KROMATOGRAFI GAS
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
Mata Kuliah : Kimia Farmasi I
Dosen PJ : Yusnita Usman, S.Si., M.Si., Apt.
PRODI : DIII Farmasi
Institusi : Stikes Nani Hasanuddin Makassar
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Thin Layer Chromatography (TLC)
Pengembangan (Elusi)
Prinsip :
Kromatografi elusi (komponen didorong oleh
penambahan pelarut segar)
Pengertian Kromatografi Gas
Penerapan Kromatografi Gas
Kromatografi gas selain berfungsi dalam pemisahan, juga berfungsi dalam
analisa baik kualitatif maupun kuantitatif.
Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan menambahkan komponen murni yang
sama dengan komponen yang diduga terkandung dalam cuplikan yang dianalisa.
Analisa kuantitatif dapat dilakukan menggunakan 3 metode :
1. Metode Kalibrasi
Dilakukan dengan membuat larutan standar dengan berbagai
konsentrasi dan mengukurnya dengan kromatografi gas.
Dari pengukuran tersebut dihasilkan kromatogram untuk setiap
larutan standar.
Dari kromatogram-kromatogram tersebut kemudian dibuat kurva linear
antara konsentrasi larutan dengan tinggi puncak/luas puncak.
Sumber kesalahan pada metode ini adalah volum cuplikan dan laju injeksi.
Penerapan Kromatografi Gas (Lanjutan)
2. Metode Standar Dalam
Berfungsi untuk menghilangkan pengaruh yang timbul dari variasi seperti laju pengemban, temperatur
kolom dan detektor.
Persyaratan untuk standar yang efektif adalah :
1. Harus menghasilkan peak yang terpisah semuanya, tetapi harus terelusi dengan komponen-komponen
yang akan diukur.
2. Tinggi atau luas peak harus kira-kira sama dengan tinggi atau luas peak dari komponen yang akan
diukur.
3. Secara kimiawi harus serupa dengan contoh, tetapi tidak terdapat dalam contoh aslinya.
Persyaratan untuk standar yang efektif adalah :
Prosedur :
1. Penambahan standar dalam yang kuantitatifnya konstan ke volum tetap dari beberapa campuran
sintetik yang mengandung komponen yang akan ditetapkan dengan kuantitas yang diketahui yang
diubah-ubah.
2. Campuran tersebut dianalisis dengan kromatografi gas dan dibuat kurva kalibrasi dari persen
komponen dalam sampel versus angka banding luas peak komponen/luas peak standar.
3. Metode Normalisasi Area
Area setiap peak yang muncul dihitung dan dikoreksi terhadap respon detektor untuk jenis senyawa yang
berbeda.
Konsentrasi analit ditentukan dengan membandingkan area suatu peak terhadap total area semua
komponen.
Mekanisme Kromatografi Gas
1. Gas bertekanan tinggi
dialirkan ke dalam kolom
yang berisi fasa diam
2. cuplikan diinjeksikan ke
dalam aliran gas dan ikut
terbawa oleh gas ke
dalam kolom.
3. Di dalam kolom akan terjadi
proses pemisahan cuplikan
menjadi komponen-
komponen penyusunnya. 5. Hasil pendeteksian direkam oleh rekorder dan
dikenal sebagai kromatogram.
4. Komponen-komponen
tersebut satu per satu akan 6. Jumlah peak pada kromatogram menyatakan jumlah
keluar kolom dan mencapai komponen yang terdapat dalam cuplikan dan
detektor yang diletakkan di kuantitas suatu komponen ditentukan berdasarkan
ujung akhir kolom. luas peaknya.
Komponen Kromatografi Gas (1)
1. Gas Pembawa
Gas pembawa adalah fase gerak/eluen/pelarut yang bergerak cepat.
Syarat : - Stabil
- Inert
- Murni
- Cocok dengan detektor
Contoh : Ar, He, H dan N
Gas pembawa memerlukan kecepatan aliran yang berbeda-beda untuk mencapai
efisiensi yang optimum dengan HETP (High Eficiency Theoretical Plate) minimum.
