Anda di halaman 1dari 10

A.

Nomor Kelompok : F7

B. Nama Anggota Kelompok :

1. Ryan Gilang Sutrisno / 110118123

2. Cakra Adi Wicaksono / 110118136

3. Vania Avilina / 110118150

4. Muhammad Hasbi / 110118156

C. Tanggal Praktikum : 23 Maret 2021

D. Judul Tugas : Analisis Kadar Parasetamol dalam Tablet Obat Sakit


Kepala ”X” yang memiliki komposisi Parasetamol dan Kafein
menggunakan metode HPLC.

E. Bentuk Sediaan : Tablet.

F. Pustaka Acuan : Farmakope Indonesia VI halaman 1365-1366

G. Pustaka Acuan yang Dipilih : Farmakope Indonesia VI halaman 1365-1366

A. Prosedur asli

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.

Fase gerak Buat campuran air-metanol P - asam asetat glasial P (69:28:3), saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah asam benzoat P, larutkan dan encerkan
dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 6 mg per mL.

Pengencer Campuran metanol P - asam asetat glasial P (95:5).

Larutan baku persediaan Timbang saksama masing-masing sejumlah Parasetamol BPFI


dan Kofein BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar parasetamol dan
kofein berturut-turut adalah 0,25 mg per mL dan 0,25 J mg per mL. J adalah perbandingan
kadar kofein dengana parasetamol dalam mg per tablet dari yang tertera pada etiket.
Larutan baku Pipet 20 mL Larutan baku persediaan, masukkan ke dalam labu terukur
50,0 mL. Tambahkan 3 mL Larutan baku internal, encerkan dengan Pengencer sampai
tanda dan campur. Larutan mengandung berturut-tururt 0,1 mg Parasetamol BPFI dan 0,1
J Kofein BPFI tiap mL.

Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang saksama
sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 250 mg paracetamol, masukkan ke
dalam labu tentukur 100,0 mL, tambahkan lebih kurang 75 mL Pengencer, kocok selama
30 menit menggunakan pengocok mekanik, sonikasi selama 5 menit. Encerkan dengan
Pengencer sampai tanda, kocok. Pipet 2 mL larutan ke dalam labu tentukur 50,0 mL,
tambahkan 3 mL Larutan baku internal, encerkan dengan Pengencer sampai tanda, kocok.

Sistem kromatografi Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 275 nm
dan kolom 4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 μm.
o
Pertahankan suhu kolom pada 45 ± 1 . Laju alir lebih kurang 2,0 mL per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak sperti
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak analit dan baku internal tidak kurang dari
1,4; faktor ikutan tidak lebih dari 1,2; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 μL) Larutan
baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons
piuncak utama. Waktu retensi relatif parasetamol, kofein, dan asam benzoat berturut-tururt
adalah 0,3; 0,5; dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, parasetamol, C 8H9NO2, dan kofein,
C8H10N4O2, dalam tablet yang digunakan dengan rumus:

( RuRs ) x ( CuCs ) x 100


(Ru dan Rs berturut-tururt adalah perbandingan respons puncak parasetamol dan kofein
terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar Parasetamol
BPFI atau Kofein BPFI dalam mg per mL Larutan baku; Cu adalah kadar parasetamol
atau kafein dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.

B. Rencana kerja

Prinsip Kerja

1. Pembuatan Baku Induk.


2. Pembuatan Baku Antara.
3. Pembuatan Baku Kerja.
4. Penetapan Kadar Parasetamol.
C. Alat
a. HPLC
b. Labu ukur 50,0 mL
c. Corong kaca
d. Batang pengaduk kaca
e. Pipet tetes ujung lancip
f. Pipet volume 1,0 mL, 2,0 mL, 3,0 mL
g. Vial 5 mL
h. Timbangan milligram
i. Anak timbangan
j. Kertas perkamen
k. Timbangan analitik
l. Kertas saring whatman 41
m. Filter holder dengan porositas 0,45µm
n. Pipet mikroliter
o. Spuit injeksi
D. Penetapan Bahan

Fase gerak campuran air - metanol - asam asetat glasial (69:28:3)

● Fase gerak dibuat 100 mL


● Air bebas mineral = 69 / 100 x 100 mL = 69 mL
● Metanol = 28 / 100 x 100 mL = 28 mL
● Asam asetat glasial = 3 / 100 x 100 ml = 3 mL

Pengencer campuran metanol - asam asetat glasial (95:5)

● Larutan pengencer
● Untuk baku induk = 50,0 mL = 50 mL
● Untuk baku antara = 1 x 5 mL = 5 mL
● Untuk baku kerja = 5 x 2 mL = 10 mL
● Untuk penetapan kadar = 3 x 10 mL = 30 mL
● Total = 95 mL dibulatkan jadi 100 mL
● Metanol 95 / 100 x 100 mL = 95 mL
● Asam asetat glasial 5 / 100 x 100 mL = 5 mL

Penimbangan baku paracetamol 50,6 mg


Perencanaan penimbangan sampel

Diketahui informasi pada etiket bahwa setiap tablet obat sakit kepala “X” mengandung
500 mg parasetamol.

