Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Farmasi merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan
kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-
jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional
seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern
yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya
layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan
informasi obat
”Setiap penyakit pasti ada obatnya.”Sabda Rasulullah SAW yang begitu
populer di kalangan umat Islam itu tampaknya telah memicu para ilmuwan dan
sarjana di era kekhalifahan untuk berlomba meracik dan menciptakan beragam
obat-obatan.Pencapaian umat Islam yang begitu gemilang dalam bidang
kedokteran dan kesehatan di masa keemasan tak lepas dari keberhasilan di
bidang farmakologi dan farmasi.

Saat ini berbagai penyakit semakin berkembang.Pada zaman dulu,


penyakit yang tersebar mungkin hanya beberapa macam saja dan tidak terlalu
parah dan tidak teralu penting untuk ditindaklanjuti.Para nenek moyang kita pun
mungkin hanya menggunakan ramuan tradisional dari dedaunan untuk
mengobati sakitnya.Namun, jika dibandingkan dengan zaman sekarang, tentu
sangat jauh berbeda.Penyakit pada zaman sekarang sangat bermacam-macam
dan harus ditindaklanjuti. Karena kalau tidak, maka akan menjadi lebih parah
lagi. Dan tentunya untuk memprediksi maupun mengobati penyakit-penyakit
tersebut, diperlukan alat-alat kedokteran yang semakain canggih dan obat-
obatan yang semakin manjur.Dalam hal ini ilmu farmasi sangat berperan dalam
menghasilkan obat-obatan yang sesuai dengan penyakit tersebut.

1 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


1.2 RUMUSAN MASALAH
Berbagai masalah yang kami rumuskan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan farmasi?
2. Siapakah ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan farmasi?

1.3. TUJUAN MAKALAH


Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Secara Umum
Yaitu untuk mengetahui sejarah farmasi dalam islam.
b. Secara Khusus
1. Untuk mengetahui sejarah farmasi dalam islam
2. Untuk mengetahui ilmuan-ilmuan muslim yang berjasa dalam ilmu
farmasi

2 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Farmasi Dalam Islam


Peradaban Islam dikenal sebagai perintis dalam bidang farmasi.Para
ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam sudah berhasil menguasai riset ilimiah
mengenai komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-obatan sederhana
dan campuran. Selain menguasai bidang farmasi, masyarakat Muslim pun
tercatat sebagai peradaban pertama yang memiliki apotek atau toko obat.. Sharif
Kaf al-Ghazal dalam tulisannya bertajuk The valuable contributions of Al-Razi
(Rhazes) in the history of pharmacy during the Middle Ages, mengungkapkan,
apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada tahun 754 M. Saat itu,
Baghdad sudah menjadi ibukota Kekhalifahan Abbasiyah. ''Apotek pertama di
Baghdad didirikan oleh para apoteker Muslim,'' ungkap al-Ghazal.

Jauh sebelum peradaban Barat mengenal apotek, masyarakat Islam lebih


dulu menguasainya. Sejarah mencatat, apoteker pertama di Eropa baru muncul
pada akhir abad ke-14, bernama Geoffrey Chaucer (1342-1400).Ia dikenal
sebagai apoteker asal Inggris. Apotek mulai menyebar di Eropa setelah pada
abad ke-15 hingga ke-19 M, praktisi apoteker mulai berkembang di benua itu.
''Umat Islam-lah yang mendirikan warung pengobatan pertama,'' papar Howard
R Turner dalam bukunya bertajuk Science in Medievel Islam . Philip K Hitti
dalam bukunya yang terkenal bertajuk History of Arab, juga mengakui bahawa
peradaban Islamlah yang pertama kali mendirikan apotek.

''Selain itu, peradaban Islam juga merupakan pendiri sekolah farmasi


pertama,'' ungkap K Hitti.Ia juga membuktikan bahwa umat Muslim di era
kekhalifahan sebagai pencipta pharmacopoeia yang pertama. Perkembangan
ilmu farmasi yang begitu cepat, membuat apotek atau toko-toko obat tumbuh
menjamur di kota-kota Islam.Hampir di setiap rumah sakit besar di kota-kota
Islam dilengkapi dengan apotek atau instalasi farmakologi.Apotek-apotek itu
dikelola oleh apoteker yang menguasai ilmu peracikan obat. ''Kaum Muslimin
menyumbang begitu banyak hal terhadap perkembangan apotek atau obat,''
ungkap Howard R Turner dalam bukunya bertajuk Science in Medievel Islam .

3 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Di era kejayaan Islam, toko-toko obat bermunculan bak jamur di musim
hujan. Toko obat yang banyak jumlahnya tak cuma hadir di kota Baghdad - kota
metropolis dunia di era kejayaan Abbasiyah - namun juga di kota-kota Islam
lainnya. Para ahli farmasi ketika itu sudah mulai mendirikan apotek
sendiri.Mereka menggunakan keahlian yang dimilikinya untuk meracik,
menyimpan, serta menjaga aneka obat-obatan.Pemerintah Muslim pun turun
mendukung pembangunan di bidang farmasi.Rumah sakit milik pemerintah
yang ketika itu memberikan perawatan kesehatan secara cuma-cuma bagi
rakyatnya juga mendirikan laboratorium untuk meracik dan memproduksi aneka
obat-obatan dalam skala besar.Keamanan obat-obatan yang dijual di apotek
swasta dan pemerintah diawasi secara ketat.Secara periodik, pemerintah melalui
pejabat dari Al-Muhtasib - semacam badan pengawas obat-obatan - mengawasi
dan memeriksa seluruh toko obat dan apotek.Para pengawas dari Al-Muhtasib
secara teliti mengukur akurasi berat dan ukuran kemurnian dari obat yang
digunakan.