N = (10 cm/detik)
H = (35 cm/detik)
He = (25 cm/detik )
Kotoran yang terdapat dalam carrier gas dapat bereaksi dengan fasa diam. Sebagai
solusinya gas yang digunakan sebagai gas pembawa yang relatif kecil agar kolm tidak
rusak dan dilengkapi saringan (molecular saeive) untuk menghilangkan kotoran yang
berupa air dan hidrokarbon dalam gas pembawa
Komponen Kromatografi Gas (2)
2. Sistem Injeksi Sampel/Cuplikan
Syarat cuplikan
Mudah menguap saat diinjeksikan
Stabil pada suhu operasional (50-300 C).
Injektor berada di dalam oven dan suhunya
50oC lebih tinggi dari titik didih cuplikan
Volume cuplikan
- gas : 0,5 50 mL
- cairan : 0,2 20 L
Alat pemasukan cuplikan untuk kolom
terbuka dikelompokkan 2 kategori yaitu :
a. Injeksi split (split injection) dimaksudkan
untuk mengurangi volume cuplikan yang
masuk ke kolom
b. Injeksi splitless (splitless injection) lebih Gambar Sistem injeksi split
cocok digunakan untuk analisa renik
Komponen Kromatografi Gas (3)
3. Kolom
Kolom adalah tempat berlangsungnya proses pemisahan komponen yang terkandung
dalam cuplikan. Umumnya terbuat dari baja tahan karat atau terkadang dapat terbuat
dari kaca.
Di dalam kolom terdapat fasa diam (cairan, wax, atau padatan) dengan titik didih
rendah.
Syarat Fasa diam : - sukar menguap
- tekanan uap rendah
- titik didihnya tinggi (minimal 100 C di atas suhu operasi kolom)
- stabil secara kimia.
- Pemilihan fasa diam harus disesuaikan dengan sifat sampel
Contoh cairan untuk fasa diam: hidrokarbon bertitik didih tinggi, silicone oils, waxes,
ester polimer, eter dan amida.
Fasa diam ini melekat pada adsorben. Syarat Adsorben :
- Memiliki ukuran yang seragam
- Cukup kuat agar tidak hancur saat dimasukkan ke dalam kolom.
- Terbuat dari celite yang berasal dari bahan diatomae.
Tabel Struktur fasa diam & sifatnya
tx/MXT-1301,
Rtx/MXT-624
6% cyanopropylphenyl
94% dimethyl polysiloxane Stable to 280C
Polarity : slightly polar
Uses: volatile compounds, insecticides,
residue solvents in pharmaceutical products
Tabel Struktur fasa diam & sifatnya (Lanjutan)
Stuktur Fase Diam Sifat
Rtx/MXT/XTI-5
5% diphenyl
95% dimethyl Polysiloxane
Stable to 360C
Polarity : non-polar
Uses : flavors, environmental samples,
aromatic hydrocarbons
Rtx/MXT-35
35% diphenyl
65% dimethyl Polysiloxane
Stable to 300C
Polarity : intermediately polar
Uses : pesticides, Aroclors, amines, nitrogen
containing herbicides
Rtx/MXT-20
20% diphenyl
80% dimethyl Polysiloxane
Stable to 310C
Polarity : slightly polar
Uses: volatile compounds, alcohols
Tabel Struktur fasa diam & sifatnya (Lanjutan)
Stuktur Fase Diam Sifat
Rtx/MXT/XTI-5
5% diphenyl
95% dimethyl Polysiloxane
Stable to 360C
Polarity : non-polar
Uses : flavors, environmental samples,
aromatic hydrocarbons
Rtx/MXT-35
35% diphenyl
65% dimethyl Polysiloxane
Stable to 300C
Polarity : intermediately polar
Uses : pesticides, Aroclors, amines, nitrogen
containing herbicides
Rtx/MXT-20
20% diphenyl
80% dimethyl Polysiloxane
Stable to 310C
Polarity : slightly polar
Uses: volatile compounds, alcohols
Komponen Kromatografi Gas (3)
3. Kolom (Lanjutan)
Dua jenis kolom yang biasa digunakan dalam kromatografi gas, :
a. Kolom pak (packed column)
Terbuat dari stainless steel atau gelas Pyrex, digunakan jika cuplikan yang akan dipisahkan bersifat
labil secara termal. Biasanya dicuci dengan HCl terlarut, kemudian ditambah dengan air diikuti
dengan methanol, aseton, metilen diklorida dan n-heksana. Proses pencucian ini untuk
menghilangkan karat dan noda yang berasal dari agen pelumas yang digunakan saat membuat
kolom.
