Anda di halaman 1dari 61

VOLUMETRI (TITRIMETRI)

Oleh:
Melania Perwitsari, M.Sc., Apt.

Program Studi S1 Farmasi


STIKes Mitra Keluarga
2019
POKOK BAHASAN
1. Asidi-Alkalimetri
2. Nitrimetri
3. Redoks (iodo-iodi, bromato)
4. Argentometri
5. Kompleksometri
TITRIMETRI
Sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan
larutan baku (standar) yang kadarnya telah
diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung
secara kuantitatif
TITRIMETRI :

Zat Analit Titran/Baku

Reaksi : A + T  produk
 PERSAMAAN REAKSI
 TITIK EKIVALEN
 TITIK AKHIR TITRASI
TITRIMETRI
A. Berdasarkan Reaksi Kimia
• Reaksi asam-basa/asidi-alkalimetri (netralisasi)
• Reaksi Oksidasi-Reduksi (iodo-iodimetri,
bromatometri
• Reaksi Pengendapan (argentometri)
• Reaksi pembentukan kompleks

B. Berdasarkan Cara Titrasi


• Titrasi langsung = langsung terhadap zat yang akan
ditetapkan
• Titrasi kembali = titran dlm jumlah berlebih,
kelebihan ditritasi dengan titran lain  kesalahan
lebih besar
C. Berdasarkan Jumlah Sampel
• Titrasi makro (S = 100-1000 mg, T = 10 – 100
mL, ketelitian buret= 0,02 mL)
• Titrasi semi mikro (S = 10-100 mg, T = 1 – 10
mL, ketelitian buret= 0,001 mL)
• Titrasi mikro (S = 1-10 mg, T = 0,1 – 1
mL, ketelitian buret= 0,001 mL)
Larutan baku diteteskan dari buret kepada larutan
yang diselidiki dalam tempatnya (erlenmeyer)
atau sebaliknya

Larutan baku = titran


Hal yang diperlukan
1. Alat pengukur volume = buret, pipet volume,
labu takar (yg telah dikalibrasi)
2. Larutan baku dengan kemurnian tinggi
3. Indikator atau alat lain untuk mengetahui
selesainya titrasi
4. Neraca analitik
Jenis-jenis Standar Baku
Standar Baku primer
• Diperoleh dari sumber resmi yang dikenal /
terpercaya (SB Farmakope)
• Dibuat oleh suatu laboratorium tertentu
• Memiliki kemurnian tinggi

Standar Baku sekunder


• Sebelum digunakan pertama kali, kesesuaiannya
harus dibandingkan dahulu terhadap standar
baku primer
• Ditetapkan secara berkala (rekualifikasi)
Syarat baku primer
• Mudah didapat, dimurnikan, dikeringkan, dan
disimpan dalam keadaan murni
• Mempunyai kemurnian yang sangat tinggi (100
± 0,02)% atau dapat dimurnikan dengan
penghabluran kembali
• Tidak berubah selama penimbangan (zat yang
higroskopis bukan merupakan baku primer)
• Tidak teroksidasi oleh O2 dari udara dan tidak
berubah oleh CO2 dari udara
Syarat baku primer
• Susunan kimianya tepat sesuai jumlahnya
• Memiliki BE yang tinggi sehingga kesalahan
penimbangan akan menjadi lebih kecil
• Mudah larut
• Reaksi dengan zat yang ditetapkan harus
stoikiometri, cepat, dan terukur
Cara Menyatakan Kadar Larutan
Banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai
berat (gram) tiap satuan volume (mL) atau
setiap satuan larutan
g/mL (b/v)

Banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai


berat (gram) tiap berat (gram) pelarut / lautan
g/g (b/b)
Molaritas
Larutan 1 molar
dalam 1 liter larutan berisi 1 mol zat terlarut

M = mol / vol (L) = g / (BM x vol)


Normalitas
Banyaknya ekivalen (ek) zat terlarut (solute) tiap
liter larutan

N = ek / vol (L)  N = g / (BE x vol)


ek = g / BE

BE = berat ekivalen (gram ekivalen)


BE = BM / valensi (n)