Pengawasan yang amat ketat itu dilakukan untuk mencegah penggunaan


bahan-bahan yang berbahaya dalam obat dan sirup.Semua itu dilakukan semata-
mata untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat-obatan yang tak sesuai
dengan aturan.Pengawasan obat-obatan yang dilakukan secara ketat dan teliti
yang telah diterapkan di era kekhalifahan Islam. Perkembangan ilmu botani dan
kimia telah mendorong umat Muslim untuk mengembangkan farmasi. Pada
masa itu, ilmuwan Muslim seperti Muhammad ibnu Zakariya al-Razi (865-
915 M) alias Razes turut mengembangkan pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan. Selain itu, dokter dan ahli farmasi Muslim lainnya Abu al-Qasim
al-Zahrawi alias Abulcasis (936-1013 M) juga tercatat sebagai saintis perintis
dalam bidang distiliasi dan sublimasi. Tak cuma itu, Sabur ibnu Sahl (wafat
869 M), juga tercatat sebagai dokter pertama yang
mencetuskan pharmacopoedia. Ia telah menjelaskan beragam jenis obat-
obatan untuk mengobati penyakit. Saintis Muslim lainnya yang turut menopang
tumbuhnya aoptek di era Islam adalah al-Biruni (973-1050 M). Sang ilmuwan
legendaris Islam itu telah menulis buku farmakologi yang sangat berharga
bertajuk Kitab al-Saydalah ( Buku tentang Obat-obatan).

4 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Dalam kitabnya itu, al-Biruni menjelaskan secara detail pengetahuan
mengenai peralatan untuk pembuatan oba-obatan, peran farmasi, fungsi serta
tugas apoteker.Ia juga menjelaskan tentang apotek. Ilmuwan Muslim lainnya,
Ibnu Sina alias Avicenna juga menulis tak kurang dari 700 persiapan pembuatan
obat, peralatannya, kegunaan dan khasiat obat -obatan tersebut. Kontribusi Ibnu
Sina dalam bidang farmasi itu dituliskannya dalam bukunya yang sangat
monumental Canon of Medicine. Ilmuwan Muslim lainnya yang turut
menopang berdiri serta berkembangnya apotek di dunia Islam adalah al-
Maridini dan Ibnu al-Wafid (1008-1074). Kedua karya ilmuwan Muslim
itu telah dicetak dalam bahasa Latin lebih dari 50 kali. Kitab yang ditulis
keduanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul De Medicinis
universalibus et particularibus dan Medicamentis simplicibus.

Kaum Muslimin telah menyumbang banyak hal dalam bidang farmakologi /


farmasi dan pengaruhnya sangat luar biasa terhadap Barat," papar Turner.
Menurut Turner, para sarjana Muslim di zaman kejayaan telah memperkenalkan
sederet obat herbal yang terbukti berkhasiat untuk kesehatan, seperti, adas manis,
kayu manis, cengkeh, kamper, sulfur, serta merkuri sebagai unsur atau bahan
racikan obat-obatan. Menurut K Hitti, kemajuan peradaban Islam dalam farmasi
dan apotek ditopang oleh banyaknya buku dalam bidang farmakologi yang
ditulis ilmuwan Muslim. K Hitti mencatat, buku farmakologi pertama di dunia
Islam ditulis oleh Jabir bin Hayyan. Selain itu, ada pula karya al-Razi, Ibnu
Sina, Tabari dan d Majusi. ''al-RazidanIbnu Sina adalah dua dokter yang paling
terkemuka di zamannya,'' ujar K Hitti.
Sejak dulu, apotek yang dikelola apoteker merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari institusi rumah sakit. Hal itu sama halnya dengan farmasi dan
farmakologi yang juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu
kedokteran. Dunia farmasi profesional secara resmi terpisah dari ilmu
kedokteran di era kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah.

Terpisahnya farmasi dari kedokteran pada abad ke-8 M, membuat farmakolog


menjadi profesi yang independen dan farmakologi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri. Menurut Howard R Turner, praktisi seperti herbalis, kolektor, penjual

5 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


tumbuhan, rempah-rempah untuk obat-obatan, penjual dan pembuat sirup,
kosmetik, air aromatik, serta apoteker merupakan profesi yang menopang geliat
farmasi di dunia Islam

Seperti halnya di bidang kedokteran, dunia farmasi profesional Islam telah


lebih unggul lebih dulu dibandingkan Barat.Ilmu farmasi baru berkembang di
Eropa mulai abad ke-12 M atau empat abad setelah Islam menguasainya.Karena
itulah, Barat banyak meniru dan mengadopsi ilmu farmasi yang berkembang
terlebih dahulu di dunia Islam.Umat Islam mendominasi bidang farmasi hingga
abad ke-17 M. Setelah era keemasan perlahan memudar, ilmu meracik dan
membuat obat-obatan kemudian dikuasai oleh Barat.Negara-negara Eropa yang
menguasai farmasi dari aneka risalah Arab dan Persia tentang obat dan senyawa
obat yang ditulis para sarjana dan ilmuwan Islam.Tak heran, bila kini industri
farmasi dunia berada dalam genggaman Barat.

Pengaruh kaum Muslimin dalam bidang farmasi di dunia Barat begitu besar.
“Hal itu tecermin dalam kembalinya minat terhadap pengobatan natural yang
begitu populer dalan pendidikan kesehatan saat ini,”.Mungkinkah umat Islam
kembali menguasai dan mendominasi bidang farmasi seperti di era keemasan?

2.2 Ilmuwan Muslim Penopang Apotek


 Ibnu Al-Baythar
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdallah Ibnu Ahmad Ibnu Al-
Baythar. Ibnu al-Baythar lahir di Malaga pada tahun 1197 M dan meninggal di
Damaskus pada tahun 1248 M. Ibnu Al-Baythar terkenal sebagai dokter hewan,
ahli botani dan farmakologi, sarjana ilmu tumbuh-tumbuhan (botani). Ibnu al-
Baythar pertama kali menuntut ilmu di Seville, Spanyol, di sana ia
mengumpulkan berbagai jenis tumbuhan di kota tersebut sebagai bahan
penelitiannya.

Ibnu Al-Baythar ketika berada di Mesir ditunjuk oleh Al-Klim Ayyubi sebagai
“Kepala Ahli Meramu Obat”. Setelah meninggalkan Kairo, ia lalu banyak
melakukan pengelanaan dan beberapa ekspedisi ilmiah. Kemudian ia berangkat
ke Damaskus dan menetap di sana. DiDamaskus ia sibuk mengumpulkan
berbagai jenis tanaman sebagai bahan untuk penelitian dan pengobatan.

