U
S
N
IT
A
U
S
akalar pada tanggal M
endidikan SD (1997),
A
N
i Takalar. Kemudian ,
S
.S
0), Profesi Apoteker i.,
k (2014-2016) di Fa- M
.S
Makasar. Pada tahun i.
,
Program Studi DIII A
p
ar. Mata kuliah yang t.
Pengantar Farmasi
ompetensi.
B
U
K
U
A
JA
R
P
E
N
G
A YUSNITA USMAN, S.Si.,M.S
N
TA
R
FA
R
M
A
S
I
K
LI
N
IK
BUKU AJAR
PENGANTAR FARMASI
KLINIK
PENYUSUN
Yusnita Usman, S.Si.,M.Si.,Apt.
Penulis :
Yusnita Usman
ISBN : 978-602-0844-21-3
Editor :
Yusnita Usman
Penerbit :
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Nani
Hasanuddin Makassar
Redaksi :
P3M STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan VIII No 24, Makassar
Tel (0411) 582104 / Fax (0411)582104
Email : p3m@stikesnh.ac.id
Makassar, 2021
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................... ii
BAB I PENGANTAR FARMASI KLINIK ................... 1
Sejarah Farmasi Klinik............................................ 1
Perkembangan Farmasi Klinik................................ 2
Landasan Hukum ................................................... 5
BAB II PHARMACEUTICAL CARE ........................... 6
Defenisi Pharmaceutical Care ................................ 6
Defenisi Drug Related Problems ............................ 7
Kategori Drug Related Problems ............................ 8
BAB III PENGKAJIAN RESEP.……………………..... 15
Defenisi Resep ....................................................... 15
Pengkajian Resep .................................................. 16
Penyerahan Resep ................................................. 24
BAB IV PEMANTAUAN PENGGUNAAN OBAT ....... 26
Defenisi Pemantauan Penggunaan Obat ............... 26
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat........ 27
Monitoring Efek Samping Obat............................... 30
Faktor Pendorong Efek Samping Obat ................... 44
Pencegahan & Penanganan Efek Samping Obat... 45
BAB V PENGGUNAAN OBAT RASIONAL ............... 49
Defenisi Penggunaan Obat Rasional...................... 49
Kriteria Obat Rasional …………………………….. 54
Penggunaan Obat Yang Tidak Rasional ...……….. 58
Penanganan Masalah Penggunaan Obat Yang
Tidak Rasional ………..…………………………….. 63
Indikator Penggunaan Obat Yang Tidak Rasional.. 64
Keamanan Pengobatan …………………………….. 66
BAB VI PELAYANAN INFORMASI OBAT …….. ...... 73
Defenisi Pelayanan Informasi Obat ........................ 73
Tujuan dan Kegiatan PIO ....................................... 75
Faktor Pendukung dan Sumber PIO....................... 76
Metode PIO …………………………………………… 79
Sasaran dan Bentuk PIO …………………………… 80
Ruang Lingkup PIO ……………….………………… 83
Strategi Pencarian Informasi …….………………… 84
Dokumentasi PIO ………………………………….… 87
DAFTAR PUSTAKA .................................................. 88
Z BAB 1 PENGANTAR
FARMASI KLINIK
LANDASAN HUKUM
Landasan hukum berkaitan dengan pelayanan
farmasi klinik yang dilakukan di rumah sakit adalah
Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:
1. Asuhan kefarmasian yang berkaitan dengan obat
identifikasikan drug related problems (DRPs) yang
potensial dan aktual, memecahkan DRP yang
aktual dan mencegah terjadinya DRP yang
potensial.
2. Pengkajian dan pelayanan resep.
3. Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat
yang dapat dilihat dari catatan rekam farmasi
dan data laboratorium serta dikaitkan dengan
kepatuhan pasien dan kejadian efek samping obat
(ESO).
4. Pelayanan informasi obat.
DEFENISI RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dan elekronik dari
seorang dokter kepada apoteker pengelola apotek untuk
menyiapkan dan/atau membuat, meracik, serta
menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis
dengan jelas dan lengkap.
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan,
pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep,
penyiapan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan
disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur
pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication
error).
Proses pengobatan menggambarkan suatu proses
normal atau "fisiologik" dari pengobatan, di mana
diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus berbagai
pertimbangan profesional dalam setiap tahap sebelum
membuat suatu keputusan. Kenyataannya dalam
praktek, sering dijumpai kebiasaan pengobatan
(peresepan, prescribing habit) yang tidak berdasarkan
proses dan tahap ilmiah tersebut. Hal ini sering
menimbulkan suatu keadaan "patologik" atau tidak
PENGKAJIAN RESEP
Kegiatan untuk menganalisa adanya masalah
terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus
dikonsultasikan kepada dokter penulis Resep. Tenaga
farmasi harus melakukan pengkajian resep sesuai
persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi
badan pasien.
2. Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter.
3. Tanggal Resep dan.
4. Ruangan/unit asal Resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
1. Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan.
2. Dosis dan Jumlah Obat.
3. Stabilitas dan.
4. Aturan dan cara penggunaan
PENYERAHAN RESEP
Setelah penyiapan obat, dilakukan hal sebagai
berikut.