N = (g x n) / (BM x vol)
Cara penentuan valensi
Tergantung pada reaksi yang terjadi
1. Reaksi Asam-Basa
Valensi ditentukan berdasarkan banyaknya mol
H+ atau OH- yang dihasilkan tiap mol asam atau
basa
HCl  H+ + Cl-
1 mol HCl ekivalen (setara) dengan 1 mol H+ 
valensi (n) = 1
Tentukan valensi !
1. H2SO4
2. H3PO4
3. KOH
4. NH4OH
5. Ca(OH)2
6. Al(OH)3
Tentukan valensi !
1. H2SO4 (2)
2. H3PO4 (3)
3. KOH (1)
4. NH4OH (1)
5. Ca(OH)2 (2)
6. Al(OH)3 (3)
Cara penentuan valensi
Tergantung pada reaksi yang terjadi
2. Reaksi Redoks
Valensi ditentukan oleh banyaknya elektron yang
hilang atau timbul pada reaksi redoks
I2 + 2e-  2 I- n=2
MnO4- + e-  MnO4 2- n=1
MnO4- + 4H+ + 3 e-  MnO2 + 2 H2O n=3
MnO4- + 8H+ + 4 e-  Mn3+ + 4 H2O n=4
MnO4- + 8H+ + 5 e-  Mn2+ + 4 H2O n=5
Hitunglah konsentrasinya !
Sebanyak 12,69 gram I2 (BM=253,8) dilarutkan
dalam 500 mL air yang mengandung sejumlah KI.
Hitunglah normalitas I2 !
Hitunglah konsentrasinya !
Sebanyak 12,69 gram I2 (BM=253,8) dilarutkan
dalam 500 mL air yang mengandung sejumlah KI.
Hitunglah normalitas I2 !

N = (g x n) / (BM x vol)
= (12,69 x 2) / (253,8 x 0,5 )
= 0,2 N
PRINSIP TITRASI
Semua perhitungan dalam volumetri didasarkan
pada konsentrasi titran, sehingga konsentrasi
titran harus dibuat secara teliti

mgrek Titran = mgrek Titrat


Vol titran x N titran = Vol titrat x N titrat
Vol titran x N titran = Vol titrat x (g / (BE analit x vol))
Vol titran x N titran = g / BE analit
Vol titran x N titran x BE analit = g analit
Cara perhitungan kadar
Jika sampel padat

Kadar % (b/b) = V titran x N titran x BE x 100%


Berat sampel

Jika sampel cairan

Kadar % (b/v) = V titran x N titran x BE x 100%


vol sampel
Contoh Perhitungan
Sebanyak 25,0 mL minuman ringan yang mengandung
vitamin C (BM=176,12) dilarutkan dalam campuran yang
terdiri atas 100 mL air bebas CO2 dan 25 mL asam sulfat
encer.

Selanjutnya dititrasi segera dengan iodium 0,1 N


menggunakan indikator kanji sampai terbentuk warna
biru tetap.

Sampai titik akhir titrasi dibutuhkan volume titran


sebanyak 5,25 mL. Berapakah kandungan vitamin C dalam
minuman ringan tersebut ? Tuliskan reaksinya !
Reaksi

1 mol vit C setara dengan 1 mol I2, yang berarti


setara dengan 2 elektron sehingga n = 2

BE vit C = BM vit C /2 = 176,12 / 2 = 88,06


Kadar % (b/v) = V titran x N titran x BE x 100%
mL sampel x 1000

= 5,25 mL x 0,1 N x 88,06 x 100%


25 mL x 1000
= 0,185 % (b/v)
Asidi-Alkalimetri
- Netralisasi -
Asidimetri & Alkalimetri  reaksi netralisasi

Reaksi antara ion hidrogen (H+) yang


berasal dari asam dengan ion hidroksida
(OH-) yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral
Asidimetri
Penetapan kadar kuantitatif terhadap senyawa-
senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan
baku asam

