Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN BUNGA KITOLOD (Laurentia longiflora) DALAM MENYEMBUHKAN

MATA MINUS

Affrina Fauziah. 2018.

Universitas Udayana Denpasar, Bali

ABSTRAK

Bunga Kitolod (Laurentia longiflora) merupakan salah satu Sumber Daya Alam yang
mudah ditemui di Indonesia. Bunga Kitolod (Laurentia longiflora) merupakan tanaman yang
dapat dimanfaatkan. Akan tetapi, banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui tentang
manfaat dan pemanfaatan bahan-bahan alami tersebut, dan walaupun tahu, mereka kurang
berminat untuk menggunakannya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kami tergerak untuk menemukan cara pengolahan
bunga kitolod (Laurentia longiflora) menjadi obat tetes mata, di mana cara pengolahannya
sederhana, mudah dipraktikkan oleh siapa saja, serta dapat dijadikan sebagai peluang untuk
berwirausaha bagi masyarakat.

Tujuan PKM-K kami adalah untuk menghasilkan sebuah produk berupa obat tetes mata
dengan bahan baku bunga kitolod yang bisa digunakan untuk mata minus, mata katarak, dll,
sehingga bisa menghasilkan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Proses produksi obat tetes mata meliputi proses persiapan, proses produksi, dan proses
pengemasan. Dengan produksi yang sangat menguntungkan ini, diharapkan produksi obat tetes
mata akan semakin meningkat dan lebih bervariasi untuk ke depannya. Karena produksi obat
tetes mata ini dipandang memiliki prosepk yang sangat bagus ke depannya.

Kata kunci: Bunga Kitolod (Laurentia longiflora), obat tetes mata, wirausaha.

ABSTRACT

Laurentia longiflora is one of natural resources that can be easily found in Indonesia.
Kitolod flower (Laurentia longiflora) is a plant that can be utilized. However, there are a lot of
Indonesians who do not really know the andvantages and the use of Laurentia longiflora, and
although they know about it, they are not really interested in using it.

1
Based on the fact above, we are encouraged to find ways of processing kitolod (Laurentia
longiflora) into eye drops, which is simple to be processed, applied and used as new business
opportunity for the people.

The aim of our PKM-AI is to produce a product in the form of versatile organic product
made of Laurentia longiflora that can be used to take a eye drops, so that the processing of the
soap can give new job vacancy for the people there.

The production process of eye drops iclude preparation process, production process, and
packaging process. With this very beneficial production, it is expected that the production of
versatile eye drops can be increased and be more various in the future. Because the production
of eye drops is considered to have very good prospect in the future.

Key words: Laurentia longiflora, eye drops, business.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman itu ada yang bermanfaat dan ada yang beracun, dari tanaman liar hingga
yang dibudidayakan. Kita tidak tahu, kalau tanaman liar bermanfaat bagi kita, kita hanya
tahu tanaman liar adalah tanaman beracun dan gulma bagi tanaman yang ditanam oleh
kita. Tanaman liar yang bermanfaat bagi kita dapat menjadi bahan untuk pengobatan.
Salah satunya tanaman bunga kitolod. Tanaman bunga kitolod terasa asing ditelinga
masyarakat, namun tanaman ini bermanfaat bagi kita.

Mata merupakan salah satu alat indera yang vital fungsinya bagi tubuh manusia.
Mata bekerja sebagai organ sensor terhadap cahaya, sehingga kita dapat melihat objek di
sekitar kita. Mata bekerja secara konstan dengan menyesuaikan intensitas cahaya yang
masuk ke dalam mata, kemudian memusatkan bayangan benda pada objek yang dekat
dan jauh serta menghasilkan gambaran kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak,
sehingga manusia bisa melihat lingkungan sekitarnya dengan baik (Rizka, 2011). Namun
saat ini, semakin banyak orang yang mengalami gangguan pada mata. Gangguan tersebut
dapat berupa berbagai macam penyakit. Baik penyakit mata yang disebabkan penyakit
lain, maupun penyakit mata bawaan seperti glaukoma, katarak, mata minus atau plus, dan
sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, kami tergerak untuk menemukan cara pengolahan
bunga kitolod (Laurentia longiflora) menjadi sabun organik serbaguna, di mana cara
pengolahannya sederhana, mudah dipraktikkan oleh siapa saja, serta dapat dijadikan
sebagai peluang untuk berwirausaha bagi masyarakat. Selain itu hasil olahan bunga
kitolod (Laurentia longiflora) berupa obat tetes mata memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari.