6 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Karya-karya penting Ibnu al-Baythar antara lain:

1) Kitab Al-Mughni fi al-Adwiya’ al-Mufradat bahasan mandiri tentang ramuan-


ramuan sederhana, yang terdiri atas 20 bagian. Susunannya sesuai dengan
anggota tubuh yang harus didahulukan dalam menyembuhkan penyakit. Buku
ini dipersembahkan kepada Al-Malik Ash-Shalih Najm ad-Din Ayyub. Di
dalam buku ini juga ia menjelaskan beberapa contoh ramuan obat yang tepat
untuk setiap penyakit.

2) Kitab Al-jami’ li Mufradat al-Adwiyah’’waal-Ahdhiya diterjemahkan menjadi


“The Complete Book in Simple Medicaments and Nutritious Items” (Buku
Lengkap tentangObat-obatan Sederhana). Buku ini tercetak di Kairo pada
tahun 1874 M. Buku ini sangat populer dan merupakan kitab yang paling
terkenal mengenai tumbuhan kaitannya dengan ilmu pengobatan Arab. Kitab
ini menjadi rujukan para ahli tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan hingga abad
ke-16. Buku tersebut disusun berdasarkan hasil observasi yang pernah
dilakukan oleh Al-Baythar sendiri kemudian ia memadukannya dengan apa
yang diwariskan pustaka Yunani Purba dan pengetahuan Tradisional Arab.
Buku ini juga memuat sejumlah daftar, secara al-fabetis, dari kurang

1400 contoh-contoh obat, di mana 300 macam di antaranya adalah


penemuan al-Baythar sendiri. Ramuan yang berjumlah 300 macam tersebut
terdapat kurang lebih dari 200 macam ramuan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Semua ramuan bahan-bahan ramuan itu dapat diperoleh di negara-
negara sepanjang Laut Tengah, Spanyol dan Syiria. Secara umum, ramuan-
ramuan obat tersebut berasal dari binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
mineral-mineral.

3) Kitab Al-Jamii fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-Obatan yang


Sederhana). Kitab ini beliau memberi kontribusi dalam bidang farmasi. Di
dalam kitab-nya itu, dia mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat
(sekarangdikenal dengan nama herbal). Lebih dari seribu tanaman obat
dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukan
berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya.
Kitab Al-Jami fiAl-Tibb m;enjadi teks berbahasa A rabterbaik yang berkaitan
dengan botani pengobatan. Kitabnya ini masih tetap digunakan sampai masa
pencerahan di benua Eropa.
4) Kitab Al-Adwiyat al-Basyithah “Ramuan-ramuan Sederhana”, yang di cetak
dalam bahasa Latin dengan judul “Simplicia” dan diterbitkan di Cremona pada
tahun 1758 M.

7 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


 Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M)

Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam
pengembangan farmakologi dan farmasi.Sumbangan Al-Ghafiqi untuk
memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-
obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-
Mufradah.Risalah itu memaparkan tentang pendekatan dalam metodelogi,
eksperimen, serta observasi dalam farmakologi dan farmasi.

 Ar-Razi

Nama Lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar-


Razi. Dilahirkan di Provinsi Rayy, dekat Teheran, Iran pada tahun 854 M
dan wafat pada tahun 923 M pada kota yang sama. Dia didik dan dibesarkan
dalam lingkungan agama yang ketat. Dia merupakan dokter Muslim terbesar
dan guru besar dunia Islam dan Eropa di bidang ilmu kedokteran. Dia juga
seorang filsuf dan ahli kimia setelah dasar-dasarnya dirumuskan oleh Jabir
bin Ibnu Hayyan, hingga dia mampu membuat berbagai penemuan kimia
modern berdasarkan penelitian dan eksperimen.

Bidang kedokteran, kimia, dan farmasi dikuasai Ar-Razi dengan


sangat baik. Dia tidak hanya pempelajari kedokteran Arab dan Yunani
seperti para ilmuwan muslim lainnya, melainkan juga menguasai
kedokteran India. Di samping itu, dia sangat berpengalaman dalam bidang
kimia sehingga dia memiliki kemampuan khusus dalam bidang kedokteran
yang tidak dimiliki oleh para ilmuwan lainnya.

Ar-Razi selama hidupnya mengarang buku-buku ilmiah yang


jumlahnya tak kurang dari 200 buah. Karya-karyanya di bidang kedokteran,
kimia, dan farmasi, antara lain:

1) Kitab Al-Hawi, yakni berupa buku ensiklopedia kedokteran yang


meliputi semua ilmu pengetahuan kedokteran Arab, Yunani, India.
Buku yang terdiri atas 20 jilid tersebut dianggap sebagai buku
induk kedokteran. Buku ini menghimpun hasil-hasil eksperimen,
penelitian dan pengalaman medisnya. Apa yang dituliskan dalam
buku ini adalah hasil rangkuman ilmu-ilmu kedokteran yang telah
dibaca, dicatat, lalu diuji keabsahan

8 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


dan kebenarannya lewat eksperimen.

Buku Al-Hawi ini merupakan karyanya yang paling terbesar


dan luas sesuai dengan namanya. Berbagai fomulasi kimia hasil
temuan Ibnu Hayyan menjadi dasar analisisnya selama berkutat
dalam kerja penelitian di laboratorium. Ar-Razi dianggap
menyempurnakan klasifikasi karya Ibnu Hayyan dan membedakan
antara zat yang ada secara alami dan diciptakan lewat riset. Di
samping itu, ar-Razi menekankan pentingnya pembuktian dengan
melakukan eksperimen. Ia mem- perbaiki- proses penyulingan,
penguapan, dan penyaringan yang masih mentah. Tak hanya
sampai di situ, ia memberikan kontribusi dalam membesarkan
farmasi. Dengan hati-hati, ia meramu bahan-bahan kimia secara
teliti. Lalu bahan-bahan tersebut diracik untuk membuat obat-
obatan.Bahkan imuwan ini telah memperkenalkan penggunaan
bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan.

2) Kitab Ath-Thib Al-Manshuri, yakni buku yang menjeskan tentang


anatomi tubuh manusia termasuk anatomi kerangka manusia dan
sususana urat saraf, serta anatomi pembuluh darah di tenggorokan.

Melalui kitabnya ini al-Razi berhasil mengungkapkan- definisi


symptoms (gejala) dan perawatannya untuk menangani sakit
mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan
mental.