Diameter kolom pak berkisar antara 3 6 mm dengan panjang 1 5 m.
Isi kolom : zat padat halus sebagai zat pendukung
fasa diam berupa zat cair kental yang melekat pada zat pendukung.
Dapat menampung jumlah cuplikan yang banyak
Umumnya diisi dengan 5% polyethylene glycol adipate dengan efisiensi kolom sebesar 40,000
theoretical plates
b. Kolom terbuka (open tubular column)
Terbuat dari stainless steel atau quartz.
Berdiameter 0,1 0,7 mm dengan panjang berkisar antara 15 - 100 m.
Penggunaan kolom terbuka memberikan resolusi yang lebih tinggi daripada kolom pak.
Berbeda dari kolom pak, pada kolom terbuka fasa geraknya tidak mengalami hambatan ketika
melewati kolom sehingga waktu analisis lebih singkat daripada jika menggunakan kolom pak.
Komponen Kromatografi Gas (4)
4. Termostat
Termostat (oven) adalah tempat penyimpanan kolom.
Suhu kolom harus dikontrol, bervariasi antara 50C - 250C.
Suhu injektor < suhu kolom, sedangkan suhu kolom < daripada suhu
detektor. Suhu kolom optimum bergantung pada titik didih cuplikan dan derajat
pemisahan yang diinginkan.
Operasi kromatografi gas dapat dilakukan secara isotermal dan terprogram.
Analisis yang dilakukan secara isotermal digunakan untuk memisahkan cuplikan
yang komponen-komponen penyusunnya memiliki perbedaan titik didih yang
dekat.
Sistem terprogram digunakan untuk memisahkan cuplikan yang perbedaan
titik didihnya jauh.
Komponen Kromatografi Gas (5)
5. Detektor
Detektor berfungsi untuk mendeteksi komponen-komponen yang telah terpisahkan yang mengalir
bersama fasa gerak keluar kolom.
Dipilih berdasarkan tingkat konsentrasi yang diukur dan sifat dasar komponen- komponen yang akan
dipisahkan.
Macam-macam detektor :
Komponen Kromatografi Gas (5)
5. Detektor (Lanjutan)
Kromatografi adsorpsi
Jenis-jenis
HPLC Kromatografi fase terikat
(Kromatografi Partisi)
Kromatografi Afinitas
Prinsip Kerja HPLC
Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit
berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom (sebagai fasa
diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya.Yang paling
membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada
HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak.
Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan
kecepatannya untuk sampai ke detektor (waktu retensinya) akan
berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-
puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan
hidrokarbon < senyawa terhalogenasi < golongan eter < golongan
ester < golongan keton < golongan alkohol < golongan asam.
Prosedur Penggunaan HPLC
1. Mula-mula solven diambil melalui
pompa, kemudian masuk ke dalam
katup injeksi berbutar, yang
dipasang tepat pada sampel loop.
2. Dengan pertolongan mikrosiring,
sampel dimasukan ke dalam sampel
loop yang kemudian bersama-sama
dengan solven masuk ke dalam
kolom.
3. Hasil pemisahan dideteksi oleh
detector, yang penampakannya
ditunjukan oleh perekam 5. Tekanan solven di atur dengan pengatur dan
(recorder). pengukur tekanan.
4. Pompa pemasuk solven pada 6. Rekorder menghasilkan kromatogram zat-zat yang
tekanan konstan hingga tekanan dipisahkan dari suatu sampel. Tahap pemekatan
+ 4500 psi dengan laju alir dengan ekstraksi solven dan penguapan untuk
rendah, yakni beberapa memperkecil volum sering kali diperlukan sebelum
mL/menit. pengerjaan sampel dengan HPLC.