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang berada di bawah atau di
atas bumi, baik yang hidup maupun yang mati, termasuk tanah itu sendiri, yang sifatnya
masih potensial dan belum dilibatkan dalam proses produksi.Sedangkan barang sumber

3
daya adalah sumber daya alam (SDA) yang sudah diambil dari bumi yang siap digunakan
dan dikombinasikan dengan faktor produksi lain sehingga dapat dihasilkan produk baru
berupa barang dan jasa untuk konsumen dan produsen. Sumber daya alam (SDA)
menghasilkan barang dan jasa untuk proses produksi yang berbasis sumber daya alam
(SDA) maupun yang langsung dikonsumsi oleh rumah tangga.

Menurut penggunaannya, sumber daya alam (SDA) dapat digunakan untuk


konsumsi langsung seperti ikan, air, dan daerah rekreasi. Sebagai masukan dalam proses
seperti kayu bakar untuk menghasilkanp panas serta untuk konsumsi dalam proses
perantara misalnya pabrik membutuhkan bahan bakar agar mesin pabrik dapat
diopersikan. Sedangkan menurut bentuknya, sumber daya alam dapat dikategorikan ke
dalam dua bentuk yaitu :

Sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui

Sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang
tidak akan habis walaupun dipakai secara terus menerus karena keberadaannya dapat
diperbaharui lagi.

Contoh : tumbuhan, hewan, tanah, air, udara dan lain sebagainya.

Konon kitolod berasal dari Benua Amerika yaitu, Amerika Serikat dan Amerika
Selatan. Kitolod masuk dalam family Campanulaceae yang merupakan golongan
tanaman obat yang berupa semak berlukar atau tanaman berukuran kecil.Terdiri dari 60-
70 genus dan sekitar 2000 spesies. Tanaman family Camanulaceae umumnya
menghasilkan getah yang menyerupai air susu.

Secara umum, kitolod memang tampak sebagai tumbuhan liar yang tidak memiliki
manfaat. Namun sebenarnya kitolod memiliki manfaat yang besar untuk obat bagi mata
bermasalah. Kitolod dapat menjadi obat alami yang aman dengan harga yang relatif
terjangkau. Penggunaan kitolod sebagai obat bagi mata bermasalah adalah salah satu
alternatif yang baik selain penggunaan obat-obatan kimia, karena kitolod merupakan
obat-obatan herbal, sehingga lebih aman untuk dikonsumsi. Sebab obat-obatan kimia

4
dikhawatirkan dapat memicu terjadinya kanker karena sifatnya yang karsinogenik serta
dapat merusak ginjal akibat terlalu banyak zat kimia yang terkandung didalam darah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa daun kitolod dapat dijadikan obat alami untuk mengatasi gangguan pada
mata?

2. Bagaimana pemasaran terhadap obat tetes mata?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui manfaat Laurentia Longiflora,


proses pembuatan obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia
longiflora), serta mengetahui proses pemasaran obat tetes mata dengan bahan baku bunga
kitolod (Laurentia longiflora) agar menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual di
masyarakat.

1.4 Luaran

Adapun kegiatan ini dilakukan untuk menggali dan meningkatkan kreativitas para
mahasiswa dan meningkatkan kepedulian setiap mahasiswa terhadap lingkungan sekitar
terutama pada bahan-bahan alam yang sesungguhnya berpotensial tinggi untuk
dimanfaatkan sebagai bahan antibiotik, sehingga dapat digunakan untuk menghambat
serta membunuh bakteri terutama yang telah resisten terhadap antibiotik itu sendiri.

1.5 Manfaat

Manfaat bagi Mahasiswa :

Untuk meningkatkan kualitas peserta didik (Mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar


kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing.

Manfaat bagi masyarakat :

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan


pola hidup “back to nature” dengan menggunakan bahan-bahan alami sebagai bahan baku
dalam mengembangkan unit-unit usaha rumah tangga yang berfungsi untuk menyerap
tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.

