Dosen Pengampu
Kelompok : 3
Penyusun :
SURAKARTA
2020
A. TUJUAN
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan preparasi simplisia
tanpa pengeringan yaitu dengan proses pembuatan memerlukan air dan dengan proses
khusus.
B. DASAR TEORI
Lidah buaya sama seperti tanaman lainnya yang mempunyai struktur akar,
batang, daun dan bunga, namun yang sering digunakan di dalam pengobatan adalah
bagian daun. Daun lidah buaya merupakan daun tunggal berbentuk tombak dengan
helaian memanjang berupa pelepah dengan panjang mencapai kisaran 40–60 cm dan
lebar pelepah bagian bawah 8–13 cm dan tebal antara 2–3 cm. Daunnya berdaging
tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabuabuan dan mempunyai lapisan lilin di
permukaan serta bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah dan lendir yang
mendominasi daun. Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat
(cembung). Daun lidah buaya muda memiliki bercak berwarna hijau pucat sampai
putih. Bercak ini akan hilang saat daun lidah buaya dewasa. Namun tidak demikian
halnya dengan tanaman lidah buaya jenis kecil atau lokal. Hal ini kemungkinan
disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun berjajar gerigi atau duri yang
tumpul dan tidak berwarna. Adapun struktur daun lidah buaya terbagi atas tiga bagian
yaitu kulit, eksudat dan, gel (Ir. Rostita 2008).
D. CARA KERJA
1. Preparasi bengkoang
Metode 1
Umbi bengkoang diblender selama 1 menit sampai halus,
kemudian diperas airnya di atas saringan hingga dipastikan kadar air dalam umbi
bengkoang habis. Dibuang ampas dari umbi bengkoang yang tidak diperlukan,
selanjutnya air hasil perasan dari umbi bengkoang diendapkan dalam beaker glass
1000 ml dan 2000 ml semalaman (overnight) pada suhu ruang. Supernatan dibuang
setelah dipastikan sari bengkoang mengendap di bagian bawah beaker glass. Sari
bengkoang di tuang dalam loyang dan di oven pada suhu 45ºC sampai kering selama
120 jam (5 hari). Setelah kering, sari bengkoang dikeringanginkan pada suhu ruang
selama 15 menit, kemudian di blender selama 1 menit sampai halus dan di ayak
sehingga di hasilkan sari umbi bengkoang dalam bentuk serbuk halus (Swaidatul et al
2016).
Metode 2
Umbi bengkuang dibersihkan, diparut, dan diperas. Hasil perasan dibiarkan selama
beberapa jam sampai terbentuk endapan. Selanjutnya disaring dan airnya dibuang.
Endapan dikeringkan dalam oven suhu 500C selama 24 jam. Diperoleh serbuk pati
bengkuang yang kemudian diayak dengan pengayak mesh 120 (Warnida 2015) .
F. PEMBAHASAN
Bengkoang dan lidah buaya secara turun temurun telah digunakan di Indonesia untuk
bahan baku kecantikan. Bengkoang mengandung air yang cukup banyak yaitu sekitar
80 - 90% sehingga baik untuk membantu suplai cairan dalam tubuh. Sedangkan pada
gel lidah buaya tersusun oleh 96 persen air dan 4 persen padatan yang terdiri dari 75
komponen senyawa berkhasiat. Pada pratikum ini bertujuan agar praktikan mampu
melakukan preparasi simplisia tanpa pengeringan yaitu dengan proses pembuatan
memerlukan air dan dengan proses khusus. Tujuan preparasi bengkoang adalah untuk
mendapatkan pati dari bengkoang, dan tujuan preparasi pada simplisia lidah buaya
untuk mendapatkan gel lidah buaya. preparasi simplisia merupakan proses yang
menentukan mutu simplisia dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa
kandungan, kontminasi dan stabilitas bahan.
Preparasi simplisia bengkoang dapat dilakukan dengan dua metode, namun dalam
praktikum kali ini digunakan metode 2 dengan cara umbi bengkuang dibersihkan
terlebih dahulu kemudian diparut, dan diperas. Hasil perasan dibiarkan selama
beberapa jam sampai terbentuk endapan. Selanjutnya disaring dan airnya dibuang.
Endapan dikeringkan dalam oven suhu 500℃ selama 24 jam. Diperoleh serbuk pati
bengkuang yang kemudian diayak dengan pengayak mesh 120. Serbuk pati yang
didapat kemudian ditimbang, dan dihitung rendemennya, pada praktikum kali ini
diperoleh rendemen pati sebanyak 4,167%. Tahapan selanjutnya yaitu preparasi
sampel lidah buaya, langkah utama yang dilakukan lidah buaya dicuci terlebih dahulu
dan dihilangkan durinya, kemudian dipotong dan dikupas. Setelah itu dihaluskan
dengan blender, disaring hingga diperoleh filtrat berupa jus lidah buaya. Dilakukan
pemekatan jus lidah buaya dengan alat rotary vacuum evaporator dengan kondisi
operasi: vakum : 110 mbar; rotari : 80 rpm; heating bath : 70°C; waktu evaporasi : 2
jam. Gel yang diperoleh dengan brix 4-5,5, diukur dengan digital refraktometer. Gel
lidah buaya yang diperoleh ditambah sodium benzoat dengan konsentrasi 0,1% untuk
mempertahankan kestabilan gel yang diperoleh. Setelah didaptkan gel pada simplisia
lidah buaya kemudian dihitung randemen gel tersebut, randemen yang diperoleh
sebanyak 9,3%.
Dari hasil yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa hasil randemen pada
bengkoang dan lidah buaya berbeda. Karena besar rendemen yang didapatkan dari
tanaman dapat dipengaruhi oleh perbedaan kandungan serta perbedaan struktur.
Bengkoang lebih sedikit menghasilkan rendemen karena berserat kasar yang tinggi
dan sulit dihaluskan sehingga pati yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan
lidah buaya.
G. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
I. DAFTAR PUSTAKA
Ir. Rostita. 2008. Sehat Cantik dan Penuh Vitalitas Berkat Lidah Buaya. Bandung:
Qanita PT. Mizan Pustaka.
Depkes. 2010. Suplemen 1 Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Laksana, dkk. 2010. Pembuatan Simplisia dan Standarisasi Simplisia, UGM,
Yogyakarta.
Parfati, dkk. 2018. Modul Penyiapan Simplisia Kelor. Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya.
LAMPIRAN
JUDUL JURNAL
Alamat url : gunakan jurnal yang terkait dengan contoh sampel/simplisia
kel anda