PHARMACEUTICAL CARE
Disusun Oleh :
1
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam kami sampaikan pada nabi
Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Adapun tujuan kami membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Resep. Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat
dan berguna, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami siap menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dibidang farmasi khususnya dan di bidang kesehatan pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Definisi Pharmacetical Care .............................................................. 3
2.2 Tanggung Jawab Apoteker .................................................................. 3
2.3 Fungsi Pharmaceutical Care .............................................................. 5
2.4 Tanggung Jawab Apoteker dalam Ruang Lingkup
Pharmaceutical Care ......................................................................... 6
2.5 Implementasi Pharmaceutical Care ................................................... 7
2.6 Asuhan Kefarmasian Sebagai Ruh
Good Pharmacy Practice (GPP) ........................................................ 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 11
3.2 Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Periode awal famasi klinik ditunjukkan dengan adanya farmasis yang
mulai mengembangkan fungsi-fungsi baru dan mencoba menerapkannya,
sebagai contoh adalah dimulainya kegiatan farmasis bangsal yang
menempatkan farmasis di bangsal-bangsal rawat inap untuk memberikan
kontribusi keilmuannya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien,
meskipun kontribusi tersebut masih dirasakan terbatas. Penerapan fungsi-
fungsi baru pada masa itu bukanlah tanpa kendala, kendala yang ditemui
diantaranya adalah banyaknya pertentangan dari dokter, perawat dan
farmasis, namun terdapat pula faksi-faksi yang mendukung fungsi-fungsi
baru tersebut untuk terus dilakukan dan dikembangkan.
Periode Pharmaceutical Care ditunjukkan dengan berkembangnya
pendidikan tinggi farmasi yang berbasiskan farmasi klinik. Hal tersebut
ditandai dengan munculnya pendidikan farmasi klinik yang sifatnya
spesialistik, contohnya farmasi klinik spesialis penyakit infeksi, kardiologi,
onkologi, pelayanan informasi obat dan lain lain. Kehadiran farmasis
berkeahlian klinik di negara-negara maju makin dirasakan sangat penting,
mengingat makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kesehatan. Penanganan pasien dilakukan melalui sebuah tim multi profesi
kesehatan yang meliputi, dokter, farmasis, perawat dan tenaga kesehatan
lainnya . Adanya sinergi keilmuan lintas profesi yang baik diantara profesi
kesehatan dalam penanganan pasien, akan memberikan dampak yang baik
bagi outcome clinic pasien yang ditanganinya.
Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa pekerjaan kefarmasian pada
zamannya akan selalu berkembang mengikuti tuntutan masyarakat. Sehingga
terbentuk lah paradigma baru yaitu paradigma Asuhan Kefarmasian atau
dikenal dengan Pharmaceutical Care yang merupakan tanggung jawab
seorang apoteker yang harus dipertimbangkan untuk penerapannya pada
Pekerjaan Kefarmasian.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Pharmaceutical Care?
2. Bagaimana tanggung jawab seorang Apoteker?
3. Apa saja fungsi dari Pharmaceutical Care?
4. Bagaimana tanggung jawab seorang apoteker dalam ruang lingkup
Pharmaceutical Care?
5. Bagaimana implementasi Pharmaceutical Care?
6. Bagaimana asuhan kefarmasian sebagai ruh Good Pharmacy Practice
(GPP)?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pharmaceutical Care.
2. Untuk mengetahui tanggung jawab seorang Apoteker.
3. Untuk mengetahui fungsi dari Pharmaceutical Care.
4. Untuk mengetahui tanggung jawab seorang apoteker dalam ruang lingkup
Pharmaceutical Care.
5. Untuk mengetahui implementasi Pharmaceutical Care.
6. Untuk mengetahui asuhan kefarmasian sebagai ruh Good Pharmacy
Practice (GPP).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
distribusi, alur pelayanan,sistem pengendalian (misalnya memanfaatkan IT).
Sedangkan aspek klinik meliputi skrining permintaan obat (resep atau bebas),
penyiapan obat dan obat khusus, penyerahan dan pemberian informasi obat,
konseling, monitoring dan evaluasi.
Kegiatan famasi klinik sangat diperlukan terutama pada pasien yang
menerima pengobatan dengan risiko tinggi. Keterlibatan apoteker dalam tim
pelayanan kesehatan perlu didukung mengingat keberadaannya melalui
kegiatan farmasi klinik terbukti memiliki kontribusi besar dalam menurunkan
insiden/ kesalahan.