Manfaat bagi Pemerintah (Negara) :

5
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa ini diharapkan usaha pembuatan obat
tetes mata tersebut dapat menjadi solusi dan membantu menyelesaikan permasalahan
ekonomi negara serta mengurangi angka pengangguran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Tumbuhan Kitolod

Kitolod tergolong tanaman semak dan berbatang lurus yang banyak dikenal diberbagai
suku dan daerah dengan nama yang berbeda-beda. Nama tanaman kitolod untuk daerah Melayu
adalah lidah payau, di daerah Sunda dikenal dengan nama daun kitolod atau jarojet, di daerah
Jawa Tengah dikenal dengan nama kendal atau sangkobak, di Inggris di dikenal dengan Star of
Betlehem dan di Cina dikenal dengan tong ban cao. Tanaman Kitolod diklasifikasikan ke dalam
divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Sub Kelas Asteridae, Ordo Campanulales, Famili
Campanu laceae, Genus Laurentia dan Spesies Laurentia longiflora (L). Peterm (Dalimarta
2008).
Tumbuhan ini merupakan terna tegak, seringkali mulai bercabang pada pangkal batang,
tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan
mengandung racun. Daun tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing,
pangkal menyempit, tepi melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-
17 cm, lebar 2-3 cm, warnanya hijau (Dalimarta 2008).
Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota
berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng,
merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakannya dengan biji,
stek batang atau anakan (Dalimarta 2008). Menurut Dalimarta (2008) penggunaan daun dan
bunga kitolod sendiri dapat digunakan dalam bentuk segar seperti tumbukan, perasan,

7
seduhan, dan rebusan, yang oleh masyarakat daun dan bunga kitolod dimanfaatkan sebagai
obat mata, katarak, sakit gigi, asma, bronchitis, radang tenggorok, luka dan obat kanker.
Tanaman Kitolod bukan termasuk tanaman langka. Mungkin kita bisa katakan bahwa
tanaman ini termasuk tanaman gulma. Kitolod sebenarnya tanpa kita sadari tumbuh di sekitar
kita, tepatnya lebih banyak di pinggir selokan. Melihat keberadaan tumbuhnya tersebut, memang
wajar saja kalau tanaman ini terabaikan. Cara pengembangbiakan Tanaman kitolod ini: Bijinya
dapat dijadikan benih. Dalam pemeliharaannya, sama seperti tanaman pada umumnya, yakni
membutuhkan air dengan penyiraman, menjaga kelembapan tanah dan pemupukan (terutama
pupuk dasar). Mari kita lestarikan tanaman herbal yang kaya manfaat ini (K. Heyne, 1987).

Tanaman ini sangat kaya kandungan kimia. Kandungan kimia yang sudah dikenal antara
lain senyawa alkaloid, yakni lobelin, lobelamin, dan isotomin. Daunnya mengandung alkaloid,
saponin, flavenoid, dan poliferol. Getah tanaman mengandung racun, tetapi bagian tanaman yang
lain memiliki efek antiradang, antineoplastik atau antikanker, anti inflamasi atau anti peradangan,
analgesik atau penghilang rasa nyeri. Dan hemostatik atau menghentikan pendarahan ( J.B.
Harbone, 1987).

Menurut Burkill (1935) dan Allen (1994), air yang diperoleh dari bagian tanaman kitolod
bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati iritasi mata, serta bisa dimanfaatkan sebagai
penyegar mulut dan tenggorokan. Sounder (1963) berpendapat bahwa air kitolod yang
diteteskan bisa mengobati kebutaan. Sementara itu, Von Reiss dan Lipp (1982) mencatat bahwa
air kitolod bisa mengobati iritasi kulit dan kebutaan. Menurut morton (1981), kitolod bisa
mengobati luka di kulit yang disertai peradangan. Disamping itu, daun tanaman kitolod bisa juga
digunakan untuk ,mencegah gangguan peradangan (Iskandar Ali, 2010).

Terjadinya gangguan pada mata kebanyakan disebabkan dampak atau efek samping dari
serangan penyakit pada organ tubuh lainnya, seperti diabetes mellitus. Karenanya, gangguan
pada mata yang diobati dengan kitolod tidak serta merta bisa sembuh tanpa dibarengi pengobatan
organ tubuh tersebut. Gangguan pada mata yang timbul akibat penyakit organ tubuh lainnya,
seperti diabetes mellitus, katarak, glukoma, matarah berair, retina berdarah, pembuluh darah
pecah, infeksi mata, gangguan pada mata sejak lahir, dan mata plus-minus.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk lebih meningkatkan taraf ekonomi menuju kesejahteraan, kami mengembangkan


sebuah usaha pembuatan obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia
longiflora). Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :

Proses Pembuatan Obat Tetes Mata:

Cara pengolahan daun kitolod ini dapat dikerjakan dalam beberapa cara. Semuanya merupakan
cara dan langkah yang sederhana dan semua orang bisa melakukan, tanpa mengurangi
kehigienisan bahan dan peralatan yang digunakan selama proses pengolahan.