Instrumen HPLC
Instrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas: wadah fase gerak (Reservoir),
pompa, alat untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor,
wadah penampung buangan fase gerak, dan suatu komputer atau integrator
atau perekam.
Instrumen HPLC (1)
1. Wadah fase gerak (Reservoir)
Wadah fase gerak harus bersih dan inert, biasanya menggunakan wadah
pelarut kosong yang dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter.
Fase gerak sebelum digunakan harus dilakukan deggasing (penghilangan gas)
yang ada pada fase gerak. Sebab adanya gas dalam fase gerak akan
mengganggu detektor sehingga akan mengacaukan hasil analisis.
Fase gerak biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur
yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut,
polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel.
Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan
elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sedangkan, untuk
fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi
menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut.
Instrumen HPLC (1)
1. Persyaratan Fase Gerak (Lanjutan)
a. Zat cair harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk cuplikan
yang akan dianalisis.
b. Zat cair harus murni untuk menghindarkan masuknya kotoran
yang dapat mengganggu interpretasi kromatografi.
c. Zat cair harus jernih sekali untuk menghindarkan penyumbatan
pada kolom.
d. Zat cair harus mudah diperoleh, murah, tidak mudah terbakar,
dan tidak beracun.
e. Zat cair tidak kental. Umumnya kekentalan tidak melebihi 0,5 cP
f. Sesuai dengan detector.
Instrumen HPLC (2)
2. Pompa
Syarat pompa : harus inert terhadap fase gerak.
Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon,
dan batu nilam.
Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000
psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit.
Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan
fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit.
Pompa berfungsi sebagai sistem penghantaran fase gerak secara tepat,
reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan.
Ada 2 jenis pompa dalam HPLC yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan
pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe pompa dengan aliran fase
gerak yang konstan sejauh ini lebih umum dibandingkan dengan tipe pompa
dengan tekanan konstan.
Instrumen HPLC (3)
3. Tempat Injeksi
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan
disturbansi yang minimum dari material kolom.
Sampel yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam kolom secara
otomatis atau manual melalui injeksi.
Volume injeksi sangat tepat karena mempunyai sampel loop dengan
variabel volume (misalnya 20 500 L).
Syarat- syarat injektor yang baik :
a. Dapat memasukkan sampel ke dalam kolom dalam bentuk sesempit
mungkin
b. Mudah digunakan
c. Keberulangan tinggi
d. Dapat bekerja walaupun ada tekanan balik
Tipe Injektor HPLC
1. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja
atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa
digunakan karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak
dipengaruhi
2. Septum: Septum yang digunakan pada HPLC sama dengan yang
digunakan pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan
pada kinerja sampai 60-70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan
dengan semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair. Partikel kecil
dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat menyebabkan
penyumbatan.
3. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi
volume lebih besar dari 10 dan dilakukan dengan cara automatis
(dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil
dapat diinjeksifan secara manual).
Instrumen HPLC (4)
4. Kolom
Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk
berlangsungnya proses pemisahan solut/analit.
Kolom pada HPLC ada 2 jenis yakni kolom mikrobor dan kolom konvensional.
Kolom mikrobor, mempunyai 3 keuntungan yang utama dibanding dengan kolom
konvensional, yakni:
a. Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase
gerak lebih lambat (10 -100 l/menit).
b. Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
ideal jika digabung dengan spektrometer massa.
c. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel
klinis.
Meskipun demikian, dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom
konvensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin
Fase Diam HPLC (4)
Umumnya fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi,
silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen.
Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol
(Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti
klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya
dengan gugus-gugus fungsional yang lain.
Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak
digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang
rendah, sedang, maupun tinggi.
Oktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar.
Silika- silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sebagai pengganti silika
yang tidak dimodifikasi.
Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi
disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.
Instrumen HPLC (5)
5. Detektor
Detektor pada HPLC dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu:
a. Detektor universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, dan tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias
b. Detektor spektrometri massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya
akan mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis,
detektor fluoresensi, dan elektrokimia.
Karakteristik detektor HPLC :
Mempunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel;
Mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar
yang sangat kecil;
Stabil dalam pengopersiannya;
Mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita;
Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran
yang luas
Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Perbandingan KCKT dengan KG