Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

“Pembuatan Ekstrak Dengan Cara


Dekoktasi”

Disusun oleh :
Kelompok 1 – Reguler II 17A

Asyyah Rizky Fadillah 3422117045


Novia Nurmawati 3422117212
Nur Afifah Salma 3422117213
Priska Ayu Nilamsari 3422117229
Restu Ega Arifin 3422117253
Risma Werdaningsih 3422117271

Dosen : Indri Astuti, S. Si, M. Farm, Apt.


Bayu D.H, S. Farm, M. Farm, Apt.
AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA
2019
A. Pendahuluan
Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin) : adalah sediaan cair yang
dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut
berair/polar) pada suhu 90°C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian
bawah mulai mendidih (Farmakope Indonesia, 1995). Apa yang disebut “bahan
nabati” dalam dunia farmasi lebih popular dengan istilah “simplisia nabati”. Cara
kerjanya persis sama dengan metode infusa, bedanya infusa butuh waktu 15 menit
pemanasan, sementara dekokta 30 menit.
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan dekok serta hal-hal yang
harus diperhatikan
2. Mahasiswa mampu membuat ekstrak kental/kering yang berasal dari
simplisia dengan cara dekoktasi.
3. Mahasiswa mengetahui perbedaan cara pembuatan ekstrak secara
infundasi, dekoktasi, dan rebusan
4. Mahasiswa mengetahui perbandingan rendemen ekstrak kunyit secara
infus, dekok, rebusan

C. Alat dan Bahan

Alat

No Dekok
. Nama Alat Jumlah
1 Gelas ukur 100 mL 1
2 Gelas Ukur 250 mL 1
3 Beaker Glass 500 mL 1
4 Panci dekok 1
5 Termometer 1
6 Kompor listrik 1
7 Penangas air 1
8 Oven pengering 1
9 Spatel 1
10 Timbangan 1
11 Jam/stopwatch 1
12 Batang Pengaduk 1
13 Corong penyaring 1
14 Kain flannel 1
15 Kaleng Biskuit 1
16 Gunting 1

Bahan

No Dekok
Nama Bahan Jumlah
1 Simplisia Kunyit 20 gram
2 Aqua Destilata qs

D. Monografi Bahan
Kunyit
Kerajaan : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domesticate Val.
Kandungan kimia :
Rimpang kunyit mengandung zat warna curcuminoid suatu senyawa
diarylheptanoid 3-4 % terdiri dari curcumin, dihydrocurcumin
desmethoxycurcumin, dan bidesmethoxy-curcumin. Minyak atsiri 2-5% terdiri dari
seskuiterpen dan turunan phenylpropane yang meliputi turmeron, arturmeron, dan
lain-lain. Selain itu rimpang kunyit juga mengandung arabinose, fruktosa,
glukosa, pati, taninm dan damar, serta mineral, yaitu Mg, Mn, Fe, Cu, Ca, Na, K,
Pb, Za, Co, Al dan Bi (Sudarsono, 1996).
Persyaratan ekstrak kental rimpang kunyit

Berdasarkan Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia (Anonim, 2004),


ekstrak kental rimpang kunyit adalah ekstrak yang dibuat dari rimpag tumbuhan
Curcuma domestica Val., suku Zingiberaceae, mengandung minyak atsiri tidak
kurang dari 3,2 % dan kurkuminoid tidak kurang dari 33,9 %.
Cara Kerja

1. Siapkan simplisia yang sudah dihaluskan


2. Timbang 20 g serbuk kunyit dengan derajat halus simplisia 100 mesh,
masukkan ke dalam panci infus
3. Basahi serbuk simplisia tersebut dengan air ekstrak sebanyak dua kali
bobot simplisia. (Jumlah air untuk pembahasan 40 mL), Tambahkan air ad
200 mL.
4. Panaskan dalam penangas air suhu 90°C panaskan selama 30 menit untuk
dekok dihitung saat suhu mencapai 90°C. (waktu pemanasan : mulai
10.52, Selesai = 11.22)
5. Saring pada saat panas menggunakan corong penyaring yang dilengkapi
dengan kain flannel. Jika perlu tambahkan air secukupnya melalui ampas
hingga di peroleh ad 200 mL. (Volume air yang ditambahkan 100 ml).
6. Pindahkan hasil filtrate ke dalam cawan penguap (berat kosong beaker
glass ditimbang terlebih dahulu, berat beaker glass kosong 219,765 g).
Pekatkan di atas water bath suhu 90°C hingga kental (waktu untuk
pengentalan 01:32:10), (berat cawan kosong + ekstrak = 236,729 g,
rendemen ekstrak kental 84,82 %)
7. Setelah diperoleh ekstrak kental, timbang ekstrak kental kemudian
tambahkan lactosum 1 : 1. Uapkan kembali ke tangas air hingga menjadi
ekstrak kering (Waktu pengeringan = 01:36:12, Rendemen ekstrak kering
= 65,605 %)
8. Gerus ekstrak menjadi serbuk kasar, pindahkan ke dalam pot kaca
berwarna cokelat, beri label yang berisi informasi : Nama Ekstrak, jumlah
ekstrak, tanggal pembuatan ekstrak, cara ekstraksi, nama kelompok, dan
jumlah rendemen)