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus
dilakukan pemeriksaan kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi
obat.
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-
hal lain yang terkait dengan obat tersebut, antara lain
manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara
DEFENISI POR
Penggunaan obat secara rasional (POR)
atau rational use of medicine (RUM) merupakan
suatu penting yang perlu disebarkan ke seluruh dunia,
termasuk di Indonesia. POR merupakan upaya
intervensi untuk mencapai pengobatan yang efektif.
Konferensi para ahli tentang penggunaan obat yang
rasional yang diadakan oleh World Health Organization
(WHO) di Nairobi tahun 1985, telah mendefinisikan
penggunaan obat sebagai berikut. “pasien yang
menggunakan obat harus didasari pada hasil diagnosa
klinik, dengan dosis yang sesuai untuk suatu periode
waktu yang memadai dengan harga yang terjangkau”.
Dengan empat kata kunci yaitu “Kebutuhan klinik, dosis,
waktu, dan biaya yang sesuai”.
WHO memperkirakan bahwa lebih dari separuh
dari seluruh obat di dunia diresepkan, diberikan dan
dijual dengan cara yang tidak tepat dan separuh dari
pasien menggunakan obat secara tidak tepat.
Kampanye POR oleh WHO dilatarbelakangi oleh dua
kondisi yang bertolak belakang. Kondisi pertama
KEAMANAN PENGOBATAN
Keamanan pengobatan (medication safety) adalah
proses terhindarnya atau jaminan masyarakat dari efek
yang merugikan obat dan menjadi unsur utama
keselamatan masyarakat. Istilah keamanan
pengobatan merujuk pada evaluasi kesalahan
pengobatan yang terjadi sehingga mengakibat kejadian
yang tidak direncanakan, tidak terduga, dan tidak
diinginkan (Turner, 2009). Upaya untuk mengurangi
kejadian kesalahan obat sangat dimungkinkan pada
informasi yang beredar yang berisiko terhadap efek
2) Pustaka sekunder
Berupa sistem indeks yang umumnya berisi kumpulan abstrak dari berbagai
kumpulan artikel jurnal. Sumber informasi sekunder sangat membantu
dalam proses pencarian informasi yang terdapat dalam sumber informasi
primer. Sumber informasi ini dibuat dalam berbagai database. Contoh
pustaka sekunder:
a) Medline yang berisi abstrak-abstrak tentang terapi obat.
b) International Pharmaceutikal Abstract yang berisi abstrak penelitian
kefarmasian.
3) Pustaka tersier
Berupa buku teks atau database, kajian artikel, kompendia dan pedoman
praktis. Pustaka tersier umumnya berupa buku referensi yang berisi materi
yang umum, lengkap dan mudah dipahami.
METODE PIO
Metode pelayanan informasi obat antara lain :
Asalam M, Tan CK, Prayitno A. 2003. Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan atas Pilihan Pasien, 1st ed. Jakarta: PT.
Gramedia.
Badan POM RI. 2012. Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Bagi
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan
PKRT.
Barber N, Wilson A. 2006. Clinical Pharmacy. 2nd, ed, Churchill Livingstone. Biomid,
Priyanto M. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Depok: Leskonfi h. 25.
Classen, D. 2003. Medication Safety Moving From Illusion to Reality. JAMA. 003;289(9)
: 1154-1156.
Cramer JA, Roy A, Burrell A, et al. 2008. Medication Compliance and Persistence:
Terminology and Definitions. Value Health; 11: 44-7.
Hughes, R.G. 2008. Patient Safety and Quality: An Evidence-Based Handbook for
Nurses. Department of Health and Human Services, AHRQ Publication.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta: Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Leape LL, Bates DW, Cullen DJ. 1995. Systems analysis of adverse drug events. JAMA
1995; 274:35-43.
Lofholm PW & Katzung BG. 2004. Penentuan Pengguanaan Obat dan Penulisan Resep
Secara Rasional dalam Katzung, B.G (Ed.), Farmakologi Dasar dan Klinik
(terjemahan), FK UNAIR, Buku 3, edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. h. 609-611.
Niven. 2008. Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat dan Profesional. Jakarta: EGC
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Shelly A Vik, Colleen J Maxwell, and David B Hogan. 2004. Measurement, Correlates, and
Health Outcomes of Medication Adherence Among Seniors. Ann Pharmacother, vol. 38
no. 2 303-312.
Siregar Charles, J.P., Lia Amalia. 2003. Teori dan Penerapan Farmasi Rumah Sakit. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Parthasarathi G, Hansen K.N, Nahata M.C. 2004. A Text Book of Clinical Pharmacy
Practice: Essential Concepts and Skills. Orient Blackswan.
rd
Tietze KJ. 2011. Clinical Skills for Pharmacists: A Patient-Focused Approach. 3 ed.,
Elsevier Mosby.
Walker R, Edwards C.R.W. 2012. Clinical Pharmacy and Therapeutics. 3rd ed,
Churchill Livingstone.
World Health Organization. 2009. WHO Patient Safety Curriculum Guide for Medical Schools.
France.
Yu, K.H, Nation, R.L, Dooley, M.J. 2005. Multiplicity of medication safety terms, definitions
and functional meanings: when is enough enough. Quality Safety Health Care.