0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
152 tayangan20 halaman
Tepung cadangan terdiri atas amilum dan aleuron. Amilum terdiri dari amilosa dan amilopektin yang terbentuk dari monomer glukosa. Amilosa bersifat hidrofilik sedangkan amilopektin berstruktur cabang-cabang. Aleuron merupakan protein makanan cadangan yang terbentuk dalam vakoula dan mengalami pengendapan menjadi butir-butir.
Tepung cadangan terdiri atas amilum dan aleuron. Amilum terdiri dari amilosa dan amilopektin yang terbentuk dari monomer glukosa. Amilosa bersifat hidrofilik sedangkan amilopektin berstruktur cabang-cabang. Aleuron merupakan protein makanan cadangan yang terbentuk dalam vakoula dan mengalami pengendapan menjadi butir-butir.
Tepung cadangan terdiri atas amilum dan aleuron. Amilum terdiri dari amilosa dan amilopektin yang terbentuk dari monomer glukosa. Amilosa bersifat hidrofilik sedangkan amilopektin berstruktur cabang-cabang. Aleuron merupakan protein makanan cadangan yang terbentuk dalam vakoula dan mengalami pengendapan menjadi butir-butir.
• Benda-benda nonprotoplasmik yang bersifat mati (benda
ergas/ ergastik) yang terdapat di dalam sel tumbuhan selain kristal Ca-Oksalat dapat pula berupa benda ergas yang dibentuk oleh plastida, di antaranya oleh amiloplas dan kloroplas. Benda ergas berupa tepung yang dibentuk oleh kloroplas disebut juga tepung asimilasi. Sedangkan butir tepung yang dibentuk oleh amiloplas disebut tepung cadangan. Butir tepung cadangan seringkali terdapat di dalam alat-alat penyimpanan makanan seperti akar, umbi, biji, buah, batang, dsb. Kadar tepung seringkali amat tinggi, hingga mencapai 20% dari berat total, bahkan biji-bijian dapat menyimpan hingga kadar 70%. • Selain adanya tepung asimilasi dan tepung cadangan, juga terdapat tepung transitoris. Terbentuknya tepung transitoris dapat dijelaskan sebagai berikut: • Tepung asimilasi dalam proses menuju ke tempat penimbunan makanan,di bawah pengaruh enzim-enzim amilase dan diastase telah diubah menjadi gula yang dapat larut dalam air. • Di tengah perjalanan (sebelum sampai ke tempat penimbunan makanan) gula yang telah terbentuk dan larut dalam air mengalami pengendapan-pengendapan sementara dan terbentuklah tepung transitoris. • Tepung dipecah dan diubah menjadi gula untuk disimpan di dalam amiloplas. Pada butir tepung (amilum) biasanya tampak adanya lapisan mengelilingi titik atau hilum yang disebut lamela. • Lapisan dalam amilum (lamela) terbentuk karena pemadatan molekul dan perbedaan kadar air pada awal pertumbuhan tiap lapisan • Butir tepung konsentris mempunyai hilus yang terletak di tengah- tengah butir tepung dengan lamela mengelilingi hilus tersebut. Butir tepung konsentris terdapat pada tumbuhan ubi kayu (Manihot utilissima), dan ketela rambat (Ipomoea batatas), dll. • Sementara butir tepung cadangan yang berstruktur eksentris mempunyai hilus di bagian pinggir butir tepung dengan dikelilingi oleh lamela-lamela. Umumnya bentuknya lebih lonjong. Contoh butir tepung cadangan berbentuk eksentris terdapat pada tanaman kentang (Solanum tuberosum). • Jika dilihat dari jumlah hilus yang terdapat pada suatu butir tepung cadangan, maka butir tepung cadangan dapat pula dibedakan menjadi: (1) monoadelp; (2) diadelph; (3) poliadelph. • Monoadelph adalah butir tepung yang memiliki 1 hilus dengan lamela-lamela mengelilinginya, misalnya pada butir tepung ketela rambat, ketela pohon, dan gandum. • Diadelph adalah bentuk butir tepung cadangan yang mempunyai 2 hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi oleh lamela-lamela, yang kemudian masing-masing lamela ini dikelilingi lagi oleh lamela lainnya. Contoh butir tepung cadangan diadelph terdapat pada umbi kentang. • Poliadelph adalah struktur butir tepung cadangan yang mempunyai lebih dari satu hilus dan masing – masing dikelilingi oleh lamela. Contohnya dapat ditemukan pada butir tepung dari biji beras (Oryza sativa). (A) Tepung jagung, (B) Tepung beras, (C) Tepung gandung, (D) Tepung kentang • Amilum terdiri atas dua bagian yang dapat dipisahkan oleh air panas. Bagian terlarut disebut amilosa dan bagian tidak terlarut disebut amilopektin. Baik amilosa maupun amilopektin disusun oleh monomer α-D-glukosa yang berikatan satu sama lain melalui ikatan glikosidik. Perbedaan antara amilosa dan amilopektin terletak pada pembentukan percabangan pada struktur linearnya, ukuran derajat polimerisasi, ukuran molekul dan pengaturan posisi pada granula pati. Amilosa dan amilopektin berperan dalam menentukan karakteristik fisik, kimia dan fungsional pati. Amilosa berkontribusi terhadap karakteristik gel karena kehadiran amilosa berpengaruh terhadap pembentukan gel. • Amilopektin • Amilopektin merupakan molekul polisakarida dengan rantai cabang. Ikatan pada rantai utama adalah ikatan α-1,4- glikosidik, sedangkan ikatan pada titik cabang adalah ikatan α-1,6-glikosidik (Young, 1984). Amilopektin mempunyai ukuran molekul yang sangat besar dengan berat molekul yang mencapai 107-109 dan derajat polimerisasi 3 x 105- 3 x 106 • Amilosa • Amilosa merupakan polimer lurus dari D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan α-1,4-glikosidik dengan struktur cincin piranosa. Berat molekul amilosa berkisar antara 105- 106 Da dengan derajat polimerisasi yang mencapai kisaran 500-6000. Banyaknya gugus hidroksil yang terdapat dalam senyawa polimer glukosa tersebut menyebabkan amilosa bersifat hidrofilik ALEURON • Pada tumbuh-tumbuhan biasanyaterdapat protein aktif dan protein pasif. Yang dimaksud protein aktif adalah protein-protein yang membentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein dalam bentuk makanan cadangan. Pada hakikatnya protein pasif adalah benda nonprotoplasmik (substansi ergastis atau benda mati) yang terdapat di dalam vakoula-vakoula sebagai protein amorf atau sebagai kristal.Kedua bentuk tersebut,sebagai protein amorf atau sebagai kristal, lazim dikenal dengan nama butir aleuron. Butir-butir aleuron banyak ditemukan pada endosperm biji, perisperm biji, atau embrio. • Proses pembentukan butir aleuron adalah sebagai berikut. Bila di dalam sel terdapat protein yang tidak bersifat aktif (Pasif), makaia akan ditransportasikan ke dalam vakoula dan disimpan bersama-sama sebagai cairan di dalam vakoula. Oleh suatu proses yang terjadi di dalam vakoula, protein terlarut tadi mengalami pengendapan. Salah satu penyebab terjadinya pengendapan ini adalah karena proses pematangan buah/biji, sehingga terbentuklah butir-butir aleuron. • Aleuron merupakan protein yang termasuk globulin, butir-butirannya yang sangat besar dapat kita temukan pada biji jarak (Ricinus communis). Pada butir besar aleuron ini lazim terdiri dari: (1) protein amorf; (2) protein kristal; dan (3) protein globoid.
• Protein amorf adalah protein yang tidak berbentuk. Protein kristal
adalah protein yang memiliki bentuk beraturan, biasanya persegi lima atau persegi enam. Sedangkan protein globoid adalah protein yang banyak mengandung zat phytin, yaitu garam yang mengandung kalsium dan magnesium (Ca dan Mg) dengan suatu asam berupa mesoinosith atau heksafosfor.