Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI I (CAIR)


PEMBUATAN KRIM GENTAMYCIN

PIMPRO: GILANG KURNIAWAN/ 08061282025047 (mengkoordinir ke seluruh divisi untuk


selalu bekerja sama, serta membantu seluruh anggota dan divisi saat menemukan masalah atau
kendala. Kemudian membantu tim eksternal dalam melakukan uji organoleptis, uji daya lekat, uji
daya sebar, uji homogenitas/stabilitas, dan uji daya tercuci)
KELAS: A
PT: ELTHIA PHARMA
ANGGOTA:
1. Ees Ratna Wulansari/ 08061182025013
(Menangani cara kerja pembuatan sediaan)
2. Siti Annisa/ 08061282025039 (melakukan
evaluasi sediaan dengan uji Ph, VOLUME,
kebocoran, dan uji daya tercuci)
3. Nahla Akila Fikria/ 08061282025059 (mendesign
kemasan dan etiket produk sediaan)
4. Mutiara Deas Tantia/ 08061282025029
(melakukan preformulasi sifat mikroskopis dan
analisa thermal)
5. Putri andini/ 08061282025043 (melakukan
preformulasi menentukan parameter fisikokimia)
6. Badriyatu Salwa/ 08061182025015 (melakukan
preformulasi analisa higroskopisitas dan
karakterisasi fine partikel)
7. Tiara putri meinicha/ 08061182025019
(melakukan evaluasi sediaan dengan uji partikel,
uji penetapan kadar, uji daya sebar, dan uji daya
lekat)
8. Barinda Amalia
Caesaria/08061282025041(melakukan evaluasi
sediaan dengan uji partikel, uji penetapan kadar,
uji daya sebar, dan uji daya lekat)
9. Sintia Pebianjani/ 08061282025053 (melakukan
evaluasi sediaan dengan uji partikel, uji penetapan
kadar, uji daya sebar, dan uji daya lekat)
10. Sasgia Putri/ 08061182025017 (mendesign
kemasan dan etiket produk sediaan)
11. Wulan Rahmawati/ 08061282025045 (melakukan
evaluasi sediaan dengan uji Ph, VOLUME,
kebocoran, dan uji daya tercuci)
12. Windy Septie Anugrah /08061182025007
(melakukan preformulasi menentukan parameter
fisikokimia)
13. Nurfarika isti septiana / 08061282025033
(melakukan preformulasi ketercampuran bahan
obat dan bahan tambahan)
14. Puteri sekar arum / 08061282025051 (melakukan
evaluasi sediaan dengan uji Ph, VOLUME,
kebocoran, dan uji daya tercuci)
15. Karosa Khasanah 08061182025009 (mengkaji
dan merancang informasi obat atau sediaan yang
diproduksi)
16. Zulfa Rara Septiyanasari / 08061282025049
(mengkaji dan merancang informasi obat atau
sediaan yang diproduksi)
17. Salsabila Putri Amari/ 08061282025031
(melakukan evaluasi sediaan dengan uji Ph,
VOLUME, kebocoran, dan uji daya tercuci)
18. Muthia Irmadita /08061182025005 (melakukan
preformulasi penanggulangan sifat fisikokimia)
19. Umi Fitria /08061182025001 (melakukan
preformulasi evaluasi calon bahan obat dan bahan
tambahan)
20. Annisa Nur Rachma/ 08061282025055
(melakukan evaluasi sediaan dengan uji
organoleptis, uji homogenitas/stabilitas, hedonic,
dan viskositas)
21. Zilzila/ 08061182025003 (melakukan
penimbangan semua bahan yang akan digunakan
dalam formula pembuatan sediaan)
22. Ayu Diah Lestari/ 08061282025027 (melakukan
evaluasi sediaan dengan uji partikel, uji penetapan
kadar, uji daya sebar, dan uji daya lekat)
23. Nurul Andini/ 08061282025023 (melakukan
preformulasi menentukan parameter fisik)
24. Hanny Afriyani/ 08061282025037 (melakukan
evaluasi sediaan dengan uji organoleptis, uji
homogenitas/stabilitas, hedonic, dan viskositas)
25. Deanova Insiratu/ 08061282025021 (mendesign
kemasan dan etiket produk sediaan)
26. Revi Mariska/ 08061182025011 (melakukan
penimbangan semua bahan yang akan digunakan
dalam formula pembuatan sediaan)
27. Dita Fatimah Alzahra /08061282025025
(melakukan evaluasi sediaan dengan uji
organoleptis, uji homogenitas/stabilitas, hedonic,
dan viskositas)
28. Annisa Fitriani Nurul Pasha /08061382025119
(melakukan preformulasi ketercampuran bahan
obat dan bahan tambahan)
29. Vio Agister Risanli / 08061282025057
(melakukan preformulasi kesetimbangan fasa)
30. Ernitasari/ 08061382025121 (melakukan evaluasi
sediaan dengan uji organoleptis, uji
homogenitas/stabilitas, hedonic, dan viskositas)
BAB I
EVALUASI CALON BAHAN OBAT DAN BAHAN TAMBAHAN

Pada hal ini, akan dibuat sedian dalam bentuk krim yang mengandung zat aktif
berupa Getamycin Sulfate. Bahan yang digunakan antara lain :
R/ Gentamycin sulfat
Adeps Lanae 0.1 g
Asam Stearat 2.6 g
Paraffinum Liquidum 0.5 g
TEA 4,5 g
Metil Paraben 0.0121 g
Aquadest Ad 10 g

Contoh produk / sediaan krim gentamycin sulfat


1. Genalten 0,1% Cream 5 g
2. Zensoden Cream 10 g
3. Sagestam 0,1% Cream 10 g
4. Cinogenta Cream 10 g
5. Gentalex Cream 5 g

Indikasi Umum :
- Mengobati penyakit kulit akibat infeksi oleh bakteri yang peka
- Mengobati infeksi kulit primer maupun sekunder yang disebabkan oleh
bakteri gram negatif aerobic yang sensitif

