INTERAKSI OBAT
Oleh :
YUSNITA USMAN
NIM P2500214010
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
menurunkan
kerja
obat
dalam
tubuh, bahkan
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan bisa juga karena perbedaan kapasitas metabolisme antar individu. Selain itu,
faktor penyakit tertentu terutama gagal ginjal atau penyakit hati yang parah dan faktorfaktor lain (dosis besar, obat ditelan bersama-sama, pemberian kronik).
II.2 MEKANISME INTERAKSI OBAT
Interaksi
diklasifikasikan
berdasarkan
keterlibatan
dalam
proses
Interaksi
farmakokinetik diakibatkan
oleh
perubahan
laju
atau
tingkat
sifat-sifat
(efek obat A =1, efek obat B = 1, efek kombinasi keduanya = 2), potensiasi (efek A = 0,
efek B = 1, efek kombinasi A+B = 2), sinergisme (efek A = 1, efek B = 1, efek
kombinasi A+B = 3) dan antagonisme (efek A = 1, efek B = 1, efek kombinasi A+B =
0). Mekanisme yang terlibat dalam interaksi farmakodinamik adalah perubahan efek
pada jaringan atau reseptor (Ester Muki Apriyanti; 2013).
1. Interaksi Farmasetika
Interaksi farmasetik atau disebut juga inkompatibilitas farmasetik bersifat
langsung dan dapat secara fisik atau kimiawi, misalnya terjadinya presipitasi,
perubahanwarna, tidak terdeteksi (invisible), yang selanjutnya menyebabkan obat
menjadi tidak aktif (Retno Gitawati; 2008).
2. Interaksi Farmakokinetika (Anggota IKPI; 2003)
Tabel II.2.1 Interaksi farmakokinetik obat
a. Absorpsi di saluran cerna
Kecepatan
Jumlah
b. Ikatan obat protein (pendesakan obat)
Obat bebas (aktif)
Obat terikat (tidak aktif)
c. Metabolisme hepatik
Induksi enzim (penurunan konsentrasi obat)
Inhibisi enzim (peningkatan konsentrasi obat)
d. Klirens ginjal
Peningkatan eksresi (penurunan konsentrasi obat)
Penurunan eksresi (peningkatan konsentrasi obat)
5
simetidina
dan
antibiotik
golongan
makrolida
(eritromisina,
Obat dieleminasi melalui ginjal dengan filtrasi glomerulus dan sekresi tubular
aktif. Obat yang mempengaruhi eksresi obat melalui ginjal dapat mempengaruhi
konsentrasi obat lain dalam plasma. Hanya sejumlah kecil obat yang cukup larut dalam
air yang mendasarkan ekskresinya melalui ginjal sebagai eleminasi utamanya, yaitu
obat yang tanpa lebih dulu dimetabolisme di hati. Jadi, klirens ginjal melalui
peningkatan
ekskresi
(penurunan
konsentrasi
obat)
dan
penurunan
ekskresi
obat-obat
yang
suplemen. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya atau bahkan fatal pada
kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan
menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan tubuh (Ester Muki Apriyanti;
2013).
Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda.
Sering, zat tertentu di dalam makanan memberikan efek. Perubahan-perubahan lain
dapat disebabkan oleh jumlah protein dalam diet anda, atau bahkan cara makanan
tersebut disiapkan. Salah satu cara yang paling umum makanan mempengaruhi efek
obat adalah dengan mengubah cara obat-obat tersebut diuraikan ( dimetabolisme )
oleh tubuh. Jenis protein yang disebut enzim, memetabolisme banyak obat. Beberapa
makanan dapat membuat enzim-enzim ini bekerja lebih cepat atau lebih lambat, baik
dengan memperpendek atau memperpanjang waktu yang dilalui obat di dalam tubuh.
Jika makanan mempercepat enzim, obat akan lebih singkat berada di dalam tubuh
dan dapat menjadi kurang efekteif. Jika makanan memperlambat enzim, obat akan
berada lebih lama dalam tubuh dan dapat menyebabkan efek samping yang tidak
dikehendaki (Ester Muki Apriyanti; 2013).
Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat terjadinya interaksi
obat dengan makanan adalah (Ester Muki Apriyanti; 2013) :
1. Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan pengosongan
lambung dari saat masuknya makanan
2. Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu
3. Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa saluran cerna
4. Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan kompleks
5. Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan
9
hati
dapat
mempengaruhi
kapasitas
hati
untuk
magnesium
juga
secara
nyata
mengurangi
kandungan
kapasitas memetabolisme hati. Besi yang berlebih dalam makanan dapat juga
menghambat metabolisme obat. Kelebihan tembaga mempunyai efek yang sama
seperti defisiensi tembaga, yakni berkurangnya kemampuan untuk memetabolisme
obat dalam beberapa hal. Jadi ada level optimum dalam tembaga yang ada pada
makanan untuk memelihara metabolism obat dalam tubuh .
c). Ketersediaan hayati
Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan perlambatan
absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan
hayati obat bersangkutan).
II.6 FASE DALAM INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN
a.
Fase farmasetis
Fase farmasetis merupakan fase awal dari hancur dan terdisolusinya obat. Beberapa
makanan dan nutrisi mempengaruhi hancur dan larutnya obat. Maka dari itu, keasaman
makanan dapat mengubah efektifitas dan solubilitas obat-obat tertentu. Ketersediaan
hayatinya meningkat akibat solubilisasi yang diinduksi oleh perubahan pH lambung.
11
Makanan dapat meningkatkan pH lambung, disisi lain juga dapat mencegah disolusi
beberapa obat (Ester Muki Apriyanti; 2013).
b. Fase farmakokinetik
Fase farmakokinetik adalah absorbsi, transport, distribusi, metabolisme dan ekskresi
obat. Interaksi obat dan makanan paling signifikan terlibat dalam proses absorbsi. Usus
halus, organ penyerapan primer, berperan penting dalam absorbsi obat. Fungsi usus
halus seperti motilitas atau afinitas obat untuk menahan sistem karier usus halus, dapat
mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorbsi obat. Makanan dan nutrien dalam
makanan dapat
yang
mempengaruhi
tingkat
ionisasi
dan
solubilitas
atau reaksi
signifikan. Kecepatan
pengosongan
lambung
secara
signifikan
mempengaruhi komposisi
Mekanisme obat tergantung pada aktifitas agonis atau antagonis, yang mana akan
meningkatkan atau menghambat metabolisme normal dan fungsi fisiologis dalam tubuh
manusia. Obat dapat memproduksi efek yang diinginkan dan tidak diinginkan (Ester
Muki Apriyanti; 2013).
12
BAB III
TABEL INTERAKSI OBAT
13
Methothrexate
8.
Fenitoin
9.
10.
Sulfametoksazol/
Trimetoprim
(cotrimoxazole)
Antihipertensi
11.
Ace Inhibitor/Loop
diuretik
Antikoagulan
12.
Antikoagulan
Efek Interaksi
Absorpsi aspirin meningkat
Absorpsi tetrasiklin menurun
Efek methothrexate meningkat
13.
14.
Levopoda
15.
Cephalosporin
Dapsone
Penisilin
Quinolon
ACE inhibitor
16.
Doksisilin
17.
Antikolinergika
(trihexyfenidil,
biperiden)
Antikonvulsan
Fenitoin, carbamazepin)
Antipsikotika
(promazin,proklorperazin)
Antihipertensi
(klonidin, guanabenz)
Antidepresan trisiklik
(amitriptilin, nortriptilin)
Fenfluramin
Pelemas otot
(diazepam)
Profoksifen
Trankuilansia (CPZ,
lorazepam, triazolam)
Narkotika
(kodein,demerol)
Trankuilansia
(lorazepam,triazolam)
Allopurinol
Karbamazepin
Barbiturat
Fenitoin
Pirimidon
Antihistamin
15
Efek Interaksi
Peningkatan efek antikoagulan
sehingga memperparah terjadinya
perdarahan
19.
Epinefrin
20.
Teofilin
Allupurinol
Barbiturat
Simetidin
Eritromisin
Vaksin influenza
Troleandomisin
Beta bloker
Antidepresan inhibitor MAO
Fenitoin
Primidon
21.
22.