3) Kitab Al-Asrar (Rahasia-rahasia), yakni buku yang berisi tentang


obat-obatan secara medis dan cara pencampurannya. Ar-RAzi
dalam kitab ini, turut menggambarkan pengobatandengan
menggunakan obat-obatan.Bahkan, buku ini sampai abad ke-
19 masih tetap menjadi buku pegangan praktikum kedokteran.

4) Kitab Al-Judari wa Al-Hasbah (Cacar dan Campak), yakni buku


ini terdiri dari penjelasan yang paling dalam tentang penyakit cacar
dan campak serta cara mendiagnosanya- sejak dini, serta
membedakannya dengan penyakit cacar air. Ar-Razi
menginformasikan smallpox (penyakit cacar). Ia
membedakanmenyakit ini menjadi cacar air (variola) dan cacar
merah (rougella).

9 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


5) Kitab Al-Kimya, yakni salah satu buku acuan penting dalam ilmu
kimia. Setelah menggeluti bidang kimia ia menjadi dokter
terkenal, kemasyurannya hanyadapat ditandingi oleh Ibnu
Sina.Ar-Razi merupkakan saintis pertama yang berhasil
mengklasifikasikan berbagai zat kimia ke dalam tiga bagian
yakni: mineral-mineral, hewan-hewan dan tumbuh–tumbuhan.
Pengelompokkan ini didasarkan pada asumsi bahwa hewan-
hewan dan tumbuh-tumbuhan juga mengandung dan tersusun dari
unsur-unsur kimia. Mengenai hal ini, bandingkan misalnya
klasifikasi versiJabir Ibnu Hayyan yang membaginya menjadi:
tubuh, nyawa dan akal. Menurut konsepsi Ar-Razi di atas,
golongan logam di bagi lagi menjadi: jiwa,tubuh, batu,vitriol,
borax dan garam. Benda-benda yang mudah menguap (volatile)
dan yang sulit (non volatile) pun dipisahkannya.
(J.Zahrani K. dalam http://cdn.rimanews.com/ebook-data/75. pdf diakses 20 Mei 2017;M.
Natsir Arsyad………hlm. 91;M. Natsir Arsyad …..hlm. 90;Sayyed Hossein Nasr,
Science and Civilization in Islam (Bandung: Pustaka, 1986), hlm. 26).

 Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M)

Ibnu Sahal adalah dokter pertama yang mempelopori


pharmacopoeia.Kontribusinya dalam bidang farmakologi dan farmasi juga
terbilang mata besar.Dia menjelaskan beragam jenis obat-
obatan.Sumbangannya untuk pengembangan farmakologi dan farmasi
dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin

 Ibnu Sina

Nama lengkap Abu Ali HusainbinAbdullah bin Sina atau Ibnu Sina,
dikenal di dunia Barat dengan Avicenna dan jugapengeran para dokter. Ibnu
Sina dilahirkan pada tahun 980 M di Afsanah, desa kecil dekat Bukhara
(Ibukota Dinasti Samanyyah), sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal
pada tahun 1037 M. Semasa hidupnya Ibnu Sina, pernah mengabdi di istana.
Tugasnya mempersiapkan pengobatan serta perawatan pada khalifah,
keluarga istana, dan pejabat penting.

10 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Kompentensi Ibnu Sina dalam dunia kedokteran tidak diragukan lagi.
Beliau adalah ahli bedah, yakni dengan melakukan praktik bedah yang
rumit, seperti mengentaskan pembengkakan pada kanker pada periode
permulan, membedah kelenjar tenggorokan dan batang tenggorokan,
membuang bisul pada pengkristalan paru-paru. Ia juga mengobati penyakit
wasir dengan cara mengikat temuannya sampai kepada penyakit saraf di
mana Ibnu Sina merupakan perintisnya. Ia mengemukakan rincian cara
mengeluarkannya dan kewaspadaan yang harus diperhatikan, dan
mengajarkan cara-cara pem-bedahan dengan melakukan penyuntikan- di
bawah kulit pasien dengan menggunakan- pembiusan untuk mengobati
luka.
Karya-karya Ibnu Sina dibidangkedokteran dan farmasi antara lain:

 Buku al-Qanun fi-Tibb. Buku ini merupakan buku pedoman


kedokteran, dan buku yang terluas dipergunakan oleh kalangan
kedokteran baik di daerah Islam maupun bangsa Eropa. Melalui
buku ini, ilmu kedokteran moderm mendapat pelajaran, sebab kitab
ini selain lengkap, susunannya secara sistematis. Buku ini pernah
diterjemahkan dalam bahasaLatin. Pada abad ke-16 M, buku tersebut
mempunyai pengaruh besar di kalangan kedokteran. Buku ini masih
dipergunkan juga sampai abad ke-19. Buku ini juga menunjukkan
pengetahuan anatomi. Buku Qanun Ibnu Sina sejak zaman Dinasti
Han di Cina telah menjadi buku standar karya-karya medis Cina.
Pada Abad Pertengahan, sejumlah karya Ibnu Sina telah
diterjemahkan dalam bahasa-bahasa Latin dan Ibrani, yang
merupakan bahasa-bahasa pengantar ilmu pengetahuan pada masa
itu.
Qanun terdiri dari lima pokok bagian, yaitu

(1) Prinsip-prinsip umum kedokteran yang meliputi filsafat


kedokteran, anatomi, fisiologi, pemeliharaan kesehatan (higienis)
dan penangan penyakit-penyakit.

(2) obat-obatan yang sederhana.

(3) gangguan-gangguan organ dalam dan luar tubuh.

(4) beragam penyakit yang mempengaruhi tubuh secara umum, tidak


terbatas pada satu organ tubuh.

(5) obat-obat persenyawaan kompleks.