Dosis
- Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter
- Gunakan 3 – 4 kali sehari
Aturan Pakai
- Oleskan tipis – tipis pada bagian yang membutuhkan

Kontraindikasi
- Hipersensitif, bayi prematur atau bayi baru lahir

Perhatian
- Harus dengan resep dokter

Efek Samping
- Iritasi ringan pada kulit seperti erythema dan pruiritus

Gentamicin adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri ringan hingga berat
pada berbagai bagian tubuh, mulai dari telinga luar, mata, kulit, hingga otak. Perlu
diketahui obat ini tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus atau
jamur. Gentamicin termasuk golongan antibiotik aminoglikosida.
Adeps lanae merupakan salah satu komponen cold cream yang berfungsi
untuk meningkatkan sifat serap air
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang
gampang diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Susunannya padat pada
suhu ruang, dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Kata stearat bersumber dari
bahasa Yunani stear, yang berfaedah "lemak padat" (Ing. tallow). stearic acid kerap
dijadikan bahan baku sejumlah produk kosmetik. Secara umum, fungsi asam stearat
dalam produk kosmetik adalah sebagai pengemulsi, emolien, dan pelicin yang dapat
melembutkan kulit, sekaligus membantu menjaga produk kosmetik agar tidak
terpisah.
Parafin liquid/white oil, juga dikenal sebagai paraffinum liquidum adalah
minyak mineral yang sangat halus, biasa digunakan dalam kosmetik dan tujuan
medis.
Triethanolamine (TEA) adalah suatu substansi basa kuat yang berguna
sebagai surfaktan dan substansi penetral pH bagi bahan kimia lainnya. TEA kerap
digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk perawatan kulit,
terutama yang berbentuk emulsi, seperti krim atau lotion.
Metil paraben adalah agen anti jamur yang sering digunakan dalam berbagai
kosmetik dan produk perawatan pribadi. Ini juga digunakan sebagai pengawet
makanan.
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor
sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
BAB II

MENENTUKAN PARAMETER FISIKOKIMIA

1. Gentamycin sulfat

Rumus molekul : C21H34N5O7 H2SO4

Massa molar :-

Kepadatan :-

Titik lebur : 218 – 237 ℃

Titik didih : −

Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam

aseton, dalam kloroform, dalam eter dan dalam

benzena

Kelarutan dalam air : Larut dalam air


2. Adeps Lanae

Rumus molekul : C48H69NO2

Massa molar :-

Kepadatan :-

Titik lebur : 65,76℃

Titik didih :-

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air

lebih kurang 2 kali beratnya, agak sukar larut


dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
panas, mudah larut dalam eter, dan dalam
kloroform

Kelarutan dalam air : Tidak larut dalam air

3. Asam stearat

Rumus molekul : C18H36O2


Massa molar : 284,48 g/ mol

Kepadatan : 941 kg/𝑚3

Titik lebur : 69,3 ℃

Titik didih : 361 ℃

Kelarutan : Mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida,

kloroform, dan eter, larut dalam etanol, heksan,

dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air.

Kelarutan dalam air : Tidak larut dalam air

4. Paraffin Liquidum

Rumus molekul : C14-C16 HOPE. 445

Massa molar :-

Kepadatan :-

Titik lebur : >360℃

Titik didih :−

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol; mudah larut

dalam klorofrom, dalam eter, dalam minyak

menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak


hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.

Kelarutan dalam air : Tidak larut dalam air

5. TEA (Trietanolamin)

Rumus molekul : C6H15NO3

Massa molar : 149,188 g/mol

Kepadatan : 1,13 g/cm³

Titik lebur : 21℃

Titik didih : 335,4°C

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%); larut

dalam kloroform

Kelarutan dalam air : Mudah larut dalam air

6. Metil Paraben
Rumus molekul : C8H8O3

Massa molar : 152,15 g/mol

Kepadatan :-

Titik lebur : 125-128˚C

Titik didih : 275°C

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan

eter

Kelarutan dalam air : Sukar larut dalam air

7. Aquadest

Rumus molekul : H2O

Massa molar : 18.0153 g/mol

Kepadatan :-
Titik lebur : 0˚C

Titik didih : 100°C

Kelarutan : Pelarut

Kelarutan dalam air :-


BAB III

PENANGGULANGAN SIFAT FISIKOKIMIA

Gentamisin sulfat cenderung stabil terhadap cahaya dan oksidator kuat.


Gentamisin sulfat disimpan dengan dua kondisi paparan cahaya yang berbeda yaitu
penerangan minim dengan menggunakan kantong foil terbuka pada suhu 20°C dan
penerangan tinggi dengan menggunakan lampu neon. Pengaruh stabilitas gentamisin
sulfat terhadap pengoksidator dilakukan dengan 30% hidrogen Peroksida (H2O2) yang
disimpan dalam gas nitrogen pada suhu 20°Cdan terlindung dari cahaya. Hasil yang
didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat degradasi yang terjadi pada gentamisin sulfat.

Suhu hanya memiliki pengaruh yang kecil untuk membentuk senyawa


kompleks dan mempengaruhi stabilitas dari gentamisin sulfat. Gentamisin sulfat tidak
menunjukkan adanya proses degradasi yang signifikan dalam penyimpanan pada suhu
4°C dan 60°C. Pengaruh gentamisin sulfat pada kondisi asam dan basa juga diuji dengan
menggunakan asam klorida (HCl) dan natrium hidroksida (NaOH). Hasil yang didapat
tidak menunjukan adanya indikasi terjadi degradasi pada gentamisin sulfat .