Diketahui bobot rerata yang diperoleh dari penimbangan 1 tablet obat sakit kepala “X”
adalah 650,5 mg.

Maka, 500 mg / 650,5 mg x 100% = 76,86%. Setiap 1 tablet obat sakit kepala “X”
mengandung 76,86% parasetamol.

Jika kadar sampel yang akan dibuat adalah 50 bpj (parasetamol murni), maka kadar
sampel 100 / 76,86 x 50 bpj = 65 bpj → 65 mg/1000,0 mL = 6,5 mg/100,0 mL.

Karena penimbangan terlalu kecil, maka ditimbang 65 mg baku lalu dilarutkan dalam
50,0 mL dalam labu ukur. Setelah itu dilakukan pengenceran 20x sehingga :

65 mg/50,0 mL = 1300 bpj, kemudian diambil 100,0 µL dan dilarutkan dalam 2,0 mL
sehingga menghasilkan 65 bpj.

E. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Baku Induk
i. Disiapkan timbangan analitik, kemudian bubble point pada timbangan analitik
diseimbangkan.
ii. Ditimbang botol timbang kosong dengan timbangan analitik kemudian ditara.
iii. Dimasukkan ke dalam botol timbang, lalu ditimbang paracetamol 50,6 mg
dengan timbangan analitik.
iv. Dilarutkan dengan metanol - asam asetat glasial dalam botol timbang
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL dengan dibantu corong
yang disangga dengan perkamen pada mulut labu ukur.
v. Dilakukan pembilasan dengan pelarut pengencer pada botol timbang agar
tidak ada paracetamol yang tertinggal. Lalu ditambah pelarut hingga batas
meniskus bawah pada labu ukur.
vi. Ditutup labu ukur lalu dihomogenkan.
b. Pembuatan Baku Antara
i. Dipipet larutan baku induk menggunakan mikropipet sebanyak 500 µL dan
dimasukkan ke dalam vial.
ii. Ditambahkan pelarut pengencer 4500 µL.
c. Pembuatan Baku Kerja
i. Dipipet baku antara dengan menggunakan mikropipet dan diambil 200 µL;
400 µL; 600 µL; 800 µL; dan 1000 µL. Masing masing ditambahkan pelarut
ad 5,0 mL.
ii. Disaring sebagian larutan dengan kertas saring whatman 41 lalu dilakukan
penyaringan holder dengan porositas 0,45 µm lalu ditampung dalam vial.
iii. Masing-masing baku kerja disuntikkan dalam HPLC.
iv. Diamati area pada λ 275 nm dan waktu retensi (Rt) sesuai pustaka.
d. Penetapan Kadar Parasetamol
i. Disiapkan timbangan analitik, kemudian bubble point pada timbangan analitik
diseimbangkan.
ii. Diambil 20 tablet, kemudian ditimbang dengan kaca arloji yang sudah ditara
lalu didapat bobot rata-rata 650,5 mg.
iii. Kemudian digerus dengan stamper di dalam mortir sampai halus dan
homogen.
iv. Ditimbang botol timbang dengan timbangan analitik kemudian ditara.
v. Setelah itu dimasukkan sampel ke dalam botol timbang yang sudah ditara
sebanyak 65 mg.
vi. Dilarutkan dengan metanol - asam asetat glasial dalam botol timbang,
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL.
vii. Dipindahkan ke labu ukur dengan dibantu corong yang disangga dengan
perkamen pada mulut labu ukur.
viii. Dilakukan pengenceran dengan memipet larutan sampel sebanyak 100,0 µL
dan dilarutakan dalam 2,0 mL, lalu dimasukkan ke dalam vial dan
ditambahkan pelarut sebanyak 1900 µL, kemudian dihomogenkan.
ix. Larutan disaring dengan kertas saring whatman 41 lalu dilakukan penyaringan
menggunakan membran filter holder dengan porositas 0,45 µm lalu
ditampung dalam vial.
x. Sampel diinjeksikan melalui injektor atau auto sampler sebanyak 50,0 µL,
xi. Direkam kromatogram dan diukur respons puncak.
xii. Langkah di atas (langkah ix sampai xiii) diulangi untuk replikasi sampel II,
dan III.