 Tabel Pembuatan

Pemilihan Pencucian Penghalusan


bunga

Pengujian Penyaringan Pencampuran

Langkah-langkah meracik obat mata menggunakan kitolod:


1. Pemilihan bunga
Bunga yang digunakan dalam pengobatan adalah bunga yang masih segar dan belum
lama dipetik. Cabut bunganya sampai pangkal akarnya, karena di dalam tangkainya
banyak mengandung getah.
2. Pencucian
Bunga yang baru dipetik harus dicuci dahulu, ini supaya bunga terhindar dari hewan
yang masuk di dalam bunga. Pencucian membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit .
3. Penghalusan
Pada proses ini, bunga kitolod yang sudah bersih akan dihaluskan sampai lembut.
Penulis memanfaatkan alat yang sederhana agar masyarakat mudah untuk memahami
dan mengikutinya. Penghalusan dilakukan menggunakan sendok makan.
4. Pencampuran

9
Bunga kitolod yang sudah dihaluskan harus dicampur dengan air hangat. Campur
racikan menggunakan lepeh atau mangkok kecil. Setelah dicampur, racikan itu
didiamkan sampai air terasa dingin.
5. Penyaringan
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan sari bunga kitolod dengan ampasnya.
Racikan yang sudah dibiarkan sampai dingin, sudah siap untuk disaring.
 Proses Pengemasan;

Menyiapkan botol plastik tertutup untuk wadah obat tetes mata (dalam hal ini
menggunakan botol bekas obat tetes mata)

Memasukkan ekstrak bunga kitolod ke dalam botol, kemudian menutupnya dengan rapat.

 Proses Pemasaran:
 Analisis Pasar

Menentukan lokasi pemasaran yang strategis dan terjangkau oleh banyak konsumen

Melihat seberapa besar minat konsumen terhadap produk ini dibandingkan dengan produk-
produk obat tetes mata yang lain yang sudah beredar di pasaran

Membandingkan harga produk obat ini dengan produk-produkobat yang lain

Melihat prospek pasar dalam pendistribusian obat ini

 Desain Pemasaran

Mengenalkan produk obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod
(Laurentia longiflora) kepada konsumen melalui selebaran dam radio.

Mendistribusikan produk obat tetes mata tersebut ke beberapa tempat, seperti mini
market dan apotek.

 Evaluasi Pasar

Melihat daya beli konsumen pada obat tetes mata dengan bahan baku bunga
kitolod (Laurentia longiflora).

10
Melihat kekurangan serta keunggulan produk obat tetes mata tersebut
dibandingkan dengan produk yang lain

Melihat tingkat kepuasan konsumen terhadap produk obat tetes mata dengan
bahan baku bunga kitolod (Laurentia longiflora)

 Instrumen Pelaksanaan

Bahan Habis Pakai

Bunga kitolod, dan air.

Peralatan

Gelas, mangkuk, piring kecil dan botol kecil.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kandungan Bunga Kitolod

Hasil dari pengolahan bunga kitolod menjadi obat tetes mata, memiliki manfaat
sebagai berikut :

11
Daun kitolod sendiri mengandung beberapa senyawa biokimia berupa alkaloid,
saponin, flavonoid, dan poliferol. Senyawa-senyawa tersebut memiliki manfaat tersendiri
bagi mata. Menurut Heyne:1988, senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol
dapat disebut dengan seyawa bioaktif. Yaitu senyawa yang mengandung zat bioaktif,
yaitu zat yang termasuk metabolit sekunder yang bersifat aktif secara biologis.
Aktifitasnya antara lain sebagai antiseptik, yaitu suatu zat yang dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroba seperti bakteri, khamir, dan kapang yang dapat
digunakan untuk industri pangan dan farmasi.