Studi stabilitas gentamisin sulfat terkait kelembapan terhadap penyimpanan


gentamisin sulfat. Gentamisin Sulfat disimpan dalam tiga kondisi berbeda yaitu pada
4°C/35% RH, 25°C/60% RH, dan 40°C/75% RH yang akan dievaluasi sebanyak tiga kali
pada minggu ke 2.4 Dan 12. Hasil yang didapat pada 4°C/35% RH adalah gentamisin
sulfat tidak mengalami degradasi sampai minggu ke 12. Pada 25oC/60% RH, pada
minggu ke 4 ditemukan adanya degradasi sebesar 5% dan pada 40°C/75% RH ditemukan
juga adanya degradasi pada minggu ke 2 sebesar 5%, minggu ke 4 sebesar 67% dan
minggu ke 12 sebesar 67%. Penambahan gliseril monoleat pada gentamisin sulfat akan
menyebabkan degradasi sebesar 11% setelah 6 bulan penyimpanan pada suhu 25°C.

Gentamisin sulfat dengan penambahan gliseril monoeat juga menunjukkan


perubahan warna sediaan menjadi kekuningan hingga kuning yang lebih gelap.
Perubahan warna yang terjadi disebabkan oleh reaksi hidrolisis pada gliseril monoleat.
Gentamisin sulfat juga akan mengalami degradasi Jika dilarutkan dengan larutan dextrose
5% dengan pemanasan selama 5 hingga 27 menit dan tanpa dilakukan pemanasan dengan
penyimpanan selama 3 minggu pada suhu ruangan. Hasil degradasi pada campuran obat
dengan dilakukan pemanasanadalah 48% dan campuran yang tidak dilakukan pemanasan
setelah 3 minggu akan mengalami degradasi sebesar 37%.

Degradasi yang terjadi akan menurunkan Potensi antimikroba pada gentamisin


sulfat.Gentamisin sulfat tidak kompatibel dengan obat-obat golongan penisilin,
sefalosporin, heparin, furosemide dan natrium bikarbonat. Larutan gentamisin pH asam
dapat melepaskan karbon dioksida. Interaksi pada preparasi pada pH basa dan obat-obat
yang tidak stabil pada pH asam masih memungkinkan untuk dilakukan.

Krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan
komposisi seperti adanya penambahan salah satu fase secara berlebih. Bahan pengemulsi
krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim. Parafin merupakan zat yang stabil
,kecuali dengan pemanasan dan pembekuan yang berulang dapat mengubah komponen
fisiknya. Parafin harus di simpan pada tempat tertutup rapat dengan temperatur tidak
kurang dari 40°c.Parafin cair berguna untuk memperbaiki konsistensi basis sehingga
lebih lunak dan memudahkan penggunaa.Parafin cair stabil pada perubahan suhu ,dapat
bercampur dengan zat aktif,mudah di gunakan ,mudah di sebar ,melekat pada kulit,tidak
terasa berminyak dan mudah di bersihkan.

Adaps lanae digunakan untuk mempertahankan obat agar bekerja lebih lama
karena merupakan basis tipe air di dalam minyak yang sulit untuk di cuci karena sifatnya
seperti lemak sehingga obat akan tetap terdispersi sempurna. asam stearat merupakan
salah satu emulsifiying agent yang digunakan dalam pembuatan vanishing cream.
Kombinasi antara asam stearat dan trietanolamin akan membentuk suatu garam yaitu
trietanolamin stearat yang bersifat anionik dan menghasilkan butiran halus sehingga akan
menstabilkan tipe emulsi minyak dalam air atau vanishing cream. zat yang larut dalam air
akan berada pada fase air, yaitu fase luar dari vanishing cream. Metil paraben digunakan
sebagai pengawet antimikroba.
BAB IV

PARAMETER FISIK (POLIMORPHISM DAN CRYSTALLINITY)

Gentamisin sulfat merupakan antibiotik spektrum luas yang digunakan secara topikal
untuk mengobati infeksi superfisial pada kulit (Charles, Lora,dan Morton, 2011). Gentamisin
sulfat topikal dapat digunakan dalam terapiluka infeksi sekunder, dan terapi ini ditemukan
lebih efektif dibandingkanpemberian secara sistemik (Lochman et al., 2011). Gentamisin
sulfatmemiliki kelemahan waktu paruh yang pendek, butuh diberikan tiga kalisehari untuk
pemberian sistemik sehingga akan menyebabkan efek sampingyang serius, seperti
nefrotoksisitas dan neurotoksisitas, dan sangat terbatasjika diberikan dalam dosis intravena.

Pemberian gentamisin sulfat secara topikal dapat menyelesaikanmasalah pemberian


sistemik dan dapat memberikan efek konsentrasiantibiotik lokal yang besar (Aquino et al.,
2013). Aplikasi berulang daripeggunaan gentamisin sulfat juga dapat menurunkan kepatuhan
pasien (Prieto, Lecaroz, Renedo, dan Kunkova, 2002). Oleh karena itu, diperlukan sistem
penghantaran obat yang diperpanjang salah satunya denganpembentukan mikropartikel.

Gentamisin sulfat yang dibentuk dalam mikropartikel memilikikeuntungan yaitu


memberikan pelepasan lepas lambat pada konsentrasi efektif antibiotik, sehingga dapat
memberikan kontrol infeksi lokal sertameminimalisir efek samping dan induksi resistensi
bakteri (Aviv et al.,2007; Persson et al., 2006 dalam Aquino et al., 2013). Gentamisin
sulfatmikropartikel dapat memberikan zona hambat yang lebih besar terhadap S. aureus jika
dibandingkan dengan gentamisin sulfat murni (Aquino et al., 2013).

Berdasarkan penelitian Della Porta, Adami, Gaudio, Prota, Aquino, Reverchon


(2010), gentamisin sulfat mikropartikel yang dibuat dengan metode fluida superkritis dapat
memberikan pelepasan diperpanjang namun gentamisin sulfat mengalami degradasi sebagian
yang terlihat dari warna partikel yang dihasilkan sedikit kuning dan polimer yang
mengendap di dalam saturator. Maka dari itu, pada penelitian ini akan dibuat mikropartikel
gentamisin sulfat menggunakan metode semprot kering dengan polimer PVP.
BAB V
ANALISA HYGROSKOPISITAS DAN KARAKTERISASI FINE
PARTIKEL

Analisa higroskopi adalah analisa kemampuan suatu zat untuk menyerap


molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat
disebut higroskopis jika zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air
yang baik. Analisa higroskopis penting dilakukan pada produk yang memiliki
wujud bubuk maupun turunannya karena higroskopis yang tinggi dapat memicu
penuruan kualitas. Produk dengan nilai higroskopis yang tinggi akan memicu
penyerapan uap air yang tinggi. Kadar air yang rendah mengindikasikan nilai
higroskopisitas yang tinggi. Produk dengan kadar air yang rendah memiliki
kemampuan menyerap kelembaban lingkungan yang lebih besar, hal ini terkait
dengan tingginya gradien konsentrasi air yang tinggi antara produk dengan
lingkungan sehingga produk dengan kadar air yang rendah memiliki
higroskopisitas yang tinggi.