Alkalimetri
Penetapan kadar kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan baku basa
TEORI ASAM-BASA
Teori Asam Basa Batasan
Arrhenius Donor proton Donor hidroksida (OH-) Senyawa anorganik
(H+) dalam pelarut air,
NH3 (basa lemah)
Bronsted Donor proton Akseptor proton Senyawa
mengandung
hidrogen dalam
segala pelarut
Lewis Akseptor Donor pasangan Tidak harus
pasangan elektron mengandung
elektron hidrogen
TEORI ASAM-BASA
Teori Asam Basa Batasan
Arrhenius Donor proton Donor hidroksida (OH-) Senyawa anorganik
(H+) dalam pelarut air,
NH3 (basa lemah)
Bronsted Donor proton Akseptor proton Senyawa mengandung
hidrogen dalam segala
pelarut
Lewis Akseptor Donor pasangan Tidak harus
pasangan elektron mengandung hidrogen
elektron BF3

NH3 + H2O NH4+ + OH-


Basa (1) Asam (2) Asam (1) Basa (2)
KESETIMBANGAN ASAM-BASA
Prinsip : reaksi antara ion H+ dan ion OH-
membentuk air yang mengalami ionisasi lemah
H+ + OH- ↔ H2O
Menurut hukum aksi massa:

Hasil kali konsentrasinya tetap

Dalam air murni dan suhu kamar


KESETIMBANGAN ASAM-BASA
asam

basa

netral
Latihan
[H+] = 0,0001  pH?
Latihan
[H+] = 0,0001  pH?
pH = - log 10-4 = 4
Latihan
[H+] = 0,0001  pH?
pH = - log 10-4 = 4

Hitung pH asam cuka 0,01 M dengan derajat


ionisasi 0,125
Latihan
[H+] = 0,0001  pH?
pH = - log 10-4 = 4

Hitung pH asam cuka 0,01 M dengan derajat


ionisasi 0,125
[H+]= 0,01 x 0,125 = 1,25 x 10-3
pH = - log [1,25 x 10-3] = 2,903
Titrasi

Jumlah asam = jumlah basa


(equivalent point, stoichiometric point, theoretical end
point)

Netral / pH 7 (asam/basa kuat), sedikit asam/basa


(asam/basa lemah)

Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan

Indikator berubah warna karena perubahan konsentrasi


ion hidrogen
Indikator
Indikator : suatu senyawa organik komplek dalam
bentuk asam (HIn) atau dalam bentuk basa (InOH)
yang mampu berada dalam keadaan dua macam
bentuk warna yang berbeda dapat saling berubah
warna dari bentuk satu ke bentuk lain pada
konsentrasi H+ tertentu atau pada pH tertentu

Indikator asam HIn ↔ H+ + In-


Indikator basa InOH ↔ In+ + OH-
warna warna
(molekul) (ion)
Menurut Hk. Aksi masa

KIn = tetapan ionisasi indikator


QUESTION ???
Indikator apa yang harus digunakan?

Larutan baku apa yang harus digunakan?

Bagaimana cara membuatnya?


Netralisasi Asam Kuat dengan Basa
Kuat
50mL HCl 0,1 M dititrasi dengan NaOH 0,1M

Sebelum titrasi:
pH HCl = -log [H+] = -log [0,1] = 1

Pada penambahan 10 mL NaOH 0,1M maka:

pH = -log [6,67 x 10-2] = 1,18


14
Penambahan
pH = -log [H+]
NaOH (a) mL 12

0 0.1000 1 10

10 4/6 1.18
8
20 3/70 1.37

pH
30 2/80 1.60 6

40 1/90 1.95
4
49 0.1/99 2.95
49.9 0.01/99.9 4.0 2

49.99 0.001/99.99 5.0


0
49.999 0.0001/99.999 6.0 0 20 40 60 80 100 120

50 [H+] = [OH-] 7 Penambahan NaOH 0,1 M (mL)

60 [OH-] = 1/110 11.9596


70 [OH-] = 2/120 12.2117 Titik ekivalen terjadi pada pH 7 
80 [OH-] = 3/130 12.363 indikator yang dipilih adalah yang
90 [OH-] = 4/140 12.4543
memiliki perubahan warna antara pH
4-10 karena kesalahan titrasinya kecil
100 [OH-] = 5/150 12.5189
Netralisasi Asam Lemah dengan Basa
Kuat
100 mL asam asetat 0,1 M (Ka = 1,82 x 10 ) ditritasi
-5

dengan NaOH 0,1 M

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Sebelum titrasi:

pH = 2,87

Pada penambahan 50 mL NaOH 0,1M maka:

pH = 4,7
Penambahan pH asam asetat 14
NaOH (a) mL (Ka = 1,82 x 10-5)
0 2.9 12

10 3.8
10
25 4.3
50 4.7
8
90 5.7

pH
99 6.7
6
99.5 7
99.8 7.4 4
99.9 7.7
100 8.7 2

100.2 10
100.5 10.4 0
0 50 100 150 200 250
101 10.7
Penambahan NaOH (mL)
110 11.7
125 12
Titik ekivalen terjadi pada pH 8,7 
150 12.3
indikator
200 12.5
fenolftalein, timolftalein, biru
timol
Netralisasi Basa Lemah dengan Asam
Kuat
100 mL amonium hidroksida 0,1M (Kb=1,8x10-5)
dengan asam klorida 0,1 M

NH4OH + HCl  NH4Cl + H2O

Pada titik ekivalen:


pH = 5,28
• Titik equivalent
pada pH 5,3
sehingga perlu
digunakan
indikator dengan
jangkauan pH 3,5
-6  jingga
metil, merah
metil, biru
bromofenol, hijau
bromokresol
Netralisasi Basa Lemah dengan Asam
Lemah
Titik equivalent terletak pada pH 6,96 -7,04
Tidak ada indikator yang mempunyai jangkauan
pH sependek ini
Kurva tidak menunjukkan perubahan yang jelas
Titrasi asam lemah dan basa lemah dihindari
Patnaik, 2004, Dean’s Analytical Chemistry Handbook 2nd ed, McGraw-
Hill, section 4
Patnaik, 2004, Dean’s Analytical Chemistry Handbook 2nd ed, McGraw-
Hill, section 4
Campuran Indikator
Larutan Baku Asam dan Basa
Contoh larutan baku asam:
• asam klorida  lebih disukai, hampir bisa
digunakan semua titrasi, tidak cocok untuk
titrasi menggunakan pemanasan karena uapnya
berbahaya
• asam sulfat  dapat memberikan endapan
dengan adanya barium hidroksida, cocok untuk
titrasi dengan pemanasan
• asam nitrat  dapat merusak beberapa
indikator, jarang digunakan
Larutan Baku Asam dan Basa
Contoh larutan baku basa:
• Natrium hidroksida
• Kalium hidroksida
• Barium hidroksida
Larutan tersebut mudah menyerap CO2 dari udara
sehingga konsentrasi mudah berubah dengan
cepat. Penyimpanan dalam wadah tertutup
dilengkapi “soda lime tube”. Semua larutan baku
alkali harus sering dibakukan ulang
Patnaik, 2004, Dean’s Analytical Chemistry Handbook 2nd ed, McGraw-
Hill, section 4
Contoh senyawa yang ditetapkan
dengan metode Asidi-Alkalimetri
Asam salisilat
Timbang lebih kurang 500 mg asam salisilat, larutkan
dalam 25 mL etanol encer yang sudah dinetralkan
dengan natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan
fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida
0,1 N. Tiap mL NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg
C7H6O3

Etanol  melarutkan asam salisilat, EtOH bersifat


asam lemah jadi harus dinetralkan terlebih dahulu
agar tidak bereaksi dengan titran
SOAL
Kadar minimum asam asetat yang diizinkan
dalam cuka adalah 4% berdasar massa.
Sebanyak 5 mL sampel cuka tertentu dititrasi
dengan 38,08 mL NaOH(aq) 0,1000 M. Apakah
sampel ini melampaui limit minimum?(densitas
cuka 1,01 g/mL)

HC2H3O2 + OH-  C2H3O2- + H2O


mL NaOH  L NaOH  mol NaOH  mol OH-
 mol HC2H3O2  g HC2H3O2  %massa
0,2287 g HC2H3O2
4,53 % HC2H3O2
SOAL
• 250 mg serbuk asam salisilat (Mr=138,12)
ditimbang seksama + 15 ml etanol 95% yg telah
netral thdp merah fenol LP. Ditambahkan 20 ml
air. Campuran dititrasi dg NaOH 0,1N (indikator
merah fenol).
 dibutuhkan NaOH = 12,56 ml. berapakah
kadar asam salisilat dlm serbuk?

Anda mungkin juga menyukai