Hasil

No Jenis Pengujian Dekok


.
1 Derajat halus simplisia 100 mesh
2 Berat Simplisia 20 g
3 Jumlah air ekstrak infus 40 mL
4 Volume filtrate 200 mL
5 Waktu untuk mencapai 90o C 01:48:00
6 Lamanya ekstraksi 30 menit
7 Berat cawan kosong 219,756 g
8 Berat cawan kosong + eks. Kental 236,729 g
9 Berat cawan kosong + eks.kering 240,572 g
10 Berat ekstrak kental 16,964 g
11 Berat ekstrak kering 13,121 g
12 Rendemen ekstrak 13,121 g
13 Suhu penguapan 90°C
14 Suhu pengeringan 90°C
15 Lama penguapan 01:32:10
16 Lama pengeringan 01:56:12
17 Pemerian ekstrak
Bentuk Serbuk kasar
Khas kunyit
Bau
Agak pahit
Rasa Kuning
Warna
18 % Rendemen ekstrak inaktif 84,82 %
% Rendemen ekstrak kering 65,605 %
Pembahasan

Pada pembuatan ekstrak dengan cara dekoktasi , dalam praktikum ini


kami menggunakan simplisia kunyit yang sudah dihaluskan sebanyak 20 gr.
Dengan derajat kehalusan 100 mesh, hal ini untuk memastikan simplisia yang
kami gunakan benar halus dan mudah digunakan dalam proses selanjutnya.

Prinsip ekstraksi sediaan infus dan dekok yaitu membasahi serbuk


simplisia dengan air sebanyak 2-4 kali bobot simplisia, kemudian ditambahkan air
dan dipanaskan dalam penangas air. Pembasahan disebabkan serbuk simplisia
perlu dilakukan pembasahan oleh beberapa bagian pelarut karena dinding sel
tumbuhan terdiri dari selulosa dimana pada keadaan tumbuhan segar serabut
selulosa dikelilingi oleh air, jika simplisia dikeringkan lapisan air menguap
sehingga terjadi pengerutan membentuk pori-pori. Agar penyarian dapat berjalan
dengan baik, maka udara yang terdapat dalam pori pori harus dihilangkan dan
diganti oleh cairan penyari agar mempermudah penyarian selanjutnya. (Fitokimia,
Benbasyar, Kemenkes RI Edisi tahun 2017)

Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah


air, etanol, etanol-air atau eter. cairan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai
berikut : murah & mudah diperoleh, stabil secara fisika & kimia, bereaksi netral,
tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar.

Simplisia dipanaskan selama 30 menit setelah suhu 90°C terdapat dalam


Farmakope Indonesia.

Pemekatan dilakukan di atas penangas air dengan suhu 90°C hingga


kental, hal ini untuk mencapai bentuk sediaan setengah padat dapat dilakukan
pemekatan dengan penguapan dan pengeringan.

Pada proses pengeringan, di tambahkan bahan tambahan (lactosum)


sebanyak berat ekstrak kental.

Pada tahap akhir, dilakukan penggerusan pada hasil ekstrak kering. Hal
ini untuk memastikan ekstrak yang dihasilkan benar kering.
Perhitungan :

Beaker glass 500 ml kosong = 219,765 g

Beaker glass + Eks. Kental = 236,729 g

Hasil ekstrak kental = Ekstrak kental – beaker kosong


236,729 g – 219,765 = 16,964 g

Hasil ekstrak kering =


(Berat ekstrak kental + lactosum) – (Berat ekstrak kering + beaker glass)
(236,729 g + 16,964 g) – (240,572 g) = 13,121 g

% Rendemen

Ekstrak kental Ekstrak kering


eks . kental eks . kering
x 100 % x 100 %
berat simplisia berat simplisia
16,964 g 13,121 g
x 100 %=84,82 % x 100 %=65,605 %
20 g 20 g

Untuk simplisia kering = Jumlah yang dibuat + 2x berat simplisia


= 200 ml (2 x 20) = 240 ml air

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, hasil rendemen yang didapat


adalah untuk rendemen kental

Prinsip ekstraksi sediaan infus dan dekok yaitu membasahi serbuk simplisia
dengan air sebanyak 2-4 kali bobot simplisia. Untuk rebusan tidak ada ketentuan
khusus mengenai lamanya proses penyarian.

Berikut hal yang membedakan infusan, dekoktan, dan rebusan.

Anda mungkin juga menyukai