Gentamisin sulfat adalah antibiotika golongan aminoglikosida yang


mempunyai potensi tinggi dan berspektrum luas terhadap bakteri Gram poitif dan
Gram negatif dengan sifat bakterisid. Gentamisin sulfat mempunyai rentang terapi
sempit. Stabilitas gentamisin sulfat bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi
oleh cahaya, udara dan bahan logam. Larutannya stabil pada rentang pH dan
rentang temperatur yang lebar. Larutannya dapat disimpan pada periode waktu
yang lama dalam suhu kamar.

Trietanolamina (TEA) adalah campuran dari trietanolamina, dietanolamina


dan monoetanolamina. TEA mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih
dari 107,4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietanolamina (N(C2H4OH)3)
Pemerian trietanolamina adalah cairan kental tidak berwarna jingga kuning pucat,
bau lemah mirip amonia, dan hidroskopik. kelarutan dari trietanolamin adalah
mudah larut dalam air dan dalam etanol 95% P dan juga larut dalam kloroform P.
TEA dapat bercampur dengan aseton, karbon tetraklorida, metanol, dan air. TEA
inkompatibel terhadap tionil kloridan dan asam mineral.
BAB VI

SIFAT MIKROSKOPIS DAN ANALISA TERMAL

A. SIFAT MIKROSKOPIS

The results of the examination of shape and morphology particles of gentamicin sulfate
microspheres using SEM at magnification (A) 10.000x and (B) 5.000x

Hasil pemeriksaan mikrosfer bentuk partikel menggunakan Scanning Electron


Microscope (SEM) menunjukkan bahwa mikrosfer memiliki permukaan yang bulat
dan licin. Dari hasil rendemen, mikrosfer gentamisin sulfat memiliki nilai rendemen
lebih dari 50% sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan dalam manufaktur
skala besar proses. Dari hasil kadar air, gentamisin sulfat yang dikeringkan
menggunakan freeze-dry selama 24 jam memiliki nilai yang rendah kandungan air.
Hasil yang rendah tersebut tergolong baik, karena kadar air yang tinggi dapat
menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme.

Hasil distribusi ukuran partikel gentamisin mikrosfer sulfat memiliki kisaran


1,38-4,72 µm. Partikel bulat dapat dilihat pada hasil pemeriksaan menggunakan
SEM tersebut. Hasil ukuran partikel rata-rata, gentamisin sulfat memiliki ukuran
partikel 3,01 ± 0,02 µm. Hasil indeks pengembangan menunjukkan partikel
mikrosfer mengembang bertahap sampai jam kelima. Proses pengembangan
tergantung pada kemudahan air untuk menembus ke dalam partikel mikrosfer.
Semakin kompak struktur partikelnya mikrosfer akan lebih sulit untuk ditembus
oleh air. Daya pengembangan yang tinggi akan menyebabkan bahan aktif terlepas
dari matriks dengan mudah.

B. ANALISA TERMAL

DSC thermogram of gentamicin

Transisi leleh dan perubahan kapasitas panas gentamisin ditentukan dengan


menggunakan Differential Scanning Calorimeter (NETZSCH DSC 204 F1,
Munich, Jerman). Sejumlah kecil sampel ditimbang menjadi panci aluminium,
tertutup rapat dan sifat termal ditentukan pada laju pemanasan 10 ⁰C per menit
selama kisaran suhu 10-400 ⁰C, di bawah atmosfer nitrogen inert dengan laju
alir 20 ml/menit. Baseline ditentukan menggunakan panci kosong, dan semua
termogram diperbaiki baseline. Termogram DSC gentamisin menunjukkan
puncak leleh utama pada 285,8 ⁰C dengan entalpi 10,41 mW/mg. Tabel 2
menunjukkan termal sifat formulasi yang mengandung gentamisin. Hasil
menunjukkan bahwa formulasi memberikan leleh yang lebih rendah puncak
serta entalpi dari gentamisin.
BAB VII

KESETIMBANGAN FASA KONTINU DAN DISKONTINU

Sentifugasi adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk


memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut berdasarkan pada perbedaan
ukuran partikel zat-zat yang bercampur. Krim Gentamisin sulfat menggunakan
fasa air dan fasa minyak (emulsi). Sediaan krim yang dibuat memiliki fasa emulsi
minyak dalam air (M/A), fasa minyak yang digunakan yaitu Paraffinum Liquidum
dan fasa air yang digunakan yaitu aquadest untuk melarutkan zat aktif.

Sediaan krim terdiri dari dua fasa yaitu fasa air dan fasa minyak yang
berdasarkan kepolarannya tidak dapat saling bercampur, maka perlu ditambahkan
zat yang dapat mencampurkan kedua fasa tersebut yaitu dengan penambahan
emulgator. Emulgator yang digunakan yaitu TEA (Trietanolamin) yang akan
membentuk emulsi M/A. Pada pengujian sentrifugasi dilakukan dengan
menggunakan alat sentrifugator diamati tidak terjadi pemisahan fasa. Tidak
adanya dua fasa yang terpisah (creaming) ataupun pengendapan melainkan tetap
merupakan suatu sistem yang terdispersi sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan krim homogen dan stabil.
BAB VIII

KETERCAMPURAN BAHAN OBAT DAN BAHAN TAMBAHAN

A. KELARUTAN
- Gentamytacin Sulfat : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol, dalam aseton,
dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene.
- Adeps Lanae : tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang
2 kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol
panas, mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.
- Paraffinum Liquidum : tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua
jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.
- Asam Stearat : Praktis tidak larut dalam air,larut dalam 30 bagian etanol (
95%) P dalam dua bagian kloroform P dan 3 bagian eter P.
- Metil Paraben : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan eter.
- Aquadest : Larut dengan semua jenis larutan.
- TEA : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%); larut dalam kloroform.