F. Perhitungan

Baku induk :
Baku yang ditimbang 50,6 mg/50,0 mL = 1012 bpj.

Baku antara :

Baku induk 1012 bpj x 500 µL/5,0 mL = 101,2 bpj.

Baku kerja :

Volume baku kerja (µl) Volume pelarut yang Konsentrasi baku (bpj)
ditambahkan (µl)

200 µl 1800,0 µl 0,2 ml/2,0 ml x 101,2 = 10,12 bpj

400 µl 1600,0 µl 0,4 ml/2,0 ml x 101,2 ml = 20,24 bpj

600 µl 1400,0 µl 0,6 ml/2,0 ml x 101,2 = 30,36 bpj

800 µl 1200,0 µl 0,8 ml/2,0 ml x 101,2 = 40,48 bpj

1000 µl 1000,0 µl 1,0 ml/2,0ml x 101,2 = 50,60 bpj

Kurva baku induk


y = 680 + 1031,6x

a = 680

b = 1031,6

r = 0,9977

Sebanyak 20 tablet sampel ditimbang kemudian digerus homogen. Sebanyak ±50 mg


serbuk dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai hingga 50,0 mL. Sampel kemudian
diencerkan 20x konsentrasi semula. Data yang diperoleh :

Replikasi I

Sampel = 50,5 mg / 50,0 mL = 1010 bpj

Diencerkan 20 kali = 1010 bpj x 100 µL / 2000 µL = 50,5 bpj

y = 680 + 1031,6x

40000 = 680 + 1031,6x


x = 38,1155 bpj

Kadar sampel = (38,1155 bpj / 50,5 bpj) x 100% = 75,48%

Replikasi II

Sampel 50,1 mg / 50,0 mL = 1002 bpj

Diencerkan 20x = 1002 bpj x 100 µL / 2000 µL = 50,1 bpj

y = 680 + 1031,6x

40000 = 680 + 1031,6x

x = 38,1155 bpj

Kadar sampel = (38,1155 bpj / 50,1 bpj) x 100% = 76,08%

Replikasi III

Sampel 51,0 mg / 50,0 mL = 1020 bpj

Diencerkan 20x = 1020 bpj x 100 µL / 2000 µL = 51,0 bpj

y = 680 + 1031,6x

41050 = 680 + 1031,6x

x = 39,1334 bpj

Kadar sampel = (39,1334 bpj / 51,0 bpj) x 100% = 76,73%

Rata-rata → (75,48% + 76,08% + 76,73%) / 3 = 76,10%

SD = 0,6251%

KV → SD / rata-rata x 100%

= 0,6251% / 76,10% x 100% = 0,82%


Kadar parasetamol tertera pada sampel → 76,10% / 100% x 650,5 mg = 495,03 mg

Kadar parasetamol pada etiket = 500 mg

Rata-rata bobot tiap 1 tablet = 650,5 mg

Kadar parasetamol sesungguhnya → 500 mg / 650,5 mg x 100% = 76,86%

Kadar rata-rata dalam sampel → 76,10% / 76,86% x 100% = 99,01%

G. Pembahasan

Metode yang digunakan untuk penetapan kadar parsetamol pada praktikum adalah
metode HPLC atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Terdapat fase gerak pada
penetapan kadar menggunakan metode tersebut, fase gerak yang digunakan sesuai yang
tertera pada Farmakope Indonesia adalah campuran air-metanol-asam asetat glasial
dengan perbandingan (69:28:3) dan pengencernya adalah campuran metanol-asam asetat
glasial dengan perbandingan (95:5).

Sistem Kromatografi cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 275 nm dan kolom
4,6 mm x 10 cm berisi bahan L1 dengan ukuran partikel 5 μm. Pertahankan suhu kolom
o
pada 45 ± 1 . Laju alir lebih kurang 2,0 mL per menit.

(Alasan kenapa pakai mikroliter, satuan kenapa mikroliter, kenapa max pengenceran 2,0
mL, kenapa digunakan kertas sharing whatman 41, dll)

H. Kesimpulan

Berdasarkan Farmakope Indonesia, Tablet Parasetamol dan Kofein mengandung


parasetamol, C8H9NO2, dan kofein, C8H10N4O2, masing-masing tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kadar parasetamol yang
kelompok kami dapatkan pada praktikum adalah kadar rata-rata 99,01%, di mana hasil
tersebut memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia. Jadi, sampel tablet obat sakit
kepala “X” dengan kandungan parasetamol dan kafein layak untuk diedarkan.

Surabaya, 16 Maret 2021


Ryan Gilang Sutrisno Cakra Adi Wicaksono Vania Avilina Muhammad Hasbi
(110118123) (110118136) (110118150) (110118156)

Anda mungkin juga menyukai