Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian
Praktikum Farmakognosi I, Dimana Sampel Diperoleh Dari Desa Kamiri,
Kecamatan Ballusu,Kabupaten Barru,Provinsi Sulawesi Selatan
Kelompok 2A
Kelas C9-C10
Menyetujui,
Mengetahui,
FARMAKOGNOSI I
OLEH :
KELOMPOK 2A
2. ASRA 15020170241
3. MISRA 15020170195
KELAS C9-C10
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. atas berkat dan
Farmakognosi-Fitokimia.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
sehingga Laporan Lengkap Praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari
segi tata bahasa, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Praktikum
D. Tujuan Praktikum
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi mengenai produk obat yang dapat diperoleh dari lingkungan hidup
manusia baik yang bersumber dari tanaman, hewan dan mikroorganisme baik
yang berasal dari darat ataupun dari laut, juga berasal dari sumber mineral dikenal
hingga sekarang, baik di negara maju maupun yang sedang berkembang. Menurut
hayati terbesar kedua setelah Brazil. Bahan baku obat tradisional di Indonesia
mencapai 1.000 jenis (spesies), 74 persen merupakan tumbuhan liar, salah satunya
atau gulma siam yang mengganggu pertumbuhan tanaman lain dan mengurangi
kesuburan tanah. Daun kopasanda merupakan salah satu jenis tumbuhan dari
tannin, fenol, flavonoid, saponin dan steroid. Minyak essensial dari daunnya
memiliki kandungan α-pinene, cadinene, camphora, limonene, β-caryophyllene
B. Rumusan Masalah
pemeriksaan makroskopik?
3. Bagaimana penetapan kadar abu, zat terekstraksi dan etanol daun Kopasanda
odorata L.)?
C. Maksud Praktikum
kimia yang terkandung didalamnya serta untuk mengetahui apa saja khasiat dan
D. Tujuan Praktikum
kimia yang terkandung didalamnya serta untuk mengetahui apa saja khasiat dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman
adalah (www.itis.gov) :
Regnum : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Orde : Asterales
Family : Asteraceae
3. Morfologi Tanaman
lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi menghadap kepangkal dan letaknya
berhadapan. Karangan bunga terletak di ujung cabang (terminal) dan setiap
karangan terdiri atas 20-35 bunga. Warna bunga pada saat muda kebiruan dan
bahkan lebih. Batang muda berwarna hijau agak lunak yang nantinya berubah
menjadi coklat dan keras ketika sudah tua.Jumlah cabang sangat banyak dan
Water, 2006)
4. Kandungan Kimia
fenol, flavonoid, saponin dan steroid. Minyak essensial dari daun tekelan
(0,78%). Kandungan unsur hara Nitrogen yang tinggi pada kopasanda cukup
biomassa Chromolaena odorata L. adalah 18,7 ton/ha dalam bentuk segar dan
3,7 kg/ha dalam bentuk kering. Kadungan N 103,4 kh/ha ; P 15,4 kg/ha ; K
80,9 kg/ha dan Ca 63,9 kg/ha. Chromolaena odorata L. memiliki P total yang
5. Manfaat Tanaman
mengobati diabetes dan luka kulit. Daun tekelan juga telah digunakan secara
gigitan lintah, luka jaringan lunak, luka bakar, infeksi kulit dan dento-
alveolitis. Caranya dengan meremas-remas daun muda sampai hancur, dan
1995).
penyakit degeneratif dan penuaan dini. Sifat antioksidan ini dikaitkan dengan
hidroksinamat.
B. Pembuatan Herbarium
1. Herbarium Kering
Siapkan sampel yang akan dibuat herbrium kering, cuci dengan alkohol 70%,
menggunakan air, kemudian beri etiket pada ujung sampel, dan maskkan ke
b. Kadar air
c. Kadar abu
menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui
larut dalam asam dihitung terhadap berat ekstrak (Herman et al, 2011).
d. Sisa pelarut
Untuk mencapai kadar air 10٪ bisa digunakan metode tangas air
yakni menempatkan ekstrak cair pada panci stainles steel di atas panci
e. Residu peptisida
a. Identitas simplisia
a. Pola Kromatogram
disemprot reagen vanillin asam sulfat dan asam sulfat, dipanaskan pada
plat pemanas. Mengandung terpen jika berwarna merah ungu atau biru
dengan pereaksi asam sulfat 10%. Dalam reagen vanillin asam sulfat jika
spot berwarna biru (saponin) dan jika spot berwarna merah , biru atau
Dragendorf.
berwarna biru-hijau.
Uji flavonoid : digunakan fase gerak kloroform-etilasetat (6 : 4).
jika berfoulorensi pada UV 366 nm (Depkes RI, 2008 & Helmi et al,
2006).
METODE KERJA
KARAKTER JENIS
KARNO(15020170168)
2. ASRA (15020170241)
3. MISRA (15020170195)
JENIS
Pohon -
Merambat -
Herba √
Tunggal
Bentuk Berlekuk menyirip
Pangkal Runcing
Tepi Bergerigi
BUNGA (Flos) -
BUAH (Fructus) -
Uji Organoleptik
a. Uji Rasa
Jika dalam keadaan segar maka sampel lunak dapat diremas kemudian dikecap.
Sampel yang keras dapat dihancurkan terlebih dahulu. Interpretasi rasa pahit
senyawa tanin atau polifenol. Asam memberi petunjuk adanya senyawa asam
karboksilat rendah.
Pengujian
b. Uji Bau
adalah senyawa golongan alkohol, keton dan aldehid dari mono- dan
a. Herbarium Kering
Siapkan sampel yang akan dibuat herbrium kering, cuci dengan alkohol
b. Herbarium Basah
menggunakan air, kemudian beri etiket pada ujung sampel, dan maskkan ke
Tumbuhan apa saja yang dikenal dan digunakan sebagai bahan obat dalam
wilayah tersebut. Urutkan dari yang paling sering digunakan sebagai bahan
Untuk
Ibu Siti Obat
obat
(pohonTin) kurap
bisul
Rata-rata
Pilihan
peringakat
4. Pembuatan Simplisia
a) Pemanenan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersing dan
bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan
dipilih ddengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang
tidak diperlukan.
b) Penanganan Pasca Panen
budidaya atau hasil dari panambangan alam yang fungsinya antara laoin
untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki
c) Penyortiran (segar)
dengan yang muda atau bahan yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil.
d) Pencucian
e) Perajangan
pewadahan setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran atau benda asing,
jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak
dapat berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10%.
serbuk.
g) Penyimpanan
dikehendaki yang tidak tersortir pada saat sortasi basah. Simplisia yang
diperoleh dari wadah yang baik dan disimpan pada tempat yang dapat
tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap memberikan uatu
ruangannya.
a. Pemeriksaan Anatomi
dan buah/biji).
fluroglucin/klorlhidrat
9. Beri keterangan
Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan mikroskopik
1. Saponin
hilang.
2. Flavonoid
3. Alkaloid
4. Tanin
d. Kadar Abu
105°C selama 1 jam lalu ditimbang ssebagai bobot kosong. Sampel yang
awal, kemudian cawan tersebut disimpan dalam tanur pada suhu 550° selama
kumpulkan bagian yang tidak larut asam, saring melalui kertas saring bebas
abu, cuci dengan ari panas, panaskan menggunakan oven hingga bobot
beberapa modifikasi :
4. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C hingga bobot tetap (bobot konstan)
5. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam air terhadap bahan yang
5. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol terhadap bahan
kloroform 1:1 dan ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada lempeng plat
pada plat pemanas. Mengandung terpen jika berwarna merah ungu atau biru
dengn pereaksi asam sulfat 10%. Dan ragen vanilin asam sulfat jika spot
berwarna biru (saponin) dan jika spot berwarna merah, biru atau kuning
(minyak atsiri).
disemprot reagen spesifik FeCl3 dan mengandung fenolik jika spot berwarna
biru-hijau.
g. Susut pengeringan
h. Kadar Air
i. Metabolit Primer
Uji Molisch
asam sulfat pekat hingga timbul “cincin” diantara kedua larutan tersebut.
Uji Barfoed
Uji Benedict
Uji Selliwanof
A. Hasil Pengamatan
Melintang
Daun :
Pemeriksaan Mikroskopik
Daun :
Pemeriksaan Makroskopik
Warna : Hijau
Bentuk : Daun bergerigi
Bau : Khas
Rasa : sepat
Panjang : 8,1 cm
Lebar : 7 cm
Flavonoid : (-) negatif
Tanin : (-) Negatif
Alkaloid : ( +) positif
Identifikasi golongan Saponin : (-) Negatif
Glikosida : (-) Negatif
B. Pembahasan
Pemeriksaan farmakognosi terhadap suatu tumbuhan sangatlah penting
karena dengan jalan ini kita dapat mengetahui bagaimana bentuk dan susunan
Dengan jalan ini pula dapat diketahui zat-zat yang terkandung dalam tanaman
odorata folium).
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapaun juga kecuali dinyataka lain berupa bahan yang
cm.
kimia yang terkandung di dalam simplisia daun kopasanda. Adapun pun hasil
alkaloid.
Karakteristik simplisia meliputi penetapan kadar air, kadar abu total, kadar
abu tidak larut asam, kadar sari larut etanol dan susut pengeringan, dilakukan
pemeriksaan ini juga menentukan jumlah cemaran dan pengotor yang terkandung
pada simplisia.
maksimal kandungan air di dalam simplisia, karena jumlah air yang tinggi dapat
menjadi media tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat merusak senyawa yang
gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
sampai terbentuknya simplisia. Kadar abu total berkaitan dengan mineral baik
eksternal. Sedangkan kadar abu tidak larut asam bertujuan untuk mengetahui
jumlah abu yang diperoleh dari faktor eksternal, bersumber dari pengotor yang
berasal dari pasir atau tanah silikat. Kadar abu total yang diperoleh yaitu 1,152 %.
Penetapan kadar sari larut air dan etanol dilakukan untuk memberikan
gambaran awal jumlah senyawa yang dapat tersari dengan pelarut air dan etanol
dari suatu simplisia. Dari hasil pengujian menunjukkan kadar sari larut air daun
kopasanda memiliki nilai 0,454%, sedangkan kadar sari larut etanol sebesar
3,993%.
batasan maksimal mengenai besarnya senyawa yang hilang pada saat proses
sebesar 41,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah senyawa yang hilang
dalam sampel yang sifatnya relatif, artinya tidak semua tumbuhan memiliki
dll. Sedangkan metabolit primer yaitu senyawa organik yang mutlak terdapat pada
semua jenis tumbuhan, contohnya karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan protein.
timbul cincin pada larutan tersebut. Pada uji molish simplisia negatif
menggandung karbohidrat karna tidak terbentuk cincin dan berwarna ungu, uji
berwarna merah, dan pada uji benedict positif mengandung karbohidrat karena
etilasetat (7:3). Tujuan dari KLT ini adalah untuk memisahkan senyawa dari suatu
sampel dengan menggunakan pelarut tertentu. Prinsip kerjanya adalah partisi dan
adsorbsi. Partisi maksudnya dalam proses KLT ini terjadi pemisahan noda,
sehingga adanya bercak noda pada ujung ujung atas lempeng. Sedangkan adsorbsi
terjadi penyerapan eluen oleh lempeng sehingga dapat memisahkan noda dari titik
chamber. Tujuannya adalah agar tidak mengganggu proses elusi. Pada uji
Herbarium dibagi menjadi dua yaitu herbarium kering dan herbarium basah:
namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen zat dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : Kandungan kimia dari
kopasanda yaitu sebagai obat diabetes dan dapat menghentikan pendarahan ketika
ada luka. Sari larut air 29 %, kadar sari larut etanol 8 %, kadar air 6,5 % dan
B. Saran
Alisi, C.S., Ojiako, O. A., Osuagwu, C. G., Onyeze, G.O.C. 2011. Free Radical
Scavenging and In-vitro Antioxidant Effects of ethanol Extract of the Medicinal
Herb Chromolaena odorata Linn. British Journal of Pharmaceutical research 1
(4): 141-155.
Department Of Natural Resources, Mines And Water, 2006. Siam Weed Declared no 1.
Natural Resources, Mines and Water, Pesr Series, Queensland, Australia.pp. 1–4.
Gunawan, D,dan S, Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1, Penebar
Swadaya, Depok.
hhtps://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt
Irinaty, Rozanna Sri, dan Silvia Reni Yenti, 2016, Pengaruh Perbandingan Pelarut
Ekstrak-Air Terhadap Kadar Tanin Pada sokletasi Daun Kopasanda
(Chromolaena Odorata), Tekni Kimia, Universitas Riau.
Le, T. T. 1995. The 5th European Tissue Repair Society Annual Meeting, Padova, Italy.
Malik, A., dan Roskiana, A., 2018. Penuntun Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Farmakognosi-Fitokimia. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.
Najib, A., dan Roskiana, A., 2018. Penuntun Dan Lembar Kerja Praktikum Farmakognosi
I. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.
Phan, T.T., Wang, L. See, P., Grayer, R. J., Chan, S.Y., Lee, S. T. 2001. Phenolic
Compounds of Chromolaena odorata Protect Cultured Skin Cells from Oxidative
Damage: Implication for Cutaneous Wound Healing. Biol. Pharm. Bull., 24 (12):
1373-1379.
Prawiradiputra, B.R. 2007. Ki Rinyuh (Chromolaena odorata (L) R.M. King dan H.
Robinson): Gulma Padang Rumput yang Merugikan. Buletin Ilmu Peternakan
Indonesia ( WARTAZOA), 17(1).
Surya Saputra, 2017, Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Daun Kirinyuh,
Bulletin Of Research On Spice and Medical Crops, 38(2), 109-110.
Tjitrosoedirdjo, S., Sri, S.T. and Umaly, R.C. (1991) The status of Chromolaena odorata
(L.) R.M. King and H. Robinson in Indonesia. In Proceeding Of The Second
International Workshop On Bio-Control And Management Of Chromolaena
odorata. pp.1-7.Bogor.
Vanderwoude, C.S., J.C. Davis and B. Funkhouser. 2005. Plan for National Delimiting
Survey for Siam weed. Natural Resources and Mines Land Protection Services:
Queensland Government.
LAMPIRAN
Pemeriksaan Anatomi
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan Makroskopik
Sampel Daun Kopasanda (Chromolaena odorata L.)
Kadar Abu
𝑐−𝑎
Kadar abu = 𝑏−𝑎 𝑥 100 %
39,389 37,289
100%
40,389 37,289
0,1
100%
31
3,3%
(𝑎−𝑏)
= 𝑥 100%
𝑐
38,46 37,23
100%
1,774
0,69 100%
69%
5 (𝑎−𝑏)
= 𝑥 100%
𝑐
5(a b)
c
5(33,749 33,6)
5
0,144 100%
14,9%
Kadar Sari Larut Etanol
5 (𝑎−𝑏)
= 𝑥 100%
𝑐
5(32,6 32,4)
5
0,2 100%
20%
Kadar Air
(𝑎−𝑏)
% Kadar air = 𝑥 100 %
𝑐
(𝑎−𝑏)
= 𝑥 100%
𝑐
38,7 38,3
100%
5
0,79
8%
5
Susut Pengeringan
%susut pengeringan
𝑎−𝑏
= 𝑥 100%
𝑐
44,2 34,3
100%
5
4,9
100% 98%
5
Uji Terpeniod
0,5
0,30cm
3,5
Uji Alkaliod
2,8
0,50cm
5,5
Uji Fenolik
2,5
0,45cm
5,5
Uji Flavaniod
2,8
0,50cm
5,5