B. BAHAN TAMBAHAN
- Aquadest
- TEA
PREFORMULASI

BAB I : Evaluasi Calon Bahan Obat dan Bahan Tambahan


(Umi Fitria)
BAB II : Menentukan Parameter Fisikokimia
(Windy Septie Anugrah dan Putri Andini)
BAB III : Penanggulangan Sifat Fisikokimia
(Muthia Irmadita)
BAB IV : Menentukan Parameter Fisik (Polymorphism dan Cristalinity)
(Nurul Andini)
BAB V : Analisa Hygroskopisitas dan Karakterisasi Fine Partikel
(Badriyatu Salwa)
BAB VI : Sifat Mikroskopis dan Analisa Termal
(Mutiara Deas Tantia)
BAB VII : Kesetimbangan Fasa
(Vio Agister Risanli)
BAB VIII : Ketercampuran Bahan Obat dan Bahan Tambahan
(Anisa Fitriani Nurul Pasha dan Nurfarika Isti Septiana)
FORMULA KRIM GENTAMYCIN

R/ TIAP 10GR TUBE,


MENGANDUNG:
GENTAMYCIN 0,01gr
ADEPS LANAE 2,6gr

ASAM STEARATE 0,5gr


PARAFFIN LIQUID 4,5gr
TEA 0,2gr
METIL PARABEN 0,1%
AQUADES AD 11gr
Dosis (Aturan Pakai)

Oles tipis pada bagian yang sakit, 3x sehari

Penimbangan Bahan

Untuk produksi 3000 tube, tiap 10 g mengandung :

1. Gentamicin sulfas setara dengan gentamicin = 0.01 g + (10% x 0.01 g)


= 0.011g
2. Adeps lanae = 2.6 g + (10% x 2.6 g) = 2.86 g
3. Asam stearate = 0.5 g + (10% x 0.5 g) = 0.55 g
4. Paraffin liquid = 4.5 g + (10% x 4.5 g) = 4.95 g
5. TEA = 0.2 g + (10% x 0.2 g) = 0.22 g
6. Metil paraben = 0.1% x 11g = 0.011 + (10% x 0.011 g) = 0.0121 g
7. Aqua dest = ad 11 g
Pembuatan krim dilebihkan 10%, untuk yang di dalam kemasan tetap 10 g

Penyimpanan

Dalam kemasan penyimpanan yang kering, di tempat berventilasi pada sekitar 15-
25°C atau tergantung iklim yang pada umumnya mencapai 30°C, harus terlindungi
dari bau tidak sedap,indikasi dan kontaminasi, dan cahaya yang kuat
Prosedur pengerjaan

No Tahapan perlakuan Alat Catatan/hasil


1. Setarakan timbangan dan disiapkan alat -Timbangan
dan bahan
2. Timbang TEA larutkan dengan air -Timbangan
panas dalam beakerglass, aduk ad -Beakerglass
homogen
3. Timbang nipagin larutkan dalam air -Timbangan
mendidih -Mixer
4. Lebur asam stearat,adeps lanae dan -Mixer
parafin di dalam cawan penguap yang -Cawan penguap
telah dilapisi kain kasa lalu diatas
penangas air
5. Hasil yang telah disaring dimasukkan -Beakerglass
kedalam wadah yang telah disiapkan -Kertas saring
6. Campur bahan 1dan2 kedalam bahan -Mixer
nomor 3,di dalam mixer, tambahkan
sisa air aduk ad homogen
7. Masukkan kedalam wadah berbentuk -Timbangan
tube -Tube
KAROSA KHASANAH DAN ZULFA RARA

Indikasi

- Pengobatan topical infeksi primer dan sekunder yang disebab kan oleh bakteri
- Menghambat pertumbuhan kuman-kuman penyebab infeksi kulit

Kontra indikasi

- Riwayat Hypertensive terhadap aminoglikosida


- Infusiensi ginjal

Efek samping

- kulit kemerahan dan gatal.


- iritasI pada kulit yang diolesi obat
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Perubahan suasana hati
- Gangguan penglihatan
- Mual, muntah, kehilangan selera makan, atau penurunan berat badan
- Rasa melayang seperti akan pingsan

Interaksi obat

- Penurunan efek terapi dari neostigmine dan pyridostigmine


- Peningkatan kadar dalam darah jika digunakan dengan indomethacin pada bayi baru lahir
- Peningkatan risiko terjadinya kekurangan kalsium darah (hipokalsemia) jika digunakan
dengan bisfosfonat
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama antikoagulan oral
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping kerusakan saraf dan ginjal jika digunakan
dengan amphotericin B, cephalosporin, ciclosporin, cisplatin, methicillin, obat pelemas
otot, seperti succinylcholine, botulinum toxin (botox), atau tubocurarine, serta diuretik
yang kuat, seperti ethacrynic acid atau furosemide
Peringatan :

gangguan fungsi ginjal, bayi dan lansia (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal, pendengaran dan
vestibuler dan periksa kadar plasma); hindari penggunaan jangka panjang.

Perhatian:

- Sebelum menggunakan gentamicin, beritahu dokter atau apoteker jika kamu alergi
terhadap obat ini, atau jika alergi terhadap antibiotik aminoglikosida, seperti tobramycin,
amikasin, atau jika kamu memliki alergi lainnya.

- Produk ini mengandung bahan-bahan yang tidak aktif seperti sulfit, yang dapat
menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.