11 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Dalam pengobatan dengan obat-obatandijelaskan- oleh Ibnu
Sina melalui bukunya The Canon of Medicine bahwaada tiga aturan
dalam memilih obat-obatan, yaitu:
(1) Seleksi sesuai keualitas baik panas, dingin, lembab,
kering.
(2) Pemilihan jumlah yang akan diberikan (dosis).
Dalam hal ini ada dua sub bagian:
a) Pengukuran dalam hal berat badan.
b) Pengukuran kualitas derajat panas dan dingin.
(3) Aturan relatif terhadap pemberian. Ibnu Sina juga
menulis tak kurang dari 700 persiapan pembuatan obat,
peralatannya, kegunaan dan khasiat obat-obatan
tersebut. Kontribusi Ibnu Sina dalam bidang farmasi itu
dituliskannya dalam bukunya yang sangat monumental
Canon of Medicine.
Dalam Kitab al-Qanun fi Tibb, ilmuwan besar
inimemberikan panduan penting tentang aspek farmasi.
Bahkan dalam kitab Qanun menyediakan satu jilid
khususnya mem- bahas materi-materi kedokteran dan
farmasi. Dia mendeskripsikan secara rinci tetumbuhan
yang menghasilkan obat dan beberapa macam hewan,
serta barang-barang tambang yang juga menghasilkan
obat. Dijelaskan, prinsip dasar dari resep obat-obatan
adalah simpel dan terbebas dari unsur zat berbahaya.
Untuk itu, bahan pembuat obat harus dipastikan
kualitasnya. Produk obat juga harus dites terhadap dua
jenis penyakit. Ini untuk menghindari efek samping.

Pemberian dosis yang tepat serta masa kadaluarsa


hendaknya juga diperhatikan dengan saksama.
(Husain Heryantio, Menggali Nalar Saintifik Peradaban
Islam,Cetakan I (Jakarta: Mizan Publika, 2011);S.I Poeradisastra,
Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar),
hlm. 47;Sayyed Hossein Nasr……hlm. 178-179;Syamsudin Nasution,
Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2013), hlm.
508;Yusuf Assidiq.….hlm. 20)

 Al-Zahrawi

12 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Nama lengkap Abu al-Qosim Khalaf Ibnu-Abbas Al-Zahrawi.
Ia lahir pada tahun 936 di Kota Al-Zahra, Spanyol dan meninggal
pada tahun 1013 M. Di Kota Cordoba dia menimbah ilmu,
mengajarkan ilmu kedokteran, mengobati masyarakat, serta
mengebangkan- ilmu bedah. Dunia saat ini memberikan-
penghargaan sebagai “Bapak Ilmu Bedah Modern”.

Al-Zahrawi adalah seorang dokter bedah yang fenomenal,


karya dan hasil pemikirannnya diadopsi para dokter di dunia Barat.
Al-Zahrawi terkenal sebagai seorang dokter dan ahli bedah Muslim
Spanyol, yang ilmunya dikembangkan pada masa pemerintahan
Abdur Rahman III (1912-961 M). Di kalangan dokter Muslim
sendiri dia dikenal sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit
(diagnoistie) dan cara penyembuhan (the repeutic) penyakit telinga.
Dialah yang telah merintis dilakukannya- pembedahan telinga untuk
mengembalikan fungsi pendengaran, dengan jalan memperhatikan
secara saksama anatomi saraf-saraf halus (arteries), pembuluh-
pembuluh darah (veins) dan otot-otot (tendons). Tidakhanya terbatas
itu, ia dikenal pula sebagai pelopor pengembangan ilmu penyakit
kulit (dermafologi).

Sumbangan Az-Zahrawi di bidang kedokteran dan farmasi


dengan mengarang buku, antara lain:
(1)Kitab At-Tahsrif li Man Arjaza an at-Ta’lif”(Buku
pedoman kedokteran atau MedicalVademecum).
Buku ini menerangkanserta melukiskan dengan jelas
diagram-diagram tak kurang dari 200 buah peralatan
pembedahan. Dari ilustrasi-ilustrasi yang digambarkan
buku-buku yang ditulisnya, dapat diketahui bahwa ia telah
menggunakan banyak macam peralatan untuk keperluan
pengobatan gigi. Pada bagian akhir salah satu bukunya
yang terdiri 30 bab itu, ia membahas tentang luka dan cara

13 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


pembedahannya, tentang pengobatan tulang yang remuk,
tentang penyakit gigi sekaligus dengan cara
pengobatannya, tentang pembakaran luka dan pembersihan
darah di dalam rahim sehabis bersalin. Buku inilah yang
menjadi dasar peletakan dasar-dasar pengembangan
kedokteran gigi di Eropa. Dalam buku ini secara rinci dan
lugas mengupas tentang ilmu bedah, orthopedi,
opththalmologi, farmakologi serta ilmukedokteran umum.
Ia juga mengupas tentang kosmetika.
(2) Kitab al-Mansur.
Buku ini sebagian mem- bahas tentang pembuatan
obat-obatan dengan jalan sublimasi dan distillasi. Bahkan,
buku ini sampai abad ke-15 M, masih dimasukkan dalam
silabus pelajaran medis di Universitas Tubingen.
(3)Buku Abulcasis de Chirurgia Arabice etLatin Cura
Johannis Channing”, sebanyakdua volume, yang
diterbitkan di Venice pada tahun 1479 M, di Basla tahun
1541 M, dan di Oxford pada tahun 1778 M. Bukunya ini
mengulas secara lengkap mengenai pembedahan.
(M. Natsir Arsyad….hlm. 95)

 Yuhanna Ibnu Masawayh (777 M – 857 M)

Orang Barat menyebutnya Mesue.Ibnu Masawayh merupakan anak


seorang apoteker.Kontribusinya juga terbilang penting dalam
pengembangan farmasi dan farmakologi. Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu
Masawayh membuat daftar sekitar 30 macam aromatik.Salah satu karya
Ibnu Masawayh yang terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab
ini merupakan semacam ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut
pengobatannya melalui obat-obatan serta diet.

 Abu Hasan ‘Ali bin Sahl Rabban at- Tabari

14 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


At-Tabari lahir pada tahun 808 M. Pada usia 30 tahun, dia dipanggil
oleh Khalifah Al-Mu’tasim ke Samarra untuk menjadi dokter istana. Salah
satu sumbangan At-Tabari dalam bidang farmakologi adalah dengan
menulis sejumlah kitab.Salah satunya yang terkenal adalah Paradise of
Wisdom.Dalam kitab ini dibahas mengenai pengobatan menggunakan
binatang dan organ-organ burung.