Antidepresan MAO
(isokarboksazida,
fenelzin, pargilin,
tranilsipromin)
Antikonvulsan
Antidepressan trisiklik
Barbiturat
Asam folat
Piridoksin
Troleandomisin
Vitamin C
Vitamin B6
Asetaminofen
Ampisilin
Beta blocker
Dekstromethorpan
Amfetamin
Epinefrin
Obat diabetes
Dekongestan
Diuretika
16
Efek Interaksi
Efek aspirin dapat berkurang
Efek kortikosteroid menurun
Efek kortikosteroida meningkat
Efek obat diabetes dapat berkurang
Efek digitalis dapat meningkat
Efek samping kedua obat meningkat
Efek kortikosteroid menurun
Efek kortikosteroid menurun
Efek kortikosteroid menurun
Efek antidepresan meningkat
Menyebabkan penurunan tekanan
darah
Terjadi efek antagonis, sehingga
efek epinefrin berkurang
Efek obat diabetes berkurang
Terjadi peningkatan efek digitalis
Terjadi efek antagonis sehingga
efek antihipertensi menurun
Efek teofilin meningkat
Efek teofilin menurun
Efek teofilin meningkat
Efek teofilin meningkat
Efek teofilin meningkat
Efek teofilin meningkat
Terjadi efek antagonis, efek teofilin
menurun
Efek antidepresan meningkat
Efek enitoin berkurang
Efek teofilin berkurang
Efek kedua obat menurun
Peningkatan efek antidepressan
Efek pil KB menurun
Efek asam folat dapat berkurang
Efek piridoksin berkurang
Menyebabkan sakit kuning kolestatik
Teofilin
Antidepresan trisiklik
(doksepin, amitriptilin,
nortriptilin,
klordiazepoksida,
maprotilin, desipramin,
deksepin, imipramin,
trazadon)
25.
Obat diabetes
26.
Obat diabetes
Efek Interaksi
Efek guanetidin meningkat
Efek metildopa meningkat
Efek antidepresan meningkat
Efek antidepresan meningkat
Menyebabkan terjadinya
hipotiroidisme
Efek lithium berkurang
Amfetamin
Peningkatan efek antidepresan
Antikonvulsan
Penurunan efek antikonvulsan
Antidepressan inhibitor MAO Efek sinergisme dari kedua obat
menyebabkan peningkatan efek
samping
Epinefrin
Efek sinergisme dari kedua obat
menyebabkan peningkatan efek
samping
Barbiturat
Efek antidepresan berkurang
Benztropin
Meningkatkan efek samping
benzotropin
Efek beta bloker berkurang
Beta bloker
Meningkatkan efek samping
Biperiden
Biperiden
Klonidin
Efek klonidin berkurang
Fenfluramin
Efek fenfluramin dapat meningkat
Guanetidin
Efek guanetidin berkurang
Rifampisin
Efek antidepressan berkurang
Antiaritmika
Tejadi efek merugikan pada jantung
Aspirin
Efek obat diabetes bertambah
Kloramfenikol
Allopurinol
Klofibrat
Guanetidin
Insulin
Androgen
Oksifenbutazon
Pepto bismol
Fenilbutazon
Probenesid sulfonamida
Amfetamin
Epinefrin
Beta bloker
Dekongestan
Kortikosteroida
Diuretika
Metilfenidat
Pemolin
Fenitoin
Rifampisin
Obat tiroid
17
Karbamazepin
29.
Fenitoin
30.
Primidon
31.
Asam valproat
32.
Efek Interaksi
Efek klindamisin berkurang
Efek linkomisin berkurang
Efek karbamazepin meningkat
Efek metadon berkurang
Efek karbamazepin meningkat
Efek karbamazepin meningkat
Barbiturat
Kloramfenikol
Simetidin
Kortikosteroida
Disopiramida
Disulfiram
Asam folat (Vit B9)
Furosemida
Isoniazida
Metadon
Metilfenidat
Oksifenbutazon
Fenilbutazon
Kinidin
Kinin
Sulfonamida
Trimetadion
Asam valproat
Vitamin D
Beta bloker
Digitoksin
Asam folat (Vitamin B9)
Griseofulvin
Metadon
Kinidin
Kinin
Rifampisin
Asam valproat
Fenobarbital
Beta bloker
Diuretika
Vasodilator
18
33.
Prokainamida
Asetazolamida
Antasida
34.
Kinidin
Efek Interaksi
Efek prokainamida meningkat
Asetazolamida
Antasida
Barbiturat
Obat pencahar (Magnesium)
Rifampisin
35.
Vitamin C
Vitamin E
Vitamin B12
Aspirin
Barbiturat
Kinidin
Kinin
Primidon
36.
37.
Vitamin B2
Barbiturat
Estrogen
Primidon
Sulfasalazin
Asam borat
38.
Vitamin B6
Estrogen
Hidralazin
Isoniazida
Levodopa
39.
Vitamin B12
Kalium klorida
40.
Simetidin
41.