- Sebelum menggunakan obat ini, sebaiknya beritahu dokter atau apoteker mengenai
riwayat kesehatanmu, terutama kondisi fibrosis kistik, masalah pendengaran, masalah ginjal,
mineral darah yang rendah (termasuk kalium, magnesium, kalsium), myasthenia gravis, dan
penyakit parkinson.

- Gentamicin berpotensi menyebabkan masalah ginjal dan kerusakan saraf serius, berakhir
dengan risiko tuli permanen dan masalah keseimbangan. Beri tahukan dokter jika Anda
merasakan suara berdering atau menderu, tuli, pusing, atau penurunan jumlah urin yang tidak
biasa.

Cara Penggunaan:

Sebelumnya, area kulit harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Jika diperbolehkan
oleh dokter, Anda dapat menutup area yang diobati dengan perban steril. Gentamicin bentuk
krim perlu diaplikasikan secara merata dan tipis-tipis pada area kulit yang bermasalah.

Penyimpanan:

paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.
Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Buang produk gentamicin krim bila masa
berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.
EVALUASI SEDIAAN

UJI HEDONIK
UJI HEDONIK
Musim Kemarau Musim Hujan
No. Nama Orang Jenis S/TS No. Nama Orang Jenis S/TS
Kelamin Kelamin
1 Siti Salamah Perempuan TS 1 Sri Wahyuni Perempuan S
2 Alex Laki-Laki S 2 Dilan Laki-laki S
3 M. Nasrul Laki-Laki S 3 Husein Laki-Laki S
4 Cantika Ratu Perempuan TS 4 Assyifa Fana Perempuan S
5 Amanda Raft Perempuan S 5 Suci Aulia Perempuan S
6 Devitri Perempuan S 6 Lina Hidayati Perempuan S
7 Muamanah Perempuan TS 7 Zahra Amanda Perempuan S
8 Shabudin Laki-Laki S 8 Fani Agustina Perempuan S
9 Dinda Anna Perempuan S 9 Fitri Alvi Perempuan S
10 Muhammad Rifqi Laki-Laki S 10 Dewi Kumala Perempuan S
11 Putri Ayu Perempuan TS 11 Endeh Fatimah Perempuan TS
12 Akbar Laki-Laki S 12 Abraham Laki laki S
13 Anita Putri Perempuan S 13 Indra Agustio Laki laki S
14 Supriyanto Laki-Laki S 14 James Agaf Laki laki S
15 Indriyani Perempuan S 15 Pandu Galang Laki-Laki S
16 Danang Laki laki TS 16 Ferdiansyah Laki laki S
17 Amar Laki laki S 17 Ratih Anjelika Perempuan S
18 Kinantisya Perempuan S 18 Sindi Novita Perempuan S
19 Syabina Kayla Perempuan S 19 Rina Yulinar Perempuan S
20 Athiyah Fauzana Perempuan S 20 Wulan Asri Perempuan S
21 Fatimah Qonita Perempuan S 21 Margono Perempuan S
22 Rizqi Sarifudin Laki-Laki S 22 Galang Ragih Laki-Laki S
23 Nadya Amelia Perempuan TS 23 Hadi Setiawan Laki-Laki TS
24 Setio Budi Laki laki S 24 Dedi Garuh Laki-Laki S
25 Namira Alifa Perempuan S 25 Silvi Putri perempuan S
26 Yuniza Perempuan S 26 Lili Permata Perempuan S
27 Satria Laki laki S 27 Sabil Fenia Perempuan S
28 Naufal Azriel Laki-Laki S 28 Budi Permadi Laki-Laki S
29 Erni Yusnita Perempuan TS 29 Julia Kristal Perempuan S
30 Bambang Setio Laki-Laki S 30 Akmal Laki laki S
Persentase kesukaan dimusim kemarau 76.67% Persentase kesukaan dimusim hujan 93.33%
UJI ORGANOLEPTIS
BENTUK WARNA BAU
SEMI SOLID (SETENGAH PADAT) PUTIH TIDAK BERBAU

UJI HOMOGENITAS
Bedasarkan hasil uji homogenitas didapatkan bahwa, krim gentamycin yang kami
buat memiliki sifat yang homogen, karena fase minyak dan fase air didalam sediaan
ini terdispersi secara sempurna, sehingga tidak menimbulkan globul-globul yang
menggangu homogenitas sediaan. Hal ini sesuai dengan definisi krim yang
tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi IV.

UJI DAYA SEBAR

SAMPEL DAYA SEBAR (cm)


I 7 cm
II 6,23 cm
III 5,93 cm
Persyaratan diameter daya sebar yang baik untuk sediaan topical adalah sekita 5-7
cm. berdasarkan hasil yang didapat maka daya sebar yang dihasilkan memenuhi
persyaratan. Daya sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit
menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat. Pengujian
dilakukan dengan menyebarkan sediaan krim didalam cawan petri dan diberi beban
seberat 50gr sampai 250gr setiap 1 menit, kemudian dilihat diameter yang tercipta

UJI DAYA LENGKET

SAMPEL KELENGKETAN (DETIK)


I 92 DETIK
II 89 DETIK
III 95 DETIK
Semakin lama waktu daya lekat krim maka semakin baik karena memungkinkan
zat aktif akan terabsorbsi seluruhnya. Standar daya lekat krim adalah lebih dari 4
detik. Hasil pengujian ini berarti krim memiliki daya lekat yang sangat baik.
Dilakukan dengan menimbang sebanyak 0,5 gram krim dioleskan pada plat kaca
dan diberi bebab seberat 250gr selama 5 menit. Beban diangkat dan dua plat kaca
berlekatan dilepaskan sambal dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas.