Zat biokimia yang pertama adalah alkaloid. Kandungan yAlkaloid adalah


senyawa yang paling banyak ditemukan di alam. Hampir semua alkaloid berada dalam
tumbuhan dan terdapat pada semua jenis tanaman. Secara umum, alkaloid mengandung
asam amino seperti ornitin, lisin, fenilalanin, tirosin, serta triptofan. Alkaloid sendiri
kerap digunakan sebagai bahan analgesik (pereda rasa nyeri), bahan anestesi dan sedasi,
bahan antibakteri, serta sebagai pereda batuk atau antitusif (Hadi, Surya & Bremnner, J.
B, 2001:177-129).
Selanjutnya adalah saponin. Menurut Ardian, Denz (2012), saponin adalah
senyawa berbentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi, namun
dengan konsentrasi berbeda-beda pada bagian tertentu, tergantung dari varietas tanaman
dan tahap pertumbuhan. Saponin bersifat racun bagi hewan kecil seperti ikan dan
serangga, namun tidak begitu berpengaruh pada manusia. Bagi manusia, racun dari
saponin bersifat antitiroid, yaitu zat yang bekerja menghambat kerja kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon. Namun, sifat toksik saponin pada manusia ini tidak berlangsung
permanen dan terjadi secara selektif. Penelitian menunjukkan bahwa saponin dapat
meningkatkan sistem imun, bersifat antioksidan, dapat mencegah kanker, anti virus, dapat
menghambat pertumbuhan jamur, dan biasanya digunakan sebagai bahan antiseptik.

Kandungan biokimia pada daun kitolod berikutnya adalah flavonoid. Menurut


Waji, R.A & Sugrani, Andis (2009), flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang
terdapat pada tanaman berwarna hijau, kecuali alga. Manfaat flavonoid antara lain untuk
melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, mencegah keropos tulang,

12
sebagai zat anti inflamasi, antioksidan, antibiotik, dan sebagai pencegah kanker (zat
antioksidan).

Menurut Suprastiwi, Endang, polifenol adalah salah satu komponen bioaktif yang
disebut katekin. Katekin sendiri adalah senyawa multifungsi yang bersifat antiinflamasi
(mengurangi peradangan), anti-mutagenik, antioksidan, anti penggumpalan, anti virus,
dan antibakteri. Polifenol dapat mengurangi penumpukan Low Density Lipid (LDL)
dalam darah, serta mampu mencegah oksidasi dalam pembuluh darah yang menyebabkan
pembekuan trombosit abnormal.

Dari keseluruhan kandungan zat bioaktif yang terdapat pada tanaman kitolod,
kurang lebih semuanya berfungsi sebagai bahan antiseptik, analgesik, antiinflamasi,
antioksidan, dan antibakteri. Bersifat antiseptik, yaitu dapat menghilangkan kotoran
seperti bakteri, virus, atau jamur yang melekat pada mata dan terkontaminasi melalui
udara. Kotoran tersebut seringkali menghalangi penglihatan dan membuatnya menjadi
tidak begitu jelas. Dengan adanya zat antiseptik, kotoran tersebut dapat luluh dan terbawa
keluar dari mata bersama air mata, sehingga mata akan menjadi lebih higienis dan bersih.
Pandanganpun bisa terlihat lebih jelas dan jernih.

Zat analgesik adalah zat yang berguna sebagai pereda rasa nyeri yang bersifat
sedasi. Senyawa analgesik bekerja dengan cara memanipulasi atau mematirasakan syaraf
yang terkait dengan penglihatan. Dengan demikian, bila diaplikasikan pada penderita
glukoma, zat analgesik dapat memanipulasi syaraf optis yang berkaitan dengan
pengelihatan dan langsung berkaitan menuju otak. Sifat senyawa ini bersifat sadatif atau
menimbulkan ketergantungan bagi penggunanya. Hal ini terjadi karena adanya efek
pereda nyeri yang tersedia, dan adanya efek sensasi nyaman yang diberikan senyawa ini.

Selanjutnya adalah senyawa antiinflamasi atau dikenal dengan senyawa anti


peradangan atau anti iritasi. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat respon tubuh
memberi sinyal perbaikan pada tubuh. Usaha perbaikan tubuh biasa diwujudkan dengan
usaha menhilangkan penyebab iritasi atau membunuh organisme penyebabnya. Usaha
inilah yang menimbulkan terjadinya peradangan atau pembengkakan

13
Senyawa antibakteri dalam kitolod sebenarnya bekerja hanya terhadap bakteri
penyebab gangguan penglihatan. Senyawa antibakteri bekerja dengan cara mengisolasi
bakteri penyebab gangguan penglihatan tertentu (secara spesifik). Seperti isolasi bakteri
Stapylococcus hominis, yaitu bakteri peyebab penyakit konjungtivitis (peradangan pada
selaput konjungtiva, selaput bening yang melapisi bagian berwarna putih pada mata dan
permukaan bagian dalam kelopak mata sehingga menyebabkan mata berwarna
kemerahan). Selain itu senyawa antibakteria juga bekerja terhadap bakteri Staphylococci
yellow, yaitu bakteri penyebab penyakit katarak. Hasil ekstrak seduhan daun kitolod
memiliki aktivitas antibakteri yang lebih besar dibandingkan ekstrak refluks (hasil
kondensasi tanpa mengurangi komponennya) daun kitolod itu sendiri.