Dengan demikian apoteker bertanggung jawab langsung pada pasien
tentang biaya, kualitas, hasil pelayanan kefarmasian.
5
a. Semua kebutuhan terapi obat pasien digunakan sewajarnya dalam
segala kondisi.
b. Terapi obat oleh pasien adalah yang paling efektif.
c. Terapi obat yang diterima oleh pasien adalah yang paling aman.
d. Pasien sanggup dan mau untuk menjalankan medikasi.
2. Tanggung jawab apoteker termasuk dalam menjalankan identifikasi,
resolusi dan pencegahan kesalahan terapi obat (drug therapy problems).
3. Menjamin bahwa tujuan terapi dapat digunakan baik untuk pasien. Praktisi
pharmaceutical care bertanggung jawab untuk memantau kondisi pasien
untuk memastikan bahwa pengobatan mencapai hasil yang diinginkan.
4. Tanggung jawab ini dipenuhi oleh merawat setiap pasien sebagai individu
dengan cara yang menguntungkan pasien, bahaya meminimalkan, dan
jujur, adil, dan etis.
5. Praktisi pharmaceutical care memenuhi tanggung jawab klinis dengan
cara menemukan standar profesional dan ethical behavior prescribed
dalam filsafat dari Praktik pharmaceutical care.
6. Standar dalam sikap profesional termasuk menyediakan asuhan
kefarmasian dalam specified standard of care, membuat keputusan secara
etis, menunjukan collegiality, kolaborasi, memelihara kompetensi,
menerapkan temuan penelitian mana yang tepat, dan menjadi sensitif
terhadap sumber daya yang terbatas.
7. Ini adalah tanggung jawab perawatan praktisi farmasi untuk menahan
rekan jawab untuk menerapkan standar yang sama kinerja profesional.
Keberhasilan praktek akan tergantung pada hal itu.
8. Melakukan yang terbaik untuk pasien. Dalam segala kasus, tidak membuat
kesalahan. Mengatakan yang sebenarnya pada pasien. Be fair. Setia.
Mengakui bahwa pasien lah yang menentukan keputusan. Selalu menjaga
privasi pasien.
6
pengobatan dan informasi klinis
lainnya.
Membuat keputusan terapi Menetapkan kebutuhan obat
rasional menggunakan pasien yang dijumpai (indikasi,
Pharmacotherapy workup efektifitas, keamanan, kepatuhan),
identifikasi DRP.
Menetapkan tujuan terapi
Memilih intervensi yang
tepat untuk : resolusi DRP
7
(Cipole dkk, 1998)
8
2. GPP mensyaratkan bahwa inti dari kegiatan farmasi adalah untuk
membantu pasien menggunakan obat-obatan terbaik, meliputi persediaan
obat dan produk perawatan kesehatan lainnya dengan kualitas terjamin,
menyediakan informasi dan saran yang tepat, pemberian obat, kapan saat
membutuhkan obat, dan pemantauan efek penggunaan obat-obatan.
3. GPP mensyaratkan bahwa bagian integral dari kontribusi apoteker adalah
mempromosikan peresepan yang rasional dan ekonomis, termasuk proses
dispensing.
4. GPP mensyaratkan bahwa tujuan dari setiap elemen pelayanan
kefarmasian relevan dengan pasien, didefinisikan secara jelas dan
dikomunikasikan secara efektif pada semua yang terlibat. Kolaborasi
multidisiplin antara kesehatan-asuhan secara professional adalah faktor
kunci untuk keberhasilan meningkatkan keselamatan pasien.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) merupakan tanggung jawab
langsung apoteker pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan
pasien dengan tujuan mencapai hasil yang ditetapkan yang memperbaiki
kualitas hidup pasien.
b. Manajeman risiko adalah bagian mendasar dari tanggung jawab apoteker.
Dalam upaya pengendalian risiko, praktek konvensional farmasi telah
berhasil menurunkan biaya obat tapi belum menyelesaikan masalah
sehubungan dengan penggunaan obat.
c. Apoteker berperan utama dalam meningkatkan keselamatan dan efektifitas
penggunaan obat.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap pada para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis khususnya juga para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Cipolle dkk, 1998, Pharmaceutical Care Practice : The Clinicians Guide, 2nd
Edition.
11
12