UJI DAYA TERCUCI

Uji daya tercuci krim dilakukan dengan menggunakan air. Pemeriksaan daya
tercuci dilakukan untuk mengetahui apakah krim mudah dicuci atau tidak,
mengingat kelebihan dari sediaan krim yaitu mudah dicuci. Semakin sedikit air
yang digunakan maka daya tercuci krimnya semakin baik. Dari hasil yang didapat
menunjukkan krim gentamycin ini memiliki daya tercuci yang baik
Uji Ph
Prinsip : Pengujian pH merupakan salah satu parameter yang penting. Uji pH
bertujuan mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga tidak
mengiritasi kulit. Krim dimasukkan ke dalam aquadest, lalu diukur pHnya dengan
pH meter.
Metode : Ditimbang sebanyak 1 gram krim gentamycin sulfat dan diencerkan
dengan 10 ml aquadest. pH sediaan yang baik sesuai dengan pH kulit yaitu 4.5 –
6.5. Pengujian dilakukan dengan replikasi tiga kali.
Hasil :

Nilai pH
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Sediaan 1 Sediaan 2 Sediaan 3

Nilai pH

Berdasarkan grafik di atas, di dapatkan nilai pH ketiga formula krimyang beragam.


Sediaan 1 memiliki nilai pH sebesar 7.5, sediaan 2 memiliki nilai pH sebesar 4.3,
sediaan 1 memiliki nilai pH sebesar 6.1. Dari data hasil pengukuran pH tersebut,
kami memutuskan untuk mengambil sediaan 3 sebagai krim yang kami gunakan.
Hal ini dikarenakan sediaan krim yang baik harus memiliki pH sediaan yang sesuai
dengan pH kulit yaitu 4.5 – 6.5.
UJI VOLUME
Prinsip :Melihat kesesuaian volume sediaan jika dipindahkan dari wadah
asli dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dari 10 g.

Prosedur : Dituang ke wadah dari tiap wadah secara perlahan ke dalam


gelas ukur. Jika sudah dituang, maka dilakukan pengukuran volume tiap wadah.
Volume rata-rata tiap wadah sebesar tidak boleh kurang dari 100%, dan tidak boleh
satupun volume wadah yang kurang dari 95% dari volume etiket.

Hasil : Volume rata-rata tiap botol tidak kurang dari 100% dimana volume tiap
wadah tidak kurang dari 95%.
UJI KEBOCORAN

Prosedur : 10 tube sediaan dibersihkan dan dikeringkan baik-baik bagian luarnya


dengan kain penyerap. Lalu tube diletakkan secara horizontal di atas kain penyerap
di dalam oven dengan suhu diatur pada 60°± 3°C selama 8 jam.

Prinsip : Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian
selesai. Abaikan bekas krim yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana
terdapat lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup tube. Jika terdapat kebocoran
pada 1 tube tetapi tidak lebih dari 1 tube, ulangi pengujian dengan 20 tube
tambahan. Uji memenuhi syarat jika: tidak ada satu pun kebocoran diamati dari 10
tube uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari 1 dari 30 tube yang
pertama.

Hasil : Tidak terjadi kebocoran pada 10 tube yang diuji sehingga tidak perlu
dilakukan pengujian ulang. Hal ini menandakan bahwa tube tersebut memenuhi
syarat untuk menjadi wadah yang menuaga sterilitas dan volume dari sediaan krim
gentamisin.
UJI VISKOSITAS

Viskositas merupakan tahanan suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi


nilai viskositas maka semakin besar tahanannya untuk mengalir. Tujuan dilakukan
uji viskositas adalah untuk mengetahui nilai kekentalan dari masing-masing
formula sediaan krim sehingga dengan viskositas yang memenuhi persyaratan maka
krim mudah diaplikasikan pada kulit.

Krim diamati tingkat kekentalannya dari masing-masing konsentrasi


ekstrak dengan menggunakan viscometer Brook field LV. Sediaan dimasukkan ke
dalam cup, kemudian dipasang spindle ukuran 4 dan rotor dijalankan dengan
kecepatan 30 rpm. Angka yang diperoleh kemudian dikalikan dengan faktor koreksi
200. Viskositasnya (cp) adalah angka hasil pengukuran x faktor konversi.

Hasil Uji Viskositas Krim Gentamisin

Formula Viskositas
F0 15.000 cp
F1 14.770 cp
F2 15.220 cp

Pengujian viskositas menggunakan alat viscometer Brookfield dengan hasil


uji menunjukkan nilai viskositas 15.000 cps (F0), 14.770 cps (F1) dan 15.220 cps
(F2). Perbedaan nilai viskositas karena perbedaan konsentrasi ekstrak dari ketiga
formula. Hasil uji viskositas memenuhi spesifikasi sediaan topikal yang baik yaitu
berada pada rentang 2.000-50.000 cps.
UJI PARTIKEL
Hasil evaluasi salep ekstrak jahe untuk uji partikel dilihat dari uji sebelumnya,
yaitu uji homogenitas, didapatkan hasil bahwa semua sediaan krim homogen. Hal
ini sesuai dengan persyaratan yang ada pada farmakope Indonesia edisi IV, dimana
krim harus menunjukkan susunan homogen yang tidak terasa adanya bahan padat.
Karena pada ukuran krim mencapai PDI 18.81% dapat dikatakan partikel
keseragamannya baik.

UJI KADAR
Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 300 mL, tambahkan 25 mL air dan 10 mL asam hidroklorida P. Ganti
udara dalam labu dengan karbon dioksida P, alirkan gas karbon dioksida P - 667 -
melalui labu selama pengujian. Tambahkan 50,0 mL titan(III) klorida 0,1 N LV,
panaskan hingga mendidih, lanjutkan pendidihan perlahan-lahan selama 10 menit
sambil sesekali digoyang. Dinginkan larutan, tambahkan 5 mL larutan amonium
tiosianat P (1 dalam 10) dan titrasi dengan besi(III) amonium sulfat 0,1 N LV sampai
terjadi warna merah lemah. Lakukan penetapan blangko. Berdasarkan hasil
perhitungan didapatkan bahwa krim gentasimina sulfat mengandung
gentasimina sulfat sebanyak 105,5%.
UJI PENENTAPAN KADAR
Penetapan kadar gentamisin dalam sediaan topikal itu dapat ditentukan dengan
cara mengambil gentamisin dari masing-masing filtrat yang diperoleh, ditotolkan
6 L pada pelat silikagel GF254. Sebagai pembanding digunakan larutan baku
gentamisin dengan konsentrasi yang memberikan area proposional. Setelah dielusi,
area noda diukur dengan densitometer pada panjang gelombang maksimum. Area
noda sampel yang didapat dibandingkan dengan area noda baku atau dimasukkan
dalam persamaan garis regresi untuk menghitung kadar sampel, selanjutnya ditentukan
akurasinya. Perhitungan kadar gentamisin dalam sampel dilakukan pengukuran area
gentamisin dinyatakan sebagai komponen mayor pada berbagai kadar untuk
penentuan linearitas (Tabel 2 dan Gambar 1).