2.3 Etika Farmasi Dalam Islam

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit beserta


obatnya dan Dia telah menjadikan setiap penyakit ada obatnya, maka
berobatlah kalian dan jangan berobat dengan barang yang haram.“(HR.
AbuDawud)”

Perkembangan ilmu pengetahuan berjalan sangat cepat.


Perkembangan ini juga dialami oleh dunia farmasi. Sampai kurun waktu
4.500 tahun sebelum masehi, ilmu pengobatan masih dilakukan
berdasarkan pengalaman yang diwariskan secara turun temurun. Orang-
orang zaman dahulu beranggapan bahwa penyakit timbul disebabkan oleh
roh jahat yang masuk ke dalam tubuh sehingga pengobatan bertujuan
untuk mengusir roh-roh jahat tersebut dengan mantera, bunyi-bunyian dan
ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Pengetahuan mengenai pengobatan mulai
berkembang di Mesir dengan ditemukannya Papyrus Ebers sekitar 1500
tahun sebelum masehi. Papyrus Ebers adalah catatan yang berisi lebih dari
800 formula pengobatan. Dunia farmasi terus berkembang. Peletak dasar
pengobatan pertama adalah Galen (130-200 M). Tokoh farmasi dan
kedokteran lainnya adalah Hippocrates (460-370 SM), Dioscorides (abad
1 Masehi) dan Paracelsus. Tapi sayangnya perkembangan ilmu
pengobatan terhenti seiring kemunduran peradaban dunia yang ditandai
dengan era kegelapan (dark age). Akhirnya manusia kembali melakukan
praktik takhayul atau perdukunan yang sama sekali tidak berhubungan
dengan pengobatan.

15 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Kebangkitan peradaban dunia ditandai dengan turunnya Al
Quranul Karim kepada Nabi Muhammad saw. Islam sebagai agama yang
kaffah (menyeluruh) mengatur semua segi kehidupan manusia. Mulai dari
hal kecil seperti menyingkirkan duri di jalan hingga perkara besar seperti
mengatur negara. Oleh karena itu ilmu pengobatan juga telah diatur dalam
Islam.

Metode pengobatan dalam Islam yang terkenal sampai kini


adalah ath-thibb-an-nabawy (Pengobatan cara Nabi Muhammad saw).
Tabib-tabib muslim meniru Rasulullah serta berpedoman pada Al-Quran
dan hadist seperti mengatur pola makan dan minum, air putih untuk
pengobatan, madu, susu murni, kurma, biji jintan hitam dan bahan-bahan
lainnya.

Seluruh tuntunan pengobatan sudah diatur dalam Al Quran dan


hadist. Semua tuntunan itu disampaikan Rasulullah saw
ketika ilmu pengetahuan pengobatan belum berkembang dengan pesat.
Berikut adalah bahan-bahan berkhasiat yang disebutkan dalam Al-Quran.
1. KURMA
Rasulullah saw berbuka puasa dengan beberapa biji kurma sebelum salat.
Sekiranya tidak terdapat kurma maka Rasululah saw akan berbuka
dengan beberapa biji anggur. Sekiranya tidak ada anggur maka Baginda
meminum beberapa teguk air.(HR. Ahmad)
Buah kurma memiliki banyak khasiat antara lain sebagai sumber energi
karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Buah kurma kering per
100 gram mengandung 280 kkal energi, 75 g karbohidrat, 63 g gula, 8 g
serat, lemak sebesar 0,4, protein 2,5 g air 21 g, vitamin C 0,4 mg 1%
(USDA Nutrient Database). Buah ini juga dipercaya memiliki khasiat
sebagai aprodisiaka, diuretik, emolient, estrogenik, laksative, anti diare,
anti demam dan lain-lain.
2. Habbatus Saudah / Biji Jintan Hitam / Black Seed (Nigella sativa)
Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah
kamu menggunakan habbatusaudah karena sesunguhnya padanya

16 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


terdapat penyembuhan bagi segala penyakit kecuali kematian (HR. Abu
Salamah).
Terdapat banyak penelitian dalam mencari khasiat biji jintan hitam ini.
Dalam Kitab At Tibbun Nabawi karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah
menyebutkan bahwa habbatussaudah dapat mengobati 50 jenis penyakit
tanpa disertai efek samping. The Journal of American Scientist
melaporkan bahwa habatussaudah memiliki khasiat untuk berbagai
penyakit karena mengandung senyawa antihistamin, antioksidan,
antibiotik, antimitotik, antikanker dan bronkodilator. Dr. Micheal Tierra
penulis buku “Planetary Herbalogy” menuliskan bahwa habbatussaudah
atau black seed mengandung betasitosterol yang merupakan zat
antikanker.
3.Madu
Dari perut lebah ini keluar minuman (madu)yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.(Q.SAn-Nahl:69)
Madu memiliki kandungan gizi utama berupa aneka senyawa karbohidrat
seperti fruktosa (41%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan dekstrin
(1,5%). Kadar protein dalam madu relatif kecil sekitar 2,6% akan tetapi
kandungan asam aminonya beragam, baik asam amino essensial maupun
non essensial. Kandungan vitamin yang terdapat dalam madu antara lain
vitamin B1, vitamin B2, B3, B6, dan vitamin C. Sementara mineral yang
terkandung dalam madu antara lain kalium, natrium, kalsium,
magnesium, besi, tembaga, fosfor. Meskipun jumlahnya sedikit,
komposisi mineral madu merupakan sumber ideal bagi tubuh karena
perbandingan dan jumlah mineral madu mendekati komposisi yang
terdapat dalam darah manusia.
4.Zaitun(Oleaeurofaea)
Makanlah minyak zaitun dan lumurlah minyaknya karena ia berasal dari
pohon yang penuh berkah (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

17 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Zaitun secara alami mengandung beberapa senyawa tidak
tersabunkan seperti fenol, tokoferol, sterol, pigmen dan squalen yang
memegang peranan penting dalam kesehatan. Minyak zaitun juga
mengandung asam lemak tak jenuh, asam oleat sebesar 55-83% dari total
asam lemak dalam zaitun. Komponen yang penting dalam minyak zaitun
yakni tokoferol yang terdiri atas tokoferol a,b,c dan d. Diantara keempat
jenis itu tokoferol a yang paling tinggi sekitar 90% dari total tokoferol
dalam minyak zaitun. Tokoferol a dikenal sebagai vitamin E yang
berkhasiat sebagai antioksidan alami.

Selanjutnya bagaimana penggunaan bahan-bahan haram dan najis


dalam produk farmasi? Rasulullah saw telah memerintahkan umatnya
untuk berobat dari bahan yang halal dan melarang dari yang haram.
Dari Abu Darda’ r.a. ia berkata: Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya
Allah ta’ala tidak membuat penyakit (melainkan) dengan obatnya dan
Allah ta’ala membuat obat buat setiap penyakit. Karena itu hendaklah
kamu berobat dan jangan berobat dengan yang haram.

` Meskipun penggunaan bahan haram untuk obat hukumnya tetap


haram, namun para ulama memperbolehkan obat yang haram dalam
keadaan darurat. Standar darurat menurut Imam Nawawi dan Imam
Suyuthi ialah timbulnya kekhawatiran akan kematian jika tidak dilakukan.
Bahan-bahan haram yang sering dipakai dalam produk farmasi adalah babi
dan khamr.

Babi termasuk hewan yang diharamkan dalam Al Quran baik


digunakan sebagai makanan, obat, maupun kosmetik. Bahan obat dan
kosmetik yang berpotensi mengandung babi antara lain kolagen, gelatin,
cerebroside serta beberapa golongan hormon seperti insulin, heparin, dan
tripsin. Begitu juga dengan alkohol. Allah melarang menkonsumsi khamr
karena menghalangi dari mengingat Allah dan salat.
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu,

18 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan salat, maka berhentilah
kamu (mengerjakan pekerjaan itu)”. (Q.S Al Maidah : 90).

Di dalam dunia medis, alkohol dikenal sebagai cairan antiseptik


dan juga sebagai pelarut bahan yang tidak larut dalam air. Sebagian ulama
mengqiyaskan alkohol dengan khamr. Tetapi dengan logika bahwa alkohol
tidak selalu dihasilkan dari produksi khamr dan tidak selalu memabukkan
maka Dewan Fatwa MUI memfatwakan bahwa alkohol boleh ada dalam
produk akhir dengan kadar tidak lebih dari 1%.

Peradaban Islam terbukti merupakan peradaban yang unggul.


Islam secara rinci telah mengatur urusan kesehatan, khususnya bidang
pengobatan. Maka dari itu sebagai calon farmasis muslim kita dibolehkan
mengembangkan pengetahuan obat selebar-lebarnya namun harus
berpedoman pada perintah Allah dan tidak melanggar larangan-larangan
yang terdapat dalam Al-Quran. (Riskam)

2.4 Pengaruh Farmasi Islam Terhadap Farmasi zaman dahulu

Melihat dunia kefarmasian dari sudut pandang sejarah mungkin


termasuk sesuatu yang langka di Indonesia, tak terkecuali di kalangan para
apoteker/farmasis sendiri. Padahal, sejarah merupakan salah satu
instrumen yang digunakan untuk merumuskan rencana masa depan yang
lebih baik. Untuk itu artikel ini dibuat agar dapat menjadi salah satu
sumber informasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana
kefarmasian muncul dan turut berperan sebagai bagian dari peradaban
manusia.

 ZAMAN PRASEJARAH

19 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang
meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Manusia purba belajar dengan
menggunakan insting dan observasi terhadap burung-burung dan hewan-
hewan buas. Mereka juga memanfaatkan air dingin, daun, kotoran, dan
lumpur. Dengan berbagai usaha yang bersifat coba-coba, manusia purba
mempelajari berbagai hal untuk menolong sesamanya. Dalam waktu
singkat, mereka dapat menggunakan pengetahuannya dan bermanfaat bagi
orang lain. Meskipun menggunakan metode yang masih kasar, beberapa
obat masa kini berasal dari sumber-sumber yang telah digunakan oleh nenek
moyang kita tersebut.

Farmasi pada masa babylyonia kuno Babylon, permata bagi Mesopotamia


kuno, sering disebut juga sebagai tempat munculnya peradaban manusia,
adalah yang pertama menemukan dan melaksanakan praktek peracikan
obat. Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan tiga
peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan apoteker.
Naskah-naskah kedokteran dan farmasi ditulis di atas papan-papan terbuat
dari tanah liat yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara
peracikan obat, dan juga doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil
menemukan hal-hal penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada
masa sekarang dikenal dengan farmasi modern, ilmu kedokteran, serta
pengobatan secara spiritual.

 FARMASI PADA MASA CINA KUNO

Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan


oleh Shen Nung (sekitar 2000 SM), seorang kepala suku yang telah mencari
dan menginvestigasi khasiat obat dari ratusan simplisia (bagian dari
tumbuhan atau hewan yang berkhasiat obat misalnya: daun, herba, akar,
kulit kayu dsb). Beliau diyakini mengujicoba beberapa simplisia tersebut
terhadap dirinya sendiri, serta menulis Pen T-Sao pertama, yaitu tulisan asli
tentang 365 jenis tumbuhan-tumbuhan yang berkhasiat obat. Shen Nung
secara menakjubkan menguji beberapa herba, kulit kayu, dan akar yang

20 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan hutan yang masih dikenal dalam
bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan background “Pa Kua”, suatu
simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan. Tanaman-tanaman obat
yang ditemukan oleh Shen Nung antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng,
stramonium (kecubung), kulit kayu manis, dan juga ma huang, atau disebut
juga ephedra (kini telah dapat dimurnikan menjadi efedrin yang banyak
digunakan sebagai obat flu).

 PADA MASA MESIR KUNO.

PrakteK pengobatan di Mesir telah berlangsung sejak tahun 2900


SM dan mereka juga diketahui memiliki catatan formula obat fenomenal,
Papyrus Ebers, yang dibuat sejak 1500 SM. Papyrus Ebers tersebut memuat
sekitar 800 formula dan 700 macam obat-obatan. Pusat farmasi di Negara
Mesir kuno diselenggarakan oleh dua orang pejabat negara yang bertindak
sebagai Ahli Farmasi di suatu ruangan yang disebut sebagai “Rumah
Kehidupan”. Dengan seting kira-kira seperti gambar ini, Papyrus Ebers
didiktekan oleh seorang ahli farmasi mengenai prosedur formulasi yang
sedang dikerjakan.

 PADA MASA YUNANI KUNO

Theoprastus (sekitar 300 SM) adalah sosok ilmuan Yunani kuno


ternama yang dikenal sebagai filosof besar dan ahli dalam ilmu alam dan
disebut-sebut sebagai Bapak Botani. Berbagai observasi dan pengamatan
yang dilakukannya mengenai medis dan herba merupakan suatu pencerahan
bagi peradaban manusia. Beliau bertindak sebagai pengajar bagi
sekumpulan siswa yang mempunyai minat yang sama dengannya. Di dalam
gambar ini Beliau memperagakan tanaman Belladonna, dan di belakangnya
terletak bunga pomegranate, senna, dan juga manuskrip-manuskrip

21 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


perkamen. Siswa juga terlihat menggunakan papan gading yang dilapisi
madu warna sebagai alat tulis.

 MITHRIDATES VI

Mithridates VI adalah seorang raja negeri Pontus (sekitar 100 SM)


yang senantiasa bertempur melawan kekaisaran Romawi. Beliau adalah
ilmuan toksikologi yang menemukan tidak hanya tentang berbagai jenis
racun, namun juga bagaimana mencegah dan mengobati efek racun.
Mithridates VI tanpa banyak pertimbangan menggunakan tubuhnya sendiri
dan juga tubuh para tahanan sebagai “kelinci percobaan” dalam
mengujicoba berbagai racun dan anti racun. tampak dalam gambar, di
belakang Mithridates terletak rhizotomists, offering fresh, flowering
aconite, ginger (jahe) ,dan gentian. Dan di kanan bawah gambar terletak dua
buah wadah biang sampanye. Formula yang diramu Mithridates yang paling
terkenal adalah suatu panantidotal yang populer digunakan selama kurang
lebih seribu tahun yang dikenal dengan Mithridatum.

 TERRA SILGILLATA: MEREK OBAT PERTAMA

Orang-orang masa lampau telah mempelajari manfaat dari merek dagang


yang merupakan identitas suatu barang yang digunakan untuk meraih
konsumen. salah satu obat yang memakai merek dagang adalah Terra
Sigillata (cap Bumi), suatu tablet tanah liat yang berasal dari pulau
Mediteranean di Lemnos sebelum tahun 500 SM. setiap tahunnya tanah liat
digali di terowongan Lemnian dihadiri oleh pemerintah dan pendeta-
pendeta. Tanah liat dicuci, disuling, dan digulung dengan ketebalan tertentu,
kemudian dibentuk seperti pastilles dan diberi cap oleh para pendeta wanita,
lalu dikeringkan di bawah sinar matahari.

22 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Peradaban Islam dikenal sebagai perintis dalam bidang farmasi. Para
ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam sudah berhasil menguasai riset ilimiah
mengenai komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-obatan sederhana
dan campuran. Masyarakat Muslim pun tercatat sebagai peradaban pertama
yang memiliki apotek atau toko obat.. ''Selain itu, peradaban Islam juga
merupakan pendiri sekolah farmasi pertama
Beberapa Ilmuwan Islam di Bidang Farmasi
1. Ibnu Al-Baitar : Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb
(Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana),

23 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


2. Abu Ja'far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M) :kitab Al-Jami' Al-Adwiyyah Al-
Mufradah. Risalah itu memaparkan tentang pendekatan dalam metodelogi,
eksperimen, serta observasi dalam farmakologi dan farmasi.
3. Ar-Razi (di dunia barat dikenal dengan nama Razes) ia yang
memperkenalkan penggunaaan bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan.
4. Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M) :dokter pertama yang mempelopori
pharmacopoeia. dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin.
5. Ibnu Sina : Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina
juga mengupas tentang farmakologi dan farmasi
6. Al-Zahrawi : Dia adalah perintis pembuatan obat dengan cara sublimasi
dan distilasi.
7. Yuhanna Ibnu Masawayh (777 M - 857 M) :karya Ibnu Masawayh yang
terkenal adalah kitab Al-Mushajjar Al-Kabir. Kitab ini merupakan semacam
ensiklopedia yang berisi daftar penyakit berikut pengobatannya melalui obat-
obatan serta diet.
8. Abu Hasan 'Ali bin Sahl Rabban at- Tabari :Salah satunya kitabnya yang
terkenal adalah Paradise of Wisdom. Dalam kitab ini dibahas mengenai
pengobatan menggunakan binatang dan organ-organ burung. Dia juga
memperkenalkan sejumlah obat serta cara pembuatannya.

DAFTAR PUSTAKA

 http://widodo-sarono.blogspot.com/2011/01/geliat-dunia-farmasi-di-era-
keemasan.html

 http://tanbihun.com/sejarah/profil-ulama/apotek-buah-karya-peradaban-
islam/#.UIPfV2foD14
 http://www.republika.co.id/berita/48652/Apotek_Buah_Karya_Peradaban_Isl
am
 http://paimisme.blogspot.com/2012/01/sejarah-peradaban-islam.html
 http://tanbihun.com/sejarah/profil-ulama/apotek-buah-karya-peradaban-
islam/#.UMkoOGfUjNk

24 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”


 http://rumahislam.com/tokoh/3-ilmuwan-muslim/3-ibnu-al-baitar.html
 Dikutip dari buku Etika Farmasi dalam Islam diterbitkan Graha Ilmu karangan
Hendri Wasito dan Diar Herawati.
 J.Zahrani K. dalam http://cdn.rimanews.com/ebook-data/75. pdf diakses 20
Mei 2017
 M. Natsir Arsyad………hlm. 91;M. Natsir Arsyad …..hlm. 90
 Sayyed Hossein Nasr, Science and Civilization in Islam (Bandung: Pustaka,
1986), hlm. 26
 Husain Heryantio, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam,Cetakan I
(Jakarta: Mizan Publika, 2011)
 S.I Poeradisastra, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia(Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar), hlm. 47;Sayyed Hossein Nasr……hlm. 178-179
 Syamsudin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pusaka Riau,
2013), hlm. 508
 Yusuf Assidiq.….hlm. 20

25 |Sejarah perkembangan farmasi dalam islam “S1 farmasi Universitas kadiri”

Anda mungkin juga menyukai