Senyawa antioksidan bekerja sebagai penangkal radikal bebas di dalam tubuh.


Yaitu dengan cara menghambat proses oksidasi yang terjadi dalam tubuh, baik yang
disebabkan faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor internal disini dimaksudkan
sebagai penyakit yang ada dalam tubuh, atau hasil metabolisme tubuh yang tidak
sempurna dan tersebar bebas di seluruh tubuh.

4.2 Proses Pemasaran

Analisis Pasar

Menentukan lokasi pemasaran yang strategis dan terjangkau oleh banyak


konsumen serta melihat seberapa besar minat konsumen terhadap produk ini. Selain itu
untuk membandingkan harga produk obat tetes mata ini dengan produk-produk yang lain.
Melihat prospek pasar dalam pendistribusian obat ini.

Desain Pemasaran

Mengenalkan produk obat tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod
(Laurentia longiflora) kepada konsumen melalui selebaran dan radio. Mendistribusikan
produk obat tetes mata tersebut ke beberapa tempat, seperti mini market dan apotek.

Evaluasi Pasar

14
Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengukur daya beli konsumen pada obat tetes
mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia longiflora), dan melihat kekurangan
serta keunggulan produk obat tetes mata tersebut dibandingkan dengan produk obat yang
lain serta mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap produk obat tetes mata dengan
bahan baku bunga kitolod (Laurentia longiflora).

Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan pada 10

orang di sekitar daerah dangin puri, dapat diperoleh data tentang

manfaat tananman kitolod terhadap mata dan pengaruh yang dirasa

saat menggunakan tanaman kitolod diantaranya sebagai berikut.

30% responden menyatakan tanaman kitolod sangat bermanfaat

untuk menyembuhkan penyakit mata. Pengguna merasa perih dan

sakit saat penggunakan tanaman kitolod sebagai obat mata.

40% responden menyatakan menyatakan tanaman kitolod

sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit mata. Pengguna

merasa seperti ditusuk dan gatal.

30 % responden menyatakan menyatakan tanaman kitolod

sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit mata. pengguna

merasa perih, gatal dan terasa sakit.

15
BAB V

PENUTUP

 Kesimpulan
Mata yang bermasalah pastilah sangat mengganggu aktifitas kita sehari-hari.
Daun kitolod telah terbukti mengandung senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan

16
mata, berupa alkanoid, saponin, flavonoid, dan poliferol. Secara keseluruhan, semua zat
yang terkandung dalam kitolod bersifat antiseptik, analgesik, antiinflamasi, antibakteri,
dan antioksidan, sehingga dapat mengurangi gangguan penglihatan yang terjadi pada
mata.

Maka pemanfaatan daun kitolod yang mudah, murah dan aman tentu sangat
berguna. Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh produksi obat tetes mata
dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia longiflora) tersebut, dapat membuka
peluang bisnis khususnya bagi masyarakat yang berada di daerah perintis pembuatan obat
tetes mata dengan bahan baku bunga kitolod (Laurentia longiflora). Pengolahan obat
tetes mata yang tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal dapat dilakukan oleh
siapapun, sehingga harapan ke depannya, produksi obat tetes mata ini dilakukan dan
dapat dikembangkan ke daerah-daerah lain dengan pemasaran yang lebih luas.

 Saran

Meskipun Kitolod dapat mengobati mata bermasalah dengan aman dan tanpa efek
samping namun tetap harus dijaga kebersihan dan kehigienisannya dengan mencuci
bersih daun kitolod yang akan dipakai. Apalagi jika mendapatkannya dari tempat yang
agak kotor dan berdebu. Selain itu sebaiknya sebelum membuat ramuan dari daun
kitolod, akan lebih baik jika peralatan untuk membuat ramuan disterilkan terlebih dahulu.
Sebelum dilakukan pengolahan, perlu diperhatikan bahwa daun kitolod memiliki getah
yang beracun, sehingga penggunaan daun untuk ramuan tidak boleh lebih dari 3 lembar
dalam 1 kali penggunaan. Sebelum digunakan, usahakan selalu dicuci bersih bagian
tanaman yang akan digunakan, dan pastikan tidak ada getah yang tertinggal di daun yang
akan digunakan.

17

Anda mungkin juga menyukai