Tabel 2. Hasil pengukuran area gentamisin (dinyatakan sebagai komponen mayor )


pada berbagai kadar untuk penentuan lineritas
Jumlah zat yang ditotolkan Area
No.
(g) (x) (y)

1 0,0603 701,496
2 0,1206 1200,844
3 0,2412 2107,230
4 0,3618 2712,300
5 0,6030 4157,850
6 0,9045 6269,770

Atas dasar pertimbangan harga koefisien korelasi yang tidak berbeda makna
antara noda I, noda II, noda II dan komponen mayor, maka dalam penelitian ini hanya
dilakukan pengamatan pada noda komponen mayor.
7000
y = 6432.2x + 401.8
6000
R² = 0.9977
5000
4000
Area

3000
2000
1000
0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Kadar (ug)

Gambar 1. Kurva linearitas gentamisin dinyatakan sebagai komponen mayor

Hasil pengukuran area gentamisin pada berbagai kadar untuk penentuan BD


dan BK menunjukkan bahwa rerata blanko 129,404 dengan SD = 48,593,
memberikan persamaan garis Y = 7582,5465 x - 26,4674 dan koefisien korelasi r =
0,9979. Gentamisin terdeteksi pada kadar lebih besar atau sama dengan 0,019 µg
dan dapat ditentukan bila kadarnya lebih besar atau sama dengan 0,064 µg (Tabel 3)

Tabel 3. Hasil pengukuran area gentamisin untuk penentuan BD dan BK

Jumlah zat
No. Area
yang ditotolkan (µg) (y)
(x)
1 Blanko 75,066
2 Blanko 115,113
3 Blanko 188,824
4 Blanko 125,906
5 Blanko 185,886
6 Blanko 85,628
7 0,0503 227,639
8 0,1006 782,199
9 0,2012 1642,230
10 0,3018 2253,848
11 0,4024 2994,738
12 0,5300 3968,375

Hasil penentuan presisi untuk penentuan kadar gentamisin berdasarkan data pada
Tabel 4 dengan nilai rerata X = 4505,0998, SD = 195,3666, diperoleh Koefisien
Variasi (KV) 4,34%, sehingga dapat disimpulkan bahwa presisi pada penentuan kadar
gentamisin memenuhi persyaratan, yaitu kurang dari 5 %.

Tabel 4. Hasil pengukuran area noda pada penentuan presisi gentamisin

No. Kadar gentamisin Area noda


(µg)
1 0,6030 4199,254
2 0,6030 4548,106
3 0,6030 4605,250
4 0,6030 4747,461
5 0,6030 4337,461
6 0,6030 4528,824
7 0,6030 4753,301
8 0,6030 4216,619
9 0,6030 4571 043
10 0,6030 4543,617
.

Ringkasan hasil penentuan akurasi baku gentamisin (Tabel 5) dari data yang
diperoleh dengan nilai rerata X = 100,1%, SD = 2,12, dihasilkan Koefisien Variasi
(KV) 2,1%. Persyaratan kadar secara umum untuk kadar gentamisin dalam sediaan
tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% (Anonim, 2014), sehingga
berdasarkan hasil perhitungan perolehan kembali, maka akurasi untuk penentuan
kadar gentamisin dinyatakan memenuhi persyaratan.

Tabel 5 : Ringkasan hasil penentuan akurasi standar gentamisin.

Jumlah (mg)
No. % Recovery
Diberikan Diperoleh
1 100,4 103,2 102,8
2 100,4 100,4 100,0
3 100,4 102,5 102,1
4 200,8 199,3 99,2
5 200,8 195,9 97,6
6 200_8 204_9 102.0
7 300,5 304,9 101,5
8 300,5 296,9 98,8
9 300,5 291,1 96,9
96,6
Rerata X = 100,1%
SD = 2,12,

Hasil analisis kuantitatif kadar gentamisin dalam krim menunjukkan bahwa


rerata persen perolehan kembali gentamisin dalam sediaan krim adalah 96,3% (Tabel 6),
berarti memenuhi persyaratan USP XXXVI, yaitu 90% -135% dari jumlah yang tertera
pada eti ket. dengan harga SD = 2,08 dan KV = 2,16 %.

Tabel 6 : Ringkasan hasil analisis kuantitatif gentamisin dalam krim

Jumlah (mg)
No. Perolehan kembali
Diberikan Diperoleh
(%)
1 200 191,5 95,8
2 200 195,6 97,8
3 200 198,4 99,2
4 100 93,9 93,9
5 100 95,2 95,2
6 100 93,0 93;0
7 50 49,1 98,2
8 50 48,1 96,2
9 50 48,9 97,8

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa


gentamisin dapat ditetapkan kadarnya dengan metode KLT-Densitometri
menggunakan larutan pengembang KH2PO4 20% (b/v) dan penampak noda ninhidrin
0,2 % b/v dalam etanol 96%. Pengamatan pada panjang gelombang maksimum 400 nm
tidak dilakukan dalam waktu lebih dari 15 menit. Penetapan parameter validasi
(dinyatakan sebagai komponen mayor gentamisin) menghasilkan batas deteksi
(BD/LOD) 0,019 µg dan Batas kuantitasi (BK/LOQ) 0,064 µg, linearitas dengan
koefisien korelasi (r) 0,9988, presisi dengan KV 4,34 %, akurasi dengan kadar rata-
rata 100,1 % dan KV 2,1.

Anda mungkin juga menyukai