya. Sepanjang sisa movement, karakter piano muncul di
cadenza, yang diikuti oleh coda singkat. Gerakan kedua, Largo dimulai
dengan melodi lirik yang ekspresif secara vokal, momen yang hampir penuh
doa yang memperkirakan gerakan lambat yang mendalam dari periode akhir
Beethoven. Orkestra menjawab dengan tema yang lebih jelas, kemudian
mereda menjadi varian melodi piano. Solois kembali dengan sangat
berornamentasi dan dibantu oleh string dan winds yang sangat halus.
Setelah episode, di mana keyboard mengadopsi untuk pertama kalinya
tekstur tipis dan sederhana, piano memperkenalkan kembali tema pembuka,
lalu bergabung dengan orkestra. Gerakan ditutup dalam suasana hushed
(tenang). Allegro scherzando rondo adalah tipikal dari sebagian besar musik
Beethoven pada periode itu, penuh dengan semangat tinggi, sinkronisasi
ritmik, dan pembuatan frasa yang tidak teratur. Piano menyajikan tema,
segera digaungkan oleh ansambel lengkap. Terdapat keindahan dari setiap
melodi, irama/ritme, harmoni, tempo, dinamika pada karya 1st movement
Piano Concerto No.1 in C Major, Op.15 karya Ludwig Van Beethoven ini.
“Waktu Hampa” adalah lagu yang ditulis Candra Darusman ketika masih
berdomisili di Singapura ini pada 2011 lalu ini juga menjadi lagu pertama yang
dinyanyikan oleh Ardhito Pramono, karena Ardhito sebelumnya selalu
menyanyikan lagu yang ia tulis sendiri dan belum pernah menyanyikan lagu yang
ditulis orang lain. Kolaborasi lintas genre ini dilandasi pada satu benang merah
yaitu genre musik jazz. Yang menjadi kesamaan latar belakang musik mereka.
Selain keduanya saling mengagumi antara satu sama lain. Ardhito sendiri
memang mengagumi dan penikmat karya-karya Candra Darusman sejak dulu.
Dan bagi Candra Darusman sendiri, sosok Ardhito adalah salah satu bagian dari
perkembangan eksponen musik jazz di Indonesia. Yang membuat
perkembangan musik jazz di Indonesia begitu menarik. Dalam lagu yang berjudul
“Waktu Hampa” yang dilantunkan oleh Ardhito Pramono ini, aspek yang terdapat
pada lagu tersebut adalah chordnya yang bernuansa Jazz, menggunakan tanda
sukat 4/4, ritme pada lagu ini bervariasi dan cukup ringan, aransemennya bagus
dan tidak berlebihan, progresi akord dan melodinya sangat menarik, flow nya
menarik dan emosinya yang dalam membangkitkan mood pada lagu tersebut,
ii
pesan yang disampaikan pada lagu tersebut juga dapat tersampaikan dengan
baik bagi para pendengarnya, serta suara penyanyi sangat cocok dan terdengar
indah, kemudian
improvisasi antara penyanyi dan musiknya membuat karya ini menjadi lebih
bagus.
Salah satu apek penting yang terdapat dari lagu “Waktu Hampa” menurut
wawasan teoritik psikologis yaitu syair, genre dan ekspresinya. Karya ini
merekflesikan emosi melalui kata-kata, bunyi, dan ekspresi penampilnya yang
menyangkut jiwa manusia. Syair “Waktu Hampa” mengungkapkan sebuah
ekspresi personal yang bergejolak dan juga menceritakan tentang perasaan yang
dialami seseorang ketika jauh dari belahan hatinya. Ekspresi dari lagu tersebut
tersampaikan dengan baik oleh Ardhito Pramono. Genre Swing Jazz yang
terdengar dalam lagu tersebut membangkitkan mood bagi para pendengarnya.
Terjadi hubungan psikologis antara karya dan pendengar karya tersebut, karena
lagu ini dapat mengefektifkan proses penenangan diri pendengarnya ketika
sedang menghadapi situasi-situasi sulit, menegangkan, dan mengancam stabilitas
emosi karena musiknya bersuasana tenang, tetapi tidak hanya di dalam situasi
sulit, hubungan psikologis pada lagu ini juga dapat dirasakan pendengarnya
waktu mereka sedang bersantai. Selain untuk pendengar, lagu ini juga dapat
memberikan inspirasi, semangat, motivasi, atau dukungan bagi para musisi dalam
berkarya.
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii