Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan memiliki sekitar 17.504 pulau dan garis pantai lebih dari 81.000
km, Indonesia mempunyai potensi sumber daya laut dengan keanekaragaman
hayati yang sangat besar (mega-biodiversity). Sumber daya laut tersebut memiliki
berbagai macam kegunaan dan manfaat, di antaranya untuk makanan, farmasi dan
kosmetik.
Ada berbagai organisme laut diantaranya adalah mikroorganisme, blue
green algae, green algae, brown algae, red algae, sponges, coelenterates,
bryozoans, moluska dan teripang (echinodermata) yang merupakan sumber bahan
aktif yang sangat potensial. Biota laut tersebut dapat menghasilkan berbagai bahan
alami yang bermanfaat, antara lain untuk industri farmasi (seperti antitumor,
antikanker, antibiotik, anti-inflamasi), bidang pertanian (fungisida, pestisida,
growth stimulator), industri kosmetik dan makanan (seperti zat pewarna alami dan
biopolisakarida). Disamping itu juga dapat dihasilkan protein serta bahan diet
sebagai sumber makanan sehat seperti asam lemak tidak jenuh omega-3, vitamin,
asam amino, dan berbagai jenis gula rendah kalori (Dahuri 2003).
Di antara berbagai organisme tersebut, teripang merupakan komoditi
perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan umumnya diperdagangkan dalam
bentuk kering. Teripang mengandung zat-zat aktif yang bermanfaat dalam bidang
farmasi dan kesehatan. Penelitian tentang bahan alami yang dihasilkan oleh
teripang telah dilaporkan oleh beberapa peneliti terdahulu. Kaswandi et al. (2000)
dan Lian et al. (2000) melaporkan bahan aktif yang dihasilkan oleh Holothuria sp.
sebagai antibakteri dan antikapang. Beberapa penelitian teripang yang telah
dilakukan umumnya mengenai bahan aktif sebagai antibakteri atau anti-inflamasi,
sedangkan penelitian tentang kandungan bahan aktif yang dapat digunakan
sebagai senyawa biofarmasi (biopharmaceutical substances) seperti aprodisiaka
(penambah vitalitas laki-laki) belum banyak dilaporkan.
Pemisahan senyawa bioaktif, seperti steroid selama ini umumnya
dilakukan dengan teknik kromatografi. Namun teknik pemisahan tersebut sulit
diterapkan pada skala industri karena mahalnya biaya operasional dan
produktivitasnya yang rendah. Teknik pemisahan dengan membran merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan pada isolasi senyawa bioaktif skala 16
industri. Untuk memisahkan steroid yang mempunyai bobot molekul 300 Da
dapat digunakan membran nanofiltrasi. Membran nanofiltrasi adalah membran
yang mempunyai selektivitas pemisahan pada kisaran bobot molekul partikel 200-
1000 Da. Dengan demikian, maka perlu dilakukan praktikum ini.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui dan memahami metode ekstraksi senyawa steroid pada
teripang (Holothuria)
2. Untuk mengetahui dan memahami cara karakterisasi dan skrining fitokima
pada teripang (Holothuria)
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Metode ekstraksi untuk teripang yang digunakan pada praktikum yaitu,
metode maserasi selama 24 jam dengan 3 kali pengocokan setiap 8 jam
sekali per hari.
2. Pada percobaan ini dilakukan karakterisasi dan skrining fitokimia uji
steroid. Pada uji steroid didapatkan bahwa pada ekstrak simplisia teripang
mengandung senyawa steroid karena berubah warna menjadi hijau.
Sedangkan pada uji karakterisasi simplisia teripang didapatkan hasil uji
makroskopik simplisia teripang berwarna coklat kehitaman, berbau khas
teripang dan berbentuk lonjong. Uji mikroskopik didapatkan ekstrak
teripang terlihat bentuk perforated plate (berlubang-lubang). Uji kadar air
pada teripang sebesar 100% dan kadar abu pada teripang sebesar 7%.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Asisten
Diharapkan kerja sama antara asisten dan praktikan lebih ditingkatkan
dengan banyak memberi materi atau pengetahuan mengenai yang akan
dipraktekan dilaboratorium bahan alam farmasi.
5.2.2 Saran Untuk Laboratorium
Diharapkan untuk dapat menambah jumlah alat-alat laboratorium agar
waktu praktikum lebih efektif.
5.2.3 Saran Untuk Jurusan
Diharapkan adanya penambahan sarana dan prasarana laboratorium agar
lebih lengkap sehingga jalannya praktikum dapat terlaksana dengan baik dan
sesuai dengan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Kaswandi MA, Lian HH, Nurzakiah S, Ridzwan BH, Ujang S, Samsudin MW,
Jasnizat S, Ali AM. 2000. Crystal saponin from three sea cucumber genus
and their potential as antibacterial agents. 9 th Scientific Conference
Electron Microscopic Society, Kota Bharu, Kelantan.

Dahuri, R, 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan


Berkelanjutan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai