Anda di halaman 1dari 2

JURNAL

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMI SOLIDA


LARUTAN MOUTHWASH

I. a. Zat Aktif : Tanin


b. Kekuatan Sediaan :
II. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengetahui dan memahami pembuatan formula
sediaan daun salam
2. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi sediaan larutan
daun salam
III. Studi Preformulasi
a. Kelarutan : semua jenis tanin dapat larut dalam air, kelarutannya besar
dan akan bertambah besar apabila dilarutkan dalam air
panas. Begitu pula dalam pelarut organik seperti metanol,
etanol, aseton dan pelarut organik lainnya (Makkar, 1993).
b. pKa : 7,61 (Drugbank, 2019).
c. pH : 4-7 (
d. Ukuran Partikel :
e. Inkompatibilitas : Senyawa tanin inkompatibilitas dengan garam besi(Dennis et
al, 2005).
f. Stabilitas : Tanin tidak stabil pada suhu 98,8°C dan tidak stabil dengan
cahaya (Dennis et al, 2005).
g. Koefisien Partisi : 4,73 dan 13,51 (Drugbank, 2009).
h. Dosis :
i. Efek Farmakologi : Tanin memiliki efek astrigen ketika digunakan secara
internal yakni mengeringkan jaringan ketika terjadi pengurangan sekresi. Secara
eksternal bekerja melalui pembentukan lapisan pelindung sel yang lebih keras.
Tanin juga dapat memberikan efek antivirus dan anti bakteri. Selain itu tanin
bekerja sebagai anti mikroba dengan cara mengkoagulasi atau menggumpalkan
protoplasma kuman sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein kuman
dan pada saluran pencernaan, tanin juga diketahui mampu menggugurkan toksin
yang menyebabkan kerusakan pada dinding sel (Taufik, 2014).
IV. Analisis Permasalahan
1. Ekstrak daun salam mempunyai kandungan kimia yaitu tanin, flavonoid, dan
minyak asiri 0,05 % yang terdiri dari eugenol dan sitral. Dimana secara
farmakologis tanin dan flavonoid mempunyai efek anti-inflamasi dan antimikroba,
sedangkan minyak atsiri mempunyai efek analgesik (Agoes, 2010).
2. Berdasarkan efek farmakologinya ekstrak daun salam dibuat dalam bentuk larutan
mouthwash atau obat kumur. Obat kumur adalah sediaan cair dengan viskositas
yang tidak terlalu kental dan tidak terlalu cair dengan rasa yang enak (Putri, 2008).
3. Keuntungan lain dari sediaan obat kumur/ mouthwash yaitu mudah dibawah
kemana-mana, praktis ketika digunakan sediaan mulut lainnya, misalnya pasta gigi
(Aulton, 2002).
4. Sediaan mouthwash ini merupakan sediaan dengan pembawa atau pelarut air. Air/
aquades digunakan sebagai pelarut dimana tannin yang ada dalam ekstrak daun
salam memiliki kelarutan mudah larut dalam air, air juga dibuat dengan persen
tertinggi dari semua sediaan mouthwash (Anwar, 2012; Rowe, 2009).
5. Untuk menutupi bau tidak enak dari zat aktif, maka ditambahkan mentol sebagai
pengaroma. Mentol dengan konsentrasi 1% selain menjadi pengaroma, mentol juga
memberikan sensasi dingin saat digunakan dengan konsentrasi rendah sudah
menjadi pengaroma yang baik. Selain itu mentol merupakan bahan yang baik
digunakan dalam membantu zat aktif membunuh bakteri dalam rongga mulut
(Anwar, 2012; Rowe, 2009).
6. Karena ekstrak daun salam dibuat dalam bentuk sediaan larutan mouthwash maka
dibutuhkan pengawet sebagai antimikroba untuk mencegah pertumbuhan mikroba.
Pengawet yang digunakan yaitu metil paraben dengan konsentrasi 0,2%. Karena
metil paraben merupakan pengawet yang efektif pada rentang PH yang lebar dan
memiliki aktivitas antimikroba yang lebar (Anwar, 2012; Rowe, 2009).
7. Untuk meningkatkan akseptabilitas dari sediaan maka ditambahkan pewarna.
Pewarna yang digunakan adalah fast green fc yang menghasilkan warna hijau
kebiruan bila didiamkan dalam air (Anwar, 2012).
8. Menurut Combe (1992) salah satu komponen dari obat kumur yaitu astringent.
Adalah bahan yang dapat mengecilkan pori atau jaringan pada rongga mulut.
Astrigent yang biasa digunakan yaitu alkohol karena biasa digunakan sebagai
astringent dan dapat memperpanjang masa simpan obat.
V. Pendekatan Formula

Anda mungkin juga menyukai