Hormon tiroid
Sukralfat
Transkuilansia
Antasida (Al,Mg)
Pengikat asam empedu
(kolestiramin, kolestipol)
Kalsium karbonat
Garam besi
Natrium polistiren sulfonat
Simetidin
Sukralfat
Beta blocker
Karbamazepin
Hidantoin
Fenobarbital
Rifampisin
Estrogen
Kontrasepsi oral
19
2.
Kopi
3.
Susu (bermineral/zat
besi)
Acetaminophen
Minoxidil
Ampicilin
Captopril
Norfloxacin
Carbidopa
Penisilin
Ciprofloxacin
Rifampisin
Ethambutol
Tetrasiklin
Asam folat
Indometasin
Aspirin
Levopodopa
Methyldopa
Alkohol
Allopurinol
Vitamin C
Vitamin E
20
Efek Interaksi
Penurunan metabolisme dari abacavir
Peningkatan intoksisitas alkohol
Peningkatan konsentrasi plasma alkohol
Sinergisme efek dari keduanya
Pada alkoholisme keras, menunjukkan
peningkatan waktu prothrombin
Efek obat diabetes dapat bertambah
Efek fenitoin dapat berkurang
Efek primidon dapat berkurang
Terjadi hipotensi postural
Peningkatan resiko perdarahan lambung
Peningkatan efek alkohol
Peningkatan bioavaibilitas dan absorpsi
aspirin oleh kopi (cafein) sehingga efek
aspirin menjadi singkat dan waktu paruh
menjadi lebih singkat
Meningkatkan resiko efek samping
antidepresan
Efek kofein meningkat
Efek teofilin meningkat
Pembentukan khelat dari susu yang
mengandung zat besi dengan obat yang
mempengaruhi menyebabkan penurunun
absorpsi dan efek dari obat yang
dipengaruhi
No. Minuman/Makanan
4. Daging panggang
(sate/hamburger)
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Makanan mengandung
karbohidrat: roti,
biscuit, kurma, jelli,
dan lainlain
Jus Grapefruit
Makanan beralkali
(jeruk, air kelapa,
madu, sayuran
berwarna hijau dan
kuning yang tidak
mengandung zat pati)
Makanan berlemak
Makananan berserat
tinggi
Makanan berprotein
tinggi (daging, kacangkacangan dan susu)
Sayuran berwarna hijau
Kayu manis
Makanan berkadar
garam rendah
Makanan berkadar
darah tinggi
Makanan yang
mengandung tiramin
(alpukat, kentang
bakar, pisang, buncis,
bir, sosis, keju, hati
ayam, coklat, kopi,
minuman kola, kurma,
cabe, acar kol, kecap,
ragi yogurt, anggur)
Efek Interaksi
Peningkatan metabolisme teofilin pada
orang yang mengkonsumsi daging
panggang dalam jumlah besar karena
terbentuk hidrokarbon polisiklik yang
terdeposit pada daging panggang
Barbiturat
Obat diabetes
Primidon
Obat angina
Metenamin
Kinidin
Kinin
Griseofulvin
Digoxin
Levodopa
Obat tiroid
Antihipertensi
Obat jantung digitalis
Lithium
Lithium
Asetaminofen
Kalsium kanal bloker
21
No. Minuman/Makanan
Obat yang dipengaruhi
15. Sayuran berwarna hijau Obat tiroid
(asparagus, brokoli,
bunga kol, kangkung,
daun selada, buncis,
bayam, lobak cina
seledri)
16. Makanan yang
Levodopa
mengandung vitamin
B6 (alpukat, roti, beras
dan broduknyam
daging, kacang merah,
bubur gandum)
22
Efek Interaksi
Efek obat tiroid dapat dilawan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukandar, E.Y., Retnosari Andrajati, Joseph I Sigit, I Ketut Adnyana, dkk. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta. 2002.
2. Stockley, I.H., Honorary Research Fellow, University of Nottingham Medical
School, Nottingham, UK. Stockleys Drug Interactions. The Pharmaceutical
Press. 2005. Available as Offline Explorer Enterprise HTML.
3. Harkness, Richard. Interaksi Obat. Penerbit ITB. Bandung. 1989.
4. Apriyanti, Ester Muki. Interaksi Obat dengan Makanan. Fakultas Kedokteran
Udayana. Denpasar. 2013. Available as PDF.
5. Anggota IKAPI, Farmasi Klinik (Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan
Pilihan Pasien). PT. Elexmedia Komputindo. Jakarta. 2003.
6. Gitawati, Retno. Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya. Media Litbang
Kesehatan Volume XVIII Nomor 4 tahun 2008. Available as PDF.
23